Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES PENGESAHAN UUD 1945

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pembimbing: M.Rudi Hartono. SH,MH

KELOMPOK 7

Disusun oleh:

1. Ade Rahmadori 8020170347


2. Bangun Sucipto Aji 8020170282
3. Bayu Aprilliansyah 8020170314
4. Tri Sujatmoko 8020170321
5. Zulfikar 8020170390

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM)


SEMESTER GANJIL/2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,


hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas penyusunan Makalah dengan judul “PROSES
PENGESAHAN UUD 1945”, penulisan Makalah ini, penulis susun dipakai
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila beserta bahan presentasi.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus
dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak selalu penulis harapkan.

KOTA JAMBI, DESEMBER 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 2

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5

A. Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 ............................................................................................................................. 5

1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ........................................ 5

B. PROSES PERUMUSAN DAN PENGSAHAN PANCASILA, UUD


1945........................................................................................................................................... 7

1) Sidang BPUPKI pertama ........................................................................................... 7

2) Piagam Jakarta (22 juni 1945) ................................................................................ 9

3) Sidang BPUPKI ke-2 (10-16 juli1945) .................................................................. 10

4) Sidang PPKI pertama (18 Agustus 1945) ............................................................ 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 12

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 12

B. SARAN .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila, UUD 1945, dan proklamasi merupakan hal terpenting dalam


pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Pancasila dirumuskan oleh para
pendiri Negara untuk menjadi dasar Negara Indonesia. Setiap bangsa
perlu memiliki ideologi bangsa dan Indonesia berbentuk pancasila.
Undang-undang dasar Negara adalah peraturan perundang-undangan
Negara yang tertinggi tingkatnya dalam Negara dan merupakan hukum
dasar Negara yang tertulis.Oleh karna itu penulis membahas masalah ini
karna pentingnya Perumusan dan Pengesahan Pancasila dan UUD’45
dalam Dasar Negara dan Hukum Dasar Negara.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana proses perumsan pancasila dan UUD’45 ?


Bagaimana pengesahan pancasila dan UUD’45 sebagai dasar negara dan
hukum dasar negara atau konstitusi ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia


Tahun 1945

1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945

Penjajahan Belanda ini berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8


Maret . Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun
Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara
Jepang mulai kalah di dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik
simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam
melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak
kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada
tanggal 7 September 1944.

Karena Jepang terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April


1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa
Indonesia, yaitu juanji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam
Maklumat Ganseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer
Jepang di Jawa dan Madura) No. 23.

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan


Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat
dipertimbangkan.

BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, bertepatan


dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis
tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang
ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase
Yosio(orang Jepang). Selain menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso
juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam
sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang
anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari
semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah
perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari
bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka
adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI
sebagai pengamat saja).

Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan


resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi
oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :

Suasana Sidang BPUPKI

Persidangan Resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1


Juni 1945

Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan


sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama
di gedung "Chuo Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung
tersebut merupakan gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam
lembaga "Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda" pada masa
penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal dengan sebutanGedung
Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 – Jakarta. Namun masa
persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang pertama)
diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya,
yakni pada tanggal 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal
1 Juni 1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia,
filsafat negara "IndonesiaMerdeka" serta merumuskan dasar negara
Indonesia.

Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan


BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga
dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7,
Jenderal Izagaki, yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah
ke-16, Jenderal Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa
persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat hari,
hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.

Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan


mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara
Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang
dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus merumuskan dasar negara
Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab
Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

B. PROSES PERUMUSAN DAN PENGSAHAN PANCASILA, UUD


1945

1) Sidang BPUPKI pertama


Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan empat hari berturut-turut,
yang tampil berpidato untuk menyampaikan usulannya antara lain :
· Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
Negara Indonesia sebagai berikut : 1. Peri kebangsaan, 2. Peri
kemanusiaan, 3. Peri ketuhanan, 4. Peri kerakyatan (A. permusyawaratan,
B. perwakilan, C. Kebijaksanaan) 5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).
Selain itu beliau juga menyerahkan usulan tertulis tentang suatu
rancangan sementara berisi rumusan UUD RI dan rancangan itu dimulai
dengan pembukaan yang berisi sebagai berikut :
Untuk membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bengsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menyuburkan hidup kekeluargaan, dan ikut serta mrlaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-
undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dlam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada : ketuhanan yang maha esa, kebangsaan, persatuan Indonesia,
dan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, permusyawaratan
perwakilan, dengan mewujudkn keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Pringgodigdo, A.G: 162)

· Prof. Dr. Soepomo ( 31 Mei 1945)


Beliau mengemukaan teori-teori Negara sebagai berikut : 1. Teori
Negara perseorangan (individualis) yaitu paham yang menyatakan bahwa
Negara adalah masyarakat hukum yang disusun, atas kontrak antara
seluruh individu(paham yang banyak terdapat di eropa dan amerika) 2.
Paham Negara kelas (class theory) teori yang diajarkan oleh Marx, Engels
dan lenn yang mengatakan bahwa Negara adalah alat dari suatu golongan
(suatu klasse) untuk menindas klasse lain 3. Paham Negara integralistik,
yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muler, Hegel. Menurut paham ini
Negara buknla unuk mejamin perseorangan atau golongan akan tetapi
menjamin kepentingan masyrakat seluruhnya sebagi suatu persatuan
· Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan dasar Negara oleh Ir. Soekarno di sampaikan dalam bentuk
lisan. Beliau mengusulkan dasar Negara yang terdiri atas lima prinsip yang
beliau beri nama pacasila atas saran teman beliau. Dan rumusannya
sebagai berikut : 1. Nasionalisme (kebangsan Indonesia) 2.
Internasionalisme (peri kemanusiaan) 3. Mufakat (demokrasi) 4.
Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan yang maha Esa (ketuhanan yang
berkeudayaan). Kemudian menurut beliau pancasila tersebut dapat
diperas menjadi Trisila yang meliputi:
1. Sosio nasionalisme 2. Sosio demokrasi 3. Ketuhanan. Lalu beliau
juga mengusulkan jika terlalu panjang dapat diperas lagi menjadi eka sila
yang intinya adalah gotong-royong.

2) Piagam Jakarta (22 juni 1945)


Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh yang terdiri dari : Ir.
Soekarno, Wachid Hasyim, Mr Muh. Yamin, Mr Maramis, Drs. Moh. Hatta,
Mr. Soebardjo, Kyai Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan
Haji Agus Salim yang juga tokoh Dokuriti Zyunbi Tioosakay mengadakan
pertemuan untuk membahs pidto serta usul-usul mengenai dasar Negara
yang telah dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik. Sembilan tokoh
tersebut dikenal dengan “Panitia Sembilan” setelah mengadakan siding
berhasil menyusun sebuah naskah piagam yag dikenal denga “Piagam
Jakarta”.
Adapun rumusan pancasila yang termuat dalam Piagam Jakarta
antara lain :
· Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
· Kemanusiaan yang adil dan beradab
· Persatuan Indonesia
· Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawarata perwakilan
· Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

3) Sidang BPUPKI ke-2 (10-16 juli1945)


Ada tambahan 6 anggota pada siding BPUPKI kedua ini. Selain itu
Ir Soekarno juga melaporkan hasil pertemuan panitia Sembilan yang telah
mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan
antara golongan Islam dengan golongan kebangsaan. Peretujuan tersebut
tertuang dalam suatu rancangan Pembukaan hukum dasar, rancangan
preambul Hukum dasar yang dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan
Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua tanggal 10 juli 1945. Panitia kecil
badan penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya rancangan preambule yang
disusun oleh panitia Sembilan tersebut.
Dalam sidang ini istilah hukum dasar diganti dengan istilah Undang-
Undang Dasar. Keputusan penting dalam rapat ini anara lain: tanggal 10
juli diambil keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64 suara yang pro
republik 55 orang yang meminta bentuk kerajaan 6 orang adapu bentuk
lain dan blanko 1 orang. Tanggal 11 juli keputusan tentang luas wilayah
Negara. Sebanyak 39 suara memilih daerah Hindia Belanda ditambah
dengan Malaya, Borneo Utara (borneo Inggris), Irian timur, Timor Portugis
dan Pulau-pulau sekitanya.
Keputusan-kepuusan lain yaitu membentuk panitia perancangan
Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membentuk
panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan
juga membentuk panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno
Tjokrosoejoso. Dan pada tanggal 14 Juli Badan Penyelidik bersidang lagi
dan Panitia Perancanga Undang-Undang dasar yang diusulkan terdiri atas
3 bagian, yaitu: 1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan
di muka dunia atas penjajahan Belanda 2. Pembukaan yang didalamnya
terkandung dasar Negara Pancasila dan 3. Pasal-pasal UUD (Pringgodigdo,
1979: 169-170)

4) Sidang PPKI pertama (18 Agustus 1945)


Sebelum sidang resmi dimulai dilakukan pertemuan untuk membahas
beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah pembukan
UUD 1945 yang pada saat itu disebut piagam Jakarta, terutama yang
menyangkut sila pertama pancasila.
Dan sidang yang dihadiri 27 orang ini menghasilkan keputusan-
keputusan sebagai berikut:
· Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi : 1. Setelah melakukan
beberapa perubahan pada piagam Jakarta sehingga dihasilkan
pembukaan Undang-undang Dasar 1945 2. Menetapkan
rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
beberapa perubahan karena berkaitan dengan perubahan
piagam Jakarta, kemudian menjadi Undang-Undang Dasar
1945
· Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan wakil presiden (Drs. Moh.
Hatta)
· Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat
sebagai musyawarah darurat.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses perumusan pancasila, UUD 1945, dan Pengesahan Pancasila
sebagai Dasar negara dan Undang – undang Dasar Negara sebagai
Hukum Dasar Negara atau Konstitusi. Perjuangan yang selama ini
dilakukan bangsa Indonesia telah berbuah hasil dengan adanya
berdirinya Negara republik Indonesia. Untuk mewujudkan suatu Negara
diperlukan adanya dasar Negara dan hukum-hukum yang dirumuskan
para pendiri Negara yang berbentuk pancasila, UUD 1945. Proses yang
dilakukan dengan kerja keras para pendiri Negara kita pada sidang
BPUPKI pertama, sidang BPUPKI ke-2 Piagam Jakarta dan sidang PPKI.
Sedangkan untuk mewujudkan suatu negara perlu adanya dasar
Negara dan Hukum-hukum yang disahkan para pendiri Negara yang
berbentuk Pancasiala dan UUD 1945,melalui beberapa proses.

B. SARAN
Kita harus menyadari pentingnya pancasila, UUD 1945
Pancasila yang merupakan iddeologi bangsa harus kita jaga
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Kabul, Pendidikan Pancasila untuk PerguruanTtinggi. 2009 , Alfabeta :


Bandung,
Kaelan, Pedidikan Pancasila, 2003, Paradigma : Yogyakarta
www.google.com

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/perumusan-dan-pengesahan-
uud-1945.html

http://poetra-buana.blogspot.com/2011/10/pengesahan-dan-pengertian-
pancasila.html

http://plsbersinergi.blogspot.com/2012/12/proses-perumusan-dan-
pengesahan.html

https://chaniagoreginna.wordpress.com/2013/11/06/perumusan-dan-
pengesahan-pancasila-dan-uud45/

Anda mungkin juga menyukai