Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SUBHANALLAHU

WA TA'ALA Karena atas rahmat dan hidayahnya-lah sehingga makalah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seputar proklamasi tahun 1945.

Kami juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada guru pembimbing yang telah

memberikan kami tugas ini, sehingga kami dapat mengetahui apa saja yang terjadi seputar

prolamasi tahun 1945. Makalah ini disusun semaksimal mungkin. Saya menyadari masih

banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun pemaparan materi. Oleh karena itu,

di harapkan pembaca memberikan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan makalah

ini.

Semoga makalah ini memberikan manfaat dan dapat memperluas wawasan pembaca

sesuai dengan harapan.

Kendari, 22 Maret 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. Janji Kemerdekaan..................................................................................................................5
2.2. Pembentukan BPUPKI.............................................................................................................6
2.3. Pembentukan PPKI..................................................................................................................7
Tujuan...............................................................................................................................................8
2.4. Peristiwa Rengasdengklok.......................................................................................................9
2.5. Penyusun Teks Proklamasi....................................................................................................10
2.6. Teks Proklamasi.....................................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................13
3.2. Saran........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh

Amerika Serikat yang mulai menurunkan semangat tentara Jepang. Sehari kemudian, Badan

Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau Dokuritsu Junbi

Cosakai berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),

atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Hal tersebut ditujukan untuk lebih

menegaskan keinginan serta tujuan untuk mencapapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal

9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas kota Nagasaki yang menyebabkan

Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini dimanfaatkan

Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno dan Hatta selaku pimpinan

PPKI beserta Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke

Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang

sedang diambang kekalahan dan akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara

pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa

Jepang telah menyerah kepada sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah

Jepang. Tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,

mengatakan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat. Bahwa pemerintah

Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi

kemerdekaan bisa dilaksanakan dalam beberapa hari. Dua hari kemudian, saat Soekarno,

Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutah Syahrir mendesak agar Soekarno

3
segera memproklamasikan kemerdekaaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat

sebagai tipu muslihat Jepang.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk lebih membatasi pembahasan dalam makalah ini, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa isi janji kemerdekaan ?

2. Kapan Pembentukan BPUPKI ?

3. Kapan Pembentukan PPKI?

4. Bagaimana Peristiwa Rengasdengklok?

5. Siapa Penyusun teks proklamasi?

6. Apa isi teks Proklamasi?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Janji Kemerdekaan

Janji Koiso adalah sebuah pernyataan politik yang dikeluarkan oleh Perdana

Menteri Kekaisaran Jepang Kuniaki Koiso setelah dirinya menggantikan posisi Hideki

Tojo sebagai Perdana Menteri. Pernyataan politik ini dikeluarkan pada 7 September 1944

dalam sidang istimewa ''Teikoku Ginkai'' ke 85 di Ibu kota Kekaisaran Jepang, Tokyo. Isi

daripada pengumuman ini adalah Kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan

bagi Bangsa Indonesia suatu hari. Setelah Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji itu,

tentara pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia mulai melonggarkan pengawasan

mereka terhadap Kaum Pergerakan Kemerdekaan, khususnya kaum nasionalis, tetapi tidak

bagi kelompok sayap kiri atau komunis. Kemudian, Kekaisaran Jepang juga mulai

membentuk berbagai macam organisasi yang menjadi wadah bagi para tokoh

pergerakan Kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo,

dan lainnya. Harapan Perdana Menteri Koiso dengan diumumkannya janji ini adalah

agar Indonesia mau membantu Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II - yang mulai

menunjukkan kekalahan bagi pihak Poros - sebagai bentuk ucapan terima kasih, meskipun

akhirnya janji ini tidak terealisasi karena Amerika Serikat berhasil mempercepat selesainya

perang dengan Bom Hiroshima dan Bom Nagasaki.

5
2.2. Pembentukan BPUPKI

BPUPKI terbentuk saat Jepang mulai menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda

menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942. Kedatangan

Jepang semula disangka baik oleh bangsa Indonesia. Namun, tidak berselang

lama Jepang kalah oleh sekutu (Inggris, Amerika Serikat, Belanda). Hal tersebut

membuat Jepang mulai mencari cara untuk mendapat bantuan dari pihak Indonesia.

Akhirnya Jepang Jepang mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan

Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) untuk

menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan. BPUPKI direalisasikan, pada tanggal 29

April 1945. Secara resmi BPUPKI dilantik oleh Jepang, dengan anggota berjumlah 62 orang.

yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang anggota perwakilan dari Jepang.

Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu

Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.

Tugas BPUPKI diantaranya adalah :

- Membahas dan menyusun Dasar Negara Indonesia.

- Setelah sidang pertama, tugas BPUPKI adalah membentuk reses dalam waktu satu bulan.

- Membentuk panitia kecil atau panitia delapan yang mempunyai tugas untuk menampung
saran-saran serta konsep dasar negara dari para anggota.

- Membantu panitia sembilan dan juga panitia kecil.

- Panitia sembilan membuat Jakarta Charter atau dalam bahasa Indonesia adalah Piagam
Jakarta.

6
Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, membahas

tentang dasar negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945

dengan membahas rancangan Undang-Undang Dasar.Pada pelaksanaan sidang tidak resmi

hanya dihadiri oleh 38 orang. kegiatan ini berlangsung di masa reses antara sidang pertama

dan sidang kedua, tujuannya untuk membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 yang dipimpin oleh anggota BPUPKI Ir. Soekarno. Sidang BPUPKI dilaksanakan di

gedung ”Chuo Sangi In”, dan kini gedung itu dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.

2.3. Pembentukan PPKI

Setelah menyelesaikan tugasnya, pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI resmi

dibubarkan. Sebagai gantinya PPKI pun resmi terbentuk pada tanggal yang sama. Kemudian

pada 9 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat

menemui Panglima Tertinggi Mandala Selatan, Jenderal Terauchi di Dalat Saigon (Vietnam

Selatan). Kepada ketiga pemimpin ini, Jenderal Terauchi menyampaikan bahwa pemerintah

Jepang telah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pelaksanaannya

dapat dilakukan segera setelah persiapan selesai. Jenderal Terauchi juga menyetujui

pembentukan PPKI yang anggotanya sesuai dengan anggota BPUPKI serta menunjuk Ir.

Soekarno sebagai ketua dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Dalam kesempatan itu

Jenderal Terauchi juga menegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah seluruh bekas wilayah

Hindia Belanda. Awalnya keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang, namun oleh pemimpin

Indonesia ditambah lagi enam orang dari berbagai daerah tanpa persetujuan Jepang. Hal itu

dikarenakan para pemimpin menganggap PPKI milik bangsa Indonesia dan dengan tambahan

anggota tersebut, PPKI pun dapat dianggap sebagai wakil dari seluruh bangsa Indonesia.

7
Tujuan PPKI di antaranya adalah:

- Melanjutkan tugas-tugas dari organisasi sebelumnya (BPUPKI) yakni untuk menyegerakan


proklamasi kemerdekaan Indonesia

- Membahas hal-hal praktis lainnya yang berhubungan dengan negara Indonesia. Mulai dari
penetapan dasar negara, hingga pembentukan lembaga negara.

Setelah PPKI dibentuk tanggal 7 Agustus 1945, kemudian mengadakan sidang pertama pada
18 Agustus 1945. Sidang menghasilkan beberapa poin penting, di antaranya:

- Mengesahkan UUD 1945

- Memilih Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden

- Pembentukan Komite nasional untuk membantu tugas Presiden sementara sebelum


terbentuknya MPR dan DPR

Tak berhenti di situ, persiapan untuk membentuk sistem negara pun dilanjutkan dengan
sidang PPKI kedua pada tanggal 19 Agustus 1945, dengan hasil:

- Pembagian wilayah Indonesia terdiri atas 8 Provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil yang masing-
masing dipimpin oleh Gubernur

- Pembentukan Komite Nasional (daerah)

- Menetapkan 12 departemen beserta menteri untuk mengepalai departemen dan 4 menteri


agama

Kemudian dilanjutkan dengan sidang PPKI ketiga atau sidang terakhir pada tanggal 20

Agustus 202p1 yang menghasilkan:

- Pembentukan Komite Nasional

- Membentuk Partai Nasional Indonesia

- Membentuk Badan Keamanan Rakyat

Setelah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 29 Agustus 1945 PPKI resmi dibubarkan oleh
pemerintah.

8
2.4. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah

pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng

31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul

03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian

didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan

terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta

Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan

terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Menghadapi desakan

tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul

dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah

direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung

rencana tersebut. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan

Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (yang

sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur

No. 56. Akhirnya, dipilihlah rumah Bung Karno karena di Lapangan IKADA sudah tersebar

bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara Jepang sudah

berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan

teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Teks

Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Bendera Merah

Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus,

sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia. Karena tidak mendapat berita

dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di

Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad

Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput

9
Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan

Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.

56. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta. Keesokan

harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan

dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti

Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor

Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

2.5. Penyusun Teks Proklamasi

Penyusunan teks proklamasi diawali dengan peristiwa Rengasdengklok dimana para

pemuda "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke suatu wilayah di Karawang, Jawa

Barat, yang bernama Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke

Rengasdengklok pada 16 Agustus, tepat sehari sebelum pembacaan teks proklamasi. Namun

Bung Karno dan Bung Hatta berhasil meyakinkan para pemuda untuk membawa mereka

kembali ke Jakarta. Achmad Soebardjo membawa kedua pemimpin negara itu menuju rumah

Laksamana Maeda. Di sana lah teks proklamasi disusun. Rumah Laksamana Maeda dipilih

sebagai tempat menyusun naskah proklamasi lantaran memiliki hak imunitas dari

pemeriksaan tentara Jepang. Naskah proklamasi merupakan buah pikir utama tiga tokoh

yakni Bung Hatta, Bung Karno, dan Achmad Soebardjo. Selain mereka, para tokoh pemuda

seperti Sukarni, Sudiro, dan BM Diah juga turut menyaksikan. Adapun dari pihak Jepang

yang menyaksikan ialah S. Miyoshi dan S. Nishijima. Mulanya Bung Karno mempersilakan

Bung Hatta menyusun draf awal naskah proklamasi tersebut. "Aku persilakan Bung Hatta

menyusun teks ringkas itu sebab bahasanya kuanggap yang terbaik. Sesudah itu kita

persoalkan bersama-sama. Setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang

lengkap yang sudah hadir di tengah," ujar Bung Karno sebagaimana dikutip dari autobiografi

Bung Hatta yang berjudul "Untuk negeriku Sebuah Autobiografi". Bung Hatta pun setuju. Ia

10
lantas meminta Bung Karno menuliskan apa yang ia diktekan sebagai draf awal teks

proklamasi. Usai menulis apa yang didiktekan Bung Hatta, Bung Karno bersama peserta

rapat lainnya membahas naskah tersebut. Begitu selesai, mereka membacakannya kepada

seluruh peserta rapat dan meminta persetujuan. Seluruh peserta rapat pun setuju dengan

naskah tersebut. Bung Hatta lalu meminta semua peserta rapat menandatangani naskah

tersebut sebagai bukti siapa saja yang terlibat dalam peristiwa penyusunan teks proklamasi

dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mendengar usulan Bung Hatta seluruh

peserta rapat tiba-tiba terdiam. Sukarni lalu memecah kesunyian dan berbicara. Ia

mengusulkan agar cukup Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani naskah tersebut.

Dan pembacaan naskah yang mereka susun semalam berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur

No. 56 pada 17 Agustus, tepat pukul 10.00 WIB diiringi dengan pengibaran Sang Saka

Merah Putih.

2.6. Teks Proklamasi

Naskah pro
klamas i tulisan tan
gan Ir. Soekarno:

"Proklamasi.

Kami,

Bangsa Indonesia de

ngan ini

menjatakan

kemerd ekaan Indon

11
esia. Hal2 yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara

saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, 17-08-'05 wakil-wakil

bangsa Indonesia,"

Naskah proklamasi yang diketik Sayuti Melik:

"Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal

jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan

dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Atas nama

bangsa Indonesia, Soekarno/Hatta,".

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs.

Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari

tekad dan kehendak Bangsa Indonesia yang ingin terlepas dari belenggu penjajahan oleh

pihak asing serta menandai lahirnya sebuah bangsa baru yang merdeka dan berdaulat.

Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan tersebut disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh

lapisan masyarakat Indonesia tidak terkecuali masyarakat Cimahi. Negara Indonesia yang

berbentuk Republik telah diakui secara politik dan hukum internasional.

3.2. Saran

Kemerdekaan yang telah diraih Bangsa Indonesia tidak dengan mudah diperoleh namun

butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar dari para pejuang. Pematangsiantar memilki

peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Diharapkan agar lebih


12
memasyarakatkan peristiwa ini kepada kepada masyarakat karena umumnya orang selalu

senantiasa mengacu kepada beberapa peristiwa penting lainnya yang ada 88 di pulau Jawa.

Ini dapat diperhatikan di beberapa literatur yang ada, biasanya mengambil referensi dari

pulau Jawa saja. Sehingga perlu adanya pemikiran yang berwenang dalam hal pemerintah

daerah untuk membahas permasalahan seperti ini.

Daftar Pustaka

 BUKU PAKET SEJARAH INDONESIA

 https://www.yuksinau.id/proklamasi-kemerdekaan-indonesia/

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Janji_Koiso

 https://beritasubang.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1332918253/jelaskan-

pembentukan-bpupki-pembahasan-uji-kompetensi-11-ppkn-kelas-7?page=3

 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5623656/ppki-dibentuk-tanggal-berapa-ini-

sejarah-dan-tujuannya/amp

 https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok

 https://nasional.kompas.com/read/2021/04/20/21211151/penyusunan-teks-

proklamasi-yang-dibarengi-sahur-bersama?amp=1&page=2

13

Anda mungkin juga menyukai