WA TA'ALA Karena atas rahmat dan hidayahnya-lah sehingga makalah ini dapat
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seputar proklamasi tahun 1945.
Kami juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada guru pembimbing yang telah
memberikan kami tugas ini, sehingga kami dapat mengetahui apa saja yang terjadi seputar
prolamasi tahun 1945. Makalah ini disusun semaksimal mungkin. Saya menyadari masih
banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun pemaparan materi. Oleh karena itu,
di harapkan pembaca memberikan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat dan dapat memperluas wawasan pembaca
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. Janji Kemerdekaan..................................................................................................................5
2.2. Pembentukan BPUPKI.............................................................................................................6
2.3. Pembentukan PPKI..................................................................................................................7
Tujuan...............................................................................................................................................8
2.4. Peristiwa Rengasdengklok.......................................................................................................9
2.5. Penyusun Teks Proklamasi....................................................................................................10
2.6. Teks Proklamasi.....................................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................13
3.2. Saran........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan semangat tentara Jepang. Sehari kemudian, Badan
atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Hal tersebut ditujukan untuk lebih
menegaskan keinginan serta tujuan untuk mencapapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas kota Nagasaki yang menyebabkan
Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini dimanfaatkan
Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang
sedang diambang kekalahan dan akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara
pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah
Jepang. Tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
kemerdekaan bisa dilaksanakan dalam beberapa hari. Dua hari kemudian, saat Soekarno,
Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutah Syahrir mendesak agar Soekarno
3
segera memproklamasikan kemerdekaaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Janji Koiso adalah sebuah pernyataan politik yang dikeluarkan oleh Perdana
Menteri Kekaisaran Jepang Kuniaki Koiso setelah dirinya menggantikan posisi Hideki
Tojo sebagai Perdana Menteri. Pernyataan politik ini dikeluarkan pada 7 September 1944
dalam sidang istimewa ''Teikoku Ginkai'' ke 85 di Ibu kota Kekaisaran Jepang, Tokyo. Isi
daripada pengumuman ini adalah Kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan
bagi Bangsa Indonesia suatu hari. Setelah Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji itu,
mereka terhadap Kaum Pergerakan Kemerdekaan, khususnya kaum nasionalis, tetapi tidak
bagi kelompok sayap kiri atau komunis. Kemudian, Kekaisaran Jepang juga mulai
membentuk berbagai macam organisasi yang menjadi wadah bagi para tokoh
dan lainnya. Harapan Perdana Menteri Koiso dengan diumumkannya janji ini adalah
agar Indonesia mau membantu Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II - yang mulai
menunjukkan kekalahan bagi pihak Poros - sebagai bentuk ucapan terima kasih, meskipun
akhirnya janji ini tidak terealisasi karena Amerika Serikat berhasil mempercepat selesainya
5
2.2. Pembentukan BPUPKI
BPUPKI terbentuk saat Jepang mulai menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda
menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942. Kedatangan
Jepang semula disangka baik oleh bangsa Indonesia. Namun, tidak berselang
lama Jepang kalah oleh sekutu (Inggris, Amerika Serikat, Belanda). Hal tersebut
membuat Jepang mulai mencari cara untuk mendapat bantuan dari pihak Indonesia.
April 1945. Secara resmi BPUPKI dilantik oleh Jepang, dengan anggota berjumlah 62 orang.
yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang anggota perwakilan dari Jepang.
Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu
- Setelah sidang pertama, tugas BPUPKI adalah membentuk reses dalam waktu satu bulan.
- Membentuk panitia kecil atau panitia delapan yang mempunyai tugas untuk menampung
saran-saran serta konsep dasar negara dari para anggota.
- Panitia sembilan membuat Jakarta Charter atau dalam bahasa Indonesia adalah Piagam
Jakarta.
6
Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, membahas
tentang dasar negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945
hanya dihadiri oleh 38 orang. kegiatan ini berlangsung di masa reses antara sidang pertama
dan sidang kedua, tujuannya untuk membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang dipimpin oleh anggota BPUPKI Ir. Soekarno. Sidang BPUPKI dilaksanakan di
gedung ”Chuo Sangi In”, dan kini gedung itu dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.
dibubarkan. Sebagai gantinya PPKI pun resmi terbentuk pada tanggal yang sama. Kemudian
pada 9 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat
menemui Panglima Tertinggi Mandala Selatan, Jenderal Terauchi di Dalat Saigon (Vietnam
Selatan). Kepada ketiga pemimpin ini, Jenderal Terauchi menyampaikan bahwa pemerintah
dapat dilakukan segera setelah persiapan selesai. Jenderal Terauchi juga menyetujui
pembentukan PPKI yang anggotanya sesuai dengan anggota BPUPKI serta menunjuk Ir.
Soekarno sebagai ketua dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Dalam kesempatan itu
Jenderal Terauchi juga menegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah seluruh bekas wilayah
Hindia Belanda. Awalnya keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang, namun oleh pemimpin
Indonesia ditambah lagi enam orang dari berbagai daerah tanpa persetujuan Jepang. Hal itu
dikarenakan para pemimpin menganggap PPKI milik bangsa Indonesia dan dengan tambahan
anggota tersebut, PPKI pun dapat dianggap sebagai wakil dari seluruh bangsa Indonesia.
7
Tujuan PPKI di antaranya adalah:
- Membahas hal-hal praktis lainnya yang berhubungan dengan negara Indonesia. Mulai dari
penetapan dasar negara, hingga pembentukan lembaga negara.
Setelah PPKI dibentuk tanggal 7 Agustus 1945, kemudian mengadakan sidang pertama pada
18 Agustus 1945. Sidang menghasilkan beberapa poin penting, di antaranya:
- Memilih Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden
Tak berhenti di situ, persiapan untuk membentuk sistem negara pun dilanjutkan dengan
sidang PPKI kedua pada tanggal 19 Agustus 1945, dengan hasil:
- Pembagian wilayah Indonesia terdiri atas 8 Provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil yang masing-
masing dipimpin oleh Gubernur
Kemudian dilanjutkan dengan sidang PPKI ketiga atau sidang terakhir pada tanggal 20
Setelah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 29 Agustus 1945 PPKI resmi dibubarkan oleh
pemerintah.
8
2.4. Peristiwa Rengasdengklok
pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian
terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta
Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan
terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Menghadapi desakan
tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul
dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah
direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung
Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (yang
sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur
No. 56. Akhirnya, dipilihlah rumah Bung Karno karena di Lapangan IKADA sudah tersebar
bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara Jepang sudah
teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Teks
Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus,
sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia. Karena tidak mendapat berita
dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di
Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad
9
Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan
Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.
56. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta. Keesokan
Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor
Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
pemuda "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke suatu wilayah di Karawang, Jawa
Barat, yang bernama Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke
Rengasdengklok pada 16 Agustus, tepat sehari sebelum pembacaan teks proklamasi. Namun
Bung Karno dan Bung Hatta berhasil meyakinkan para pemuda untuk membawa mereka
kembali ke Jakarta. Achmad Soebardjo membawa kedua pemimpin negara itu menuju rumah
Laksamana Maeda. Di sana lah teks proklamasi disusun. Rumah Laksamana Maeda dipilih
sebagai tempat menyusun naskah proklamasi lantaran memiliki hak imunitas dari
pemeriksaan tentara Jepang. Naskah proklamasi merupakan buah pikir utama tiga tokoh
yakni Bung Hatta, Bung Karno, dan Achmad Soebardjo. Selain mereka, para tokoh pemuda
seperti Sukarni, Sudiro, dan BM Diah juga turut menyaksikan. Adapun dari pihak Jepang
yang menyaksikan ialah S. Miyoshi dan S. Nishijima. Mulanya Bung Karno mempersilakan
Bung Hatta menyusun draf awal naskah proklamasi tersebut. "Aku persilakan Bung Hatta
menyusun teks ringkas itu sebab bahasanya kuanggap yang terbaik. Sesudah itu kita
persoalkan bersama-sama. Setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang
lengkap yang sudah hadir di tengah," ujar Bung Karno sebagaimana dikutip dari autobiografi
Bung Hatta yang berjudul "Untuk negeriku Sebuah Autobiografi". Bung Hatta pun setuju. Ia
10
lantas meminta Bung Karno menuliskan apa yang ia diktekan sebagai draf awal teks
proklamasi. Usai menulis apa yang didiktekan Bung Hatta, Bung Karno bersama peserta
rapat lainnya membahas naskah tersebut. Begitu selesai, mereka membacakannya kepada
seluruh peserta rapat dan meminta persetujuan. Seluruh peserta rapat pun setuju dengan
naskah tersebut. Bung Hatta lalu meminta semua peserta rapat menandatangani naskah
tersebut sebagai bukti siapa saja yang terlibat dalam peristiwa penyusunan teks proklamasi
peserta rapat tiba-tiba terdiam. Sukarni lalu memecah kesunyian dan berbicara. Ia
mengusulkan agar cukup Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani naskah tersebut.
Dan pembacaan naskah yang mereka susun semalam berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56 pada 17 Agustus, tepat pukul 10.00 WIB diiringi dengan pengibaran Sang Saka
Merah Putih.
Naskah pro
klamas i tulisan tan
gan Ir. Soekarno:
"Proklamasi.
Kami,
Bangsa Indonesia de
ngan ini
menjatakan
11
esia. Hal2 yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
bangsa Indonesia,"
"Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal
jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Atas nama
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari
tekad dan kehendak Bangsa Indonesia yang ingin terlepas dari belenggu penjajahan oleh
pihak asing serta menandai lahirnya sebuah bangsa baru yang merdeka dan berdaulat.
Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan tersebut disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia tidak terkecuali masyarakat Cimahi. Negara Indonesia yang
3.2. Saran
Kemerdekaan yang telah diraih Bangsa Indonesia tidak dengan mudah diperoleh namun
butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar dari para pejuang. Pematangsiantar memilki
senantiasa mengacu kepada beberapa peristiwa penting lainnya yang ada 88 di pulau Jawa.
Ini dapat diperhatikan di beberapa literatur yang ada, biasanya mengambil referensi dari
pulau Jawa saja. Sehingga perlu adanya pemikiran yang berwenang dalam hal pemerintah
Daftar Pustaka
https://www.yuksinau.id/proklamasi-kemerdekaan-indonesia/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Janji_Koiso
https://beritasubang.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1332918253/jelaskan-
pembentukan-bpupki-pembahasan-uji-kompetensi-11-ppkn-kelas-7?page=3
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5623656/ppki-dibentuk-tanggal-berapa-ini-
sejarah-dan-tujuannya/amp
https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/20/21211151/penyusunan-teks-
proklamasi-yang-dibarengi-sahur-bersama?amp=1&page=2
13