Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASA PENJAJAHAN JEPANG, KRONOLOGIS SEJARAH

PERUMUSAN PEMBUKAAN DAN PASAL-PASAL UUD 1945,

KEDUDUKAN DAN MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pancasila

DOSEN PENGAMPU : Sukadi, S.Pd

Disusun Oleh :

1. Armanda

2. Misbahul Munir

3. Susilo Pranoto

4. Trisni Asih

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) AL-HIKMAH


BUMI AGUNG PISANG BARU WAY KANAN
LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat rahmat

dankarunia-Nyalah, sehingga makalah ini bisa selesai di susun. Makalah ini di ajukan

untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila, pada semester I tahun 2022.

Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan.Oleh karena itu kami mengharapkan Kritik dan Saran yang membangun

dari semua pihak para membaca makalah inidemi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi semua pihak

yang membacanya.Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya makalah ini.

Cahaya Mas, 31 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1. Latar Belakang.................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah............................................................................... 5
3. Tujuan................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6
A. Masa Penjajahan Jepang........................................................................... 6
1. Propaganda Pemerintah Militer Jepang.............................................. 7
2. Dampak Negatif Penjajahan Jepang.................................................. 7
3. Dampak Positif Penjajahan Jepang..................................................... 8
B. Kronologi Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945 9
1. Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945............. 9
2. Pengertian UUD 1945........................................................................ 10
C. Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945.................................... 11
1. Pokok-Pokok Pemikiran UUD 1945................................................... 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 14
1. Kesimpulan............................................................................................ 14
2. Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, propaganda merupakan hal yang tidak
bisa terlepas dari masa itu, dan propaganda dijadikan sebagai upaya untuk menarik kerja
sama dengan rakyat dan juga sebagai upaya Jepang untuk meredam perlawanan rakyat.
Propaganda dijadikan sebagai instrumen penting dalam upaya perang Jepang dan hampir di
semua wilayah yang diduduki oleh Jepang. Untuk dapat menguasai Indonesia, Jepang
memiliki dua asas penting yakni bagaimana menarik hati rakyat menjinakkan mereka dapat
memobilisasi seluruh rakyat untuk kepentingan perang Jepang (Putri, 2018:17). Pada era
penjajahan Jepang, di Indonesia terdapat tiga pemerintahan militer yaitu (1) Pemerintahan
Militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatera dengan pusatnya di Bukittinggi,
(2) Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-16) untuk Jawa dan Madura dengan
pusatnya di Jakarta, (3) Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) untuk
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makasar (Djoened Marwati,
1984:5).
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang
terdapat di dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat yang
dijelaskan didalam batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak
empat kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi
penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Sehingga tidak ada
celah untuk melakukan pelanggaran terhadapnya.
Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang
terjadi selama masa pemerintahan orde lama dan baru, sehingga kehidupan ketatanegaraan
berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden. Karena latar
belakang inilah, UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak dapat diganggu
gugat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3 menegaskan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum. Artinya sebagai negara hukum
menegaskan bahwa segala tindakan pemerintah dan rakyatnya harus berlandaskan atas
4
hukum. Paham negara hukum dalam khazanah negara hukum tidak dapat dipisahkan dari
paham kerakyatan, karena pada hakikatnya hukum yang mengatur dan membatasi
kekuasaan Negara (pemerintahan) dipahami sebagai hukum yang membingkai atas dasar
kekuasaan yang bersumber dari kedaulatan rakyat, dengan kata lain meminjam istilah yang
sering dilafalkan oleh para ahli hukum yakni rechstaat dan rule of law .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masa Penjajahan Jepang?
2. Bagaimana Kronologis Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal UUD 1945?
3. Bagaimana Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945?
C. Tujuan
1. Mengetahui Masa Penjajahan Jepang.
2. Memahami Kronologis Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal UUD 1945.
3. Memahami Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Penjajahan Jepang
Pada awal pertempuran, Jepang berhasil menguasai pertempuran di Asia Timur
Raya di kawasan pasifik, yaitu melalui sebuah serangan cepat di Pearl Harbour. Serangan
tersebut mengantarkan Jepang menguasai kawasan strategis tersebut, termasuk Indonesia.
Jepang mempropagandakan sebagai saudara tua bangsa Indonesia untuk memikat
hati rakyat Indonesia. Mereka bertujuan untuk menggalang kekuatan rakyat untuk
memenangkan pertempuran dunia terutama di kawasan pasifik. Mereka
mempropagandakan bahwa pada masa pemerintahannya, bangsa Indonesia akan
mendapatkan kejayaan, dan kemerdekaan. Pembahasan lebih mendetail bisa di baca di
artikel Gerakan Tiga A dan Putera masa Jepang
Jepang sebagai saudara tua akan membantu Indonesia mencapai kemerdekaan.
Mereka juga menyatakan Pan Asia, yaitu persatuan seluruh Asia di bawah pimpinan
negara Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jepang membentuk pemerintahan militer
dan pemerintahan sipil melalui berbagai program.

Berikut merupakan propaganda pemerintah militer Jepang (Dai Nippon)


berdasarkan peraturan UU no 2 tanggal 8 September 1942:

1. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichi-u)

2. Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang


pelindung Asia)

3. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.

4. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji

5. Menarik simpati organisasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).

6. Melancarkan politik dumping

7. Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno,


Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh-tokoh tersebut
dari penahanan Belanda.

8. Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa


pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

6
9. Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler
dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada
Jepang.

10. Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri
dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan
perusahaan).

11. Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan
kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa
menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah
Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada
Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah
pemerintahan militer:

12. Daerah bagian tengah meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara
keenambelas dengan kantor pusat di Batavia (Jakarta).

13. Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi
dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.

14. Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian
Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan


perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi
pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou
Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan
militer yakni:

1. Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan


Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh
Hitoshi Imamura.

2. Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat


Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima
dipimpin oleh Jendral Tanabe.

3. Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi,


Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang
dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin

7
Laksamana Maeda. Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia
Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.

Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik


dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi
di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang.

Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan
sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan
jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).

Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan


menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga
potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain sebagai berikut:

1. Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional


dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
2. Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk
kepentingan bersama.
3. Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
4. Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga
(RT) atau Tonarigumi
5. Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem
pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi pangan.
6. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dari sini muncullah ide Pancasila.
7. Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia
demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan
modal untuk berperang.
8. Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan diperkenalkannya
kegiatan upacara dalam sekolah.
Dampak Negatif Sejarah Indonesia Masa Pendudukan Jepang sebagai berikut:
1. Penghapusan semua organisasi politik
8
2. Romusha (kerja paksa)
3. Krisis ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan disalurkannya uang
pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
4. Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah
5. Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah
pengawasan Jepang.
6. Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan,
pemerkosaan (banyak gadis pribumi yang diculik untuk melayani kebutuhan
biologis tentara Jepang; mereka disebut jugun ianfu) dan lain-lain.
7. Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan
pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
8. Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

B. Kronologis Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945


1. Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945
Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945
sampai 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi
tyoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta
sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari
Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan
Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan
nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945. Eksistensi
Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang
sangat panjang hingga akhirnya diterima oleh seluruh rakyat sebagai landasan hukum
sebagai pelaksana kenegaraan di Indonesia.1
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji
Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji
tersebut antara lain berisi “Sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia
Timur Raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari
kekuasaan pemerintah Hindia-Belanda. Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan

1
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI,(Yogyakarta:
Samudra Biru), 2018. Hlm. 51
9
angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan
penjajahan Belanda”.
Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi
nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga
lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus
1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan
beberapakeputusan sebagai berikut:2
a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil
dari rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal
22 Juni 1945.
b. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni
1945.
c. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden
dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan
presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang kemudian menjadi komite Nasional.
d. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang- Undang Dasar
1945 itu, maka secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab
syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
1) Rakyat, yaitu bangsa Indonesia.
2) Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke
merauke yang terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil.
3) Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4) Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk
pimpinan pemerintahan Negara.
2. Pengertian UUD 1945
UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam
Negara dan merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang
harus ditaati. Hukum dasar Negara meliputi keseluruhan system ketatanegaraan yang
berupa kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur pemerintahannya.
UUD merupakan dasar tertulis (convensi). Oleh karena itu UUD menurut sifat dan
2
Budiyanto. Kewarganegaraan. (Jakarta : Erlangga. 2005), Hlm. 56
10
fungsinya adalah suatu naska yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara
kerja badan tersebut.3
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan
dalam suatu Negara. UUD disebutkan bersifat singkat dan super karena hanya memuat
37 pasal adapun pasal-pasal yang lain, hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.4
Yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan
naskah yang terdiri dari Pembukaan dan pasal-pasal (Pasal II Aturan Tambahan).
Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan dari
Pancasila, dan Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I
sampai dengan Bab XVI) dan 72 pasal (pasal 1 sampai dengan pasal 37), ditambah
dengan 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IVtentang DPA
dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi merupakan kesatuan UUD
1945.
Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kebulatan yang utuh,
dengan kata lain merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan. Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam “Berita Republik
Indonesia” Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946, suatu penerbitan
resmi Pemerintah RI. Sebagaimana kita ketahui Undang-Undang Dasar 1945 itu telah
ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoneisa (PPKI) dan mulaiberlaku
pada tanggal 18 Agustus 1945. Rancangan UUD 1945 dipersiapkan oleh suatu badan
yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai, suatu badan bentukan Pemerintah
Penjajah Jepang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka
persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma, dan aturan-aturan yang
harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas. Undang-undang
Dasar bukanlah hokum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis.

3
Kaelan. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: Paradigma. 2008), Hlm. 178
4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/ MI kelas Rendah, (Bandung:Manggu Makmur
Lanjung Lestari ),2019. Hlm: 209.
11
Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah
haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004).
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan
yang tertinggi. Dalam hubungan iniUUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat
kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah
norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.
Pokok – Pokok pemikiran UUD :
1. Pokok pikiran pertama:
Negara begitu bunyinya ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ dalam pengertian ini diterima
pengertian Negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
seluruhnya.5
Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham
perseorangan. Negara menurut pengertian ini menghendaki persatuan meliputi
segenap bangsa Indonesia, seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh
dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian
yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap warganegara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun
perseorangan. Jadi negara wajib mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan
kepentingan sendiri.
2. Pokok pikiran kedua:
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, ini
merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan

5
Iqbal: Pokok Pemikiran yang terdapat pada UUD 1945. Tersedia Secara Onlindi :www.academia
education..Oktober 2019
12
keadilan social dalam kehidupan masyarakat. Jadi kita harus menghormati hak setiap
orang karena setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
3. Pokok pikiran ketiga:
Yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, Negara yang berkedaulatan
rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu
sistem negara yang termasuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan
kedaulatan rakyat dan berdasar asas permusyawaratan perwakilan.
Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran ‘kedaulatan
rakyat’ yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun hasil amandemen UUD 1945 yang
tercantum dalam Pasal 6A ‘Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat’. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan kedaulatan
rakyat yang tadinya dilakukan sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi indonesia
adalah negara demokrasi yang berasaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
4. Pokok pikiran keempat:
Yang terkandung dalam “Pembukaan “ negara berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” jadi kita harus taqwa kepada tuhan yang maha
esa. Ini membuktikan bahwa pokok pikiran ini merupakan dasar falsafat negara
Pancasila.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

13
UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam Negara
dan merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus
ditaati. Hukum dasar Negara meliputi keseluruhan system ketatanegaraan yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur mpemerintahannya. UUD
1945 berisi norma-norma, dan aturanaturan myang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
semua komponen tersebut di atas.
Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu
hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum
tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undangundang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah
haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap makalah ini bisa berguna bagi
pembaca terkhusus bagi pemakalah. Sebaiknya bagi seorang guru dapat menjelaskan
makna dari UUD sehingga dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi
belajar menjadi lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. Kewarganegaraan, Jakarta : Erlangga, 2005.


14
Kaelan. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008.

Iqbal: Pokok Pemikiran yang terdapat pada UUD 1945. Tersedia secara online di: www

academia education.oktober 2019

Syahuri, Taufiqurrahman, Hukum Konstitusi, Proses dan Prosedur Perubahan UUD di

Indonesia 145 – 2002 Serta Perbandingannya dengan Negara Lain di Dunia, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2004.

15

Anda mungkin juga menyukai