Pancasila
Disusun Oleh :
1. Armanda
2. Misbahul Munir
3. Susilo Pranoto
4. Trisni Asih
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat rahmat
dankarunia-Nyalah, sehingga makalah ini bisa selesai di susun. Makalah ini di ajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila, pada semester I tahun 2022.
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.Oleh karena itu kami mengharapkan Kritik dan Saran yang membangun
dari semua pihak para membaca makalah inidemi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi semua pihak
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1. Latar Belakang.................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah............................................................................... 5
3. Tujuan................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6
A. Masa Penjajahan Jepang........................................................................... 6
1. Propaganda Pemerintah Militer Jepang.............................................. 7
2. Dampak Negatif Penjajahan Jepang.................................................. 7
3. Dampak Positif Penjajahan Jepang..................................................... 8
B. Kronologi Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945 9
1. Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD 1945............. 9
2. Pengertian UUD 1945........................................................................ 10
C. Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945.................................... 11
1. Pokok-Pokok Pemikiran UUD 1945................................................... 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 14
1. Kesimpulan............................................................................................ 14
2. Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, propaganda merupakan hal yang tidak
bisa terlepas dari masa itu, dan propaganda dijadikan sebagai upaya untuk menarik kerja
sama dengan rakyat dan juga sebagai upaya Jepang untuk meredam perlawanan rakyat.
Propaganda dijadikan sebagai instrumen penting dalam upaya perang Jepang dan hampir di
semua wilayah yang diduduki oleh Jepang. Untuk dapat menguasai Indonesia, Jepang
memiliki dua asas penting yakni bagaimana menarik hati rakyat menjinakkan mereka dapat
memobilisasi seluruh rakyat untuk kepentingan perang Jepang (Putri, 2018:17). Pada era
penjajahan Jepang, di Indonesia terdapat tiga pemerintahan militer yaitu (1) Pemerintahan
Militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatera dengan pusatnya di Bukittinggi,
(2) Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-16) untuk Jawa dan Madura dengan
pusatnya di Jakarta, (3) Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) untuk
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makasar (Djoened Marwati,
1984:5).
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang
terdapat di dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat yang
dijelaskan didalam batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak
empat kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi
penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Sehingga tidak ada
celah untuk melakukan pelanggaran terhadapnya.
Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang
terjadi selama masa pemerintahan orde lama dan baru, sehingga kehidupan ketatanegaraan
berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden. Karena latar
belakang inilah, UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak dapat diganggu
gugat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3 menegaskan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum. Artinya sebagai negara hukum
menegaskan bahwa segala tindakan pemerintah dan rakyatnya harus berlandaskan atas
4
hukum. Paham negara hukum dalam khazanah negara hukum tidak dapat dipisahkan dari
paham kerakyatan, karena pada hakikatnya hukum yang mengatur dan membatasi
kekuasaan Negara (pemerintahan) dipahami sebagai hukum yang membingkai atas dasar
kekuasaan yang bersumber dari kedaulatan rakyat, dengan kata lain meminjam istilah yang
sering dilafalkan oleh para ahli hukum yakni rechstaat dan rule of law .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masa Penjajahan Jepang?
2. Bagaimana Kronologis Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal UUD 1945?
3. Bagaimana Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945?
C. Tujuan
1. Mengetahui Masa Penjajahan Jepang.
2. Memahami Kronologis Sejarah Perumusan Pembukaan dan Pasal UUD 1945.
3. Memahami Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Penjajahan Jepang
Pada awal pertempuran, Jepang berhasil menguasai pertempuran di Asia Timur
Raya di kawasan pasifik, yaitu melalui sebuah serangan cepat di Pearl Harbour. Serangan
tersebut mengantarkan Jepang menguasai kawasan strategis tersebut, termasuk Indonesia.
Jepang mempropagandakan sebagai saudara tua bangsa Indonesia untuk memikat
hati rakyat Indonesia. Mereka bertujuan untuk menggalang kekuatan rakyat untuk
memenangkan pertempuran dunia terutama di kawasan pasifik. Mereka
mempropagandakan bahwa pada masa pemerintahannya, bangsa Indonesia akan
mendapatkan kejayaan, dan kemerdekaan. Pembahasan lebih mendetail bisa di baca di
artikel Gerakan Tiga A dan Putera masa Jepang
Jepang sebagai saudara tua akan membantu Indonesia mencapai kemerdekaan.
Mereka juga menyatakan Pan Asia, yaitu persatuan seluruh Asia di bawah pimpinan
negara Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jepang membentuk pemerintahan militer
dan pemerintahan sipil melalui berbagai program.
6
9. Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler
dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada
Jepang.
10. Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri
dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan
perusahaan).
11. Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan
kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa
menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah
Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada
Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah
pemerintahan militer:
12. Daerah bagian tengah meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara
keenambelas dengan kantor pusat di Batavia (Jakarta).
13. Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi
dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
14. Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian
Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
7
Laksamana Maeda. Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia
Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.
Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan
sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan
jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).
1
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI,(Yogyakarta:
Samudra Biru), 2018. Hlm. 51
9
angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan
penjajahan Belanda”.
Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi
nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga
lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus
1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan
beberapakeputusan sebagai berikut:2
a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil
dari rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal
22 Juni 1945.
b. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni
1945.
c. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden
dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan
presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang kemudian menjadi komite Nasional.
d. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang- Undang Dasar
1945 itu, maka secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab
syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
1) Rakyat, yaitu bangsa Indonesia.
2) Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke
merauke yang terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil.
3) Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4) Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk
pimpinan pemerintahan Negara.
2. Pengertian UUD 1945
UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam
Negara dan merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang
harus ditaati. Hukum dasar Negara meliputi keseluruhan system ketatanegaraan yang
berupa kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur pemerintahannya.
UUD merupakan dasar tertulis (convensi). Oleh karena itu UUD menurut sifat dan
2
Budiyanto. Kewarganegaraan. (Jakarta : Erlangga. 2005), Hlm. 56
10
fungsinya adalah suatu naska yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara
kerja badan tersebut.3
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan
dalam suatu Negara. UUD disebutkan bersifat singkat dan super karena hanya memuat
37 pasal adapun pasal-pasal yang lain, hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.4
Yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan
naskah yang terdiri dari Pembukaan dan pasal-pasal (Pasal II Aturan Tambahan).
Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan dari
Pancasila, dan Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I
sampai dengan Bab XVI) dan 72 pasal (pasal 1 sampai dengan pasal 37), ditambah
dengan 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IVtentang DPA
dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi merupakan kesatuan UUD
1945.
Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kebulatan yang utuh,
dengan kata lain merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan. Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam “Berita Republik
Indonesia” Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946, suatu penerbitan
resmi Pemerintah RI. Sebagaimana kita ketahui Undang-Undang Dasar 1945 itu telah
ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoneisa (PPKI) dan mulaiberlaku
pada tanggal 18 Agustus 1945. Rancangan UUD 1945 dipersiapkan oleh suatu badan
yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai, suatu badan bentukan Pemerintah
Penjajah Jepang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka
persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD 1945
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma, dan aturan-aturan yang
harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas. Undang-undang
Dasar bukanlah hokum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis.
3
Kaelan. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: Paradigma. 2008), Hlm. 178
4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/ MI kelas Rendah, (Bandung:Manggu Makmur
Lanjung Lestari ),2019. Hlm: 209.
11
Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah
haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004).
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan
yang tertinggi. Dalam hubungan iniUUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat
kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah
norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.
Pokok – Pokok pemikiran UUD :
1. Pokok pikiran pertama:
Negara begitu bunyinya ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ dalam pengertian ini diterima
pengertian Negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
seluruhnya.5
Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham
perseorangan. Negara menurut pengertian ini menghendaki persatuan meliputi
segenap bangsa Indonesia, seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh
dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian
yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap warganegara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun
perseorangan. Jadi negara wajib mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan
kepentingan sendiri.
2. Pokok pikiran kedua:
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, ini
merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
5
Iqbal: Pokok Pemikiran yang terdapat pada UUD 1945. Tersedia Secara Onlindi :www.academia
education..Oktober 2019
12
keadilan social dalam kehidupan masyarakat. Jadi kita harus menghormati hak setiap
orang karena setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
3. Pokok pikiran ketiga:
Yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, Negara yang berkedaulatan
rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu
sistem negara yang termasuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan
kedaulatan rakyat dan berdasar asas permusyawaratan perwakilan.
Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran ‘kedaulatan
rakyat’ yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun hasil amandemen UUD 1945 yang
tercantum dalam Pasal 6A ‘Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat’. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan kedaulatan
rakyat yang tadinya dilakukan sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi indonesia
adalah negara demokrasi yang berasaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
4. Pokok pikiran keempat:
Yang terkandung dalam “Pembukaan “ negara berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” jadi kita harus taqwa kepada tuhan yang maha
esa. Ini membuktikan bahwa pokok pikiran ini merupakan dasar falsafat negara
Pancasila.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam Negara
dan merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus
ditaati. Hukum dasar Negara meliputi keseluruhan system ketatanegaraan yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur mpemerintahannya. UUD
1945 berisi norma-norma, dan aturanaturan myang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
semua komponen tersebut di atas.
Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu
hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum
tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undangundang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah
haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap makalah ini bisa berguna bagi
pembaca terkhusus bagi pemakalah. Sebaiknya bagi seorang guru dapat menjelaskan
makna dari UUD sehingga dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi
belajar menjadi lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal: Pokok Pemikiran yang terdapat pada UUD 1945. Tersedia secara online di: www
Indonesia 145 – 2002 Serta Perbandingannya dengan Negara Lain di Dunia, Bogor:
15