Anda di halaman 1dari 20

TUGAS UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA

KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“UNDANG-UNDANG DASAR 1945”


Dosen Pengampuh: KUSDIBYO, SE. MM

Disusun oleh Kelompok III :


1. FADRIS TRITANTO (222304035)
2. FAJAR ISNAINI HARYAN SAPUTRO (222304036)
3. FALETEHAN SUKMAAJI (222304037)
4. GANDISALVUS JAQUES ARMANDO (222304038)
5. WAFIQ NUR AZIZAH (222304046)

KELAS : TRANSPORTASI-B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Undang-Undang Dasar
1945”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila di UNIMAR AMNI SEMARANG.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat,

Semarang, 28 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
A. Sejarah Undang-Undang Dasar 1945..............................................................................................6
B. Pengertian Undang-Undang Dasar 1945.........................................................................................7
C. Hukum Dasar Tertulis.....................................................................................................................7
D. Hukum Dasar Tidak Tertulis..........................................................................................................8
E. Konstitusi.........................................................................................................................................8
F. Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945..............................................................9
G. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002....................................................13
BAB III..................................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan
ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang terdapat di
dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat yang dijelaskan didalam
batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat
kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi
penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Sehingga tidak ada celah
untuk melakukan pelanggaran terhadapnya.
Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang terjadi
selama masa pemerintahan orde lama dan baru, sehingga kehidupan ketatanegaraan berjalan
secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden. Karena latar belakang inilah,
UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak dapat diganggu gugat.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
amandemen pertama dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap 9
pasal UUD 1945. Selanjutnya amandemen kedua dilaksanakan pada tahun 2000, amandemen
ketiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilaksanakan pada tahun 2002
dan disahkano pada tanggal 10 Agustus 2002.
Amandemen UUD 1945 mengawali kehidupaan ketatanegaraan baru bagi rakyat Indonesia
yang diharapkan dapat meningkatkan kehidupan rakyat. Disamping itu, Sebagai warga
negara, kita hendaknya memahami UUD 1945. Sehingga kita dapat menjalankan fungsi kita
sebagi seorang intelek yang dapat mengkritik jalannya pemerintahan. Untuk itu, penulis
membahas makalah yang bertemakan UUD 1945, yang berisi mengenai hukum dasar tertulis
dan tidak tertulis,konstitsi, struktur pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945, isi
pokok batang tubuh UUD 1945, hubungan antar lembaga-lembaga negara dan hak asasi
manusia.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Perumusan dan Penetapan Undang-Undang Dasar 1945


2. Apa pengertian dari Undang-Undang Dasar?
3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar Tertulis?
4. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar tidak Tertulis?
5. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?
6. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945?
7. Apa isi pokok dari Batang Tubuh UUD 1945?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Undang-Undang Dasar 1945


Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia memiliki suatu
konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Eksistensi
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat
panjang hingga akhirnya diterima oleh seluruh rakyat sebagai landasan hukum bagi
pelaksanaan kenegaraan Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 juni 1945 oleh
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdkaan Inddonesia (BPUPKI) atau dalam
bahasa jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 21 orang.
Diketahui Ir. Soekarno, Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang
terdiri dari 11 orang wakil dari jawa, 3 orang dari Sumatera dan masingmasing 1 wakil dari
Kalimantan, Maluku, dan sunda kecil.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
1945). Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo
Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad
Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang, Mr.
Latuharhari, Mr. Pudja, AH. Hamidan, R.P. Soeroso, Abdul Wachid Hasyim dan Mr.
Muhammad Hasan.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Setelah kemerdekaan
diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan
segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang
berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya Yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannnya diambil dari
rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 juni
1945.
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper seluruhnya diambil
dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 juni 1945.
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai presiden dan
wakil ketua Drs.Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan presiden untuk
sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang
menjadi komite nasional.
Pada tanggal 22 juni 1945, disahkan Piagam Jakarta yang menjadi naskah Pembukaan
UUD 1945 setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa
siding kedua Badan Penyelidik Usaaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Masa
siding kedua tanggal 10-17 juli 1945, sedangkan tanggal 18 Agustus PPKI mengesahkan
UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

B. Pengertian Undang-Undang Dasar 1945


Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia memiliki suatu
konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat dengan UUD 1945
adalah Hukum dasar tertulis, dan juga konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia
saat ini. Undang-Undang Dasar 1945 adalah hukum dasar lembaga Negara yang mengikat
pemerintah, lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap
penduduk yang berada diwilayah Negara Republik Indonesia.

C. Hukum Dasar Tertulis


Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan
supel (elastic). UUD 1945 hanya memuat 37 pasal, dan pasal-pasal lain hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan. Pernyataan ini mengandung makna:
1. Undang-Undang Dasar telah cukup hanya memuat aturan-aturan pokok dan garis-
garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara
negara dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara dan menciptakan
kesejahteraan social, lebih baik hukum dasar tertulis, dan lebih baik hanya memuat
aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan untuk menyelenggarakan aturan pokok itu
disandarkan pada undang-undang yang lebih mudah untuk dirubah dan diganti.
2. UUD 1945 bersifat supel memiliki arti bahwa undang-undang dasar dapat
berkembang dan mengikuti kebutuhan masyarakat akan suatu hukum dasar yang jelas
untuk mengatur kegiatan penyelenggaraan negara. Namun tidak menghilangkan sifat
dari hukum dasar yaitu mengikat pelaksanaan ketatanegaraan.

D. Hukum Dasar Tidak Tertulis


Hukum dasar tidak tertulis atau konvensi adalah hukum yang timbul dan terpelihara dalam
praktik penyelenggara negara secara tidak tertulis. . Konvensi merupakan pelengkap dari aturan-
aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima oleh seluruh rakyat
dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Konvensi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


1. Merupakan kebiasaan yang muncul berulang kali dan terpelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap yang tidak terdapat di dalam undang-undang dasar.

E. Konstitusi
Istilah Konstitusi berasal dari bahasa inggris “constitution” atau bahasa belanda
“Constitutie” yang berarti undang-undang dasar. Terjemahan kata konstitusi tersebut sesuai
dengan tata bahasa orang Belanda dalam percakapan sehari-hari yaitu “Grondwet”.
Perkataan wet diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia undang-undang, dan Grond berarti
tanah atau dasar. Jadi kedua-duanya menunjukkan naskah tertulis.
Pada dasarnya konstitusi memiliki makna yang berbeda dengan undang-undang dasar.
Konstitusi memiliki makna yang lebih luas. Konstitusi terdiri atas hukum dasar yang tertulis
dan tidak tertulis. Namun, pandangan orang tentang konstitusi lebih sering mengsama-artikan
antara konstitusi dan undang-undang dasar. Karena pengaruh paham kodifikasi yang
menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum,
kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.
F. Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945
1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Hasil
Amandemen 2002
Demokrasi Indonesia merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti rakyat
sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan
untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Demokrasi di Indonesia sebagaiman tertuang dalam
UUD 1945 mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta
keanekaragaman mengingat Indonesia adalah " Bhineka Tunggal Ika ". Secara filosofi
bahwa Demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat. Secara umum sistem pemerintahan
yang demokratis mengandung unsur-unsur penting yaitu :
a. Ketertiban warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara.
d. Suatu sistem perwakilan.
e. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.[3]
Dengan unsur -unsur diatas maka demokrasi mengandung ciri yang merupakan patokan
bahwa warga negara dalam hal tertentu pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara
langsung maupun tidak langsung adanya keterlibatan atau partisipasi.
Oleh karena itu didalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, selalu
menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai pendukung
tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep Montesquiue maka supra struktur politik
meliputi lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Di Indonesia dibawah
sistem UUD 1945 lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Dewan Perwakilan Rakyat
c. Presiden
d. Mahkamah Agung
e. Badan Pemeriksa Keuangan
Alat perlengkapan diatas juga dinyatakan sebagai Supra Struktur Politik. Adapun Infra
Struktur Politik suatu negara terdiri lima komponen sebagai berikut :
a. Partai Politik
b. Golongan Kepentingan (Interest Group)
c. Golongan Penekan (Preassure Group)
d. Alat Komunikasi Politik (Mass Media)
e. Tokoh-tokoh Politik

2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca
Amademen 2002
Berdasrakan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam
ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD1945 sebagai”staats
fundamentalnorm "yaitu :”...Suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
Rakyat...”,dan kemudian dilanjutkan dll pasal 1 yang berbunyi”negara Indonesia ...yang
terbentuk Republik (ayat 1).”kedaulatan adalah di tangan rakyat ...”(ayat 2) ,selanjutnya di
dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara angka Romawi III di
jelaskan “kedaulatan rakyat ...”
Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunujukan bahwa kedudukan rakyatlah yang
tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai
tujuaan kekuasaan negara. Oleh karna itu “rakyat” adalah merupakan paradigma sentral
kekuasaan negara .Adapun rincian struktual ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
demokrasi menurut undang-undang 1945 adalah sebagai berikut :
(a) Konsep kekuasaan
Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
(1)Kekuasaan di tangan rakyat
a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
c. Undang-undang Dasar 1945 pasal 1 (1)
d. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam negara Republik


Indonesia pemengang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat
dan realisasinya di atur dalam Undang-Undang Dasar negara. Sebelum di lakukan
amandemen kekuasaan tertinggi di lakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(2) Pembagian kekuasaan
Sebagaimana di jelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat dan di
lakukan menurut UUD1945 , oleh karna itu pembagian kekuasaan menurut demokrasi
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Kekuasaan Eksekutif ,didelegasikan kepada presiden (pasal 4 ayat(1) UUD 1945
b. Kekuasaan legislatif ,didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD(pasal 5) ayat
(1),pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945)
c. Kekuasaan Yudikatif , didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat (1) UUD
1945)
d. Kekuasaan Inspektif ,atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)dan Dewan Perwakilan Rakyat .
e. Dalam UUD 1945 hasil amademen tidak ada kekuasaan Konsultatif, yang dalam UUD lama
didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA).(pasal 16 UUD1945).Dengan lain
perkataan UUD 1945 hasil amademen telah menghapuskan lembaga dewan pertimbangan
Agung ,karna hal ini berdasarkan kenyataan pelaksana kekuasaan negara fungsinya tidak
jelas.

(3) Pembatasan Kekuasaan


Pembatasan kekuasan menurut konsep UUD 1945 ,dapat diliat melalui proses atau
mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD1945 sebagai berikut:
a. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 “kedaulatan di tangan Rakyat ...”.kedaulatan politik rakyat
dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
b. Majelis permusyawaratan rakyat memilih kekuasaan melakukan perubahan
terhadapUUD,melantik presiden dan wakil presiden ,serta melakukan impeachment terhadap
presiden jikalau melanggar konstitusi
c. Pasal 20 ayat (1) memuat “Dewan Perwakilan Rakyat memilki fungsi pengawasan , yang
berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh
presiden dalam jangka waktu 5 tahun”.
d. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahun kekuasan


sebagaimana tersebut diatas ,menurut UUD 1945 mencakup antara lain:periode kekuasaan ,
pengawasan kekuasaan dan pertanggung jawaban kekuasaan

(b) Konsep Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:
1. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III , yaitu”...Oleh karena itu sistem negara
yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan perwakilan .memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat indonesia ”.
2. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara
terbanyak,misalnya pasal 7B ayat (7).

Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung pokok pikiran bahwa konsep


pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tatanegara indonesia adalah berdasarkan
1. Keputusan di dasarkan pada suatu musyawarah sebagai asanya ,artinya segala keputusan
yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat .
2. Namun demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai ,maka di mungkinkan pengambilan
keputusan itu melalui suara terbanyak.

(C) Konsep Pengawasan


Konsep pengawasan menurut UUD1945 ditentukan sebagai berikut :
1. Pasal 1 ayat (2),” kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar”.Dalam penjelasan terhadap pasal 1 ayat(2) UUD 1945 disebutkan bakwa
rakyat memiliki kekuasan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasrkan UUD.
2. Pasal 2 ayat (1) ,:majelis Permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota dewan perwakilan
rakyat dan anggota dewan Perwakilan Daerah .
3. Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat ,disebut :”kecuali itu
anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota majelis Permusyawaratan
Rakyat.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas maka konsep pengawasan menurut demokrasi


indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasar nya adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan oleh seluruh warga negara ,karena kekuasan didalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah ditangan rakyat.
2. Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada DPR.

(d).Konsep partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :


1. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945
”segala warganegara bersama kedudukannya didalam hukum dan perintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itudengan tiada kecualinya”.
2. Pasal 28 UUD 1945
“kemerdekaan berserikat dan berkumpul ,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”
3 .Pasal 30 ayat 1 UUD1945
“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.

Berdasarkan ketentuan sebagai termuat dalam UUD 1945 tersebut diatas ,maka konsep
partisipasi menyakut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan
partisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara indonesia (thaib,1994:100-112)

3.Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen


Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci Pokok
Sistem Pemerintahan Negara, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami suatu perubahan.
Oleh karena itu sebagai Studi Komparatif sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945
mengalami perubahan.
a. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machtstaat), mengandung arti bahwa negara, termasuk didalamnya
pemerintahan dan lembaga - lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.

b. Sistem Konstitusi
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian
pemerintahan dibatasi oleh ketentuan - ketentuan konstitusi dan juga oleh ketentuan-
ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional.

c. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan DPR.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden penyelenggara pemerintahan
tertinggi disamping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945
pasal 6 A ayat 1, jadi menurut UUD 1945 ini Preiden tidak lagi merupakan mandataris MPR,
melainkan dipilih oleh rakyat.
d. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
e. Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden dalam melaksanakan tugas dibantu oleh menteri-menteri negara, pasal 17 ayat
1 (hasil amandemen).
f. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas, meskipun Kepala negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR, ia bukan "Diktator" artinya kekuasaan tidak terbatas, disini Presiden
adalah sudah tidak lagi merupakan mandataris MPR, namun demikian ia tidak dapat
membubarkan DPR atau MPR.
3. Negara Indonesia adalah Negara Hukum
Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum
(rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat). Oleh karena itu negara
tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan belaka, teapi harus berdasarkan
hukum.
Selanjutnya penjelasan UUD 1945 itu menerangkan bahwa pemerintahan berdasar atas
sistem konstitusional (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang terbatas),
Karena kekuasaan eksekutif dan administrasi di Indonesia berada dalam satu tangan, yaitu
ada pada presiden maka administrasi harus berdasar atas sistem konstitusional tidak bersifat
absolute. Artinya presiden dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh peraturan perundang-
undangan.
Menurut Ismail Suny dalam brosurnya Mekanisme Demokrasi Pancasila mengatakan,
bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
1. Menjunjung tinggi hukum.
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi procedural
untuk mempertahankannya
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah :


a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum.

G. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002


UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuat 37 pasal akan tetapi dibagi menjadi 26
bab, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab bertambah juga
banyak pasal yang dikembangkan.
1. Bab I Bentuk dan Kedaulatan
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Bab II Majelis Permusyawaratan Rakyat


Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan
golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam
lima tahun di Ibukota Negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan
sura yang terbanyak
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-undang Dasar dan
garis-garis besar daripada haluan Negara.

3. Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara


Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden.
Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan
Undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 6
(1) Presiden ialah orang Indonesia
(2) Presiden dan wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat dengan suara yang terbanyak.
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden
sampai habis waktunya.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden ):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar dan menjalankan
segala Undang-undang dan Peraturannya dengan seluas-luasnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden ):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar
dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan
seluas-luasnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
Pasal 10
Presiden memegang kekuasan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya.Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
bahaya ditetapkan dengan Undang-undang.
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
(2) Presiden menerima Duta negara lain.
Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.

4. Bab V Kementerian Negara


Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri Negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

5. Bab VI Pemerintah Daerah


Pasal 18
Pembagian Daerah atas Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang dengan memandang dan
mengingat dasar permusyawaratan dalam sidang Pemerintahan Negara dan
hak-hak asal-usul dalam daerah yang bersifat Istimewa.

6. Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat


Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan Undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20
(1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat
(2) Jika suatu rancangan Undang-undang tidak mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat , maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 21
(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan
rancangan Undang-undang.
(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 22
(1) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-undang.
(2) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam persidangan berikutnya.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan maka Peraturan Pemerintahan itu
harus dicabut.

7. Bab VIII Hal Keuangan


Pasal 23
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan
Undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan
anggaran tahun yang lalu.
(2) Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-undang.
(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-undang.
(4) Hal keuangan Negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang.
(5) Untuk memeriksa tanggung-jawab tentang keuangan negara diadakan
suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-undang.
Hal pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Bab IX Kekuasaan Kehakiman


Pasal 24
(1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuahMahkamah Agung dan
lain-lain Badan Kehakiman menurut Undang-undang.
(2) Susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman itu diatur dengan
Undang-undang.
Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai Hakim
ditetapkan dengan Undang-undang.

9. Bab X Warganegara
Pasal 26
(1) Yang menjadi Warganegara ialah orang-orang Bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai
Warganegara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
Undang-undang.

Pasal 27
(1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.

10. Bab XI Agama


Pasal 29
(1) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

11. Bab XII Pertahanan Negara


Pasal 30
(1) Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.

12. Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan


Pasal 31
(1) Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

13. Bab XIV Kesejahteraan Sosial


Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai
oleh Negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

14. Bab XV Bendera dan Bahasa


Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

15. Bab XVI Perubahan Undang-Undang Dasar


Pasal 37
(1) Untuk mengubah Undang-undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) . Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3
daripada jumlah anggota yang hadir.
17. Aturan Peralihan
Pasal I
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan
kepidahan Pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia.
Pasal II
Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku,
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini.
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia.
Pasal IV
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung
dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional.

18. Aturan Tambahan


(1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya,
Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang
ditetapkan dalam Undang-undang Dasar ini.
(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk,
Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-undang Dasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap warga berhak mendapatkan hak-hak asasinya yang meliputi hak asasi pribadi,
hak asasi ekonomi, hak asasi politik, hak asasi sosial dan kebudayaan, hak asasi mendapatkan
pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak asasi
terhadap perlakuan data cara peradilan dan perlindungan hukum. Keseluruhan Hak Asasi
Manusia tercantum didalam UUD 1945

B. Saran
Majelis permusyawaratan rakyat perlu melakukan amandemen UUD Negara RI 1945
untuk mempertegas kembali lembaga mana yang berwenang menguji perppu agar dikursus
mengenai lembaga mana yang berwenang menguji perppu dapat segera terselesaikan demi
menjamin kepastian hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Azwarni. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Hukum Indonesia.2007.Pekanbaru:Alaf Riau.


Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.2005.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Kaelan. Pendidikan Pancasila.2004.Yogyakarta:Paradigma.
Kansil,dkk. Hukum Tata Negara Republik Indonesia.2000.Jakarta:RIneka Cipta.
Thaib, Dahlan,dkk. Teoti dan Hukum Konstitusi.2003.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai