Anda di halaman 1dari 24

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.

Si, MH

Dosen pengampu mata kuliah:

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“UNDANG UNDANG DASAR 1945 SEBAGAI SUMBER HUKUM DI INDONESIA”

Makalah Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan
Serta Sebagai Tugas Final Semester II

OLEH:

NUR SUCI INDAH SARI (20400121084)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2021/2022

1
DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT., atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai dan tepat waktu. Shalawat dan salam tetaplah kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lutus. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi pengganti Ujian Akhir
Semester mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, serta memberikan
wawasan kepada pembaca agar lebih mengetahui tentang “Undang Undang 1945 Sebagai
Sumber Hukum DI Indonesia”

Terima kasih kepada bapak Dr. H. Husen Sarujin SH, MM, M.Si, MH. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan yang membimbing dan
membina saya dalam penyelesaian penulisan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan baik dan sesuai waktu yang diberikan.

Dalam proses penyusunan makalah ini saya menjumpai berbagai hambatan, namun
berkat dukungan dari berbabagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi- tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Takalar, 2 Juli 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

SAMPUL…… .................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 3

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 5

A. Latar Belakang .....................................................................................................5


B. Rumusan Masalah ................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................7

A. Penegertian Hukum ..............................................................................................7


B. Pengertian UUD 1945 ..........................................................................................14
C. Kedudukan UUD 1945 Sebagai Sumber Hukum ................................................16
D. Tujuan Dijalankannya Negara Berdasarkan UUD 1945 ......................................19
E. Sejarah Amandemen UUD 1945 .........................................................................20

BAB PENUTUP .............................................................................................................23

A. Kesimpulan .........................................................................................................23
B. Saran ....................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................24

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang
terdapat di dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat
yang dijelaskan didalam batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak
empat kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum
yang terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum
dijelaskan, demi penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD
1945 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan.
Sehingga tidak ada celah untuk melakukan pelanggaran terhadapnya.
Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang
terjadi selama masa pemerintahan orde lama dan baru, sehingga kehidupan
ketatanegaraan berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden.
Karena latar belakang inilah, UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak dapat
diganggu gugat.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
amandemen pertama dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap 9 pasal UUD 1945. Selanjutnya amandemen kedua dilaksanakan pada tahun
2000, amandemen ketiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir
dilaksanakan pada tahun 2002 dan disahkano pada tanggal 10 Agustus 2002.
Amandemen UUD 1945 mengawali kehidupaan ketatanegaraan baru bagi rakyat
Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kehidupan rakyat. Disamping itu,
Sebagai warga negara, kita hendaknya memahami UUD 1945. Sehingga kita dapat
menjalankan fungsi kita sebagi seorang intelek yang dapat mengkritik jalannya
pemerintahan. Untuk itu, penulis membahas makalah yang bertemakan UUD 1945, yang
berisi mengenai hukum dasar tertulis dan tidak tertulis,konstitsi, struktur pemerintahan

5
Indonesia berdasarkan UUD 1945, isi pokok batang tubuh UUD 1945, hubungan antar
lembaga-lembaga negara dan hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum di Indonesia?
2. Bagaimana Sejarah Undang Undang 1945 sebagai sumber hukum di indonesia?
3. Bagaimana Kedudukan Undang Undang 1945 sebagai sumber hukum di indonesia?
4. Apa Tujuan Undang Undang 1945 dijadikan sebagai sumber hukum di Indonesia?
5. Bagaimana sejarah amandemen undang undang 1945?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa itu hukum di Indonesia
2. Untuk mengetahui sejarah Undang Undang 1945 sebagai sumber hukum di indonesia
3. Untuk mengetahui kedudukan Undang Undang 1945 sebagai sumber hukum di
indonesia
4. Untuk menegetahui tujuan undang undang 1945 dijadikan sebagai sumber hukum di
indonesia
5. Untuk mengetahui sejarah amandemen undang undang 1945?

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum
Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan
tujuan mengatur tingkah laku manusia untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan
mencegah terjadinya kekacauan. Setiap negara mempunyai aturan-aturan hukum
tersendiri yang berbeda dengan negara lain, termasuk Indonesia. Seperti
diketahui, Indonesia merupakan negara hukum, sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat
3 UUD 1945. Itu artinya, setiap warga negara wajib untuk mematuhi hukum dan
aturan yang berlaku di Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah peraturan
atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa
atau pemerintah.Undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat. Apabila Warga Negara Indonesia tidak mematuhi
hukum yang ada tentu akan dijatuhi sanki berupa denda hingga
dipenjara.Ketaatan kepada peraturan dan hukum adalah sebuah konsep yang harus
diwujudkan dalam diri setiap warga negara. Semakin seseorang itu taat hukum,
maka bisa disimpulkan kalau tingkat kesadaran hukumnya juga tinggi.
Fungsi utama hukum ialah untuk menertibkan serta mengatur masyarakat.
Harapannya hukum bisa menciptakan lingkungan masyarakat yang aman dan
tertib. Selain itu, hukum juga memiliki fungsi lainnya.
Pengertian dari pada hukum tentunya tidaklah terbatas, pengertian hukum
sangat luas. Namun penulis hanya sedikit menuliskan pengertian hukum menurut
Hans Kelsen, ia menjelaskan bahwa hukum adalah sebagai gejala normatif,
hukum sebagai gejala sosial. Hukum adalah tata aturan (order) sebagai suatu
sistem aturan-aturan (rules) tentang perilaku manusia. Sementara korupsi itu
sendiri secara umum adalah penyalahgunaan wewenang yang ada pada pejabat
pemerintahan atau pegawai wiraswasta demi keuntungan pribadi, keluarga, dan
teman atau kelompoknya. Korupsi berasal dari kata “latin corrumpere atau
corruptus” yang diambil dari kata hafila adalah penyimpangan dari kesucian

7
(profanity), tindakan korupsi di katakan perbuatan tidak bermoral, kebejatan,
kebusukan, kerusakan, ketidak jujuran, atau kecurangan. Dengan demikan korupsi
memiliki konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah, tindak pidana korupsi,
kejahatan berat yang diancam hukuman mati atau hal-hal buruk lainnya. Bahasa
Eropa barat kemudian mengadopsi kata ini dengan sedikit modifikasi; Inggris:
corruption, Prancis: coruption, Belanda: korrupte. Dan akhirnya dari bahasa
Belanda terdapat penyesuaian ke bahasa Indonesia menjadi korupsi.
Hukum perdata dan Hukum pidana di Indonesia umumnya berbasis pada
sistem hukum Eropa, khususnya hukum Romawi-Belanda, karena aspek sejarah
Indonesia yang merupakan bekas wilayah jajahan Belanda yang bernama Hindia
Belanda (Nederlandsch-Indie) selama ratusan memberi pengaruh atas sistem
peradilan di Indonesia. Sementara itu, hukum agama, terutama Syariat Islam, juga
diterapkan hingga taraf tertentu dalam hukum positif di Indonesia karena sebagian
besar masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Hukum syariat Islam di
Indonesia umumnya hanya mengikat pada umat Muslim dan lebih banyak
mengatur aspek-aspek hukum perdata, seperti dalam bidang perkawinan,
kekeluargaan, dan warisan. Selain itu, Indonesia juga menganut sistem hukum
adat, hukum umum yang dimuat dalam perundang-undangan atau
yurisprudensi,[5] yang merupakan bentuk hukum tertulis dari aturan-aturan
masyarakat dan adat, budaya setempat yang ada di wilayah Indonesia. Adapun
jenis jenis hukum di indonesia yaitu:
1. Hukum Perdata
Hukum di Indonesia menganut sistem hukum campuran hukum agama,
dan hukum umum, hukum adat mempunyai Kontribusi terhadap
Pengembangan Hukum di Indonesia yang terdiri dari sistem hukum Eropa
(Hukum sipil (sistem hukum)).[1] Keseluruhan hukum tersebut dimuat dan
diatur dalam Peraturan perundang-undangan Indonesia di Indonesia. Hukum
adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia secara sesuai dengan peraturan dan
perundang undangan untuk menjaga ketertiban, keadilan, mencekah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian

8
hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarakat berhak untuk
memperoleh pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai
sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak
tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi untuk
orang yang melanggar hukum.
Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang
dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum
perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum
publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara
serta kepentingan umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara),
kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha
negara), kejahatan (hukum pidana),dan hukum perdata mengatur hubungan
antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan
seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda,
kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di
Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPerdata.) yang berlaku di
Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk
Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan
diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan asas
konkordansi.
Secara yuridis formal, KUHPerdata terdiri dari 4 (empat) buku, yaitu
buku I mengatur tentang orang (van Perrsonen) mulai pasal 1 s/d 498, buku II
mengatur tentang benda (van Zaken) mulai pasal 499 s/d 1232, buku III
mengatur tentang perikatan (van Verbintenissen) mulai pasal 1233 s/d 1864,
dan buku IV mengatur tentang pembuktian dan kadaluwarsa (van Bewijs en
Verjaring) mulai pasal 1865 s/d 1993.
Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW
diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum

9
perdata yang berlaku di Prancis dengan beberapa penyesuaian.Kitab undang-
undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian yaitu:
Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan
hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban
yang dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya
hak keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga,
perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan
disahkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu
hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang
berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan
penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yang
tidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu);
(ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang
dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak
berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian
mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan
di undangkannya UU tentang hak tanggungan.
Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau
kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai
makna yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban
antara subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis
perikatan (yang terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-
undang dan perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan
tata cara pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan,
Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi
KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan
KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer. Buku IV tentang Daluarsa dan

10
Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban subyek hukum (khususnya batas
atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata
dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian. Sistematika yang ada pada
KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli hukum dan masih diajarkan
pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.
2. Hukum tata negara
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu
antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-
lembaga negara, hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara,
wilayah dan warga negara. Hukum tata negara mengatur mengenai negara
dalam keadaan diam artinya bukan mengenai suatu keadaan nyata dari suatu
negara tertentu (sistem pemerintahan, sistem pemilu, dll dari negara tertentu)
tetapi lebih pada negara dalam arti luas. Hukum ini membicarakan negara
dalam arti yang abstrak.
3. Hukum tata usaha negara
Hukum tata usaha negara atau hukum administrasi negara adalah
hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang
mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
Hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum tata
negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah,sedangkan dalam
hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi
konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal
pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara di mana
negara dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha negara juga sering
disebut HTN dalam arti sempit.
4. Hukum antartata hukum
Hukum antartata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara
dua golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.

11
5. Hukum adat
Hukum adat adalah Hukum umum seperangkat norma dan aturan adat
yang berlaku di suatu wilayah di Indonesia yang kemudian dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan.
6. Hukum Islam
Hukum Islam di Indonesia umumnya hanya mengatur aspek-aspek hukum
perdata di Indonesia, seperti pernikahan Islam, pembagian warisan, dan lain-
lain. Provinsi Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang menerapkan
hukum pidana Islam dalam Pengadilan Agama setempat, sesuai pasal 15 ayat
2 Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004
7. Hukum acara perdata
Hukum acara perdata adalah hukum yang mengatur tentang tata cara
beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata.
Dalam hukum acara perdata, dapat dilihat dalam berbagai peraturan Belanda
dulu (misalnya; Het Herziene Inlandsh Reglement/HIR, RBG, RB,RO)
8. Hukum pidana
Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidana
terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana
formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang penentuan tindak pidana,
pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan hukum
pidana materiil diatur dalam (KUHP). Hukum pidana formil mengatur
tentang pelaksanaan hukum pidana materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum
pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun 1945 tentang hukum
acara pidana (KUHAP).
9. Hukum acara pidana
Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tentang tata cara
beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana.
Hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (UU nomor 8 tahun 1981).

12
Asas di dalam hukum acara pidana di Indonesia adalah:
 Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat
dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang
sesuai dengan UU.
 Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak memihak,
yaitu serangkaian proses peradilan pidana (dari penyidikan sampai
dengan putusan hakim) dilakukan cepat, ringkas, jujur, dan adil (pasal 50
KUHAP).
 Asas memperoleh bantuan hukum, yaitu setiap orang punya kesempatan,
bahkan wajib memperoleh bantuan hukum guna pembelaan atas dirinya
(pasal 54 KUHAP).
 Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara terbuka
untuk umum (pasal 64 KUHAP).
 Asas pembuktian, yaitu tersangka/terdakwa tidak dibebani kewajiban
pembuktian (pasal 66 KUHAP), kecuali diatur lain oleh UU.
 Kemudian jika berdasarkan Pasal 160 KUHP, menyatakan yang
dimaksudkan dengan menghasut adalah seseorang yang di muka umum
atau publik menggunakan lisan atau tulisan yang menghasut agar orang
lain melakukan tindak pidana, melakukan kekerasan pada penguasa
umum atau tidak mengikuti ketentuan undang-undang ataupun perintah
jabatan yang diberikan berdasarkan ketentuan undang-undang, maka akan
diancam pidana penjara maksimal 6 tahun atau denda maksimal empat
ribu lima ratus rupiah.
 Pasal 311 KUHP Fitnah. Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau
menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan
tuduhannya itu, jika ia tiada dapat membuktikan dan jika tuduhan itu
dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah
memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

13
B. Pengertian Undang Undang 1945
Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia
memiliki suatu konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-
Undang Dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima oleh
seluruh rakyat sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan kenegaraan Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 juni 1945
oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdkaan Inddonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai
yang beranggotakan 21 orang.
Diketahui Ir. Soekarno, Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19
orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari jawa, 3 orang dari Sumatera
dan masingmasing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan sunda kecil. Badan ini
kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945). Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman
Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo,
Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo,
Abdul Kadir, Drs Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul
Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang, Mr. Latuharhari, Mr.
Pudja, AH. Hamidan, R.P. Soeroso, Abdul Wachid Hasyim dan Mr. Muhammad
Hasan. Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji
jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari.
Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya
tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan.
Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya Yang pertama
kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:

14
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannnya
diambil dari rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus
pada tanggal 22 juni 1945
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 juni
1945
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai presiden
dan wakil ketua Drs.Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan
presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang menjadi komite nasional.1

Pada tanggal 22 juni 1945, disahkan Piagam Jakarta yang menjadi naskah
Pembukaan UUD 1945 setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Naskah rancangan UUD
1945 Indonesia disusun pada masa siding kedua Badan Penyelidik Usaaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Masa siding kedua tanggal 10-17 juli 1945,
sedangkan tanggal 18 Agustus PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia

Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia


memiliki suatu konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-
Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau disingkat dengan UUD 1945 adalah Hukum dasar tertulis, dan juga
konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini. Undang-Undang
Dasar 1945 adalah hukum dasar lembaga Negara yang mengikat pemerintah,
lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap
penduduk yang berada diwilayah Negara Republik Indonesia.
Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
mengikat pemerintah, lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan juga
mengikat setiap 1 Abdul Ghoffar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia
Setelah Perubahan UUD 1945, (Jakarta: Kencana, 2009), 75 3 warga Negara
Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk yang

15
berada diwilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai hukum dasar, UUD 1945
berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
semua komponen tersebut diatas.
UUD 1945 bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum
dasar tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum
tertulis. Dengan demikian, setiap hukum seperti Undang-Undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan
pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih
tinggi, yang pada akhirnya bersumber pada aturan perundangundangan tersebut
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan
Pedomannya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara.
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata
urutan perundangan atau hirarki peraturan perundangan di Indonesia menempati
kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai
fungsi sebagai alat control, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah
norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang
lebih tinggi. UUD juga berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan Negara
disusun, dibagi, dan dilaksanakan. Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai
penentu hak dan kewajiban Negara, aparat Negara, dan warga Negara.

C. Kedudukan UUD 1945 sebagai sumber hukum negara


Undang Undang Dasar Negara republik Indonesia (UUD NKRI 1945)
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Ia
berkedudukan sebagai hukum dasar dan tertinggi yang memiliki beberapa sifat.
Kedudukan UUD 1945 sebagai sumber hukum tertinggi dijelaskan dalam
Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 yang kini telah diatur dalam Undang-
undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan.
Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa UUD 1945 menempati posisi tertinggi dari
perundang undangan yang ada. Berikut 4 sifat dari UUD 1945

16
1. UUD 1945 bersifat tertulis dan memiliki rumusan yang jelas. Dalam hal ini,
UUD 1945 merupakan hukum positif yang mengikat, baik bagi pemerintah
sebagai penyelenggara negara maupun bagi setiap warga negara.
2. UUD 1945 bersifat singkat dan supel. Di dalamnya memuat aturan pokok
yang dapat dikembangkan sesuai perubahan zaman dan memuat hak asasi
manusia (HAM).
3. Berisi norma-norma, aturan-aturan, dan ketentuan-ketentuan yang
dilaksanakan secara konstitusional.
4. Dalam tertib hukum Indonesia, UUD 1945 merupakan peraturan hukum
positif yang tertinggi. Konstitusi negara Republik Indonesia ini sekaligus
berfungsi sebagai alat kontrol terhadap norma hukum positif yang lebih dalam
hierarki tertib hukum Indonesia.
UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen. Pasca
amandemen, UUD 1945 berisi Pembukaan dan Batang Tubuh yang terdiri dari
16 bab dan 37 pasal, serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan
tambahan.
Sebagai hukum dasar tertulis di Indonesia, Undang-undang Dasar (UUD)
Negara Republik Indonesia 1945 memiliki arti yang penting dalam kehidupan
bangsa dan bernegara bagi masyarakat. Kedudukan UUD 1945 sebagai
konstitusi atau sumber hukum tertinggi dan fundamental merupakan legitimasi
dari aturan perundang-undangan di bawahnya.
Oleh karena itu, setiap aturan perundang-undangan yang dibuat di
Indonesia tidak boleh bertentangan dan harus berpedoman kepada UUD 1945.
Hal itu dikarenakan UUD 1945 adalah rujukan dari setiap hukum tertulis yang
berlaku di negara Indonesia. Sesuai dengan prinsip hukum universal, semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh
bertentangan dan harus berpedoman kepada UUD 1945. Masyarakat pun
diharapkan untuk menaati setiap aturan yang telah ditetapkan demi kehidupan
yang tertata dan bermartabat.
Apabila setiap warga negara menaati peraturan yang ada dalam Undang-
undang, masyarakat dapat hidup dengan aman dan tertib. Namun, jika

17
masyarakat tidak menaati peraturan perundang-undangan yang ada, maka
akan terjadi kekacauan hukum.
Kendati UUD 1945 merupakan hukum tertinggi yang berlaku di
Indonesia, namun tidak dapat mengatur seluruh kehidupan di dalam
masyarakat. Pasalnya, di dalam Undang-undang dasar tidak hanya terdapat
hukum tertulis, tetapi ada juga hukum atau aturan yang tidak tertulis. Dikutip
dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP (2017)
terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), UUD 1945
hanya mengatur hukum hukum tertulis.
Sementara itu, yang berlaku di negara ada juga aturan yang tidak
tertulis. Hukum yang tidak tertulis adalah aturan-aturan yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Meskipun tidak tertulis,
aturan tersebut tetap berlaku dan harus dipatuhi atau yang biasa disebut
sebagai konvensi.
Salah satu contoh konvensi yang ada di Indonesia adalah pidato
presiden pada setiap tanggal 16 Agustus di Sidang Paripurna DPR sebelum
memperingati Hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus. Tidak ada hukum
tertulis atau undang-undang yang menyatakan bahwa presiden harus berpidato
di Sidang Paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus. Namun, hal itu telah
dilakukan sejak era Presiden Sukarno hingga sekarang pada masa
pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Selain sebagai rujukan hukum perundang-undangan di Indonesia,
UUD 1945 juga memiliki arti penting bagi kehidupan berbangsa dalam
masyarakat. Apabila masyarakat dapat menaati hukum tertulis yang ada, maka
akan terbentuk kehidupan yang aman dan tertib. Merujuk Modul PJJ Gasal
PPKn Kelas VII (2020) terbitan Kemdikbud, UUD 1945 mencegah terjadinya
benturan antara kepentingan atau masalah dalam kehidupan bernegara.
Undang-undang Dasar memberi jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia, kesejahteraan dan, kemakmuran di masyarakat.
Hal itu berupa perlindungan terhadap segenap warga negara,
supremasi keadilan berjalan, menjaga norma-norma di dalam masyarakat tetap

18
terpelihara, jalannya pemerintahan menjadi terkendali. Dengan UUD 1945,
masyarakat Indonesia dapat bersatu dan hidup dalam kerukunan. Selain itu, di
dalam UUD 1945 dapat menjadi sumber motivasi, aspirasi, cita-cita hukum
dan moral yang ingin ditetapkan bangsa Indonesia, serta nilai-nilai universal
dan lestari dalam peradaban bangsa-bangsa di dunia.

D. Tujuan Dijalankannya Negara Berdasarkan UUD


Negara Indonesia yang menjadi Tanah Air kita semua memiliki tujuan dan
fungsinya sebagai negara.Negara merupakan suatu organisasi yang berada di
wilayah tertentu di mana ada rakyat dan pemerintahan yang sah yang mengatur
jalannya sebuah negara. Dalam sebuah negara tinggal berbagai individu maupun
kelompok yang bersatu karena memiliki kesamaan tujuan.
Negara Indonesia memiliki tujuan negara yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

Tujuan negara juga tercermin dalam dasar negara Pancasila terutama pada
sila kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) dan sila kelima (Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

Menurut Thomas Aquinas dan Agustinus yang menganut Teori Teokratis


menyebutkan bahwa tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan
yang aman dan tentram namun tetap taat kepada Tuhan supaya tetap berada dalam
lindungannya.

Sedangkan menurut Krabbe dengan teori negara hukumnya, menyatakan


bahwa negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum yang berdasar dan
berpedoman pada hukum.

19
Indonesia sebagai negara juga memiliki fungsi negaranya sendiri, di
antaranya adalah;

1. Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat


Fungsi negara ini dianggap sebagai yang paling penting dan menjadi
harapan semua warga negara. Jika fungsi ini berjalan dengan lancar maka
kehidupan dan keberlangsungan rakyat akan terjamin. Negara memiliki
kewenangan untuk mengelola kekayaan untuk bisa menjalankan fungsi yang
satu ini.
2. Menegakkan keadilan
Perwujudan keadilan dalam setiap negara dilakukan lewat
dijalankannya badan-badan peradilan.
Di Indonesia fungsi negara untuk menjaga keadilan dijalankan oleh
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
3. Melaksanakan ketertiban dan pertahanan
Tujuan bersama sebuah negara bisa terwujud jika kondisi kondusif
dan jauh dari konflik. Hal ini memerlukan peran negara sebagai
stabilitator dan penjamin terciptanya ketertiban sosial. Fungsi ini
dijalankan oleh adanya Kepolisian negara dan Polisi Pamong Praja.
Selain ketertiban, negara juga memegang peranan penting dalam
menjaga pertahanan kedaulatan negara.Negara dilengkapi dengan pasukan
dan alat pertahanan yang memadai untuk menghadapi serangan dari
luar.Fungsi pertahanan negara dijalankan oleh Tentara Nasional Indonesia
(TNI).Itulah uraian lengkap tentang tujuan dan fungsi negara Indonesia
yang bertolak dari pembukaan Undang-Undang Dasar Negara 1945 yang
dirancang oleh para pendahulu bangsa ini.Kita sebagai anak bangsa
berkewajiban untuk turut menjaga warisan Bangsa dan menjaga persatuan
tetap terjalin dengan erat dan harmonis, agar Indonesia bisa terus berjaya
di masa depan.
E. Sejarah Amandemen UUD 1945

20
Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pertamakali dilakukan
pada 1999 atau setelah Orde Baru pimpinan Soeharto berakhir seiring terjadinya
reformasi tahun 1998. Lantas, berapa kali Amandemen UUD 1945 dilakukan dan
terjadi perubahan di pasal apa saja? Dikutip dari tulisan A.M. Fatwa dalam Potret
Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945 (2009), penetapan UUD 1945 sebagai
konstitusi negara menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang menganut
konstitusionalisme, konsep negara hukum, dan prinsip demokrasi. Sebagai hukum
dasar, lanjut A.M. Fatwa, Undang-Undang Dasar 1945 tidak hanya merupakan
dokumen hukum, tetapi juga mengandung aspek-aspek lain, seperti pandangan
hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi
landasan dalam penyelenggaraan negara.
Sejarah Konstitusi di Indonesia UUD 1945 merupakan konstitusi negara
Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 atau
sehari setelah proklamasi kemerdekaan RI. Retno Widyani dalam Hukum Tata
Negara Indonesia Teks dan Konteks (2015) menyebutkan, pada 27 Desember
1949 dibentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) usai penyerahan
kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia. RIS menerapkan Konstitusi RIS 1949
sebagai undang-undang dasar. Seiring dibubarkannya RIS, mulai 17 Agustus
1950 diberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).
Selanjutnya, dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Sukarno,
UUD 1945 kembali diberlakukan yang dikukuhkan secara aklamasi oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada 22 Juli 1959. Kembali
berlakunya UUD 1945 masih dijalankan hingga saat ini kendati pernah dilakukan
beberapa amandemen usai pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama
32 tahun berakhir pada Mei 1998 seiring kuatnya gelombang reformasi.
Sepanjang sejarahnya, UUD 1945 telah mengalami 4 (empat) kali
amandemen atau perubahan dalam kurun waktu dari tahun 1999 hingga 2002
yang dilakukan dalam Sidang Umum maupun Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).

21
Berikut ini rangkaian pelaksanaan amandemen UUD 1945 seperti dikutip
dari buku Mengapa Kita Harus Kembali ke UUD 1945? (2019) karya
Taufiequrachman Ruki dan kawan-kawan:
1. Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR 14-21
Oktober 1999
2. Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 7-18
Agustus 2000
3. Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 1-9
November 2001
4. Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 1-
11 Agustus 2002.

Amandemen UUD 1945 yang pertama dalam Sidang Umum MPR 1999
diterapkan terhadap 9 pasal dari total 37 Pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9,
Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21. Sedangkan
Amandemen UUD 1945 kedua yang dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 2000
meliputi 5 Bab dan 25 Pasal. Adapun Amandemen UUD 1945 ketiga dalam
Sidang Tahunan MPR 2001 mencakup beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk
dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment,
Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya. Terakhir, Amandemen
UUD 1945 keempat yang dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 2002
menyempurnakan penyesuaian untuk perubahan-perubahan sebelumnya.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Undang Undang Dasar Negara republik Indonesia (UUD NKRI 1945)
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Ia
berkedudukan sebagai hukum dasar dan tertinggi yang memiliki beberapa
sifat. Kedudukan UUD 1945 sebagai sumber hukum tertinggi dijelaskan
dalam Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 yang kini telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-
undangan. Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa UUD 1945 menempati posisi
tertinggi dari perundang undangan yang ada. Berikut 4 sifat dari UUD 1945
B. Saran
Negara indonesia adalah negara hukum akan tetapi masih banyak
pelanggaran pelanggran yang terjadi yang dilakukan oleh pemerintah maupun
masyarakat, jadi sebaiknya pelanggaran pelanggaran yang terjadi dapat segera
di tindak lanjuti dengan adil sehingga hukum di indonesia dapat dipatuhi
dengan baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_di_Indonesia
https://tirto.id/amandemen-uud-1945-dilakukan-4-kali-sejarah-perubahan-
pasal-f7Cw
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5843083/4-sifat-uud-1945-dan-
kedudukannya-dalam-sistem-hukum-
indonesia#:~:text=Kedudukan%20UUD%201945%20sebagai%20sumber,dari
%20perundang%2Dundangan%20yang%20ada.
https://kids.grid.id/read/473092201/tujuan-dan-fungsi-yang-dijalankan-
negara-berdasarkan-uud-1945-pkn-kelas-10?page=3

24

Anda mungkin juga menyukai