Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSTITUSI DAN UUD 1945

Disusun untuk memenuhi tugas

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Dosen Pengampu: Bpk.Seka Andrian,M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 5:

1. Arya Dwi Saputra (2211010260)

2. Dhea Arianti (2211010272)

3. Diva Fadillah (2211010276)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

1444H /2022M.

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada ALLAH SWT,karna berkat rahmat dan hidayahnyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.Sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada bapak
dosen kita yang telah membantu memberikan arahan dan bimbingannya,hingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas,baik dari segi metologi
penulisan,isi dan literatur penulisan makalah ini.Oleh karna itu kami mengharap saran Namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas,baik dari segi metologi penulisan,isi dan
literatur penulisan makalah ini.Oleh karna itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah ini.

Demikian penulisan makalah ini kami perbuat dengan sebenarnya semoga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya,kami mohon maaf apabila ada kesalahan atas makalah ini atas saran
yang diberikan kami ucap terimakasih.

Bandar Lampung,07-September-2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

A. PENGERTIAN KONSTITUSI............................................................................................

B. BENTUK-BENTUK KONSTITUSI.....................................................................................

C. TUJUAN KONSTITUSI....................................................................................................

D. PERUBAHAN KONSTITUSI............................................................................................

E. KONSTITUSI DI INDONESIA...........................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

KESIMPULAN........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelengaraan suatu negara,
konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut undang-undang dasar dan dapat
pula tidak tertulis, undang – undang dasar menempati tata urutan peraturan perundang-undangan
tertinggi dalam negara, dalam konteks institusi negara, konstitusi bermakna permakluman tertinggi
yang menetapkan antara lain pemegang kedaulatan tertinggi, sturktur negara, bentuk negara,
bentuk pemerintahan kekuasaan legislatit, kekuasaan peradilan dan berbagai lembaga negara serta
hak-hak rakyat.1 Dalam penyusunan undang-undang dasar, nilai-nilai dan norma dasar yang hidup
dalam masyrakat dan dalam praktek penyelengaraan negara turut mempengaruhi perumusan pada
naskah dengan demikian suasana kebatinan yang menjadi latar belakang filosofi, sosiologis, politis
dan histori perumusan yuridis suatu ketentuan undang-undang dasar perlu dipahami dengan
seksama, untuk dapat mengerti dengan sebaik-baiknya ketentuan yang terdapat pada pasal –pasal
undang-undang dasar.2

B. Rumusan masalah

1. Pengertian Konstitusi

2. Konstitusi di Indonesia

3. Hakikat dan tujuan Konstitusi

4. Sejarah pengembangan/amandemen UUD 1945

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk memahami Konstitusi

2. Untuk memahami Koonstitusi di Indonesia

3. Untuk memahami hakikat dan tujuan Konstitusi

4. Untuk mengetahui sejarah pengembangan/amandemen UUD 1945

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSTITUSI

Mengenai istilah “Konstitusi” pertama kali dikenal di Negara Perancis, yaitu berasal dari bahasa
Perancis “Constituer”, yang berarti membentuk. Yang dimaksud dengan membentuk disini adalah
membentuk suatu Negara.3

Pada umumnya, Negara-negara yang mendasarkan atas demokrasi konstitusional, maka undang-
undang dasar (sering disebut juga konstitusi dalam arti sempit) mempunyai fungsi yang khusus yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenangwenang sehingga hak-hak warga Negara akan lebih terjamin. Pandangan ini
dinamakan konstitualisme.

Menurut Carl J. Friendrich bahwa konstitualisme merupakan gagasan bahwa pemerintahan


merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah. Cara pembatasan yang
dianggap efektif ialah dengan jalan membagi kekuasaan. 4

Pengertian Konstitusi menurut beberapa ahli:

1) Menurut Kamus Oxford Dictionary of Law


- Konstitusi bukan saja aturan tertulis
- Segala yang diatur tidak hanya berkenaan dengan organ negara dan fungsinya baik di
tingkat pusat dan daerah
- Mekanisme hubungan antara negara dan warganya.

2) Menurut I Dewa Gede Atmadja


Pengertian tentang konstitusi dibedakan menurut definisi dan konseptual. Menurut
definisi dapat dikatakan konstitusi adalah himpunan norma atau kaidah konstitusi suatu
negara yang menyiratkan bahwa konstitusi merupakan dokumen yang berisi norma atau
kaidah-kaidah hukum untuk mengoperasionalkan penyelenggaraan kekuasaan negara.
Sementara dari segi konseptual, konstitusi adalah norma atau kaidah hukum yang
mengkaji teks yang tersurat dan tersirat di dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar.
3) Menurut Carl Schmitt
Konstitusi dibagi menjadi 3 (tiga), yakni;
- Konstitusi dalam arti absolut (absoluter verfassungsbegriff), di mana konstitusi dianggap
sebagai kesatuan organisasi yang mencakup semua bangunan hukum dan organisasi-
organisasi di dalam negara.
- Konstitusi dalam arti relatif (relativer verfassungsbegriff), di mana konstitusi dimaksudkan
sebagai penghubung antara kepentingan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
- Konstitusi dalam arti positif (der positive verfassungsbegriff), di mana konstitusi
dihubungkan mengenai ajaran tentang keputusan. Konstitusi dalam arti positif mengandung
arti sebagai keputusan politik tertinggi yang berhubungan dengan pembuatan peraturan
perundang-undangan.

5
4) Menurut Kenneth Clinton Wheare
Konstitusi digunakan dalam 2(dua) pengertian, yakni:
- Pertama, digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
Negara, kumpulan berbagai peraturan yang membentuk dan mengatur atau mengarahkan
pemerintahan.
- Kedua, konstitusi digunakan dalam pengertian yang lebih sempit yang digunakan untuk
menggambarkan kumpulan peraturan yang biasanya dihimpun dalam satu dokumen atau
dalam beberapa dokumen yang berkaitan erat.5

B. KONSTITUSI DI INDOSESIA
 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 UUD 1945
merupakan konstitusi pertama yang ada di Indonesia. UUD 1945 adalah konstitusi tertulis yang
memuat dasar negara Indonesia yang dituangkan secara formal.

UUD 1945 berlaku mulai 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949.

Naskah konstitusi adalah hukum dasar hasil karya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Reoublik Indonesia atau BPUPKI yang diubah menjadi naskah asli UUD 1945
seperti yang berlaku saat ini.

1. Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen.
Amandemen pertama: 14 - 21 Oktober 1999
2. Amandemen kedua: 7 - 18 Agustus 2000 
3. Amandemen ketiga: 1 - 9 November 2001
4. Amandemen keempat: 1 - 11 Agustus 2002 UUD 1945 hasil amandemen menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara atau UUDS 1950 dan menjadi konstitusi yang berlaku
hingga saat ini.

 Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949

Konstitusi yang berlaku di Indonesia setelah berakhirnya UUD 1945 adalah konstitusi RIS
1949.Konstitusi RIS berlaku pada 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950.Dalam kosntitusi RIS,
disediakan lembaga khusus yang diberi kewenangan khusus membentuk konstitusi tetap,
Lembaga tersebut adalah konstituante.Perubahan paling fundamental dalam konstitusi RIS
adalah bentuk negara. Bentuk negara kesatuan diubah menjadi negara federal dengan sistem
pemerintahan parlementer.

 Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950

UUDS 1950 merupakan konstitusi tertulis yang berlaku pasca konstitusi RIS 1949,UUDS 1950
berlaku pada 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959.UUDS 1950 membawa kembali bentuk negara
Indonesia, dari negara federal menjadi negara kesatuan,sesuai dengan sifatnya yang
sementara, UUDS 1950 memuat ketentuan hukum yang mengatur lembaga pembentuk undang-
undang dasar tetap yang disebut "Konstituente". Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
konstituante bersama pemerintah menyatakan UUD 1945 kembali berlaku menggantikan UUDS
1950.6

6
C. TUJUAN KONSTITUSI
 Sebagai Batasan dan Pengawasan

Tujuan konstitusi adalah untuk memberikan batasan dan pengawasan terhadap kewenangan
pemerintah, sehingga menghindari kesewenang-wenangan. Di Indonesia, sebagai negara
dengan sistem kepemimpinan yang dipimpin atau presidensial, Dewan Perwakilan Rakyat atau
DPR dibutuhkan untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Fungsi pengawasan DPR bertujuan
mencegah kesewenang-wenangan presiden dan wakil presiden. Sebaliknya, presiden juga
memberikan persetujuan terhadap undang-undang.

 Perlindungan terhadap HAM

Konstitusi memiliki tujuan sebagai pelindung HAM.Setiap pemimpin,baik pemerintah maupun


masyarakat wajib saling menghormati hak asasi manusia.Perlindungan terhadap hak asasi
manusia tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 28.Selain hak sebagai manusia,pasal
28 juga memuat kewajiban pemerintah dalam melindungi setiap hak warga negaranya secara
hukum.

 Pedoman Pelaksanaan Negara

Konstitusi bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara yang memiliki
kekuasaan agar negara tetap kokoh.Pedoman pelaksanaan negara di Indonesia dapat
diwujudkan melalui kekuasaan ke dalam lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.Lembaga
oleh eksekutif presiden dan wakil presiden.Lesislatif oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR,
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR,dan Dewan Perwakilan Daerah atau DPD.
Sedangkan yudikatif oleh Mahakamah Agung atau MA,Mahkamah Konstitusi atau MK, dan
Komisi Yudisial atau KY. Sehingga tujuan negara dapat diwujudkan melalui tata cara dan
pedoman yang berwenang masih-masing lembaga.

 Fungsi Konstitusi

Pada dasarnya, fungsi konstitusi tidak jauh berbeda dengan tujuan konstitusi. Berikut fungsi
konstitusi, yaitu:

1. Konstitusi sebagai dokumen nasional yang memuat perusahaan yang luhur.


2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru.
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan.
5. Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuatan.
6. Konstitusi sebagai pelindung HAM.

Selain itu, prinsip utama sebuah konstitusi setidaknya harus memiliki empat fungsi penting,
yaitu:

1. Fungsi limitatif: Konstitusi sebagai pembatas kekuatan.


2. Fungsi Integratif: Konstitusi membutuhkan proses integrasi nasional.
3. Fungsi Perlindungan: Konstitusi harus mengatur hak-hak dasar perlindungan rakyat.
4. Fungsi Transformatif: Konstitusi harus mampu melakukan rekayasa sosial sesuai dengan
perkembangan zaman.7

7
D. PERUBAHAN KONSTITUSI

Konstitusi bukan hanya sebagai kumpulan norma-norma dasar statis yang merupakan sumber
ketatanegaraan, tapi juga memberi ruang untuk mengikuti perkembangan masyarakat yang terjadi
dalam suatu negara. Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat pada suatu negara, maka
konstitusi dapat pula mengalami perubahan. Namun, untuk melakukan perubahan tersebut tiap-tiap
konstitusi mempunyai cara-cara atau prosedur tertentu. Menurut Thaib (2003 :50), terdapat dua
sistem perubahan sistem konstitusi yaitu : Sistem yang pertama, bahwa apabila suatu Undang-
Undang Dasar atau konstitusi diubah, maka yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar atau
konstitusi yang baru secara keseluruhan. Hal ini pernah dialami di Indonesia yaitu perubahan
(pergantian) konstitusi dari UUD 1945 menjadi Kontitusi RIS (27 Desember 1949 ± 17 Agustus 1950),
dan perubahan (pergantian) dari Kontitusi RIS menjadi UUDS 1950 (17 Agustus 1950 ± 5 Juli 1959),
serta dari UUDS 1950 kembali menjadi UUD 1945 ( 5 Juli 1959 ± 1999).

Sistem kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi asli yang tetap berlaku.
Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang asli tadi.
Perubahan konstitusi yang menggunakan sistem pertama berarti terjadinya pergantian suatu
konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) yang lama dengan adanya konstitusi atau Undang-
Undang Dasar yang baru. Perubahan konstitusi yang menggunakan sistem kedua yang berarti
dilakukan amandemen dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar juga pernah dialami di Indonesia,
yaitu terjadi amandemen terhadap UUD 1945, yaitu amandemen UUD 1945 yang pertama tahun
1999, yang kedua tahun 2000, yang ketiga tahun 2001, yang keempat tahun 2002.

Mengenai prosedur perubahan konstitusi, menurut C.F. Strong (Thaib, 2003: 51), bahwa cara
perubahan konstitusi ada empat macam yaitu; (1) perubahan konstitusi yang dilakukan oleh
pemegang kekuasaan legislatif menurut pembatasan-pembatasan tertentu, (2) perubahan konstitusi
yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum, (3) perubahan konstitusi yang dilakukan oleh
sejumlah negara-negara bagian yang terdapat pada negara berbentuk Serikat, (4) perubahan
konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus
yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.

Sejak bergulirnya gerakan reformasi, UUD 1945 telah mengalami perubahan. Prosedur perubahan
UUD 1945 tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 37 bahwa untuk merubah UUD 1945, harus hadir
sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR, dan kemudian putusan diambil atas
persetujuan sekurangkurangnya 2/3 dari anggota yang hadir. Setelah Amandemen keempat, Pasal
37 UUD 1945 pengalami perubahan bahwa untuk perubahan Pasal-Pasal UUD dapat dilakukan jika
diajukan sekurang-kurangnya oleh 1/3 anggota MPR. Keputusan tentang perubahan diambil jika
Sidang MPR dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.

8
BAB III

KESIMPULAN

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang
disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau undang- undang dasar ( bahasa
latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt)
artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari
konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang
diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

1
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan berbangsa
dan bernegara (Jakarta, Sekretariat Jendral MPR RI, 2014 ) hal.117
2
Ibid Hal.118
3
Astim Riyanto, Teori Konstitusi, (Bandung: Yapemdo, 2000), hal 17.
4
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm 171
5
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5623120/pengertian-konstitusi-lengkap-menurut-
para-ahli.
6
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/11/00000031/konstitusi-yang-pernah-berlaku-di-
indonesia.
7
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/09/00000011/tujuan-dan-fungsi-konstitusi.

10

Anda mungkin juga menyukai