Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUKUM ACARA KONSTITUSI

‘’Bentuk Bentuk Konstitusi Yang Berlaku Saat ini’’


Dosen Pengampu : Dr.Mohd Yasin, S,HI., M.H., C.NSP., CIM., Adv

Di Susun Oleh : Kelompok 3

Naila Aulia (22.24.524)


Della Apriza (22.24.498)

PROGRAM STUDI HTN IV A


INSTITUT AGAMA ISLAM AN NADWAH
KUALA TUNGKAL
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya makalah ini.
Makalah ini dibuat dalam susunan materi yang sangat sederhana. Maksud dari penulis
makalah ini terkait dengan peningkatan mutu dan kompetensi mahasiswa Ilmu Hukum dalam
mempelajari Ilmu Negara dan Objek Kajian Ilmu Negara yang terkait dengan materi mata
kuliah Ilmu Negara. Penulis memberikan penjelasan mengenai pengertian, perbedaan antara
demokrasi modern dengan autokrasi modern serta cara - cara pembatasan kekuasaan
penguasa, sehingga para mahasiswa dapat lebih mudah untuk memperoleh penjelasan
mengenai materi tersebut.
Karena keterbatasan kemampuan, penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini nantinya
berguna dan dapat dimanfaatkan. Sekian dan terima kasih.

Kuala Tungkal, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian dan pentingnya kontitusi.........................................................................................2
B. Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli...................................................................................3
C. Tujuan konstitusi.......................................................................................................................4
D. Nilai konstitusi...........................................................................................................................4
E. Bentuk-bentuk konstitusi...........................................................................................................4
F. Perubahan konstitusi di Indonesia.............................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis .Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan
hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai
prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur,
prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi
umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi
dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Dengan demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala peraturan mengenai suatu
Negara. Pada umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari suatu
negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari konstitusi berarti juga
mempelajari hukum tata negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara disebut juga
dengan constitutional law. Istilah Constitutional Law di Inggris menunjukkan arti yang sama
dengan hukum tata negara. Penggunaan istilah Constitutional Law didasarkan atas alasan
bahwa dalam hukum tata Negara unsur konstitusi lebih menonjol.
Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang
bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”. Karena
sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah berubah-
ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan untuk
diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah konstitusi itu?
b. Bagaimana peranan konstitusi di Indonesia?
c. Apa Bentuk Bentuk Konsitusi di indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan pentingnya kontitusi
Unsur pokok dalam pelajaran hukum tata negara adalah konstitusi. Artinya jika akan
mempelajari hukum tata negara maka yang utama adalah konstitusi atau hukum dasar negara.
Konstitusi secara harfiah berarti pembentukan yang berasal dari bahasa perancis”constituir”
yang berarti membentuk. Secara istilah berarti pearturan dasar (awal) mengenai pembentukan
negara. Dalam bahasa belanda desebut grondwet, sedangkan dalam bahasa indonesia disebut
konstitusi. Dengan arti kata ini maka konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
mengenai seni-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara. 1
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distibusi maupun alokasi, Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang
dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik
atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi.2
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas
dokumen yang tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi akan
tetapi berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula
juga Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal
dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI
diartikan sama dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan
dasar dan yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang-
undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakata negara3

1
Mahfud, Moh., 1993. Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, yogyakarta: UII Press
2
Miriam Budiardjo, Miriam B dkk. Dasar-dasar ilmu politik, Gramedia Pustaka Utama (2003)
3
makalah Prof. Jimly Asshiddiqie, Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Menurut UUD 1945 serta
Mahkamah Konstitusi

2
B. Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli
a. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
b. Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
c. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam
masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat
misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik dsb.
d. L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan tak
tertulis.
e. Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang
berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi
konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
f. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
1. Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
 Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan
semua organisasi yang ada di dalam negara.
 Konstitusi sebagai bentuk Negara.
 Konstitusi sebagai faktor integrasi.
 Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara
2. Konstitusi dalam artoi relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi
sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitrusi dapat berupa terttulis) dan konstitusi dalam arti materiil (konstitusi
yang dilihat dari segi isinya).
3. konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang
tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
4. konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas
hak asasi serta perlindungannya
konstitusi secara luas mencakup baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
sehingga secara demikian Konstitusi itu ada dua macamyaitu konstitusi tertulis yang disebut

3
Undang-Undang Dasar (UUD) dan konstitusi yang tidak tertulis yang disebut sebagai
konveksi. Hampir semua negara memiliki dua konstitusi tersebut kecuali negara Inggris dan
Kanada. Di Inggris dan Kanada yang dipakai hanya Hukum Dasar yang tidak tertulis
(konveksi). 4
C. Tujuan konstitusi
Tujuan konstitusi yaitu:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan
bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak .
b. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang lain
dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
D. Nilai konstitusi
Nilai konstitusi yaitu:
a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan secara murni
dan konsekuen.
b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi tidak
sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku /
tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh
wilayah negara.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi
sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.5
E. Bentuk-bentuk konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial di dalam kehidupan
ketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para pahlawannya.Hampir semua
Negara didunia memiliki konstitusi, kecuali inggris yng memang tidak memiliki konstitusi

4
Mahfud, Moh., 1993. Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, yogyakarta: UII Press
5
Ibid, Miriam Budiardjo, Miriam B dkk.

4
atau undang-undang dasar.walupun demikian setiap konstitusi yangmempunyai kedudukan
resmi/formal yang relative sama,yaitu hukum dasar dan hukum tinggi:
Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara.
Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dala tata
hukum yang bersangkutan.
Bentuk Bentuk konstitusi diantaranya adalah:
a. Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution /
writendari: constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar negara , bangunan
negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur
perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak
tertulis / konvensi(nondokumentary constitution) adalah berupa kebiasaan
ketatanegaraan yang sering timbul. Adapun syarat – syarat konvensi yakni diakui dan
dipergunakan berulang – ulang dalam praktik penyelenggaraan Negara, tidak
bertentangan dengan UUD 1945, memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
 secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi:
1) konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam
penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan
antar lembaga negara.
2) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita – cita sosial
bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan
sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.
3) bedasarkan sifat dari konstitusi yaitu:
o Flexible / luwes apabila konstitusi / undang undang dasar
memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan.
o Rigid / kaku apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulit
untuk diubah.
b. Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:
 Jaminan terhadap Ham dan warga Negara.
 Susunan ketatanegaraan yang bersdifat fundamental.
 Pembagian dan poembatasan tugas ketatanegaraan.

5
c. Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang: Organisasi negara HAM
Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum Cara perubahan konstitusi.
d. Menurut koerniatmanto soetopawiro, konstitusi berisi tentang:
 Pernyataan ideologis.
 Pembagian kekuasaan Negara.
 Jaminan HAM (hak asasi manusia).
 Perubahan konstitusi .
 Larangan perubahan konstitusi.
F. Perubahan konstitusi di Indonesia.
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan
semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga
perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter
karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan konstitusi merupakan
suatu hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan
negara yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai
perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sedemikian rupa
sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan
keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari sekelompok orang
belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek
ketatanegaraan di dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa
apabila suatu konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku
secara keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara di
dunia. Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yang
asli tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari
konstitusi yang asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
Menurut C.F Strong ada empat macam prosedur perubahan kosntitusi:

6
a. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetap
yang dilaksanakan menurut pembatasan-pembatasan tertentu. Perubahan ini terjadi
melalui tiga macam kemungkinan,yakni:
1. Pertama, untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan legislatif
harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu (kuorum)
yang ditentukan secara pasti
2. Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan rakyat harus
dibubarkan terlebih dahulu dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum.
Lembaga perwakilan rakyat harus diperbaharui inilah yang kemudian
melaksanakan wewenangnya untuk mengubah konstitusi.
3. Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem majelis dua kamar.
Untuk mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus
mengadakan sidang gabungan. Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syarat
seperti dalam cara pertama, yang berwenang mengubah kosntitusi.6
b. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu referendum. Apabila ada
kehendak untuk mengubah kosntitusi maka lembaga negara yang diberi wewenang
untuk itu mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui suatu referendum atau
plebisit. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan lebih dulu oleh badan
yang diberi wewenang untuk itu. Dalam referendum atau plebisit ini rakyat
menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan
yang telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatu
usul perubahan diatur dalam konstitusi.
c. Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang dilakukan oleh sejumlah
negara bagian. Perubahan konstitusi pada negara serikat harus dilakukan dengan
persetujuan sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan karena
konstitusi dalam negara serikat dianggap sebagai perjanjian antara negara-negara
bagian. Usul perubahan konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal
ini adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada pada negara-negara
bagian. Disamping itu, usul perubahan dapat pula berasal dari negara-negara bagian.7
d. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lemabag negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. Cara ini
dapat dijalankan baik pada Negara kesatuan ataupun negara serikat. Apabila ada

6
ibid
7
ibid

7
kehendak untuk mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
dibentuklah suatu lembaga negara khusus yang tugas serta wewenangnya hanya
mengubah konstitusi. Usul perubahan dapat berasal dari pemegang kekuasaan
perundang-undangan dan dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-
undangan dan dapat pula berasal dari lembaga negara khusus tersebut. Apabila
lembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan tugas serta wewenang sampai
selesai,dengan sendirinya lembaga itu bubar.
Hans Kelsen mengatakan bahwa kosntitusi asli dari suatu negara adalah karya pendiri negara
tersebut. Dan ada beberapa cara perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu :
a. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi organ legislatif biasa yang
dilembagakan oleh konstitusi tersebut, dan dilimpahkan kepada sebuah konstituante,
yaitu suatu organ khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan-
perubahan konstitusi
b. Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa jadi harus disetujui
oleh dewan perwakilan rakyat dari sejumlah negara anggota tertentu.8
Miriam Budiarjo mengemukakan adanya empat macam prosedur perubahan konstitusi, yaitu :
a. Sidang badan legislatif ditambah beberapa syarat misalnya ketentuan kuorum dan
jumlah minimum anggota badan legislatif untuk menerima perubahan.
b. Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan Australia
c. Negara-negara bagian dalam suatu negara federal harus menyetujui, Contoh :
Amerika Serikat
d. Musyawarah khusus (special convention), contoh : beberapa negara Amerika Latin
Dengan demikian apa yang dikemukakan Miriam Budiarjo pada dasarnya sama dengan yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen.
Di Indonesia, perubahan konstitusi telah terjadi beberapa kali dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sejak Proklamasi hingga
sekarang telah berlaku tiga macam Undang-undang Dasar dalam delapan periode yaitu :
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 desember 1949
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
4. Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober
5. Periode 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000
6. Periode 18 Agustus 2000 – 9 November 2001
8
ibid

8
7. Periode 9 November 2001 – 10 Agustus 2002
8. Periode 10 Agustus 2002 – sampai sekarang
Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) ditetapkan dan disahkan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 terdiri dari :
1. Pembukaan (4 alinea) yang pada alinea ke-4tercantum dasar negara yaitu Pancasila;
2. Batang Tubuh (isi) yang meliputi :
1. 16 Bab;
2. 37 Pasal
3. 4 aturan peralihan;
4. 2 Aturan Tambahan.9

9
ibid

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal).
Tujuan konstitusi suatu Negara yaitu membatasi kekuasaan penguasa agar tidak
bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa
merugikan rakyat banyak serta melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak
menghormati Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Mahfud, Moh MD. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen dan Konstitusi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Miriam Budiardjo, Miriam B dkk. Dasar-dasar ilmu politik, Gramedia Pustaka Utama (2003)
makalah Prof. Jimly Asshiddiqie, Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Menurut
UUD 1945 serta Mahkamah Konstitusi
Anonim. 2009. .http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/09/konstitusi-sejarah-konstitusi-
indonesia/. Diakses pada 17 februari 2014 pukul 20.34

11

Anda mungkin juga menyukai