Anda di halaman 1dari 13

KONSTITUSI

DOSEN PENGAMPU: RISYAD FAKAR LUBIS, SH, MAP

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 12

SITI RAHMI HRP ( 0501222150 )

M. HANIF ABRAR ( )

Mata Kuliah : Pancasila

KELAS : EKI 1-C

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN


SEMESTER GANJIL TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
atas diselesaikannya makalah yang berjudul “ KONSTITUSI”. Makalah ini dibuat
untuk penyelesaian tugas kelompok mata kuliah Pancasila. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan dalam
melaksanakan ajaran Islam yang merupakan rahmat bagi alam semesta.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada Bapak
Risyad Fakar Lubis, SH, MAP, selaku dosen mata kuliah pancasila yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masi jauh dari kata
sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
yang membangun dari berbagai pihak.

MEDAN, 20 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelengaraan


suatu negara, konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut undang-
undang dasar dan dapat pula tidak tertulis, undang – undang dasar menempati tata
urutan peraturan perundang-undangan tertinggi dalam negara, dalam konteks institusi
negara, konstitusi bermakna permakluman tertinggi yang menetapkan antara lain
pemegang kedaulatan tertinggi, sturktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan
kekuasaan legislatit, kekuasaan peradilan dan berbagai lembaga negara serta hak-hak
rakyat. Konstitusi merupakan hukum yang lebih tinggi dan paling fundamental sifatnya
karena merupakan sumber legitimasi atau landasan, bentuk hukum atau peraturan
perundang-undangan lainya sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku (universal).
Pengaturan sedemikian rupa menjadikan dinamika kekuasaan dalam proses
penyelengaraan pemerintahan dan negara dapat dibatasi dan dikendalikan
sebagaimana mestinya, dengan demikian paham konstitusionalisme dalam suatu
negara merupakan konsep yang seharusnya ada.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi?


2. Apa tujuan konstitusi bagi negara Indonesia?
3. Apa fungsi konstitusi bagi negara indonesia?

C. TUJUAN

1. Memberikan pemahaman tentang konstitusi bagi negara Indonesia.


2. Memberikan pemahaman mengenai fungsi konstitusi bagi negara Indonesia.
3. Memberikan pemahaman mengenai penerapan konstitusi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis "constituer" yang artinya


membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Konstitusi bisa berarti pula
pengaturan dasar (awal) mengenai pembentukan negara. Istilah konstitusi bisa
dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar. Dalam bahasa latin,
kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume dan stature Cume
adalah sebuah preposisi yang berarti "bersama-sama dengan...". sedangkan stature
mempunyai arti "membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan atau mendirikan
menetapkan". Dengan demikian, bentuk tunggal dari konstitusi adalah menetapkan
sesuatu secara bersama-sama dan bentuk jamak dari konstitusi berarti segala yang
ditetapkan.

Sedangkan dalam istilah bahasa Inggris, konstitusi (constitution) memiliki makna


yang lebih luas dari undang-undang dasar, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara
cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Namun, Konstitusi menurut Miriam Budiarjo, adalah suatu piagam yang menyatakan
suatu cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa.
Sedangkan undang-undang dasar merupakan bagian tertulis dalam konstitusi.

Namun, dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia pengertian


konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang Undang Dasar. Hal ini terbukti
dengan disebutnya istiah Konstitusi Republik Indonesia. Serikat bagi Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Serikat.

Kata konstitusi dapat juga mempunyai arti lebih luas daripada pengertian
Undang-Undang Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi
konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat kostitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam Undang Undang Dasar. Konstitusi dapat dirtikan secara luas dan
sempit, sebagai berikut:

a. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak
tertulis.
b. Kostitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu
undang-undang dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan
konstitusi atau hukum dasar yang tertulis.
Beberapa definisi konstitusi menurut para ahli, yaitu: Herman Heller, membagi
pengertian konstitusi menjadi tiga:

a. Herman Heller; membagi pengertian konstitusi menjadi tiga:


1. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Kostitusi mencerminkan
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
2. Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat
yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum. Konstitusi dalam
hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.
3. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang- undang yang
tinggi yang berlaku dalam suatu negara.

Menurutnya pengertian konstitusi lebih luas daripada Undang- Undang Dasar.

b. F. Lassale dalam bukunya Uber Verfassungwesen, membagi pengertian


konstitusi dalam dua pengertian, yakni sebagai berikut:
1. Pengertian sosiologis atau politis.
Konstitusi adalah sintesis faktor kekuatan yang nyata (dereele
machtsfactoren) dalam masyarakat.Jadi, konstitusi menggambarkan
hubungan antara kekuasaan-kekuasaan yang terdapat dengan nyata
dalam suatu negara. Kekuasaan tersebut diantaranya: raja, parlemen,
kabinet, pressure group, partai politik, dan lain-lain. Itulah sesungguhnya
konstitusi.

2. Pengertian yuridis.
Konstitus adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan negara
dan sendi-sendi pemerntahan.
c. Sri Soemantri dan Dahlan Taib menyamakan arti kedua istilah tersebut. Menurut
sri soemantri, konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan
negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara. Apabila pengertian Yuridis
ini kita pakai tidak dapat tidak artinya menyamakan konstitusi dengan Undang-
Undang Dasar.
d. Duchack mengatakan bahwa konstitusi pada dasarnya merupakan "power
maps". Selain itu dikatakan juga bahwa konstitusi merupakan "distribusi formal
dari kewenangan yang
berada dalam lingkup internal suatu negara" ("the formal distribution of authory
within the state").
e. Robetson mengatakan bahwa konstitusi adalah "more expilicity, a constitution is
a set of rights, power and procedures regulating the structure of, and relationship
among, the public authorize, and between the public authorize and the citizen”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konstitusi meliputi
peraturan tertulis dan tidak tertulis, Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi yang
tertulis. Dengan demikian konstitusi dapat diartikan sebagai berikut:

a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan pembatasan kekuasaan


kepada para penguasa.
b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu
sistem politik.
c. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga negara.
d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.

1) Hakikat dan Fungsi Konstitusi

Menurut Baghir manan, hakikat dari konstitusi merupakan perwujudan


paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap
kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga
negara maupun setiap penduduk di pihak lain. Pada hakikatnya konstitusi
(UUD) itu berisi tiga hal pokok,yaitu:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga
negaranya.
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat
fundamental,
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat fundamental. Sedangkan menurut budiarjo (1996), setiap
Undang-undang dasar membuat ketentuan-ketentuan mengenai:
a. Organisasi Negara, Dalam konteks organisasi negara, konstitusi (UUD)
berisi hal hal:
1) Pembagian kekuasaan antara legislatif,ekskutif dan yudikatif
2) Pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat federal dengan
pemerintahan daerah atau negara bagian
3) Prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran hukum oleh salah satu
badan pemerintahan dan sebagainya.
4) Bangunan dan semua organisas-organisasi yang ada dalam Negara
5) Bentuk negara, bentuk pemerintahan, system pemerintahan dari
negara tersebut.
b. Hak dan kewajiban warga negara, Hak dan Kewajiban negara, dan
Hubungan keduanya Ketentuan pada butir butir B diatas,ditunjukan untuk
memberi jaminan yang pasti kepada warga negara dan negara sehingga
kehidupan tata negara dapat berjalan tertib dan damai disamping juga
untuk menghindari adanya pelanggaran oleh pihak-pihak yang memegang
kekuasaan (Hak dan kewajuban negara dan negara) dapat dilihat pada
uraian bab hak dan kewajiban warga negara).
c. Prosedur mengubah Undang-undang dasar Konstitusi suatu negara dibuat
berdasarkan pengalaman dan kondisi social politik masyarakat dalam
kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan akibat dari
pembangunan, modernisasi, dan munculnya perkembangan-
perkembangan baru dlam ketatanegaraan.

2) Fungsi Konstitusi (UUD)

Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara menjadi memiliki arti dan makna yang sangat penting. Artinya
bahwa konstitusi (UUD) menjadi "tali" pengikat setiap warga negara dan
lembaga negara dalam kehidupan negara. Dalam kerangka kehidupan
negara, konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai:
d. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen
(lembaga suprastruktur dan infastruktur politik).
e. Tata aturan dalam hubungan Negara dengan warga Negara serta
dengan Negara lain.
f. Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku harus mengacu pada
konstitusi (UUD).

Secara khusus,fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara demokrasi dan


Negara komunis adalah :

a. Fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara Demokrasi Konstitusional


1) Membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang
(absolut)
2) Sebagai cara efektif dalam membagi kekuasaan. 3) Sebagai
perwujudan dari hukum yang tertinggi (supremasi hukum) yang
harus ditaati oleh rakyat dan penguasanya.
b. Fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara komunis
1) Sebagai cerminan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai
dalam perjuangan ke arah masyarakat komunis.
2) Sebagai pencatatan formal (legal) dari perjuangan yang telah
dicapai.
3) Sebagai dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dapat diubah setiap kali ada pencapaian kemajuan dalam
masyarakat komunis.

Sedangkan menurut Jimly Asshiddiqie, konstitusi memiliki fungsi-fungsi


sebagai berikut:

1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara


2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan
warga Negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara
ataupun kegiatan penyelengaraan kekuasaan negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity),
sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation)
serta sebagai center of ceremony
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik
dalam arti sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup
bidang social ekonomi
8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering atau social reform).
B. Motif Konstitusi

Motif Timbulnya Konstitusi Menurut Lord Bryce, motif timbulnya konstitusi adalah
keinginan daripada anggota warga negaranya untuk menjamin hak-hak mereka sendiri
pada waktu hak itu terancam dan selanjutnya membatasi tindakan dari penguasa di
kemudian hari, keinginan dari pihak yang diperintah/pihak yang memerintah untuk
menjamin hak rakyat dengan jalan untuk menentukan suatu system ketatanegaraan
yang pasti yang semula tidak jelas, menurut aturan positif dengan maksud di kemudian
hari tidak dimungkinkan tindakan yang sewenang-wenang dari penguasa, keinginan
daripada pembentuk Negara baru untuk menjamin adanya cara penyelenggaraan
ketatanegaraan yang pasti dan dapat membahagiakan rakyatnya, keinginan untuk
menjamin adanya kerjasama yang efektif dari beberapa negara yang pada mulanya
berdiri sendiri yang nantinya menjadi Negara bagian dari negara federal di samping
dalam hal tidak diadakan dalam kerjasama tetap mempunyai hak dan kepentingan
yang diurus sendiri. Sedangkan menurut Savornin Lohman, motif timbulnya konstitusi
adalah perwujudan perjanjian masyarakat, piagam jaminan hak-hak asasi manusia dan
sekaligus menentukan batas-batas hak dan kewajiban warga Negara dan alat-alat
pemerintahannya, dan gambaran struktur pemerintahan.

C. Sejarah

Sejarah Indonesia mencatat secara materiil lahirnya konstitusi pertama Negara


Republik Indonesia bersumber pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Indonesia melalui
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari setelah kemerdekaan, yakni
pada tanggal 18 Agustus 1945 bertindak atas prakarsa sendiri tanpa campur tangan
Jepang, menetapkan Undang-Undang Dasar 1945. Sejak berlakunya, Undang-Undang
Dasar 1945 menjadi sebuah konstitusi di Indonesia.

Konstitusi di Indonesia dalam perjalanannya mengalami beberapa kali


perubahan yang berdampak pada sistem pemerintahan di Indonesia yang turut berubah
karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Indonesia sempat merubah
konstitusinya mulai dari UUD 1945 yang menganut sistem pemerintahan presidensial
menjadi Konstitusi Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949 yang menganut sistem
pemerintahan parlementer semu kemudian berubah lagi menjadi UUD Sementara pada
tahun 1950 yang menganut sistem pemerintahan parlementer dan dirubah kembali lagi
menjadi UUD 1945 yang menganut sistem pemerintahan presidensial melalui dekrit 1.
Perubahan konstitusi di Indonesia berakhir saat memasuki era reformasi.
Pada era reformasi Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 mengalami
beberapa kali amandemen yaitu amandemen pertama pada tanggal 19 Oktober 1999,
amandemen kedua pada tanggal 18 Agustus 2000, amandemen ketiga pada tanggal 10
November 2001, dan amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002.
Berdasarkan Pembukaan UUD Negara RI 1945 alinea keempat4 dan pasal 1 ayat (1)
UUD Negara RI 1945, dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah
kesatuan, bentuk pemerintahannya adalah republik dan berkedaulatan rakyat. Selain
bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia dikatakan
menganut Sistem Pemerintahan Presidensial.

Sebagai negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial, maka


Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD Negara RI 1945.
Dapat diartikan, kekuasaan dan tanggung jawab pemerintahan berada di tangan satu
orang yaitu dipegang oleh Presiden. Presiden yang memegang kekuasaan
pemerintahan dalam hal ini menunjuk kepada pengertian Presiden menurut sistem
pemerintahan presidensial.

Dengan dianutnya sistem presidensial, sistem pemerintahan terpusat pada


jabatan Presiden sebagai kepala pemerintahan (head of government) sekaligus sebagai
kepala negara (head of state),diakui pula bahwa pelaksanaan kekuasaan pemerintahan
oleh Presiden. Presiden dibekali hak prerogatif untuk menjalankan wewenangnya. Akan
tetapi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia juga mempunyai hak dalam
mengangkat Duta Besar Republik Indonesia. dan Eksekutif dan legislatif kedudukannya
sejajar dan sama-sama kuat, Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen dan
sebaliknya Presiden tidak dapat dibubarkan Parlemen. disebutkan bahwa “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang
Dasar”. Presiden harus terlebih dahulu melihat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Dalam hal ini DPR hanya memberikan pertimbangan mengenai pengangkatan
Duta Besar Republik Indonesia.

Keputusan dari hasil pertimbangan yang dilakukan oleh DPR tidaklah mengikat
keputusan Presiden karena pada prakteknya bisa saja Presiden memberikan
pertimbangannya sendiri. dari awal kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini,
Dimana telah terjadi perubahan-perubahan pada system pemerintahan dan juga
mengalami beberapa kali perubahan pada konstitusi di Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Berdasarkan adanya permasalahan-permasalahan
tersebut persoalan hak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam
pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia ini menjadi menarik ketika dikaitkan
dengan sejarah dan perubahan yang terjadi di Indonesia dan perubahan Undang–
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis "constituer" yang artinya


membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Konstitusi bisa berarti pula
pengaturan dasar (awal) mengenai pembentukan negara. Istilah konstitusi bisa
dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar. Motif Timbulnya
Konstitusi Menurut Lord Bryce, motif timbulnya konstitusi adalah keinginan daripada
anggota warga negaranya untuk menjamin hak-hak mereka sendiri pada waktu hak itu
terancam dan selanjutnya membatasi tindakan dari penguasa di kemudian hari,
keinginan dari pihak yang diperintah/pihak yang memerintah untuk menjamin hak rakyat
dengan jalan untuk menentukan suatu system ketatanegaraan yang pasti yang semula
tidak jelas, menurut aturan positif dengan maksud di kemudian hari tidak dimungkinkan
tindakan yang sewenang-wenang dari penguasa, keinginan daripada pembentuk
Negara baru untuk menjamin adanya cara penyelenggaraan ketatanegaraan yang pasti
dan dapat membahagiakan rakyatnya, keinginan untuk menjamin adanya kerjasama
yang efektif dari beberapa negara yang pada mulanya berdiri sendiri yang nantinya
menjadi Negara bagian dari negara federal di samping dalam hal tidak diadakan dalam
kerjasama tetap mempunyai hak dan kepentingan yang diurus sendiri. Sejarah
Indonesia mencatat secara materiil lahirnya konstitusi pertama Negara Republik
Indonesia bersumber pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Indonesia melalui Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari setelah kemerdekaan, yakni pada
tanggal 18 Agustus 1945 bertindak atas prakarsa sendiri tanpa campur tangan Jepang,
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945. Sejak berlakunya, Undang-Undang Dasar
1945 menjadi sebuah konstitusi di Indonesia.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh


mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dalam berusaha dan dapat menambah pengetahuan
tentang makalah ini bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Daftar Pustaka

Ginting, Elvira Dewi. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: USU Press, 2019


http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-74201-271413027-bab1-
13072017094952.pdf
https://eprints.umm.ac.id/38606/2/BAB%20I.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/235494-tinjauan-singkat-konstitusi-
tertulis-yan-2312df63.pdf

Anda mungkin juga menyukai