Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA


Dosen : Iya Bahtiar, S.Pd, M.Si, MM
Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah
Pengantar Ilmu Politik

Fajar Sidik
02A1A1220026

PENDAHULUAN

Sebuah negara yang menganut paham konstitusionalisme adalah sistem negara yang menjadikan
konstitusi sebagai perwujudan hukum tertinggi. Indonesia merupakan negara yang menganut paham
tersebut. Sesuai yang dimuat dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
Paham konstitusionalisme dapat didefinisikan sebagai sebuah paham yang menganut prinsip di
mana perwujudan hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh seluruh komponen negara termasuk rakyat dan
pemerintah adalah konstitusi. Konstitusionalisme dapat dijadikan sebagai komponen integral dari suatu
negara yang menganut sistem demokrasi. Hal itulah yang menjadi sebuah dasar di mana suatu sistem
pemerintahan yang demokratis tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya pelaksanaan paham
konstitusionalisme sebagai perwujudan hukum tertinggi.
Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara—biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan
hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini merujuk
secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip
dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara
pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Dalam bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter, dan aturan
dasar organisasi tersebut. Jenis organisasi yang menggunakan konsep konstitusi yaitu, organisasi
pemerintahan (transnasional, nasional atau regional), organisasi sukarela, persatuan dagang, partai politik,
perdagangan beras dan rempah-rempah. Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah
dokumen yang berisi aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara.
Namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa
dokumen tertulis (formal). Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan
distribusi maupun alokasi. Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang dimaksud terdapat
beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat pula konstitusi politik atau hukum akan tetapi
mengandung pula arti konstitusi ekonomi.

KONSTITUSI
Berdasarkan berbagai pendapat dari para ahli yang sudah disampaikan sebelumnya, dapat diambil
simpulan bahwa konstitusi memiliki dua pengertian, yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Pertama, dalam arti sempit, pengertian konstitusi adalah Undang Undang Dasar merupakan sebuah
hukum dasar tertulis. UUD 1945 sendiri ialah suatu dokumen yang memuat segala aturan serta ketentuan
yang bersifat pokok dari sistem tata negara suatu negara.
Kedua, dalam arti secara luas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konstitusi adalah suatu
keseluruhan aturan dan ketentuan dasar, baik dari hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis hingga
hukum dasar tidak tertulis. Konstitusi juga melakukan pengaturan terkait suatu sistem pemerintahan yang
telah diselenggarakan di dalam suatu negara.
Secara umum, konstitusi memiliki 2 jenis berdasarkan bentuknya. Kedua jenis konstitusi tersebut
merupakan jenis konstitusi yang tertulis dan jenis konstitusi yang tidak tertulis.
Berdasarkan Modul Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII yang terbit oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 menjelaskan tentang 2 jenis konstitusi beserta contohnya, seperti
berikut:
1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara Indonesia, di
antaranya yaitu:
a. UUD 1945
b. UUD RIS
c. UUD Sementara
d. UUD 1945 Hasil Amandemen
2. Konstitusi Tidak Tertulis
Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai konvensi. Konvensi sendiri memiliki
pengertian sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah negara.
Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara Indonesia, di
antaranya yaitu:
a. Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan musyawarah secara mufakat.
b. Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus 1945, dan Pidato Presiden
sebelum MPR melakukan sidang. Presiden sebagai kepala negara telah menyiapkan bahan-bahan
untuk sidang umum MPR yang akan datang.
c. Adat istiadat

Secara umum, konstitusi memiliki beberapa fungsi, di antarnya yaitu:


a. Konstitusi berfungsi untuk memberikan pembatasan kepada kekuasaan suatu pemerintahan agar tidak
terjadi pemerintahan yang bertindak sewenang-wenang sehingga hak-hak bagi warga negara dapat terjamin,
terlindungi, dan tersalurkan.
b. Konstitusi memiliki fungsi sebagai piagam atas lahirnya suatu negara
c. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sumber hukum tertinggi
d. Konstitusi memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan pembatasan terhadap kekuasaan dari suatu
pemerintahan
e. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sebuah identitas nasional dan lambang negara
f. Konstitusi memiliki fungsi sebagai salah satu cara untuk memberikan perlindungan terhadap hak asasi
manusia sekaligus jaminan kebebasan untuk warga dari suatu negara.

Selain fungsi konstitusi di atas, konstitusi juga memiliki tujuan yang penting untuk diketahui. Berikut ini
adalah tiga tujuan dari konstitusi secara ringkas, di antaranya yaitu:
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.
Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan tindakan yang
merugikan masyarakat banyak.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. Bisa juga
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya konstitusi maka
setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak mendapatkan perlindungan dalam
melakukan haknya.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya. Selain memberikan batasan-batasan untuk penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal
ini juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh.
Selanjutnya, berikut ini adalah tiga nilai dari konstitusi, di antaranya adalah:
1. Nilai normatif adalah sebuah konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa. Bagi suatu negara,
konstitusi tidak hanya dapat berlaku dalam arti hukum atau legal. Namun, konstitusi juga nyata dapat
berlaku dalam suatu masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara konsekuen dan murni.
2. Nilai nominal adalah sebuah konstitusi yang menurut hukum tetap berlaku. Namun, konstitusi tersebut
memiliki bentuk yang tidak sempurna. Konstitusi yang tidak sempurna itu dapat disebabkan oleh beberapa
pasal tertentu yang tidak berlaku atau tidak seluruh dari pasal yang terdapat dalam Undang Undang Dasar
bisa berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah sebuah konstitusi yang hanya dapat berlaku bagi kepentingan penguasa saja.
Konstitusi bisa menjadi alat bagi pemangku kekuasaan untuk melakukan mobilisasi kekuasaan, hal itu
menjadi alasan dalam melaksanakan kekuasaan politik terhadap warga negaranya.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan tentang Konstitusi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsekuensi
logis berdirinya suatu negara berdiri atau terbentuknya suatu negara baru adalah adanya konstitusi.
Konstitusi menjadi dasar terpenting dari suatu negara dan oleh karena itu mendapatkan posisi yang sangat
krusial dan penting dalam mewujudkan kehidupan tata negara suatu negara yang adil dan beradab.
Konstitusi dan negara merupakan hubungan antar lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Eksistensi suatu negara, secara nyata dapat dipenuhi jika memiliki empat unsur berikut ini, yaitu:
1. Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,
2. Wilayah Tertentu
3. Rakyat yang hidup bersatu sebagai suatu bangsa atau nation, dan
4. Pengakuan dari negara-negara lain.
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ternyata belum cukup untuk digunakan sebagai
jaminan terlaksananya fungsi kegiatan negara dan pemerintahan yang berdaulat. Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar dapat memberikan jaminan kepada negara untuk menjadi hukum dasar guna mengatur tata
negara dari suatu negara.
Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi dapat dilihat pada sebuah gagasan dasar, tujuan
hingga cita-cita dari negara yang tertuang dalam pembukaan konstitusi suatu negara. Dasar negara dapat
juga digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan negara secara tertulis dan termuat dalam konstitusi suatu
negara. Konstitusi sendiri memiliki fungsi untuk memberikan pembatasan kewenangan tindakan
pemerintah. Selanjutnya, konstitusi digunakan untuk menjamin seluruh hak yang diperintah dan melakukan
perumusan tentang pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
Dalam pembahasan ajaran pemisahan kekuasaan, mahkamah konstitusi mendapatkan kewenangan
untuk melakukan pengaturan dalam memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara. Mahkamah
konstitusi mendapatkan kewenangan itu melalui pemberian UUD 1945 adalah sebagai konsekuensi
restrukturisasi terhadap kelembagaan negara dalam upaya purifikasi terhadap ajaran pemisahan kekuasaan.
Dalam ajaran pemisahan kekuasaan ini, Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR tidak lagi
menjadi simbol penjelmaan dari kedaulatan rakyat. Hal itu mengimplikasikan bahwa setiap organ atau
lembaga negara memiliki posisi yang sejajar. Situasi yang sejajar tersebut, memberikan keterbukaan
terhadap peluang bagi organ atau lembaga negara untuk melakukan sengketa terkait dengan kewenangan
yang bersumber pada UUD.
DAFTAR BACAAN
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konstitusi/
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/634858/mod_resource/content/1/makalah%20PKN%20%282
%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai