Anda di halaman 1dari 9

STIE & STT WALI SONGO – GEMPOL

Dosen : Nanang Bagus. SHJ. S.Sos. MAP


UTS / Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Nama : Lailul Farida


Jurusan : Akuntansi / 10
NIM : 1913031008

1. Salah satu tujuan dari konstitusi adalah memberikan wawasan dan pembahasan terhadap
kekuasaan politik serta jaminan terhadapa hak dan kewajiban warga negara. konstitusi
negara kita adalah UUD 1945. Bagaimana point-point penting dalam konstitusi tersebut
dilaksanakan di Indonesia? jelaskan dan berikan contohnya! berikan analisa kritis anda
apakah negara kita dapat dikatakan sebagai negara konstitusional? Jelaskan
Jawaban :
Peran penting konstitusi yang ada di Indonesia :
1. Konstitusi berperan sebagai Dasar Pembentukan Negara
Secara istilah, konstitusi diartikan sebagai pembentukan. Asal muasal penggunaan kata
“pembentukan” sebagai makna dari istilah konstitusi berawal dari terjemahan kata constituer
(Perancis) yang memiliki arti membentuk dalam artian membentuk suatu negara. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa konstitusi mengandung arti berawalnya segala aturan atau
kaidah dasar mengenai hal-hal untuk membentuk suatu Negara. Dalam ketatanegaraan,
konstitusi diartikan sebagai aturan dasar pembentukan suatu negara atau menyatakan sebuah
negara.
Dalam konteks Indonesia, UUD 1945 sebagai dasar hukum tertulis tertinggi dapat disebut
sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia dan Dasar Pembentukan Negara. Hal ini secara
jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang memuat pernyataan kemerdekaan serta
tujuan nasional yang berlandaskan Pancasila. UUD 1945 juga mengatur kerangka
ketatanegaraan serta tugas dan wewenang lembaga Negara.
2. Konstitusi berperan sebagai Perekat Bangsa
Konstitusi merupakan bentuk konsensus yang mencerminkan keanekaragaman yang dibalut
dalam suatu ikatan kebangsaan dan kenegaraan. Heterogenitas dalam Negara demokrasi
diakui dan dilindungi keberadaannya. Heterogenitas ini menuntut adanya sikap saling
menghargai dan menghormati di antara warga masyarakat. Sikap ini dibutuhkan guna meraih
cita-cita dan tujuan Negara yang telah disepakati. Sikap saling menghargai dan menghormati
inilah yang memicu tumbuh kembangnya sikap toleransi dalam masyarakat.
Heterogenitas yang dimiliki Indonesia tidak lantas membuat Indonesia menjadi bangsa yang
tercabik-cabik. Namun, heterogenitas ini justru menguatkan Indonesia sebagai satu bangsa
yang besar. Heterogenitas menuntut setiap anak bangsa Indonesia untuk dapat saling
menghargai dan menghormati. Sikap seperti ini telah menjadikan Indonesia dikenal sebagai
Negara yang memiliki toleransi yang tinggi. Heterogenitas Indonesia dikenal dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu jua).
Heterogenitas Indonesia merupakan fakta yang harus diterima oleh setiap bangsa Indonesia.
Untuk itu, Negara menjamin heterogenitas Indonesia dalam UUD 1945 yang tersurat jelas
dalam tujuan Negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 dan berlandaskan falsafah
negara.
Dengan dijaminnya heterogenitas di Indonesia, maka semangat rasa persatuan dapat terjalin
sejalan dengan fungsi toleransi yang diterapkan oleh setiap warga negara. (baca : Manfaat
UUD Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Warga Negara serta Bangsa dan Negara)
3. Konstitusi berperan sebagai Hukum Dasar
Konstitusi dalam Negara demokrasi hanya memuat hal-hal atau aturan-aturan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang bersifat prinsip atau mendasar. Konstitusi merupakan hukum
dasar yang disusun untuk mengatur kedudukan dan fungsi lembaga pemerintahan dan
hubungan kerjasama antara Negara dengan rakyat. (baca : Struktur Lembaga Negara Sebelum
dan Sesudah Amandemen)
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis bagi Negara Indonesia. Di dalamnya mengatur
hal-hal mendasar mengenai tata cara penyelenggaraan Negara, mekanisme pemberian
kekuasaan serta tata cara penggunaan kekuasaan itu oleh lembaga Negara.
4. Konstitusi berperan sebagai Hukum Paling Tinggi
Konstitusi disebut sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata hukum suatu Negara.
Konstitusi merupakan acuan awal atau rujukan disusunnya peraturan perundangan yang
berada di bawah konstitusi. Dengan demikian, tidak boleh ada satu pun peraturan
perundangan yang bertentangan dengan konstitusi.
UUD 1945 adalah sumber hukum tertulis yang paling tinggi di Indonesia. Hal ini berarti,
sesuai dengan pernyataan di atas, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis tertinggi dan
dasar bagi setiap pembentukan peraturan perundangan di bawahnya agar tidak bertentangan
dengan UUD 1945.
5. Konstitusi berperan sebagai Perangkat Kehidupan Yang Demokratis
Konstitusi dalam Negara demokrasi mengatur kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan
kenegaraan. Melalui konstitusi yang demokratis, suatu kekuasaan dan pemerintahan yang
demokratis dapat terwujud dengan menerapkan nilai-nilai demokratis yang tersirat dalam
konstitusi oleh setiap anak bangsa secara konsisten.
6. Konstitusi sebagai Penjaga Demokrasi
Melihat kembali perjalanan sejarah, cara-cara demokrasi yang diterapkan Negara-negara pada
masa lalu tidak serta merta melahirkan pemerintahan yang kekuasaannya terbatas. Bahkan
dalam beberapa kasus, kekuasaan yang otoriter justru tumbuh dan berkembang melalui cara-
cara demokrasi. Untuk itu, suatu Negara yang menganut demokrasi sejatinya memaknai
demokrasi tidak hanya sebagai suatu proses pemilihan umum (wakil rakyat dan
pemerintahan) semata. Demokrasi hendaknya dimaknai secara substansial yaitu penghargaan
dan perlindungan HAM, pemerintahan yang terbatas, dan penyelenggaraan pemerintahan
berkedaulatan rakyat yang telah ditetapkan dalam konstitusi. Jika ada aturan hukum atau
kebijakan yang bertentangan dengan inti demokrasi maka harus dibatalkan.
Dalam Negara demokrasi, demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan hukum. Dengan
demikian, konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam Negara demokrasi mengatur prosedur
demokrasi serta substansi pemerintahan yang demokratis. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya
untuk menjaga demokrasi dari penggunaan kekuasaan yang membahayakan demokrasi itu
sendiri.
7. Konstitusi sebagai Alat untuk Membatasi dan Memisahkan Kekuasaan Negara
Pada hakekatnya, konstitusi memuat batasan-batasan tentang kekuasaan Negara. Karenanya,
konstitusi tidak dapat dilepaskan dari paham konstitusionalisme. Konstitusionalisme adalah
paham yang menyatakan bahwa kekuasaan harus dibatasi agar proses demokrasi dapat
berjalan. Jika kekuasaan tidak dibatasi dengan konstitusi dikhawatirkan kekuasaan akan
bertumpu pada satu orang dan dapat dijadikan legitimasi bagi siapapun yang berkuasa. (baca
: Penyebab Terjadinya Tindakan Penyalahgunaan Kewenangan)
Penyalahagunaan wewenang merupakan salah satu penyebab korupsi di Indonesia.Sebagai
pemerintahan yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat sejatinya demokrasi dijalankan tidak
secara langsung. Proses demokrasi dilakukan melalui sistem perwakilan. Maksudnya, rakyat
memberikan mandat atau amanat kepada penguasa serta lembaga Negara. Terkadang,
kekuasaan yang diberikan kepada penguasa tidak dijalankan sesuai dengan konstitusi. Untuk
menghindarinya diperlukan pembatasan-pembatasan melalui konstitusi.
Di Indonesia, pembatasan kekuasaan juga dilakukan melalui konstitusi. Dalam UUD 1945,
secara jelas diatur tentang kedudukan dan wewenang dari setiap lembaga Negara. Hal ini
dimaksudkan agar tercipta pengawasan dan keseimbangan dalam penyelenggaraan Negara.
Selain itu, pembatasan wewenang ini dilakukan agar tidak terjadi adanya intervensi atau
gangguan lainnya yang dapat mengganggu jalannya pemerintahan.
Sebagai Negara yang menganut demokrasi, penyelenggaraan negara dibagi ke dalam tiga
macam kekuasaan agar kekuasaan Negara tidak bertumpu pada satu orang. Pendelegasian
wewenang kekuasaan yang tercantum dalam UUD 1945 adalah :
1. Kekuasaan membentuk UU dilakukan oleh DPR; (baca : Fungsi DPR RI)
2. Kekuasaan mengadili pelanggaraan pelaksanaan UU oleh MA dan MK; (baca : Tugas dan
Fungsi Mahkamah Agung)
3. Kekuasaan melaksanakan UU oleh Presiden
8. Konstitusi sebagai Pelindung HAM dan Hak-hak Warga Negara
Konstitusi pada hakekatnya disusun guna mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan
Negara yang dapat berakibat pada adanya pelanggaran HAM dan hak warga negara. Hal ini
berdasarkan kilasan sejarah yang menunjukkan banyaknya jenis-jenis pelanggaran hak-hak
asasi manusia yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penguasa.
Bentuk atau jenis pelanggaran HAM tidak hanya berupa penghilangan hak hidup manusia
saja. Namun, dapat juga karena akibat adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
oleh penyelenggara Negara. Korupsi adalah contohnya. Doktrin International Covenant
Economic and Social Right menyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang dapat
digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat. Hal ini karena korupsi menghilangkan hak
warga Negara untuk dapat menikmati pembangunan. (baca : Penyebab korupsi dan Cara
Mengatasinya)
Untuk mencegah selalu berulangnya masalah pelanggaran hak-hak asasi manusia yang
dilakukan oleh Negara maka diperlukan pembatasan kekuasaan Negara melalui konstitusi.
Pembatasan ini diperlukan guna melindungi hak-hak asasi manusia seperti hak untuk hidup,
kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan.

Konstitusi mempunyai nilai yang sangat penting dalam suatu negara, karena negara
tidak mungkin terbentuk tanpa adanya konstitusi, karena itulah konstitusi menempati posisi
yang sangat krusial dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Mengenai arti penting
konstitusi dalam suatu negara, menurut Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya
berpendapat bahwa suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah sebagai pemberi
pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaa negara harus dijalankan.

Kemudian Struycken dalam bukunya Het Staatsrecht Vab het Koninkrijk der
Nederland menyatakan bahwa
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang
berisi[1]:
1) Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau
2) Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
3) Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang
maupun untuk waktu yang akan datang.
4) Suatu keinginan dengan suatu perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa yang
hendak dipimpin.
Sedangkan Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya kostitusi dari dua
segi. Pertama, dari segi isi, karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi
negara. Kedua, dari segi bentuk, karena yang membuat konstitusi bukan sembarang orang
atau lembaga. Mungkin bisa seorang raja, raja dengan rakyat, badan konstituante, atau
lembagadiktator.[2] Dari sudut pandang yang kedua, mempunyai kesamaan pengertian
hukum dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan atau lembaga yang berwenang
dalam membuat hukum, yaitu sebuah badan yang legal dan diakui sah untuk memberikan
kekuatan hukum dalam konstitusi.
Karl Loewenstein mengadakan suatu penelitian mengenai arti penting suatu konstitusi
tertulis (UUD) dalam suatu lingkungan nasional yang spesifi, terutama kenyataannya bagi
rakyat biasa sehingga membawanya kepada tiga jenis penilaian konstitusi sebagai berikut:[3]
1) Konstitusi yang mempunyai nilai normatif
Yaitu suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan konstitusi itu
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2) Konstitusi yang mempunyai nilai nominal
Yaitu secara hukum konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna,
sebab ada beberapa pasal konstitusi tersebut dalam kenyataanya tidak berlaku.
3) Konstitusi yang mempunyai nilai semantik
Yaitu jika konstitusi yang hanya sekedar suatu istilah belaka, sedangkan dalam
pelaksanaannya hanyalah dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.
Apakah negara kita dapat dikatakan sebagai negara konstitusional?
 Jika dilihat dari sudut pandang, Indonesia sudah bisa dikatakan sebagai negara
Konstitusional. Tetapi, Hukum di Indonesia tetap saja harus dibenahi dan
diperbaiki agar penegak hukum yang ada di Indonesia bisa berlaku Adil agar
Indonesia bisa dikatakan sebagai negara Konstutusional secara keseluruhan.

2. Dalam UU Kewarganegaraan RI No 12 Tahun 2006 dinyatakan “Mempunyai paspor atau


surat yang bersifat paspor dari negra asing atau surat yang di artikan sebagai tanda
Kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya” membuat seorang
WNI dapat kehilangan Kewarganegaraannya. bagaiman pendapat anda mengenai kasus
sebanyak 177 calon jemaah haji Indonesia yang memiliki paspor Filipina yang tertangkap
oleh otoritas Filipina? berikan analisa kritis dan rekomendasi/solusi Anda!
Jawaban :
Analisa :
Seharusnya pemerintah lebih teliti lagi dengan kasus-kasus seperti ini, karena
banyaknya calon jemaah haji yang ingin diberangkatkan ke tanah suci terlebih
kuota keberangkatan calon jemaah haji setiap tahunnya terbatas. supaya, tidak
terjadi lagi kasus-kasus seperti ini karena sangat di sayangkan banyak warga
negara yang kehilangan Kewarganegaraannya. Tentu hal ini akan merugikan calon
jamaah haji tersebut yang mungkin tidak mengetahui tentang resiko seperti ini. Pemerintah
seharusnya meningkatkan pengawasan terhadap agen travel yang tidak sesuai peraturan
atau abal-abal, karena banyaknya minat warga negara Indonesia yang ingin berangkat haji
menjadi bisnis yang menggiurkan terutama bagi mereka yang memiliki niat tidak baik.
Solusi yang bias saya sampaikan, Masyarakat Indonesia pun harus berhati-hati dan lebih
cerdas membedakan antara jasa travel yang baik dan jasa travel yang kurang baik. Jika
dirasa travel itu mencurigakan lebih baiknya tidak digunakan.
3. Berikan contoh kasus pelaksanaan demokrasi di Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip
dasar
demokrasi?
Jawaban :
Analisa :
Salah satu contoh kasus demokrasi di Indonesia yang sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi yaitu persoalan permasalahan Pemili di Indonesia. pelaksanaan Pemilu atau
Pemilihan Umum di Indonesia ternyata masih belum optimal ternyata masih banyak
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi khususnya yang bersangkutan dengan prinsip-
prisnsip ideologi.
Contoh dari pelanggran tersebut adalah salah satu kader bakal calon membagi-
bagikan Uang atau berupa sembako kepada masyarakat degan syarat bakal memilih
calon tersebut, Tidak menerima keputusan yang telah disepakati, bersifat anarkis dan tidak
menghargai orang lain, menyelesaikan masalah dgn melakukan kekerasan
ini adalah contoh pelanggaran yang sangat tidak terpuji.
Cara menyelesaikan masalah dalam proses pemilihan
Dalam melaksanakan sesuatu pasti ada kendala yang harus dihadapi. Tetapi bagaimana kita
dapat meminimalkan kendala kendala itu. Untuk itu diperlukan peranserta masyarakat karena
ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Untuk menggulangi permasalah yang timbul
karena pemilu antara lain :
A. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga
ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. Tokoh tokoh masyarakat
yang merupakan panutan dapat menjadi souri tauladan bagi masyarakatnya. Dengan
ini maka dapat menghindari munculnya konflik.
B. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul
perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik. Dengan
kesadaran menghargai pendapat orang lain, maka pelaksanaan pilkada dapat berjalan
dengan lancar.
C. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan
masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. Sehingga menghindari
kemungkinan fitnah terhadap calon yang lain.
D. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih dengan hati
nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sehingga prinsip prinsip dari pemilu
dapat terlaksana dengan baik.
Maka kita sebagai warga negara yang baik dan benar mesti mengerti hak dan kewajibannya
sebagai warga negara dan juga kita harus mengamalkan LUBERJURDIL(Langsung, Umum,
Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil) saat memilih pemimpin yang benar.

4. Fotografi berperan dalam perubahan sosial, karena memiliki pesan yang mendalam di
setiap gambarnya. Mahasiswa diwajibkan membuat 1 (satu) hasil karya foto (hasil karya
sendiri) tentang fenomena dengan tema : Identitas Nasional foto diunggal di blog masing-
masing disertai dengan analisa kritis mengapa identitas Nasional penting bagi bagi negara
serta berikan rekomendasi/solusi Anda terhadap masalah yang di hadapi.
Jawaban :

Contoh Identitas Nasional :

Kerena identitas nasional merupakan jati dir bangsa yang bersifat khas dan menjadi
pandangan hidupo dalam mencapai cita-cita dan tujuan bersama. pada era globalalisasi ini
eksistensi bangsa-bangsa di indonesia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sanagt kuat
dari kekuatan internasional baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. apabila
bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mmepertahankan identitas nasional
yang menjadi kepribadiaannya maka bangsa bangsa tersebut akan mudah goyah dan
terombang-ambing oelh tantangan zaman. bangsa yang tidak mampu mempertahankan
identitas nasionalnya akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-
citadan tujuan hidup bersama. kondisi suatu bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu
merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untu
menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. oleh karena itu idenitasa sangat mutlak
diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-
hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.

Anda mungkin juga menyukai