Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Kewarganegaraan (kewiraan)

DISUSUN OLEH :

ERICKA FERENS (1601619046)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN JASMANI

2020
Negara Konstitusi Peranan Konstitusi Dalam Kehidupan Bernegara

Negara merupakan suatu wilayah yang berdiri sendiri, ditempati oleh sekelompok orang dan
memiliki suatu sistem tertentu yang berlaku bagi setiap individu yang berada di wilayah
tersebut. Ketika ingin mendirikan suatu Negara, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi
yaitu adanya wilayah yang mencakup darat, laut, udara, dan daerah ekstrateritorial; adanya
rakyat yang diperintah; serta adanya pemerintahan yang berdaulat yang menjalankan
penyelenggaraan negara.

Dalam perkembangannya, beberapa ahli menambahkan satu unsur lagi yaitu pengakuan
dari Negara lain. Maksudnya adalah ketika suatu Negara telah berdiri maka Negara tersebut
membutuhkan pengakuan dari Negara lain karena berkaitan dengan hubungan antar
Negara dalam rangka mencapai tujuan Negara yang telah ditentukan dan dicantumkan
dalam konstitusi.

Konstitusi memegang peran yang sangat penting bagi Negara dalam kaitannya dengan
keberlangsungan proses penyelenggaraan Negara dalam rangka mencapai tujuan Negara
yang ingin diraih. Begitu pula dengan Negara yang menganut konsep demokrasi. Terdapat
dua hal pokok yang penting bagi negara demokrasi yaitu konstitusi yang demokratis dan
penghargaan serta perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan hak-hak warga
negara. Peran konstitusi dalam suatu Negara demokrasi dapat ditilik dan disarikan dari
pengertian serta fungsi konstitusi itu sendiri yang telah diungkapkan oleh para ahli serta
berpijak pada dua hal pokok bagi negara demokrasi sebagaimana yang telah disinggung
sebelumnya.

apakah sebenarnya peran konstitusi dalam suatu Negara demokrasi? Berikut sekilas
ulasannya.

1. Konstitusi berperan sebagai Dasar Pembentukan Negara


Secara istilah, konstitusi diartikan sebagai pembentukan. Asal muasal penggunaan
kata “pembentukan” sebagai makna dari istilah konstitusi berawal dari terjemahan
kata constituer (Perancis) yang memiliki arti membentuk dalam artian membentuk
suatu negara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konstitusi mengandung arti
berawalnya segala aturan atau kaidah dasar mengenai hal-hal untuk membentuk
suatu Negara. Dalam ketatanegaraan, konstitusi diartikan sebagai aturan dasar
pembentukan suatu negara atau menyatakan sebuah negara.

Dalam konteks Indonesia, UUD 1945 sebagai dasar hukum tertulis tertinggi dapat
disebut sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia dan Dasar Pembentukan Negara.
Hal ini secara jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang memuat
pernyataan kemerdekaan serta tujuan nasional yang berlandaskan Pancasila. UUD
1945 juga mengatur kerangka ketatanegaraan serta tugas dan wewenang lembaga
Negara.

2. Konstitusi berperan sebagai Perekat Bangsa


Konstitusi merupakan bentuk konsensus yang mencerminkan keanekaragaman yang
dibalut dalam suatu ikatan kebangsaan dan kenegaraan. Heterogenitas dalam
Negara demokrasi diakui dan dilindungi keberadaannya. Heterogenitas ini menuntut
adanya sikap saling menghargai dan menghormati di antara warga masyarakat.
Sikap ini dibutuhkan guna meraih cita-cita dan tujuan Negara yang telah disepakati.
Sikap saling menghargai dan menghormati inilah yang memicu tumbuh kembangnya
sikap toleransi dalam masyarakat.

Heterogenitas yang dimiliki Indonesia tidak lantas membuat Indonesia menjadi


bangsa yang tercabik-cabik. Namun, heterogenitas ini justru menguatkan Indonesia
sebagai satu bangsa yang besar. Heterogenitas menuntut setiap anak bangsa
Indonesia untuk dapat saling menghargai dan menghormati. Sikap seperti ini telah
menjadikan Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki toleransi yang tinggi.
Heterogenitas Indonesia dikenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-
beda tetapi satu jua).

Heterogenitas Indonesia merupakan fakta yang harus diterima oleh setiap bangsa
Indonesia. Untuk itu, Negara menjamin heterogenitas Indonesia dalam UUD 1945
yang tersurat jelas dalam tujuan Negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945
dan berlandaskan falsafah negara.

Dengan dijaminnya heterogenitas di Indonesia, maka semangat rasa persatuan


dapat terjalin sejalan dengan fungsi toleransi yang diterapkan oleh setiap warga
negara. (baca : Manfaat UUD Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Warga Negara
serta Bangsa dan Negara)

3. Konstitusi berperan sebagai Hukum Dasar


Konstitusi dalam Negara demokrasi hanya memuat hal-hal atau aturan-aturan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersifat prinsip atau mendasar. Konstitusi
merupakan hukum dasar yang disusun untuk mengatur kedudukan dan fungsi
lembaga pemerintahan dan hubungan kerjasama antara Negara dengan rakyat.
(baca : Struktur Lembaga Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen)
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis bagi Negara Indonesia. Di dalamnya
mengatur hal-hal mendasar mengenai tata cara penyelenggaraan Negara,
mekanisme pemberian kekuasaan serta tata cara penggunaan kekuasaan itu oleh
lembaga Negara.

4. Konstitusi berperan sebagai Hukum Paling Tinggi


Konstitusi disebut sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata hukum suatu Negara.
Konstitusi merupakan acuan awal atau rujukan disusunnya peraturan perundangan
yang berada di bawah konstitusi. Dengan demikian, tidak boleh ada satu pun
peraturan perundangan yang bertentangan dengan konstitusi.

UUD 1945 adalah sumber hukum tertulis yang paling tinggi di Indonesia. Hal ini
berarti, sesuai dengan pernyataan di atas, UUD 1945 merupakan sumber hukum
tertulis tertinggi dan dasar bagi setiap pembentukan peraturan perundangan di
bawahnya agar tidak bertentangan dengan UUD 1945.

5. Konstitusi berperan sebagai Perangkat Kehidupan Yang Demokratis


Konstitusi dalam Negara demokrasi mengatur kehidupan kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan. Melalui konstitusi yang demokratis, suatu kekuasaan
dan pemerintahan yang demokratis dapat terwujud dengan menerapkan nilai-nilai
demokratis yang tersirat dalam konstitusi oleh setiap anak bangsa secara konsisten.

6. Konstitusi sebagai Penjaga Demokrasi


Melihat kembali perjalanan sejarah, cara-cara demokrasi yang diterapkan Negara-
negara pada masa lalu tidak serta merta melahirkan pemerintahan yang
kekuasaannya terbatas. Bahkan dalam beberapa kasus, kekuasaan yang otoriter
justru tumbuh dan berkembang melalui cara-cara demokrasi. Untuk itu, suatu Negara
yang menganut demokrasi sejatinya memaknai demokrasi tidak hanya sebagai suatu
proses pemilihan umum (wakil rakyat dan pemerintahan) semata. Demokrasi
hendaknya dimaknai secara substansial yaitu penghargaan dan perlindungan HAM,
pemerintahan yang terbatas, dan penyelenggaraan pemerintahan berkedaulatan
rakyat yang telah ditetapkan dalam konstitusi. Jika ada aturan hukum atau kebijakan
yang bertentangan dengan inti demokrasi maka harus dibatalkan.

Dalam Negara demokrasi, demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan hukum. Dengan
demikian, konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam Negara demokrasi mengatur
prosedur demokrasi serta substansi pemerintahan yang demokratis. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga demokrasi dari penggunaan kekuasaan
yang membahayakan demokrasi itu sendiri.

7. Konstitusi sebagai Alat untuk Membatasi dan Memisahkan Kekuasaan Negara


Pada hakekatnya, konstitusi memuat batasan-batasan tentang kekuasaan Negara.
Karenanya, konstitusi tidak dapat dilepaskan dari paham konstitusionalisme.
Konstitusionalisme adalah paham yang menyatakan bahwa kekuasaan harus
dibatasi agar proses demokrasi dapat berjalan. Jika kekuasaan tidak dibatasi dengan
konstitusi dikhawatirkan kekuasaan akan bertumpu pada satu orang dan dapat
dijadikan legitimasi bagi siapapun yang berkuasa. (baca : Penyebab Terjadinya
Tindakan Penyalahgunaan Kewenangan)
Penyalahagunaan wewenang merupakan salah satu penyebab korupsi di
Indonesia.Sebagai pemerintahan yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat sejatinya
demokrasi dijalankan tidak secara langsung. Proses demokrasi dilakukan melalui
sistem perwakilan. Maksudnya, rakyat memberikan mandat atau amanat kepada
penguasa serta lembaga Negara. Terkadang, kekuasaan yang diberikan kepada
penguasa tidak dijalankan sesuai dengan konstitusi. Untuk menghindarinya
diperlukan pembatasan-pembatasan melalui konstitusi.

Di Indonesia, pembatasan kekuasaan juga dilakukan melalui konstitusi. Dalam UUD


1945, secara jelas diatur tentang kedudukan dan wewenang dari setiap lembaga
Negara. Hal ini dimaksudkan agar tercipta pengawasan dan keseimbangan dalam
penyelenggaraan Negara. Selain itu, pembatasan wewenang ini dilakukan agar tidak
terjadi adanya intervensi atau gangguan lainnya yang dapat mengganggu jalannya
pemerintahan.

Sebagai Negara yang menganut demokrasi, penyelenggaraan negara dibagi ke dalam tiga
macam kekuasaan agar kekuasaan Negara tidak bertumpu pada satu orang. Pendelegasian
wewenang kekuasaan yang tercantum dalam UUD 1945 adalah :

 Kekuasaan membentuk UU dilakukan oleh DPR; (baca : Fungsi DPR RI)


 Kekuasaan mengadili pelanggaraan pelaksanaan UU oleh MA dan MK; (baca :
Tugas dan Fungsi Mahkamah Agung)
 Kekuasaan melaksanakan UU oleh Presiden; (baca : Tugas, Fungsi, dan
Wewenang Presiden dan Wakil Presiden)

8. Konstitusi sebagai Pelindung HAM dan Hak-hak Warga Negara


Konstitusi pada hakekatnya disusun guna mencegah terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan Negara yang dapat berakibat pada adanya pelanggaran HAM dan hak
warga negara. Hal ini berdasarkan kilasan sejarah yang menunjukkan banyaknya
jenis-jenis pelanggaran hak-hak asasi manusia yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penguasa.

Bentuk atau jenis pelanggaran HAM tidak hanya berupa penghilangan hak hidup
manusia saja. Namun, dapat juga karena akibat adanya penyalahgunaan wewenang
yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Korupsi adalah contohnya. Doktrin
International Covenant Economic and Social Right menyatakan bahwa tindak pidana
korupsi yang dapat digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat. Hal ini karena
korupsi menghilangkan hak warga Negara untuk dapat menikmati pembangunan.
(baca : Penyebab korupsi dan Cara Mengatasinya)
Untuk mencegah selalu berulangnya masalah pelanggaran hak-hak asasi manusia
yang dilakukan oleh Negara maka diperlukan pembatasan kekuasaan Negara
melalui konstitusi. Pembatasan ini diperlukan guna melindungi hak-hak asasi
manusia seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan.

Disebutkan sebelumnya bahwa unsur penting bagi Negara demokrasi adalah


konstitusi yang demokratis dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan
hak-hak warga negara. Sebagai negara yang menganut paham demokrasi,
Indonesia juga tidak terlepas dari dua unsur tadi. Hubungan demokrasi dan hak-hak
asasi manusia di Indonesia tersurat dengan jelas dalam UUD 1945. Dalam Dalam
UUD 1945 ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia serta hak dan kewajiban
warga Negara telah diatur dengan begitu jelas terutama setelah dilakukannya
Perubahan UUD 1945. Diaturnya hak-hak asasi manusia serta hak dan kewajiban
warga Negara dalam UUD 1945 sebagai bukti bahwa sebagai Negara demokrasi,
Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia serta hak dan kewajiban
warga Negara.

REFRENSI
https://guruppkn.com/peran-konstitusi-dalam-negara-demokrasi

Anda mungkin juga menyukai