DISUSUN OLEH:
SELPIA UTAMI
NIM : 2019206203069
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)
T.A 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang
yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara
satu orang dengan orang yang lain. Suatu tempat dapat disebut dengan Negara jika
mempunyai 3 unsur terpenting yang harus ada didalamnya yaitu :
1. Wilayah
2. Pemerintah
3. Rakyat
Ketiga unsur tersebut harus ada dalam suatu Negara. Jika salah satu dari unsur
tersebut tidak ada maka tempat tersebut tidak dapat dinamakan Negara. Ketiga
unsur tersebut harus saling melengkapi dalam suatu Negara. Unsur lainnya yang
juga harus dimiliki oleh suatu Negara adalah pengakuan dari Negara lain.
Pengakuan dari Negara lain harus dimiliki oleh suatu Negara supaya keberadaan
Negara tersebut diakui oleh Negara-negara lain.
Setelah suatu Negara terbentuk,maka Negara tersebut berhak membentuk undang-
undang atau konstitusi. Konstitusi di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu
bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia, konstitusi yang telah ada berfungsi
mengatur kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan adat istiadat yang ada
karena kesepakatan dari suatu masyarakat yang terlahir dan dipakai sebagai
pengatur kehidupan bermasyarakat. Adat istiadat mempunyai suatu hukum yang
dinamakan hukum adat. Pada zaman dahulu walaupun belum ada undang-undang
seperti halnya sekarang kehidupan masyarakat sudah diatur dengan adat istiadat
yang apabila melanggar adat istiadat tersebut akan dikenakan suatu hukum yang
telah masyarakat setempat sepakati yaitu hukum adat.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa Pengertian Negara?
2. Apa Pengertian Konstitusi?
3. Bagaimana konstitusi di Indonesia?
4. Bagaimana hubungan antara Negara dan Konstitusi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Negara.
2. Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi dan bentuk konstitusi yang ada
di Indonesia.
3. Untuk mengetahui hubungan antara negara dan konstitusi.
4. Untuk mengetahui secara sekilas salah satu studi kasus dalam konstitusi di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat
Negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles (384-322
S.M) menrumuskan Negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai
Negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih dalam satu wilayah
yang di dalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam
permusyawarahan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan
merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik, demi
terwujudnya cita-cita seluruh warga.
Menurut konsep Nicollo Machiavelli (1469-1527) yang merumuskan
negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya “II Principle” yang dahulu
merupakan buku refrensi para raja. Ia memandang Negara dari sudut kenyataan
bahwa dalam suatu negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan negara tidak
mungkin hanya menggandalkan kekuasaan hanya pada satu moralitas atau
kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan
negara.
Dari pengertian kedua filsafat tersebut secara rinci Negara adalah suatu
wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi,
sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut.
Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan
yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki
wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat
sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.Setiap Negara tentunya
memiliki Dasar Negara, dimana Dasar Negara ini menjadi fandemen yang kokoh
dan kuat serta bersumber dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dari
peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam
sejarah perkembangan Negara itu sendiri).
B. Pengertian konstitusi.
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu
“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan
demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari segala
peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari
segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang
Dasar. Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanyataan : what is a
constitution dapat dijawab bahwa “a constitution is a document which contains
the rules for the the operation of an organization” Organisasi yang dimaksud
beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya. Negara sebagai salah satu bentuk
organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang disebut sebagai konstitusi
atau Undang-Undang Dasar.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern
dewasa ini pada umumnya di pahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau
konsensus, sebagai berikut :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society
or general acceptance of the same philosophy of goverment)
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara (the basis of goverment)
3. Kesepakatan tentangbentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur
ketatanegaraan (the form of institusions and procedures). (Andrews 1968: 12).
C. Konstitusi Indonesia
1. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang
UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap
UUD 1945. Ide tersebut didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa
Orde lama dan Orde baru, bawa penerapan pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi
interoretable” atau dengan kata lain berwayuh arti, sehingga mengakibatkan
adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak
tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan
tambahan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua
pada tahun 2000, amandemen ketiga pada tahun 2001, dan amandemen terakhir
dilakukan pada tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 agustus 2002.
2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-undang Dasar)
Undang-undang dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat
kekuasaan ini bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-undang
dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara (Budiardjo,
1981:95,96). Dalam penjelasan Undang-Undang dasar 1945 disebutkan bahwa
Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. Undang-undang 1945
hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lainya hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan.
3. Hukum dasar yang tidak tertulis (convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negarameskipun
sifatnya tidak tertulis. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara
b. Tidak bertentangan dengan Undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
c. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan
dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
4. Konstitusi
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraanumumnya mempunyai arti:
a. Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar atau
b. Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar.
Dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia pengertian konstitusi
adalah sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan
disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Serikat (Totopandoyo, 1981: 25.26)
5. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
Sistem pemerintahan Negara Indonesia ini dibagi menjadi atas tujuh yang
secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh karena
sistem pemerintah Negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara yang dirinci sebagai berikut:
a. Indonesia ialah Negara yang Berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan UUD 1945, jelas bahwa
negara hukum dimaksud berarti negara bukan hanya sebagai polisi lalu lintas atau
penjaga malam saja, yang menjaga jangan sampai terjadi pelanggaran dan
menindak pada pelanggaran hukum. Pengertian Negara hukum baik dalam arti
formal yang melindungi seluruh warga dan seluruh tumpah darah, juga dalam
penertian negara hukum material yaitu negara harus bertanggung jawab terhadap
kesehjateraan dan kecerdasan seluruh warganya.
b. Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar),tidak bersifat
absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).Sistem ini memberikan penegasan bahwa
cara pengendalian pemerintahan di bagi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang
dengan sendirinya juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk
konstitusional, ketetapan MPR, Undang-Undang dan sebagainya.
c. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan Rakyat.
Sistem kekuasaan tertinggi sebelum Amandemen dinyatakan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu “kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama
MPR sebgai penjelmaan seluruh masyrakat Indonesia (vertretungorgatan des
willens des statsvolkes). Dalam hal ini Presiden wajib menjalankan keputusan-
keputusan majelis, dan “tidak neben” akan tetapi “untergeordnet” kepada majelis.
Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasan tertinggi di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945 (pasal 1 ayat 2)
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi disamping
MPR dan DPR.
Kekuasaan presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen
yaitu “Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat, presiden ialah penyelenggara
pemerintahan negara yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan negara,
kekuasan dan tanggung jawab adalah ditangan presiden (concentration of power
responsibility upon the president).
e. Presiden Tidak Bertanggung jawab Kepada DPR
Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 memiliki isi yang sama
dengan UUD 1945 sebelum amandemen sebagai berikut: “disamping presiden
adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden harus mendapat persetujuan
DPR untuk membentuk Undang-Undang pasal 5 ayat 1dan untuk menetapkan
anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan pasal 23. Oleh karena itu
presiden harus bekerja sama dengan Dewan, akan tetapi presiden tidak
bertanggung jawab kepada dewan, artinya kedudukan presiden tidak tergantung
dewan.
f. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung
jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 sebagai berikut : “ Presiden
dalam melaksanakan tugas pemerintahanya dibantu oleh menteri-menteri Negara
(pasal 17 ayat 1 UUD 1945 Hasil amandemen), presiden mengangkat dan
memberhentikan Menteri-Menteri Negara (pasal 17 ayat 2 UUD 1945 hasil
amandemen 2002). Menteri-menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
g. Kekuasan Kepala Negara Tidak Tak terbatas
Menurut UUD hasil amandemen 2002 presiden dan wakil presiden dipilih
oleh rakyat secara langsung. Sistem Kekuasan kelembagaan negara presiden tidak
lagi merupakan mandataris MPR bahkan sejajar dengan DPR dan MPR. Hanya
jikalau presiden melanggar Undang-Undang maupun Undang-Undang Dasar
maka MPR dapat melakukan Impeachament. Meskipun kepala negara tidak
bertanggung jawab kepasa Dewan Perwakilan Rakyat. Ia bukan “Diktator”,
artinya kekuasaan tidak tak terbatas.
6. Negara Indonesia Adalah Negara Hukum.
Menurut UUD 1945 Negara Indonesia adalah Negara hukum. Negara Hukum
yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan. Adapun Ciri-
ciri suatu negara hukum yaitu :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakanya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan yang
terdapat dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran
kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan
terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA