Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Islam Indonesia

Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning pada Mata


Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Anif Rachmawati Evi Fatimatur Rusydiyah


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
ORCID iD: 0000-0002-8534-5272 ORCID iD: 0000-0002-3512-632X

Article history Corresponding author


Received 7 Mei 2020 anifrachma14@gmail.com
Revised 21 Juni 2020
Accepted 23 Juli 2020 DOI 10.35316/jpii.v5i1.223

Abstract: E-learning has an important role in Islamic Education learning. Students are
expected to not only listening to the explanation of the material from the teacher but also
playing an active role in learning by applying e-learning. This study aims to analyze the
implementation of learning based e-learning in Islamic Education course. The method used in
this research was qualitative descriptive. The subject of this study was SMK 8 Surabaya
students for the Islamic Education course. The data collection method had been done by
interview and documentation. Data analysis had been done by collecting data, reducing
data, presenting data, and making conclusions. The results of this study were the researcher
found three stages in learning-based e-learning in the Islamic Education course, which is
planning stage, implementation stage, and evaluation stage.
Keywords : learning; islamic education; e-learning

Abstrak: E-learning memiliki peranan yang cukup penting terhadap pembelajaran


Pendidikan Agama Islam. Dengan menerapkan e-learning pada pembelajaran, diharapkan
siswa bukan hanya sekedar mendengarkan penjelasan materi dari guru, akan tetapi siswa
dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis implementasi pembelajaran berbasis e-learning pada mata pelajaran pendidikan
agama islam. Metode yang digunakan untuk ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian ini diambil SMKN 8 Surabaya untuk mata pelajaran pendidikan agama
islam. Metode pengumpulan data dilakikan melalui wawancara serta dokumentasi. Analisis
data dilakukan dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan
membuat simpulan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran pendidikan
agama islam penggunaan e-learning menggunakan tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan dan evaluasi.
Kata Kunci : pembelajaran, pendidikan agama islam, e-learning
<<<<<<<<<<.<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<...

Pendahuluan begitupun dalam dunia pendidikan. Hal ini


dikarenakan semakin meningkatnya
Penggunaan media berbasis e-learning perkembangan Teknologi informasi dan
kini sudah menjadi kebutuhan bagi komunikasi (TIK), karena dengan adanya
masyarakat dalam berbagai aspek, TIK diharapkan dapat memberikan

1
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

dukungan terhadap perkembangan SDM di menggunakan e-learning pada pembelajaran


Indonesia (Irfan, 2017). Kebutuhan dalam Islam siswa bukan hanya sekedar menyimak
proses pembelajaranpun tidak lepas dari pembelajaran yang diberikan oleh guru,
pengaruh penggunaan TIK. Maka namun peserta didik juga aktif mengamati,
penggunaan beberapa jenis media seperti melakukan, dan mendemonstrasikan. Materi
komputer kini semakin dipertimbangkan pembelajaran dapat di virtualisasikan dalam
oleh guru dalam proses belajar mengajar berbagai format sehingga menjadi lebih
(Hardyanto & Surjono, 2016). Penggunaan menarik (Hartanto, 2016). Melalui
teknologi informasi menjadi suatu bentuk pembelajaran berbasis e-learning, pendidik
inovasi baru dalam pendidikan. Melalui juga dapat mengelola materi, mengupload,
adanya inovasi bagi pendidikan, maka memberi tugas, menilai, dan berkomunikasi
diharapkan proses pembelajaran dapat dengan siswa melalui chat atau forum
berkembang dan meningkatkan mutu diskusi (Sofi, 2016). Melalui e-learning siswa
pendidikan (Nasucha, 2019). Salah satu diberikan kesempatan untuk belajar
bentuk inovasi dalam pendidikan yaitu mandiri, serta bebas menentukan kapan
model pembelajaran yang memanfaatkan akan mulai dan menyelesaikannya, peserta
TIK adalah e-learning (Hanum, 2013). didik juga bebas untuk memilih modul
Salah satu mata pelajaran yang juga mana yang ingin lebih dulu dipelajari
membutuhkan inovasi dalam proses (Indriani et al., 2018). Bagi guru Pendidikan
pembelajarannya yaitu pendidikan agama Agama Islam e-learning dapat memberikan
Islam. Tujuan Pendidikan Islam di sekolah manfaat terutama dalam penyampaian
umumnya adalah untuk menanamkan materi.
wawasan keimanan, penghayatan, dan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
pengamalan oleh siswa terhadap Ryan zeini dkk. ditemukan bahwa
pembelajaran agama, agar dapat menjadikan berdasarkan pengamatan sebagian besar
individu yang bertakwa pada Allah serta guru PAI, saat ini pembelajaran PAI kurang
memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya tidak terlalu diminati oleh siswa, dan masih
untuk masyarakat, maupun negara (Arif K., terdapat beberapa siswa yang kurang
2016). Agar tujuan tersebut dapat tercapai bersemangat untuk mengikuti pembelajaran
maka dalam prosesnya diperlukan adanya serta cenderung kurang tekun dalam
pembelajaran yang efektif serta mengerjakan tugas (Rohidin et al., 2015). Hal
menggunakan strategi pembelajaran yang tersebut disebabkan karena guru masih
tepat. Media pembelajaran juga menjadi kurang memperhatikan komponen lain
unsur penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, seperti guru
proses pembelajaran (Habibullah et al., masih menggunakan metode yang monoton,
2010). Dengan adanya media pembelajaran serta guru cenderung mengajar tanpa
akan meningkatkan proses pembelajaran menggunakan media yang dapat
dan penyampaian materi menjadi lebih menggambarkan materi yang diajarkan, hal
efektif. tersebut mengakibatkan sering kali tujuan
Pada era globalisasi ini, terdapat pembelajaran tidak tercapai dengan
cukup banyak jenis dan bentuk media maksimal (Sadjad, 2009).
pembelajaran. Dimulai dari media Pemanfaatan e-learning dalam proses
sederhana hingga media yang kompleks dan belajar mengajar cenderung jarang di
memiliki teknologi yang tinggi. Semakin temukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
bervariasi media yang digunakan maka akan lembaga pendidikan tidak dapat
menjadi lebih baik tujuan yang akan berhasil menyediakan fasilitas pembelajaran berbasis
dicapai (Nasucha, 2019). Dengan e-learning tersebut (Ramdani et al., 2018).

2
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

Penyebab lainnya adalah beberapa pendidik pelajaran pendidikan agama Islam di SMKN
kurang berminat menggunakan media 8 Surabaya.
internet dalam pembelajarannya. Selain itu
terdapat pula pendidik yang kurang
mampu menerapkan dan memanfaatkan Metode Penelitian
TIK dengan maksimal meskipun fasilitas
telah disediakan oleh sekolah, yang nantinya Penelitian ini menggunakan metode
diaplikasikan pada pembelajaran berbasis e- penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
learning (Ramdani et al., 2018). penelitian ini berusaha memperoleh
Beberapa penelitian juga telah deskripsi berupa gambaran tentang
dilakukan untuk menguji keefektifan e- implementasi pembelajaran berbasis e-
learning dalam pembelajaran. Seperti learning pada mata pelajaran PAI. Lokasi
penelitian yang telah telah dilakukan oleh penelitian ini berada di SMKN 8 Surabaya
euis sofi yang menunjukkan bahwa dengan khususnya pada mata pelajaran PAI, dengan
menggunakan e-learning terhadap guru PAI sebagai subjek penelitian. Sumber
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam primer penelitian ini berasal dari hasil
hasil belajar peserta didik meningkat 70% wawancara dengan guru PAI SMKN 8
(Sofi, 2016). Begitu pula penelitian yang Surabaya sebagai subjek penelitian. Sumber
dilakukan oleh Numiek Sulistyo Hanum data sekunder sebagai pelengkap yaitu
yang menunjukkan bahwa penyampaian berasal jurnal, arsip, buku, dokumen pribadi
pembelajaran yang dilakukan menggunakan serta dokumen resmi.
e-learning dinilai efektif dengan Metode pengumpulan data dilalukan
kecenderungan 75% (Hanum, 2013). melalui wawancara dan dokumentasi. Untuk
Beberapa peneliti juga telah membuktikan menganalisis data yang diperoleh dilakukan
bahwa pembelajaran menggunakan e- dengan cara mengumpulkan data, kemudian
learning dapat dikatakan sangat efektif. mereduksi data, penyajian data, dan
Namun tidak membahas bagaimana cara membuat kesimpulan.
dan prosesnya agar pembelajaran tersebut
menjadi efektif.
Dalam hal ini SMKN 8 Surabaya E-Learning
merupakan satu diantara beberapa sekolah
yang menggunakan media e-learning dalam Definisi e-learning terdiri dari alfabet
proses pembelajarannya. Dalam “e” yaitu singkatan dari electronic, dan dari
pembelajaran PAI pun juga sudah kata learning yang memiliki arti yaitu
diterapkan seperti menggunakan bantuan pembelajaran. Maka definisi dari e-learning
LCD, mengupload materi dan memberikan ialah pembelajaran yang menggunakan
tugas melalui Web dll. Jika pembelajaran perangkat elektronik (Muflihah, 2018).
berbasis e-learning dinyatakan efektif maka Beberapa ahli telah mengungkapkan definisi
perlu diketahui bagaimana proses e-learning yaitu : a) e-learning ialah salah satu
implementasinya dalam pembelajaran jenis kegiatan pembelajaran yang dalam
dengan baik, serta faktor-faktor apa saja proses penyampaian materinya kepada
yang dapat mempengaruhi dalam proses siswanya dilakukan dengan cara
implementasinya. Berdasarkan berbagai memanfaatkan media internet atau jaringan
permasalahan tersebut maka penelitian ini komputer. b) e-learning merupakan sistem
bertujuan untuk menganalisis implementasi pendidikan yang memanfaatkan media
pembelajaran berbasis e-learning pada mata elektronik dalam mendukung proses

3
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

pembelajaran, dengan menggunakan sebagai berikut : 1) konten yang dibuat


perantara internet, komputer jaringan, sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2)
maupun komputer stand alone. c) e-learning memakai metode intruksional, 3)
merupakan secara keseluruhan yang menggunakan media teks maupun gambar
mencakup pemanfaatan komputer dalam dalam penyampaian materi, 4)
meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan pembelajaran langsung yaitu
(Muflihah, 2018). guru sebagai center (synchronous e-learning)
E-learning sendiri memiliki beberapa maupun di buat untuk belajar mandiri
karakteristik, diataranya yaitu : a) (asynchronous e-learning), 5) menciptakan
interactivity (interaktivitas), adanya rute pemahaman serta keterampilan sesuai
komunikasi dengan jumlah besar, yaitu dengan tujuan pembelajaran, untuk individu
secara langsung (synchronous), berupa maupun kelompok (Hanum, 2013). E-
messenger atau chatting dan secara tidak learning juga dapat diartikan sebagai suatu
langsung (asynchronous), berupa panel, buku proses pembelajaran yang memanfaatkan
tamu maupun mailling list. b) independency media elektronik, yaitu komputer dan
(kemandirian), adanya kebebasan dalam internet yang dalam hal ini digunakan untuk
aspek waktu, tempat, tenaga, serta materi mendukung kegiatan pembelajaran secara
pelajaran. Hal tersebut yang mengakibatkan langsung, yang bersifat suplemen,
kegiatan belajar mengajar menjadi terpusat komplemen, maupun substitusi. Oleh
pada siswa (student-centered learning). c) karena itu dalam e-learning sangat penting
accessibility (aksesibilitas), materi dimanfaatkan sebagai sebuah media
pembelajaran yang ada mudah diakses pembelajaran, kemandirian dan motivasi
menggunakan jaringan internet serta peserta didik (Yazdi, 2012).
memiliki akses yang luas dan cepat daripada Kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode konvensional. d) dilakukan melalui e-learning dapat
enrichment (pengayaan), materi yang diterapkan dengan baik apabila beberapa
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran komponen pembentuknya terpenuhi,
juga termasuk sebagai pengayaan adapun komponen tersebut adalah, 1)
(Habibullah et al., 2010; Muflihah, 2018). infrastruktur e-learning, yaitu internet,
Pengertian e-learning secara sederhana jaringan komputer, dan multimedia, personal
dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan computer (PC), dan alat teleconfrence. 2)
pembelajaran yang menggunakan teknologi aplikasi serta sistem dalam e-learning berupa
komputer dengan dilengkapi dengan perangkat lunak yang digunakan dalam
fasilitas komunikasi (internet), dan juga menjalankan virtualisasi pembelajaran
multimedia (video, audio, grafis) (Nasucha, secara konvensional, yang berupa
2019). manajemen kelas, forum diskusi, pembuatan
bahan ajar, penilaian serta ujian online.
Sistem dan aplikasi ini biasa disebut Learning
Pembelajaran Berbasis E-Learning Management System (LMS). 3) konten e-
learning yaitu berupa isi dan materi
Pada saat ini e-learning dapat pembelajaran yang berbentuk multimedia
berfungsi menjadi metode/model bagi interaktif. Konten/isi tersebut disimpan
kegiatan belajar mengajar yang didalamnya dalam LMS sehingga peserta didik dapat
menggunakan media elektronik dalam mengaksesnya dimana saja dan kapan saja
menyampaikan materi pembelajarannya (Winarno & Setiawan, 2013).
(Rahmawati & Narsa, 2019). E-learning Menurut beberapa ahli pendidikan
dalam pembelajaran memiliki karakteristik dan internet, untuk menerapkan e-learning

4
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

dalam proses pembelajaran terdapat sehingga siswa dapat menguatkan


beberapa tahapan yang perlu di perhatikan penugasannya. d) kegiatan perluasan
diantaranya yaitu : (Kusmana, 2011; pengetahuan tidak hanya berasal dari
Muflihah, 2018) pembelajaran di kelas, melainkan juga dapat
1. Analisis kebutuhan (need analysis). diakses melalui media komputer dan
Merupakan langkah awal yang harus internet. sehingga siswa dapat terlibat aktif
diperhatikan. Dengan cara menentukan dalam kegiatan belajar (Yustanti & Novita,
pembelajaran yang dilakukan 2019).
memerlukan e-learning atau tidak. Maka Selain memiliki kelebihan atau
diperlukan analisis untuk menjawab manfaat pemanfaatan e-learning dalam
pertanyaan itu, tahapan yang perlu pembelajaran juga memiliki kekurangan,
dianalisis yaitu: a) berkaitan dengan yaitu : 1) interaksi guru dengan siswa dalam
teknis, seperti jaringan yang tersedia, proses pembelajaran menjadi berkurang,
infrastruktur, komputer dll. b) sehingga mengakibatkan terbentuknya
Kemampuan dan keterampilan dalam values dalam proses pembelajaran menjadi
menggunakan e-learning. c) Faktor terlambat. 2) Proses pembelajaran cenderung
ekonomi, seperti adanya anggaran, dan ke menuju ke arah pelatihan daripada
adanya keuntungan. d) Aspek sosial, pendidikan. 3) terabaikannya aspek
seperti atau respons terhadap akademik atau aspek sosial. 4) peran guru
penggunaan e-learning untuk mengalami perubahan dari yang pada
pembelajaran . awalnya harus menguasai berbagai macam
2. Rancangan Instruksional, hal yang perlu metode pembelajaran secara konvensional,
diperhatikan disini yaitu mengenai isi berubah menjadi harus menguasai metode
pelajaran, materi pelajaran, topik, bahan pembelajaran berbasis TIK juga. 5) peserta
ajar, tujuan, serta latar belakang peserta didik yang kurang memiliki motivasi dan
didik. minat belajar akan tertinggal 6) tidak semua
3. Pengembangan. Pada tahap ini yang orang dapat mengakses internet dengan
perlu dilakukan yaitu menyesuaikan mudah. Serta beberapa tenaga pendidik
fasilitas TIK yang ada, kemudian kurang memiliki pengetahuan terhadap
dikembangkan sesuai dengan internet. 7) kurangnya pengetahuan serta
kebutuhan materi. penguasaan bahasa pemrosesan komputer
4. Pelaksanaan, pada tahap ini adalah (Kusmana, 2011).
proses penerapan dari apa yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya.
5. Evaluasi, pada tahap ini sebelum E-Learning dalam Pembelajaran PAI
program direalisasikan, maka lebih diuji
coba terlebih dahulu. Pendidikan Agama Islam merupakan
salah satu cara yang dilakukan untuk
E-learning memiliki kelebihan serta mengarahkan manusia pada kehidupan
manfaat dalam dunia pendidikan, adapun yang baik melalui ajaran islam. Agar
kelebihan tersebut : a) waktu pembelajaran manusia dapat mengangkat derajat sesuai
yang ditempuh menjadi lebih singkat, dan dengan kemampuan fitrahnya (Rofiq, 2010).
biaya belajar menjadi lebih ekonomis, b) Secara sederhana Pendidikan Agama Islam
memudahkan siswa dalam mengakses bertujuan untuk membentuk manusia
materi pembelajaran, c) dapat saling berbagi menjadi insan kamil. Tujuan tersebut dapat
informasi antar siswa serta akses materi dicapai melalui pendidikan yaitu pada
pembelajaran dapat dilakukan setiap saat,

5
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menyimpan informasi, c) hyperlink


yang dilakukan haruslah efektif (Habibullah (pertautan). Bahan pembelajaran juga
et al., 2010). memiliki beberapa unsur, diantaranya yaitu
Salah satu metode pembelajaran yang 1) mencakup tujuan, 2) sasaran, 3) uraian
dianggap efektif adalah e-learning. materi, 4) sistematika sajian, 5) instruksi
Penggunaan e-learning pada mata pelajaran belajar, 6) evaluasi (Alimron, 2019).
PAI sangatlah bermanfaat. E-learning Bahan pembelajaran juga harus
mempunyai berbagai macam fungsi dalam memiliki tujuan. Tujuan tersebut harsu
kegiatan pembelajaran yaitu : pertama, dirumuskan dengan jelas dan didalamnnya
sebagai pelengkap. Kedua, sebagai terdapat kriteria ABCD (audience, behavior,
tambahan atau suplemen. ketiga, sebagai criterion, dan degree). Setelah tujuan, maka
pengganti atau substitusi (Muzid & Munir, yang perlu diperhatikan adalah sasaran.
2005). E-learning dapat berfungsi sebagai Sasaran dari tujuan pembelajaran harus
pelengkap, jika di desain untuk melengkapi dirumuskan dengan spesifik ditujukan
materi yang akan diajarkan di kelas kepada siapa bahan pembelajaran tersebut.
(Alimron, 2019). Bahan pembelajaran PAI Dalam hal ini tujuan pembelajaran bukan
disusun menjadi satu dengan menggunakan hanya sekedar berisi pertanyaan mengenai
web agar dapat digunanakan oleh peserta subjek, namun tujuan tersebut harus
didik di sekolah umum. Apabila digunakan mencakup kompetensi apa saja yang harus
untuk peserta didik Madrasah yaitu MI, MTs dikuasai oleh siswa agar dapat memahami
dan MA, materi pembelajaran PAI disusun bahan pembelajaran (Alimron, 2019).
secara terpisah. Karena pada materi PAI di E-learning pada proses pembelajaran
madrasah terpecah menjadi beberapa memiliki beberapa prinsip yang harus
diantaranya Qur’an Hadist, Fiqih, Aqidah diterapkan apabila dituangkan dalam web,
Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), adalah : a) harus sesuai standar kompetensi,
serta bahasa Arab. Melalui e-learning materi b) memperhatikan kompetensi dasar (KD),
pembelajaran tersebut divisualisasikan c) mempermudah siswa mempelajari materi,
menjadi teks, video, gambar, suara, animasi d) membantu dan mempermudah siswa
simulasi, dll (Habibullah et al., 2010). dalam menyelesaikan tugas dengan arahan
Proses pembelajaran sendiri ialah yang jelas, e) materi harus sesuai dengan
suatu kegiatan dalam yang dilaksanakan standar serta disesuaikan dengan tingkat
untuk menjalankan kurikulum dalam suatu kemampuan dan perkembangan siswa, f)
lembaga pendidikan, yang digunakan agar materi disampaikan secara sistematis agar
dapat mencapai suatu tujuan akhir dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
pendidikan. tujuan pendidikan sendiri yaitu dan pada diakhir materi pembelajaran
menuntut peserta didik menuju perubahan dibuat ringkasan, g) materi yang
perilaku secara intelektual, moral serta sosial disampaikan harus sesuai dengan
agar peserta didik mampu hidup mandiri kenyataan, agar mudah diserap, dipahami,
secara individu makhluk sosial dan dipraktikkan oleh siswa, h) metode yang
dimasyarakat melalui proses pembelajaran digunakan untuk menjelaskan harus jelas,
(Alimron, 2019). Bahan pembelajaran PAI efektif dan mudah dipahami oleh siswa, i)
berbasis e-learning merupakan materi melakukan evaluasi untuk mendapatkan
pembelajaran yang dibuat, diterapkan dan umpan balik (feedback) untuk mengukur
dimanfaatkan melalui media internet. Bahan keberhasilan pembelajaran (Irfan, 2017).
materi pembelajaran ini memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, : a) menampilkan
multimedia, b) mengolah, menyajikan serta

6
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

Pembelajaran berbasis E-learning pada Dalam penerapannya seringkali e-


Mata Pelajaran PAI di SMKN 8 Surabaya learning juga digunakan dalam waktu yang
beriringan dengan pembelajaran dikelas. Hal
Pada era globalisasi ini pembelajaran ini dikarenakan proses pembelajaran e-
berbasis IT perlu diterapkan dalam lembaga learning secara online dapat dilakukan
pendidikan di Indonesia, mengingat melaui beberapa cara yaitu; 1) melalui
semakin berkembangnya zaman maka pembelajaran konvensional (face to face
semakin besar daya saing antar individu. meetting) melalui media interaktif komputer
Dalam hal ini sekolah sudah seharusnya dengan internet. 2) menggunakan metode
mempersiapkan atau membekali anak campuran, yaitu pembelajaran dilakukan
didiknya dengan baik, agar dapat melalui komputer dan sebagian melalui
beradaptasi ketika terjun di masyarakat. tatap muka agar dapat berdiskusi. 3) proses
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pembelajaran secara keseluruhan dilakukan
mulai diterapkannya TIK dalam mata secara online dan tidak memerlukan tatap
pelajaran. Seperti yang telah diketahui saat muka (Rohinah, 1970).
ini mata pembelajaran agama Islam sedikit Dalam penelitian ini berdasarkan
kurang diminati oleh siswa, hal ini hasil wawancara. Pembelajaran berbasis e-
dikarenakan oleh berbagai macam hal learning pada mata pelajaran PAI yang
seperti, metode yang digunakan oleh guru dilakukan oleh bapak Toyyib selaku guru
yang masih konvensional sehingga dianggap PAI di SMKN 8 Surabaya juga menggunakan
membosankan, serta kurangnya kompetensi cara yang bervariasi, dan sama seperti yang
guru dalam penguasaan teknologi. Untuk dijelaskan oleh teori diatas. Cara pertama
menjawab tantangan ini SMKN 8 Surabaya yaitu dimana pembelajaran e-learning
sudah mulai menerapkan e-learning dalam dilakukan melalui proses konvensional.
proses pembelajarannya. Pembelajaran ini masih tetap melakukan
SMKN 8 Surabaya merupakan salah tatap muka dengan peserta didik di kelas,
satu sekolah menengah kejuruan di kota namun dalam prosesnya disertai dengan
Surabaya. Jika dilihat dari segi fasilitas penggunaan media komputer serta internet.
maupun sarana dan prasarana SMKN 8 Jadi melakukan pembelajaran seperti biasa
Surabaya dapat dikatakan sudah cukup di kelas dengan menggunakan metode yang
memadahi. Hal ini dapat dilihat dari telah menarik dengan unsur e-learning dalam
tersedia fasilitas akses internet (WiFi), sarana penerapannya, seperti meminta peserta
dan prasarana seperti (lab komputer, serta didik mencari informasi di internet,
web e-learning). Dalam pelaksanaan menampilkan video pembelajaran melalui
pembelajaran berbasis e-learning, masing- internet dll.
masing guru memiliki cara yang berbeda. Cara kedua yaitu dengan
Aplikasi yang dipakai juga berbagai macam, menggunakan metode campuran. Dimana
diantaranya yaitu web e-learning SMKN 8 pembelajaran dilakukan melalui dua cara,
Surabaya, WAG (Whatsapp Group), Google yaitu pembelajaran dilakukan melalui
Classroom, Google Form, Office 365 yang komputer secara online serta tetap
dikembangkan oleh dinas pendidikan, dsb. memerlukan tatap muka di kelas. Metode ini
Masing–masing aplikasi tersebut akan biasanya dilakukan ketika guru memberikan
dipilih dan digunakan oleh guru sesuai penilaian yang berupa quiz maupun tugas.
dengan tema materi dan tingkat Yang dalam prosesnya dapat dilakukan
kemampuan peserta didik dalam secara online dan dapat diakses di luar jam
mengaksesnya. pelajaran. Sedangkan dalam menyampaikan

7
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

materi guru tetap memerlukan tatap muka identifikasinya pengguna e-learning


di kelas. umumnya terdiri atas guru, peserta didik,
Sebelum menggunakan e-learning operator sekolah, dan koordinator guru.
terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan Berikut merupakan tabel yang menguraikan
dengan dengan baik. Salah satunya yaitu kebutuhan pengguna secara detail (Yunis &
persyaratan pengguna berdasarkan hasil Telaumbanua, 2017).

Tabel 1.
Tabel Pengguna E-learning

No Pengguna Kebutuhan
1 Operator Dapat melakukan akses yang berupa pengolahan data
meliputi, memasukkan data guru, data mata
pelajaran, data peserta didik, mengelola berita, serta
mengatur hak akses pengguna
2 Guru/ Koordinator guru Dapat melakukan akses yang berupa pengelolaan
terhadap isi mata pelajaran yang berupa,
mengunggah materi pembelajaran, memberikan kuis
dan tugas, mengelola forum, memberikan pesan
terhadap peserta didik, memberikan nilai dan melihat
hasil belajar siswa
3 Siswa Siswa dapat mengakses materi, mengerjakan tugas,
mengumpulkan tugas maupun kuis, turut serta
dalam forum diskusi, dapat mengirim pesan kepada
guru.
Berdasarkan hasil wawancara, dalam memudahkan guru dalam membuat media,
proses penerapan pembelajaran berbasis e- maupun membagikan tugas secara online
learning guru PAI juga menggunakan tanpa menggunakan kertas lagi. Selain itu
beberapa bantuan aplikasi pembelajaran melalui Google Clasroom ini dapat
olnine. Adapun aplikasi tersebut yang membuat pembelajaran menjadi lebih efektif
pertama yaitu Google Form. Aplikasi ini dan lebih mudah. Karena peserta didik
merupakan salah satu komponen Google maupun guru dapat menyampaikan materi,
Docs yang dikeluarkan oleh Google yang di belajar, membaca, mengirim tugas dari jarak
gunakan untuk mengumpulkan jawaban jauh (Soni et al., 2018).
secara online. Aplikasi ini banyak Dalam menerapkan pembelajaran
dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, PAI berbasis e-learning terdapat beberapa
peserta didik, guru, dan pegawai kantor dan tahapan yang dilakukan oleh guru yaitu :
profesional untuk tugas sekolah, kuliah
maupun, tugas perusahaan yang berupa
form, quiz maupun survey online (Batubara, Perencanaan
2016).
Kedua yaitu, aplikasi Google Clasroom. Menurut Silahudin penggunaan
Aplikasi ini juga merupakan salah satu metode e-learning harus direncanakan
platform google yang memang dikhususkan dengan cermat agar sesuai dengan tujuan
untuk alat bantu pembelajaran secara online. yang diinginkan. Jika dalam pembelajaran
Aplikasi ini dirancang untuk dapat guru memerlukan e-learning dan setuju

8
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

bahwa e-learning memerlukan internet dalam menerima materi, kemampuan harus


pembelajarannya, maka e-learning perlu dikuasai.
dikembangkan (Silahuddin, 2015). Hal Setelah sasaran pembelajaran
tersebut telah dilakukan oleh Guru PAI di ditentukan, langkah selanjutnya yang
SMKN 8 Surabaya. Sebelum menerapkan dilakukan guru PAI adalah memilih dan
pembelajaran berbasis e-learning guru menyesuaikan materi. Pemilihan materi
melakukan analisis serta perencanaan. dilakukan dengan cara mempertimbangkan
Berdasarkan hasil wawancara perencanaan klasifikasi materi yang dianggap sulit dan
yang dilakukan oleh guru PAI adalah, guru materi yang mudah, kemudian yang
terlebih dahulu menganalisis apakah peserta dilakukan guru PAI adalah merumuskan
didik mampu mengaksesnya atau tidak, tujuan yang dikembangkan dari bahan ajar.
seperti mengkondisikan sarana baik melalui Setelah merumuskan tujuan, maka langkah
handphone (HP), komputer maupun laptop selanjutnya yaitu menyiapkan alat evaluasi.
yang akan digunakan oleh peserta didik. Hal Alat evaluasi disiapkan untuk mengukur
ini dikarenakan peserta didik SMKN 8 tujuan yang diinginkan sudah terpenuhi
Surabaya berasal dari latar belakang atau belum. Maka dalam hal ini setiap
keluarga yang berbeda-beda, oleh karena itu indikator tujuan yang dirumuskan harus
tidak semua peserta didik memiliki alat dapat diukur keberhasilannya. Misalnya,
elektronik yang memadai maupun dapat pada materi asmaul husna, tujuan dari
mengakses internet dengan mudah. materi tersebut yaitu peserta didik mampu
Sehingga tingkat kesiapan penggunaan e- memahami asmaul husna, maka alat
learning juga harus diperhatikan. evaluasi yang mungkin adalah lembar
Hal ini sejalan pendapat yang penilaian berupa soal-soal latihan
diungkapkan oleh nur hari dalam pengetahuan mengenai materi asmaul
penelitiannya, bahwa agar penerapan husna.
pembelajaran berbasis e-learning dapat Berdasarkan hasil temuan tersebut
berjalan dengan baik. Perlu tingkat kesiapan maka apa yang dilakukan oleh guru dalam
sekolah, guru, maupun peserta didik perlu proses perencanaan tersebut sesuai dengan
di uji (Waryanto & Setyaningrum, 2014). teori yang di paparkan oleh Ade Kusuma.
Selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu Yang menyebutkan bahwa guru perlu
menyiapkan modul dan materi melakukan analisis kebutuhan mengenai
pembelajaran. Materi pembelajaran yang apakah pembelajaran tersebut memerlukan
akan diajarkan memiliki peran penting, e-learning, menentukan rancangan
dalam hal ini guru biasanya menyiapkan instruksional seperti konten isi, materi,
materi berupa berbagai macam seperti bahan ajar, tujuan, menyusun soal-soal dsb
berupa teks, gambar, video, suara, maupun (Kusmana, 2011). Penting bagi guru untuk
animasi yang dikemas oleh guru secara melakukan perencanaan sebelum
interaktif dan menarik sesuai dengan menggunakan pembelajaran berbasis e-
kebutuhan materi. Selanjutnya dalam learning. Dengan hasil analisis tersebut guru
membuat bahan ajar berbasis e-learning dapat menentukan media/aplikasi mana
Langkah yang dilakukan oleh guru PAI di yang dapat digunakan dalam pembelajaran
SMKN 8 Surabaya yaitu menentukan berbasis e-learning.
sasaran pembelajaran, misalnya, peserta
didik kelas XI SMK semester pertama.
Materi dan bahan ajar tersebut disesuaikan
dengan kesiapan peserta didik dalam

9
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

Pelaksanaan berkelompok maupun individu sesuai


dengan kebutuhan dan tingkat kesulitan
Pelaksanaan pembelajaran berbasis e- materi.
learning pada mata pelajaran PAI di SMKN Dalam hal ini Guru PAI telah
8 Surabaya, dilakukan melalui 2 cara yaitu menyiapkan dan mencantumkan materi
menggunakan cara konvensional serta pembelajaran PAI. Bentuk konten materi
campuran. Cara konvensional melalui yang dicantumkan dapat berbentuk teks,
pembelajaran di kelas ini lebih sering video maupun gambar yang telah dikemas
digunakan. Hal ini senada dengan teori yang secara menarik dan berbasis e-learning. hal
juga menjelaskan bahwa pembelajaran e- tersebut sejalan dengan teori bahwa konten
learning bukan berarti menggantikan metode bahan ajar yang disiapkan oleh guru dapat
pembelajaran konvensional, akan tetapi e- berbentuk seperti, Multimedia Based Content
learning digunakan untuk memperkuat yaitu berbentuk multimedia interaktif
metode tersebut melalui pengembangan dengan menggunakan perangkat komputer.
teknologi serta kontennya. E-learning disini Text Based Content yang merupakan media
berfungsi untuk menyediakan alat yang yang berbentuk teks yaitu buku pelajaran
dapat menambah nilai belajar dari metode yang tersedia diplatform internet (e-book)
konvensional melalui seperti buku teks, CD- (Hartanto, 2016).
Room serta pelatihan berbasis komputer Pada proses pembelajaran ini
(Suyanto, 2005). pendidik berperan sebagai fasilitator.
Adapun langkah pelaksanaan Namun pendidik masih tetap harus
pembelajaran yang dilakukan di kelas memberikan arahan terhadap peserta
tentunya sesuai dengan RPP Kurikulum didiknya. Oleh karena itu Guru PAI di
2013. Hal pertama yang dilakukan oleh guru SMKN 8 Surabaya juga masih seringkali
ketika melakukan pembelajaran berbasis e- harus menjelaskan materi didepan kelas.
learning pada mata pelajaran PAI dikelas Selanjutnya guru dapat meminta peserta
yaitu, seperti pada pembelajaran pada didik mengamati materi tersebut, serta
umumnya, guru terlebih dahulu membuka memberikan tugas – tugas kepada peserta
pembelajaran seperti biasa. Melalukan didik untuk di kerjakan baik dalam bentuk
kegiatan apersepsi dan memerikan motivasi soal maupun diskusi. Selanjutnya tahap
pada peserta didik agar peserta didik siap akhir yaitu guru dan siswa menyimpulkan
untuk mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru materi, melakukan refleksi, dan penilaian.
mengajar dan memberikan materi seperti Penilaian ini dapat dilakukan secara
biasa, namun dalam hal ini guru tidak hanya langsung/manual maupun lisan. disamping
menggunakan metode monoton seperti itu guru PAI juga memberikan tugas
metode ceramah saja, tetapi juga tambahan online yang dapat dikerjakan di
menggunakan metode yang bervariasi agar luar jam pembelajaran.
menjadi menarik sesuai tujuan. Pembelajaran ini dapat dilakukan
Pada kegiatan inilah guru PAI ketika guru PAI SMKN 8 Surabaya tidak
menerapkan e-learning pada pembelajaranya. dapat menghadiri tatap muka di kelas.
Yang pertama yaitu guru meminta peserta Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
didik untuk mengakses materi adanya pembelajaran melalui e-learning. hal
pembelajaran yang telah disiapkan, baik sejalan dengan fungsi e-learning yaitu
melalui Google Clasroom, link yang telah subitusi (pengganti), dimana e-learning
disiapkan guru, maupun meminta peserta berfungsi sebagai pengganti kegiatan belajar
didik mencari sendiri di internet. kegiatan (Sutanta, 2014). Sehingga peserta didik
ini dilakukan dapat dilakukan secara masih tetap dapat belajar seperti biasanya

10
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

didalam kelas. Dalam hal ini yang dilakukan begitu menyukai adanya pekerjaan rumah.
oleh Guru PAI di SMKN 8 Surabaya adalah Hal ini terlihat ketika guru memberikan
menyiapkan materi melalui Google tugas di luar jam pelajaran hanya 45% dalam
Classroom. Sedangkan untuk tugas yang yang benar-benar mengerjakan.
berupa soal latihan guru membagikan link Sejalan teori bahwa pembelajaran e-
dari Google Form. learning juga memiliki kekurangan, yaitu : a)
Pembelajaran e-learning pada dasarnya tidak semua orang dapat menggunakan
dalam segi penyampaian diklasifikasikan dengan baik terutama orang awam, b)
menjadi : 1) Komunikasi satu arah (One way membuat media e-learning yang interaktif
communication), 2) komunikasi dua arah (two membutuhkan waktu yang lama karena
way communication). Berdasarkan hal programming yang sulit, c) Membutuhkan
tersebut maka interaksi guru dengan siwa infrastruktur yang baik sehingga
yang baik adalah melalui sistem komunikasi membutuhkan biaya, d) masih terdapat
dua arah. Komunikasi dua arah ini juga beberapa orang yang tidak mau
dibagi menjadi, yaitu : a) secara langsung memanfaatkan e-learning (Silahuddin, 2015).
(synchronous), dimana guru memberikan Pelaksanaan pembelajaran PAI secara
penjelasan pada siswa dan dapat langsung e-learning dapat dijadikan sebagai metode,
didengarkan oleh siswa. b) secara tidak media strategis, kreatif, aktif, inovatif dalam
langsung (a-synchronous), yaitu penjelasan menjadikan peserta didik bukan hanya
dari guru terlebih dahulu direkam berilmu, tetapi juga mampu menghadapi
kemudian disampaikan (Hamonangan, tantangan global, namun tetap menjadi
2012). manusia yang beriman dan bertakwa.
Berdasarkan hasil wawancara, hasil
yang diperoleh setelah melakukan
pembelajaran PAI dengan e-learning dapat Evaluasi
dilihat dari meningkatnya minat, motivasi,
serta prestasi peserta didik dalam pelajaran Proses evaluasi biasanya dilakukan
PAI. Beberapa peserta didik menyatakan oleh guru PAI di SMKN 8 Surabaya pada
bahwa pembelajaran secara online lebih saat proses pembelajaran dan diakhir
menyenangkan dan sangat menarik. Namun pembelajaran. Evaluasi ini bukan hanya
beberapa peserta didik juga menyatakan dilakukan pada saat PTS maupun PAS, akan
bahwa pembelajaran menggunakan e- tetapi juga dilakukan dengan cara e-learning
learning menjadi menyenangkan jika yaitu berupa tes online. Kegiatan tersebut
dilakukan dikelas secara bersama-sama, tentunya dilakukan setelah materi dalam
karena beberapa peserta didik tersebut tidak satu bab atau Kompetensi Dasar (KD) telah
menyukai adanya tugas tambahan. Hal selesai/ terpenuhi. Evaluasi secara e-learning
inilah yang menjadi kendala Dalam ini mempermudah guru untuk melihat dan
perlaksanaan implementasi pembelajaran menyimpan hasil kemajuan peserta didik.
berbasis e-learning pada mata pelajaran PAI Selain itu sistem aplikasi e-learning akan
di SMKN 8 Surabaya. Mengingat peserta secara otomatis menggagalkan peserta didik
didik di SMKN 8 Surabaya berasal dari latar menuju materi selanjutnya apabila masih
belakang keluarga yang berbeda, beberapa terdapat tugas yang masih belum di
diantaranya terdapat siswa yang tidak dapat kerjakan.
mengakses internet diluar sekolah, karena Proses evaluasi dalam pembelajaran e-
kendala kuota maupun handphone (HP). learning juga harus tetap dilakukan. Hal ini
Penyebab lain yaitu peserta didik kurang dikarenakan melalui evaluasi tersebut guru

11
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

dapat memperbaiki apa yang salah maupun dalam Proses Pembelajaran pada
yang kurang dalam pelaksanaan Program Studi PAI Universitas Islam
pembelajaran tersebut. Negeri Raden Fatah Palembang. Hayula:
Indonesian Journal of Multidisciplinary
Islamic Studies, 3(1), 105–120.
Kesimpulan https://doi.org/10.21009/003.1.06
Arif K., M. (2016). Peranan Pendidikan
Implementasi pembelajaran berbasis Agama Islam dalam Membentuk Sikap
e-learning pada mata pelajaran Pendidikan Taqwa Anak di Sekolah Dasar. Publikasi
Agama Islam di SMKN 8 Surabaya memiliki Pendidikan, 6(2).
3 tahapan. Pertama yaitu, perencanaan. Pada https://doi.org/10.26858/publikan.v6i2.1
tahap ini guru terlebih dahulu melakukan 904
analisis kebutuhan materi yang diajarkan Batubara, H. H. (2016). Penggunaan Google
memerlukan e-learning atau tidak, dan Form Sebagai Alat Penilaian Kinerja
menganalisis tingkat kesiapan penggunaan Dosen di Prodi PGMI UNISKA
e-learning pada siswa. Selanjutnya yaitu Muhammad Arsyad Al Banjari.
merencanakan komponen pembelajaran Universitas Islam Kalimantan MAB, 8(1),
yang akan dilakukan seperti, tujuan, materi, 40–50.
media dll. kedua yaitu tahap pelaksanaan. Edhy Sutanta. (2014). Konsep dan
Pada tahap ini dilakukan melalui 2 cara Implementasi E-learning. Jurnal DASI,
yaitu menggunakan cara konvensional serta STMIK AMIKOM Yogyakarta.
campuran. Cara konvensional melalui Habibullah, A., Suryantara, B., Munawar, &
pembelajaran di kelas ini lebih sering Bahri, M. S. (2010). Inovasi
digunakan yaitu guru tetap melakukan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
pembelajaran dikelas seperti biasa namun Tasyri’; Jurnal Tarbiyah Dan Syari’ah
dibantu dengan alat elektonik/internet Islamiyah, 22(2), 127–138.
sebagai penunjang pembelajaran. E-learning Hamonangan, T. (2012). Model Pembelajaran
disini berfungsi untuk menyediakan alat Berbasis E-learning Suatu Tawaran
yang dapat menambah nilai belajar dari Pembelajaran Masa Kini dan Masa
metode konvensional tersebut. Dalam hal ini Yang Akan Datang. Pengantar Teknologi
Guru PAI telah menyiapkan dan Informasi, 1–24.
mencantumkan materi pembelajaran PAI https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.p
yang dapat di download oleh peserta didik hp/gk/article/viewFile/6998/5990
melalui platform internet seperti Google Hanum, N. S. (2013). Keefektifan E-Learning
Clasroom. Selain peserta didik mempelajari sebagai Media Pembelajaran (Studi
materi secara mandiri guru juga masih tetap Evaluasi Model Pembelajaran E-
memberikan penguatan. Ketiga yaitu Learning SMK Telkom Sandhy Putra
evaluasi, proses evaluasi ini dapat dilakukan Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi,
secara langsung maupun menggunakan 3(1), 90–102.
media online. Akan tetapi Dengan https://doi.org/10.21831/jpv.v3i1.1584
menggunakan media online akan lebih Hardyanto, R. H., & Surjono, H. D. (2016).
mempermudah guru dalam prosesnya. Pengembangan dan Implementasi E-
learning Menggunakan Moodle dan
Vicon untuk Pelajaran Pemrograman
Daftar Pustaka Web di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,
6(1), 43.
Alimron, A. (2019). Penerapan E-learning https://doi.org/10.21831/jpv.v6i1.6675

12
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 5, Nomor 1, Oktober 2020

Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning (Cooperative Learning) dalam


sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Ekonomi. Jurnal Falasifa, 1(1), 1–14.
Indriani, T. M., Fathoni, T., & Riyana, C. Rohidin, R. Z., Aulia, R. N., & Fadhil, A.
(2018). Implementasi Blended Learning (2015). Model Pembelajaran PAI
dalam Program Pendidikan Jarak Jauh Berbasis E-Learning. Jurnal Online Studi
pada Jenjang Pendidikan Menengah Al-Qur’an, 11(2), 114–128.
Kejuruan. Edutcehnologia, 2(2), 129–139. https://doi.org/10.21009/jsq.011.2.02
Irfan, P. A. (2017). Implementasi E-Learning Rohinah, R. (1970). Filsafat Pendidikan
Berbasis Website SMA Negeri di Islam; Studi Filosofis Atas Tujuan dan
Kabupaten Lombok Utara. Konferensi Metode Pendidikan Islam. Jurnal
Nasional Sistem & Informatika, 6. Pendidikan Islam, 2(2), 309.
Kusmana, A. (2011). E-Learning Dalam https://doi.org/10.14421/jpi.2013.22.309-
Pembelajaran. Lentera Pendidikan  : 326
Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Sadjad, R. S. (2009). Teknologi Informasi dan
14(1), 35–51. Komunikasi sebagai Media untuk
https://doi.org/10.24252/lp.2011v14n1a3 Membangun Jaringan Komunikasi.
Muflihah, S. (2018). Penerapan E-Learning Pendidikan Teknologi Informasi, 1, 1–6.
Terhadap Pembelajaran Pendidikan Silahuddin, S. (2015). Penerapan E-Learning
Agama Islam Studi Kasus di SMA dalam Inovasi Pendidikan. CIRCUIT:
Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro,
Ilmu Tarbiyah, 7(1), 31–46. 1(1), 48–59.
Muzid, S., & Munir, M. (2005). Persepsi https://doi.org/10.22373/crc.v1i1.310
Mahasiswa dalam Penerapan E- Sofi, E. (2016). Pembelajaran Berbasis E-
Learning sebagai ( Studi Kasus pada learning pada Mata Pelajaran Sejarah
Universitas Islam Indonesia ). Seminar, Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah
2005(Snati), 8. Tsanawiyah Negeri. Jurnal Penelitian
Nasucha, J. A. (2019). Inovasi Pembelajaran Manajemen Pendidikan, 1(1), 49–64.
Pendidikan Agama Islam: Pembelajaran Soni, S.,dkk. (2018). Optimalisasi
PAI Berbasis Inquiry’’. 6(1), 77–101. Penggunaan Google Classroom, E-
https://doi.org/10.31219/osf.io/4hkje Learning & Blended Learning sebagai
Rahmawati, R. N., & Narsa, I. M. (2019). Media Pembelajaran Bagi Guru dan
Penggunaan E-learning dengan Siswa di SMK Negeri 1 Bangkinang.
Technology Acceptance Model (TAM). Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 2(1),
Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 6(2), 17–20.
127–136. https://doi.org/10.37859/jpumri.v2i1.361
https://doi.org/10.21831/jitp.v6i2.26232 Suyanto, A. H. (2005). Mengenal E-Learning.
Ramdani, R., Rahmat, M., & Fakhruddin, A. Technology. http:www.asep-
(2018). Media Pembelajaran E-Learning hs.web.ugm.ac.id
Dalam Pembelajaran Pendidikan Waryanto, N. H., & Setyaningrum, W.
Agama Islam di SMA Laboratorium (2014). E-Learning Readiness in
Percontohan UPI Bandung. Indonesia  : A Case Study In Junior
TARBAWY  : Indonesian Journal of High School Yogyakarta. International
Islamic Education, 5(1), 47. Seminar on Innovation in Mathematics and
https://doi.org/10.17509/t.v5i1.13332 Mathematics Education 1st ISIM-MED,
Rofiq, M. N. (2010). Pembelajaran Kooperatif 645–654.

13
Rachmawati & Rusydiyah – Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning

Winarno, W., & Setiawan, J. (2013).


Penerapan Sistem E-Learning pada
Komunitas Pendidikan Sekolah Rumah
(Home Schooling). Jurnal ULTIMA
InfoSys, 4(1), 45–51.
https://doi.org/10.31937/si.v4i1.241
Yazdi, M. (2012). E-learning sebagai Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi. Jurnal Ilmua
Foristek, 2 (1)(1), 143–152.
Yunis, R., & Telaumbanua, K. (2017).
Pengembangan E-Learning Berbasiskan
LMS untuk Sekolah, Studi Kasus
SMA/SMK di Sumatera Utara. Jurnal
Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi
Informasi (JNTETI), 6(1).
https://doi.org/10.22146/jnteti.v6i1.291
Yustanti, I., & Novita, D. (2019).
Pemanfaatan E-Learning Bagi Para
Pendidik di Era Digital 4 . 0. Prosiding
Seminar Nasional, 338–346.
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingp
ps/article/download/2543/2357

14

Anda mungkin juga menyukai