Anda di halaman 1dari 7

RAFIKA FITRIAH

1503619069
UTS Strategi Media Pembelajaran
Teori, Kelebihan dan Kekurangan dan Sintaks Model Pembelajaran Blended Learning

Proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0 tidak terlepas dari kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi dalam pendidikan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
baru dan paham akan kemajuan teknologi (Kristianto & Astriawati, 2019). Dalam
pembelajaran, generasi sekarang juga lebih tertarik menggunakan gadget, laptop dan
sejenisnya (Yana & Adam, 2019). Penerapan model pembelajaran yang tepat dan menarik serta
melibatkan siswa untuk belajar aktif dapat mempermudah guru untuk mencapai tujuan belajar
siswa (Widyaningsih et al., 2020). Model pembelajaran adalah serangkaian pembelajaran yang
disusun sistematis dengan ciri khas yang dibuat oleh pendidik (Magfirah, 2020). Salah satu
model pembelajaran yang telah memanfaatkan teknologi adalah model pembelajaran blended
learning.

Blended Learning merupakan penggabungan dari model pembelajaran konvensional


(luring) dengan model pembelajaran berbasis teknologi, informasi dan komunikasi (daring).
Penggabungan aktivitas tersebut berpengaruh untuk stabilitas kondisi kelas, menciptakan
komunikasi terbuka dan bebas mengakses informasi dimanapun (Garrison & Kanuka, 2004)
(Zuhair & Adi, 2019). Karena pembelajaran daring dan luring mempunyai kelebihan dan
kekurangan, maka dengan blended learning diharapkan dapat saling menutupi dan melengkapi
kekurangan tersebut (Utami, 2017). Ciri khas pembelajaran blended learning adalah
penggabungan sistem secara daring (online) dan luring (offline), penggabungan cara
penyampaian dan gaya belajar dalam proses pembelajaran (Tumengkol, 2020), siswa bebas
mengakses informasi darimanapun, bebas menggunakan bahasa yang sopan, mendengar,
melihat dan berinteraksi (Al-Ani, 2013) dan mendorong siswa menjadi siswa yang mandiri
(Embi et al., 2016).

Karakteristik tahapan-tahapan pembelajaran blended learning diantaranya (1) Online


(Online Learning), yaitu pendidik memberikan intruksi secara daring. (2) Personalized
learning, mendesain aktivitas dan kebutuhan pembelajaran berdasarkan referensi dan minat
pembelajaran siswa. (3) Customized learning, memperbaiki pengalaman belajar sebelumnya
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. (4) Competency based learning, yaitu untuk
mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran (Rizki &
Daniamiseno, 2019) (Ratnawati, 2020). Model pembelajaran ini berjalan efektif jika diterapkan
dengan kesepakatan antar siswa dan pendidik serta memperhatikan karakteristik peserta
didiknya (Subagiyo, 2019).

Pada model pembelajaran blended learning, pendidik harus berperan sebagai motivator
dan fasilisator (Adekola et al., 2017). Peran pendidik sebagai fasilisator artinya pendidik
berperan memberikan pelayanan yang baik seperti menyediakan pengalaman pembelajaran,
sarana, memberikan kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa,
memonitoring pembelajaran dan membantu mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai
motivator artinya pendidik harus memberikan dukungan dalam pembelajaran seperti
memberikan dukungan siswa agar dapat mengekspresikan gagasan dan mengemukakan
pendapatnya (Bu & Bu, 2012) (Asmendri & Sari, 2018).

Beberapa lembaga pendidikan yang telah menerapkan model pembelajaran blended


learning diantaranya, SMK Negeri 1 Ende, Nusa Tenggara Timur (Nande & Irman, 2021),
SMK Negeri 2 Kendari (Asdar et al., 2020), SMK Negeri 1 Blitar (Dewayani & Susman, 2020),
SMK Negeri 1 Bendahara Aceh Tamiang (Soetomo, 2020), SMKN 1 Lintau Buo (Utami,
2017b), Perguruan Tinggi Kejuruan di Tanzania (Machumu et al., 2016), SMKN 2 Singaraja,
SMK TI Udayana (Divayana et al., 2017) dan Politeknik Negeri Bali (Darma et al., 2020).
Penerapan model blended learning dengan platform moodle di salah satu pendidikan vokasi
juga mengalami peningkatan (Kholifah et al., 2020). Penerapan model pembelajaran blended
learning di lembaga pendidikan tersebut umumnya berhasil, hal tersebut terbukti dengan
peningkatan hasil belajar siswa dari kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran blended learning

Kelebihan Kekurangan
1. Siswa bebas mengakses dan mengunduh 1. Siswa harus dilengkapi dengan fasilitas
sumber belajar dari internet kapanpun dan berbasis teknologi untuk pembelajaran
dimanapun. secara daring.
2. Interaksi siswa dengan pendidik maupun 2. Banyak siswa yang kurang memiliki
siswa dengan siswa dapat dilakukan secara kesadaran diri.
offline maupun online 3. Pendidik sulit untu mengawasi
Mudahnya berbagi file materi dengan teman pembelajaran secara online.
(Wardani et al., 2018).
3. Memiliki tingkat fleksibelitas dan efisiensi 4. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki
tinggi. siswa seperti laptop, komputer dan
4. Meningkatkan kemampuan menulis dan internet.
memanfaatkan teknologi (Victoria et al., 5. Minimnya pengetahuan (siswa, guru
2021). dan orang tua) tentang teknologi (Hima,
5. Membuat peserta didik lebih aktif dan mandiri 2016).
(Pongantung et al., 2020)(Patmawati et al.,
2019).
6. Peserta didik dapat berkolaborasi untuk
menangani masalah (Im & Kim, 2015).
Semua penerapan model pembelajaran perlu dilengkapi dengan sintaks pembelajaran,
agar pembelajaran berjalan secara sistematis dan terstruktur. Sintaks adalah susunan atau
urutan aktifitas pembelajaran yang disusun secara sistematis. Model pembelajaran blended
learning secara umum memiliki 3 kegiatan yaitu face to face learning, online learning dan
offline. Kegiatan face to face learning merupakan kegiatan pembelajaran tatap muka seperti
metode tradisional yang dilakukan secara online. Kegiatan online learning meliputi
pembelajaran menggunakan platform seperti penugasan, membaca dan memahami materi yang
tersedia dan kuis. Kegiatan offline dilakukan pendidik untuk berdiskusi dan tanya jawab terkait
materi yang belum dimengerti siswa dengan tatap muka di lembaga pendidikan (Alwan, 2017).
Berikut ini sintaks atau langkah – langkah pembelajaran blended learning :

1. Seeking of information
Pada langkah ini, guru menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran serta
mempersiapkan siswa dalam pembelajaran. Kemudian siswa mencari informasi dari
berbagai sumber secara online maupun offline. Guru sebagai fasilisator dan motivator
berperan dalam mengawasi, memberikan saran dalam pencarian informasi yang efektif
dan efisien dan siswa dapat mengakses materi yang telah disediakan guru di platform
yang digunakan.
2. Acquisition of information
Setelah mendapat informasi dan mendengar penjelasan guru, siswa secara
mandiri maupun kelompok dapat menemukan, memahami, menggabungkan dan
menggambarkan informasi dengan ide atau gagasannya. (Marlina, 2020)
3. Synthesizing of knowledge
Pada tahap ini siswa atau kelompok membangun pengetahuan dengan
menafsirkan dan menyimpulkan ide atau gagasan ke dalam fasilitas online maupun
offline. Maksudnya adalah siswa dapat memberikan kesimpulan ide atau gagasan pada
penugasan yang diberikan guru, menyampaikan kesimpulan secara langsung atau
dengan mencatatnya (Yantoro et al., 2021).
4. Penutup
Pada tahap ini, guru memberikan kesimpulan materi dengan
menginterpretasikan informasi untuk membantu siswa menyimpulkan dan lebih
memahami materi. Guru melakukan presensi dengan memanggil nama siswa.
Kemudian guru memberikan post test atau kuis yang dapat dikerjakan di platform
pembelajaran, hal ini bertujuan untuk menilai pemahaman siswa.
Daftar Pustaka

1. Adekola, J., Dale, V. H. M., & Gardiner, K. (2017). Development of an Institutional


Framework to Guide Transitions into Enhanced Blended Learning in Higher Education.
Association For Learning Technology, 25, 1–16.
2. Al-Ani, W. T. (2013). Blended Learning Approach Using Moodle and Student’s
Achievement at Sultan Qaboos University in Oman. Journal of Education and
Learning, 2(3), 96–110. https://doi.org/10.5539/jel.v2n3p96
3. Alwan, M. (2017). Pengembangan Model Blended Learning Menggunakan Aplikasi
Edmodo untuk Mata Pelajaran Geografi SMA. Jurnal Inovasi Teknologii Pendidikan,
4(1), 65–76.
4. Asdar, N. F., Arisona, & Eso, R. (2020). Penerapan Blended Learning dengan
Whatsapp untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi Kelistrikan Di SMK
Negeri 2 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 5(3), 265–270.
https://doi.org/10.36709/jipfi.v5i3.14085
5. Asmendri, & Sari, M. (2018). Analisis Teori-Teori Belajar pada Pengembangan Model
Blended Learning dengan facebook (MBL-FB). Natural Science Journal, 4(2), 604–
615.
6. Bu, H., & Bu, S. (2012). Study on Innovation of Teacher Training Model in Basic
Education from the Perspective of “Blended Learning.” International Education
Studies, 5(3), 39–43. https://doi.org/10.5539/ies.v5n3p39
7. Darma, I. K., Karma, I. G. M., & Santiana, I. M. A. (2020). Validation of Blended
Learning Model of Applied Mathematics Through Schoological Networks For
Learning in New Normal Era in Vocational education. International Research Journal
of Engineering, IT & Scientific Research, 6(6), 50–60.
https://doi.org/10.21744/irjeis.v6n6.1027
8. Dewayani, M., & Susman, Y. (2020). Blended Learning Kegiatan Kajian dan Praktik
Lapangan Mahasiswa di SMK. Jurnal Belantika Pendidikan, 3(1), 43–47.
9. Divayana, D. G. H., Sanjaya, D. B., Marhaeni, A. A. I. N., & Sudirtha, I. G. (2017).
CIPP Evaluation Model Based on Mobile Phone in Evaluating the Use of Blended
Learning Platforms at Vocational Schools in Bali. Journal of Theoretical and Applied
Information Technology, 95(9), 1984–1995.
10. Embi, Ma’arop, A. H., & Amin, M. (2016). Implementation of Blended Learning in
Higher Learning Institutions: A Review of the Literature. International Education
Studies, 9(3), 41–52. https://doi.org/10.5539/ies.v9n3p41
11. Hima, L. R. (2016). Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended Learning) terhadap
Motivasi Siswa Pada Materi Relasi dan Fungsi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
2(1), 36–42.
12. Im, J.-H., & Kim, J. (2015). Use of Blended Learning for Effective Implementation of
English-Medium Instruction in a Non-English Higher Education Context. International
Education Studies, 8(11), 1–15. https://doi.org/10.5539/ies.v8n11p1
13. Kholifah, N., Sudira, P., Rachmadtullah, R., Nurtanto, M., & Suyitno, S. (2020). The
Effectiveness of Using Blended Learning Models Against Vocational Education
Student Learning Motivation. International Journal of Advanced Trends in Computer
Science and Engineering, 9(5), 7964–7968.
https://doi.org/10.30534/ijatcse/2020/151952020
14. Kristianto, L., & Astriawati, N. (2019). Pengaruh Blended Learning Berbasis Edmodo
Pada Mata Kuliah Teknologi Informatika I. September, 314–320.
15. Lam, Y. W., Hew, K. F., & Chiu, K. F. (2018). Improving argumentative writing:
Effects of a blended learning approach and gamification. Language Learning &
Technology, 22(1), 97–118.
16. Machumu, H. J., Zhu, C., & Sesabo, J. K. (2016). Blended Learning in the Vocational
Education and Training System in Tanzania: Understanding Vocational Educators’
Perceptions. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding,
3(2), 30–45. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v3i2.46
17. Magfirah, S. (2020). Efektivitas Penerapan Blended Learning dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Khairun. Journal of Language,
Literature, and Linguistics, 141–147.
18. Marlina, E. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning Berbantuan
Aplikasi Sevima Edlink. Jurnal Padegogik, 3(2), 104–110.
19. Nande, M., & Irman, W. A. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(1), 180–187.
20. Patmawati, S., Misdalina, & Fitriasari, P. (2019). Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Kelas X Melalui Model Blended Learning. Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(2), 210–217.
21. Pongantung, H., Linggi, E. B., Bakri, A., & Tore, P. (2020). Strategi Pembelajaran
Model Blended Learning Solusi Keterbatasan Dosen. Indonesia Journal of Learning
Education and Counseling, 3(1), 19–25.
22. Ratnawati, S. (2020). Implementasi Student Center Learning dengan Metode Blended
Learning Mata Kuliah Perilaku Organisasi. Soedirman Economics Education Journal,
02(1), 85–96.
23. Rizki, G. A. F., & Daniamiseno, A. G. (2019). Pengembangan Model Blended Learning
dengan Pendekatan Cooperative mata kuliah Ilmu Lingkungan. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan, 6(1), 42–54.
24. Soetomo, Y. W. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Cara Budidaya Ikan yang Baik
(CBIB) di SMK. Prosiding NASCA 2020, 168–175.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21805
25. Subagiyo, S. (2019). Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Termokimia Siswa. Journal of Education Chemistry, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.21580/jec.2019.1.1.3830
26. Tumengkol, A. A. (2020). Pengalaman Pembelajaran Berbasis Blended Learning Mata
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Menggunakan Google Classroom pada Mahasiswa
Geografi. Jurnal Episentrum, 1(April), 39–43.
27. Utami, I. S. (2017a). Pengujian Valididtas Model Blended Learning di Sekolah
Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 1–10.
28. Utami, I. S. (2017b). Praktikalitas Model Blended Learning pada Pembelajaran
Jaringan Dasar di SMK. Jurnal Ipteks Terapan, 11(3), 233–239.
29. Victoria, A., Mustafa, P. S., & Ardiyanto, D. (2021). Pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan Olahraga berbasis Blended Learning di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 7(2), 170–183. https://doi.org/10.5281/zenodo.4659619
30. Wardani, D. N., Toenlioe, A. J. E., & Wedi, A. (2018). Daya Tarik Pembelajaran diEera
21 dengan Blended Learning. JKTP, 1(1), 13–18.
31. Widyaningsih, O., Yudha, C. B., & Nugraheny, D. C. (2020). Pengembangan Model
Blended Learning untuk Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 143–156.
https://doi.org/10.21009/JPD.0102.15
32. Yana, D., & Adam. (2019). Efektivitas Penggunaan Platform LMS sebagai Media
Pembelajaran Berbasis Blended Learning terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. 8(1), 1–
12.
33. Yantoro, Y., Hariandi, A., Mawahdah, Z., & Muspawi, M. (2021). Inovasi guru dalam
pembelajaran di era pandemi COVID-19. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia,
7(1), 8–15.
34. Zuhair, M., & Adi, Y. (2019). Web-Based Resources dan Blended Learning
Environment. Seminar Nasional Matematika, 2, 928–931.

Anda mungkin juga menyukai