Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No.

3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

EFEKTIVITAS MEDIA E-LEARNING DENGAN METODE GUIDED


DISCOVERY DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA
SISWA

Ulfa Lu’luilmaknun1, Dhoriva Urwatul Wutsqa2


1,2
Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta

E-mail: ulfa.luluilmaknun2016@student.uny.ac.id1)
dhoriva_uw@uny.ac.id2)
Received 9 October 2018; Received in revised form 11 November 2018; Accepted 26 December 2018

Abstract
This study aims to discover the effect of e-learning media with guided discovery learning method of
students’ self regulated learning in mathematics. The study employed quasi-experimental method using
two classes which are experiment and control class. The subject of this study are 79 eight grade students.
The instrument used is self regulated learning questionnaire. The learning process of the experiment class
implement only e-learning media with guided discovery method while the control class implement only
guided discovery method. The result shows that students’ self regulated learning in the experiment class
higher than the control class. It can be concluded that e-learning media with guided discovery method is
effective based on students’ self regulated learning in mathematics.

Keywords: E-learning media, Guided discovery method, Self regulated learning

PENDAHULUAN Kemandirian belajar adalah kemampuan


Matematika adalah ilmu dimana siswa dapat mengendalikan
pengetahuan yang dapat diaplikasikan perilakunya serta dapat mengatur dan
pada setiap bidang kehidupan. mengevaluasi pembelajarannya sendiri
Matematika adalah keterampilan sebagai upaya mencapai tujuan
mendasar dalam kehidupan sehari-hari pembelajaran (Timmons, Pelletier, &
kita (Ku, Chen, Wu, Lao, dan Chan, Corter, 2015; Day & Connor, 2016;
2014). Oleh karena itu, siswa penting Gunzenhauser & von Suchodoletz,
untuk mempelajari dan memahami 2015; Pintrich, 2000; Marchis, 2011;
matematika. Zimmerman, 1990; Artelt, Baumert,
Terdapat tiga domain dalam McElvany, & Peschar, 2003; Follmer &
taksonomi Bloom yang dibuat untuk Sperling, 2016). Pentingnya
tujuan pendidikan, yaitu domain kemandirian belajar juga telah
kognitif, domain afektif, dan domain diungkapkan oleh beberapa peneliti
psikomotorik (Cullinane, 2010). Salah seperti de Corte, Depaepe, Eynde, dan
satu domain afektif yang penting Verschaffel (2011) dan Fadlelmula
dimilki oleh setiap siswa dalam (2010) menyatakan bahwa kemandirian
pembelajaran matematika yaitu belajar dikenal sebagai kunci
kemandirian belajar. Pembelajaran yang pembelajaran dalam pendidikan
dianjurkan pada zaman sekarang ini matematika.
adalah pembelajaran yang berpusat pada Kemandirian belajar penting
siswa. Pembelajaran yang berpusat pada dimiliki oleh siswa, namun pada
siswa dapat terlaksana dengan baik kenyataanya bahwa kemampuan
ketika siswa memiliki kemampuan kemandirian belajar yang dimiliki oleh
kemandirian belajar yang baik pula. siswa pada pembelajaran matematika

AKSIOMA | 413
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

masih rendah. Dari penelitian oleh dan lingkungan adalah menggunakan


Marchis (2011) Jumaisyaroh, media yang berbasis teknologi.
Napitupulu, dan Hasratuddin (2015), Kitsantas (2013) dan McFarlane (2001)
Sumartono dan Zubaidah (2016), Azka mengatakan bahwa pembelajaran
dan Santoso (2015) menunjukkan menggunakan teknologi dapat melatih
bahwa beberapa siswa masih memiliki kemandirian belajar siswa.
kemampuan kemandirian belajar yang Pembelajaran menggunakan media e-
rendah. learning dapat membuat siswa
Selain strategi atau model mengembangkan kemampuan
pembelajaran, media pembelajaran kemandirian belajar dengan
adalah salah satu unsur yang sangat bertanggung jawab atas pembelajaran
penting bagi keberhasilan proses belajar mereka sendiri, siswa secara aktif
mengajar. Salah satu media berperan dalam proses pembelajaran,
pembelajaran yang dapat digunakan menetapkan tujuan pembelajaran,
adalah media pembelajaran berbasis memantau, dan mengevaluasi hasil
teknologi. Teknologi sudah belajar (Zhao & Chen, 2016). Oleh
dimanfaatkan pada berbagai bidang karena itu, menggunakan media e-
kehidupan tidak terkecuali dalam learning pada pembelajaran matematika
bidang pendidikan, khususnya dalam diharapkan dapat melatih kemandirian
pembelajaran matematika. Pemanfaatan belajar siswa.
ICT (Information and Communication Menurut Garrison dan Kanuka
Technology) dapat membantu siswa (2004) terdapat tiga jenis e-learning
dalam pembelajaran matematika yaitu enhanced, blended, dan online.
(Rohendi, 2012). Dalam penelitian ini, akan digunakan
Salah satu pemanfaatan ICT pembelajaran dengan enhanced e-
dalam pembelajaran yaitu menggunakan learning. Pembelajaran dengan
e-learning. E-learning didefinisikan enhanced e-learning yang dimaksud
sebagai media pembelajaran pada penelitian ini adalah media e-
memanfaatkan teknologi bantuan learning digunakan sebagai fasilitas
komputer yang dikombinasikan dengan tambahan dalam pembelajaran
jaringan telekomunikasi (Repolusk, matematika.
2009). Konsep e-learning adalah Dalam pembelajaran matematika,
pembelajaran elektronik memuat semua metode discovery adalah salah satu
bentuk perangkat elektronik yang metode yang berpusat pada siswa.
digunakan dalam proses belajar Yang, Liao, Ching, Chang, dan Chan
mengajar dan membuat belajar menjadi (2010) menyatakan bahwa metode
lebih mudah, contoh perangkat meliputi discovery adalah salah satu metode
komputer dan fasilitas audio visual yang mengurangi peran guru dan
lainnya (Etukudo & Elijah, 2012). membuat siswa membangun
Kemandirian belajar tidak pengetahuannya sendiri. Metode
diperoleh secara spontan, tetapi dapat discovery mendorong siswa untuk aktif
dikembangkan melalui partisipasi dalam dalam proses pembelajaran dan dapat
pengalaman dan lingkungan yang mengembangkan kemandirian belajar
memberi kesempatan bagi siswa untuk (Khan, 2014).
mengatur pembelajaran mereka sendiri Menurut Mayer (2002) terdapat
(Kramarski & Michalsky, 2009). Salah tiga jenis metode discovery yaitu pure
satu cara untuk memfasilitasi siswa discovery, guided discovery, expository
untuk berpartisipasi dalam pengalaman instruction. Alfieri, Brooks, Aldrich,

414 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

dan Tenenbaum (2011: 2) menyatakan siswa kelas IV pada pembelajaran


bahwa metode discovery kurang efektif matematika. Penelitian oleh Barak,
jika tidak ada arahan dari guru atau Hussein-Farraj, dan Dori (2016)
dengan kata lain guided discovery lebih menunjukkan bahwa pembelajarn
efektif daripada pure discovery. Oleh online memiliki efek positif terhadap
karena itu, peneliti memilih pengembangan kemandirian belajar
menggunakan metode guided discovery. mahasiswa ilmu pengetahuan dan
Dalam guided discovery, siswa teknik.
menerima masalah untuk dipecahkan Adapun penelitian-penelitian
dengan guru memberikan petunjuk mengenai pembelajaran dengan metode
bagaimana memecahkan permaslahan discovery learning. Penelitian oleh
tersebut agar siswa tetap pada arah yang Khan (2014) tentang pembelajaran
benar (Mayer, 2002). Langkah-langkah menggunakan guided discovery dan
metode guided discovery menurut blended learning dengan sistem
Achera, Belecina, & Garvida (2015) manajemen pembelajaran di dalam dan
yaitu motivation, exploration, di luar kelas untuk meningkatkan
presentation, warp up, practice dan pembelajaran mahasiswa Program
evaluation Bisnis. Penelitian oleh Imawan (2015)
Penggunaan media e-learning bertujuan untuk mendeskripsikan
dalam pembelajaran di luar kelas dapat keefektifan dan perbedaan keefektifan
dikombinasikan dengan metode guided antara model guided discovery learning
discovery untuk pembelajaran di dalam (GDL) dan model project-based
kelas. Media e-learning dapat learning (PjBL) ditinjau dari prestasi
dikombinasikan dengan metode guided belajar, kepercayaan diri, dan
discovery yang dapat mengurangi keterampilan berpikir kritis mahasiswa
tingkat kegagalan siswa dalam belajar pada mata kuliah geometri ruang.
(Khan, 2014). Dalgarno, Kennedy, dan Penelitian oleh Sunismi (2015)
Bennett (2014) merekomendasikan bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran menggunakan media e- pembelajaran guided discovery materi
learning (computer based simulation) Kalkulus II dengan menerapkan mobile
dikombinasikan dengan metode guided mathematics learning (MML).
discovery. Dari penelitian-penelitian yang
Terdapat penelitian-penelitian telah diuraikan terlihat bahwa masih
terdahulu tentang pemanfaatan sedikitnya penelitian yang
teknologi pada pembelajaran. Penelitian mengkombinasikan media e-learning
oleh Dabbagh dan Kitsantas (2005) dengan metode guided discovery yang
menunjukkan bahwa pembelajaran bertujuan melatih kemandirian belajar
melalui web dapat membantu siswa pada pembelajaran matematika.
meningkatkan kemampuan kemandirian Oleh karena itu, penelitian mengenai
belajar mahasiswa umur 22 hingga 45 efektivitas media e-learning dengan
tahun. Penelitian oleh Chen (2009) metode guided discovery ditinjau dari
menunjukkan bahwa e-learning dapat kemandirian belajar matematika siswa
melatih kemandirian belajar siswa kelas penting dilakukan untuk memperkuat
IV pada mata pelajaran bilangan bukti empiris dari hasil penelitian-
pecahan. Penelitian oleh Lazakidou dan penelitian yang diuraikan di atas.
Retalis (2010) menunjukkan bahwa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
computer based instructional dapat mengetahui efektivitas media e-learning
mengembangkan kemandirian belajar dengan metode guided discovery

AKSIOMA | 415
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

ditinjau dari kemandirian belajar pengetahuan baru yang didapat. Pada


matematika siswa. tahap exploration, para siswa bekerja
dalam kelompok dan dibantu oleh guru
METODE PENELITIAN untuk mendiskusikan seluruh persoalan
Jenis penelitian ini adalah kuasi pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada
eksperimen dengan nonequivalent tahap presentation, salah satu anggota
comparison-group design. Desain ini kelompok diminta untuk
menggunakan dua kelas yaitu kelas mempresentasikan dan mendiskusikan
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas jawaban mereka. Pada tahap warp up,
eksperimen diberi perlakuan berupa guru mengajukan pertanyaan kepada
pembelajaran dengan metode guided siswa untuk mengethauui sejauh mana
discovery dan menggunakan media e- siswa memahami materi. Pada tahap
learning. Kelas kontrol diberi perlakuan practice, siswa menyelesaikan question
berupa pembelajaran dengan metode of the day yang diberikan oleh guru
guided discovery tetapi tidak tidak dimana questionn of the day tersedia
menggunakan media e-learning. Kelas dalam aplikasi schoology. Setelah siswa
eksperimen dan kelas kontrol masing- menyelesaikan question of the day,
masing diberikan pretest (angket awal) siswa akan langsung dapat melihat skor
sebelum pembelajaran dan posttest yang didapatkannya di schoology.
(angket akhir) setelah pemberian Tahap evaluation dilakukan pada akhir
tindakan. materi pembelajaran, dimana guru
Penelitian dilaksanakan di SMP memberikan angket kemandirian
Negeri 6 Mataram, Nusa Tenggara belajar, tes pemahaman konsep dan
Barat pada tanggal 5 Februari sampai 10 pemecahan masalah kepada siswa.
Maret 2018. Populasi pada penelitian ini Pembelajaran di luar kelas
adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN dilakukan setelah pembelajaran di kelas
6 Mataram yang berjumlah 11 kelas dan dan tidak memakai alokasi waktu
telah mempelajari materi garis dan pembelajaran dimana kegitan guru dan
sudut dan teorema pythagoras serta siswa yaitu berdiskusi mengenai materi
belum mempelajari materi lingkaran lingkaran pada forum diskusi di
untuk tingkat SMP. Kemudian sampel schoology. Diskusi di schoology tidak
dipilih secara acak, yaitu kelas VIII F memiliki jadwal yang ditentukan
sejumlah 40 siswa sebagai kelas sehingga siswa bebas berdiskusi
eksperimen dan kelas VIII G sejumlah kapanpun dan dimanapun.
39 siswa sebagai kelas kontrol. Pembelajaran di kelas kontrol
Pembelajaran di kelas eksperimen hanya menggunakan metode guided
menggunakan media e-learning dengan discovery dan pembelajaran hanya
metode guided discovery. Pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Kegiatan pada
dilakukan di dalam dan di luar kelas. setiap tahap metode guided discovery di
Pembelajaran di dalam kelas kelas kontrol hampir sama dengan
menggunakan langkah-langkah metode kegiatan pada setiap tahap metode
guided discovery serta media e-learning guided discovery di kelas eksperimen
digunakan hanya sebagai enhanced atau tetapi yang membedakan adalah pada
tambahan pada pembelajaran di kelas. kegiatan exploration dan practice. Pada
Pada tahap motivation, guru membantu tahap exploration, para siswa bekerja
siswa mengingat informasi untuk dalam kelompok dan dibantu oleh guru
menghubungkan pengetahuan yang untuk mendiskusikan persoalan pada
dimiliki siswa sebelumnya dengan LKS. Pada tahap practice, siswa pada

416 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

kelas kontrol tidak diberikan questin of terdapat perbedaan rata-rata skor


the day tetapi siswa hanya kemandirian belajar antara kelas
menyelesaikan soal pada LKS yang eksperimen dan kelas kontrol, dan (2)
diberikan guru. rata-rata skor kemandirian belajar siswa
Untuk mengetahui kemandirian pada kelas eksperimen lebih unggul
belajar siswa dalam pembelajaran daripada rata-rata skor kemandirian
matematika digunakan instrumen belajar siswa pada kelas kontrol.
berupa angket kemandirian belajar.
Angket terdiri dari 24 butir pernyataan. Untuk mengetahui apakah kelas
Kemampuan kemandirian belajar siswa eksperimen dan kontrol memiliki
yang diukur pada penelitian ini adalah kondisi atau kemampuan awal yang
kemampuan mengendalikan prilaku, sama, dilakukan uji hipotesis dengan
mengatur pembelajran, dan menggunakan ANOVA pada data
mengevaluasi pembelajaran. pretest. Untuk mengetahui manakah
Bukti validitas angket rata-rata skor yang lebih unggul antara
kemandirian belajar menggunakan face kelas eksperimen dengan kelas kontrol
validity dan analisis faktor. Hasil face dilakukan pengujian hipotesis dengan
validity angket kemandirian belajar menggunakan ANOVA pada data
siswa terbukti valid dan dinyatakan postest.
layak digunakan setelah revisi oleh ahli. Hipotesis pada penelitian ini yaitu
Hasil analisis faktor angket kemandirian H0 : Terdapat perbedaan rata-rata
belajar siswa terdiri dari 24 butir skor kemandirian belajar antara kelas
pernyataan, diperoleh nilai Kaiser- eksperimen dengan kelas kontrol.
Meyer-Olkin (KMO) sebesar 0,734. Hal H1 : Tidak terdapat perbedaan rata-
ini membuktikan bahwa seluruh butir rata skor kemandirian belajar antara
pernyataan di dalam angket dapat kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
digunakan. Sebelum dilakukan uji hipotesis,
Estimasi reliabilitas angket terdapat asumsi-asumsi yang harus
kemandirian belajar pada penelitian ini dipenuhi yaitu data harus berdistribusi
dilakukan menggunakan bantuan normal dan matriks kovarians populasi
program SPSS dan melihat koefisien untuk p variabel terikat harus sama
alpha ( ). Koefisien pada angket (homogen).
kemandirian belajar adalah 0,88
sehingga angket dapat dikatakan HASIL PENELITIAN DAN
reliabel. PEMBAHASAN
Data yang akan dianalisis dalam Data hasil kemandirian belajar
penelitian ini meliputi skor kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika
belajar siswa. Pengujian hipotesis diperoleh dari angket kemandirian
dilakukan dengan menggunakan belajar yang diberikan kepada siswa
Independent Sample T-Test berbantuan sebelum dan sesudah pemberian
program SPSS. tindakan. Deskripsi data hasil angekt
Dalam penelitian ini, kemandirian belajar siswa disajikan
pembelajaran matematika menggunakan pada Tabel 1.
media e-learning dengan metode guided
discovery dikatakan efeketif ditinjau
dari kemandirian belajar siswa pada
pembelajaran matematika jika (1)

AKSIOMA | 417
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

Tabel 1. Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Deskripsi
Pretest Posttest Pretest Posttest
Rata-rata 59,33 83,63 61,90 73,18
Standar deviasi 10,65 11,57 10,24 10,78
Skor tertinggi 81 109 80 107
Skor terendah 40 62 40 56
Skor maksimum teoritik 120 120 120 120
Skor minimum teoritik 24 24 24 24
Hasil analisis statistik desktiptif peningkatan skor kemandirian belajar
angket kemandirian belajar siswa pada siswa setelah diberi perlakuan di kelas
pembelajaran matematika disajikan eksperimen sebesar 24,03 sedangkan
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata- pada kelas kontrol peningkatannya
rata skor kemandirian belajar siswa sebesar 11,28.
sebelum (pretest) dan sesudah (postest) Frekuensi banyaknya siswa yang
mendapat perlakuan pada kelas mencapai kategori level kemandirian
eksperimen masing-masing adalah belajar tertentu dihitung sesuai dengan
59,33 dan 83,63. Rata-rata skor pretest rentang skor yang telah ditentukan.
dan postest kemandirian belajar pada Tabel 2 menyajikan distribusi frekuensi
kelas kontrol masing-masing adalah dan persentase pengkategorian
61,90 dan 73,18. Data tersebut kemandirian belajar yang diperoleh
menunjukkan bahwa terdapat pada pretest dan postest.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian Belajar


Pretest Postest
Kelas Kelas Kelas Kelas
Skor (X) Kriteria
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
F % F % F % F %
Sangat
0 0 0 0 6 15 1 2,56
Tinggi
Tinggi 1 2,5 1 2,56 20 50 6 15,38
Sedang 12 30 15 38,46 11 27,5 26 66,67
Rendah 23 57,5 21 53,85 3 7,5 6 15,38
Sangat
4 10 2 5,13 0 0 0 0
Rendah
dan 7,5% berkategori rendah. Skor
Berdasarkan Tabel 2 dapat pretest kemandirian belajar pada kelas
dilihat bahwa skor pretest kemandirian kontrol, terdapat 2,56% siswa
belajar pada kelas eksperimen, terdapat berkategori tinggi, 38,6% siswa
2,5% siswa berkategori tinggi, 30% berkategori sedang, 53,85% berkategori
siswa berkategori sedang, 57,5% rendah, dan 5,13% berkategori sangat
berkategori rendah, dan 10% rendah. Skor posttest kemandirian
berkategori sangat rendah. Skor posttest belajar pada kelas kontrol, terdapat
kemandirian belajar pada kelas 2,56% berkategori sangat tinggi,
eksperimen, terdapat 15% berkategori 15,38% siswa berkategori tinggi,
sangat tinggi, 50% siswa berkategori 66,67% siswa berkategori sedang, dan
tinggi, 27,5% siswa berkategori sedang, 15,38% berkategori rendah.

418 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

Data pretest dan posttest akan Dari analisis data posttest pada
diuji hipotesis menggunakan kelas eksperimen, hasil Shapiro-Wilk
Independent Sample T-Test. Uji diperoleh taraf signifikansi 0,38, dimana
hipotesis pada data pretest bertujuan 0,38 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
untuk mengetahui apakah kelas bahwa data posttest pada kelas
eksperimen dan kontrol memiliki eksperimen berdistribusi normal. Taraf
kemampuan kemandirian belajar yang signifikansi pada kelas kontrol adalah
sama sebelum dilakukannya tindakan 0,12, dimana 0,12 > 0,05 sehingga dapat
eksperimen. Sedangkan uji hipotesis dikatakan bahwa data posttest pada
univariat pada data posttest bertujuan kelas kontrol berdistribusi normal. Dari
untuk mengetahui efektivitas hasil Lavene’s Test, diperoleh taraf
pembelajaran antara kelas eksperimen signifikansi adalah 0,77, dimana 0,77 >
dan kelas kontrol terhadap ketiga 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel terikat. Uji hipotesis univariat data posttest pada kelas eksperimen dan
dapat dilakukan jika sebaran data yang kelas kontrol homogen.
akan diuji memenuhi asumsi normalitas Data pretest pada kelas
dan homogenitas. eksperimen dan kelas kontrol
Dari analisis data pretest pada berdistribusi normal dan homogen,
kelas eksperimen, hasil Shapiro-Wilk sehingga dapat dilakukan uji hipotesis
diperoleh taraf signifikansi 0,60, dimana menggunakan Independent Sample T-
0,60 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan Test. Dari hasil Independent Sample T-
bahwa data pretest pada kelas Test, diperoleh taraf signifikansi adalah
eksperimen berdistribusi normal. Taraf 0,00 dimana 0,00 < 0,05 sehingga H0
signifikansi pada kelas kontrol adalah ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
0,56, dimana 0,56 > 0,05 sehingga dapat ada perbedaan rata-rata skor
dikatakan bahwa data pretest pada kelas kemandirian belajar pada kelas
kontrol berdistribusi normal. Dari hasil eksperimen dan kelas kontrol. Dari
Lavene’s Test, diperoleh taraf Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata skor
signifikansi adalah 0,86, dimana 0,86 > posttest kemandirian belajar pada kelas
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa eksperimen lebih unggul daripada kelas
data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa
kelas kontrol homogen. pembelajaran menggunakan media e-
Data pretest pada kelas learning dengan metode guided
eksperimen dan kelas kontrol discovery lebih efektif daripada
berdistribusi normal dan homogen, pembelajaran yang hanya menggunakan
sehingga dapat dilakukan uji hipotesis metode guided discovery dalam hal
menggunakan Independent Sample T- kemandirian belajar matematika siswa.
Test. Dari hasil Independent Sample T- Berdasarkan uji hipotesis
Test, diperoleh taraf signifikansi adalah diketahui bahwa siswa yang mendapat
0,14 dimana 0,14 > 0,05 sehingga H0 pembelajaran menggunakan media e-
diterima dan dapat disimpulkan bahwa learning dengan metode guided
tidak ada perbedaan rata-rata skor discovery memiliki rata-rata skor
pretest pada kelas eksperimen dan kelas kemandirian belajar yang lebih unggul
kontrol atau siswa pada kelas daripada dengan siswa yang hanya
eksperimen dan kelas kontrol memiliki mendapat pembelajaran menggunakan
kemampuan kemandirian belajar yang metode guided discovery. Atau dapat
sama sebelum dilakukan tindakan dikatakan pembelajaran menggunakan
eksperimen. media e-learning dengan metode guided

AKSIOMA | 419
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

discovery efektif ditinjau dari


kemandirian belajar siswa pada
pembelajaran matematika.
Kemandirian belajar kelas
eksperimen lebih unggul daripada kelas
kontrol, dikarenakan beberapa
keuntungan dari e-learning. Seperti
yang dikatakan oleh Repolusk (2009)
bahwa keuntungan menggunakan e-
Gambar 1. Siswa Membagikan
learning dalam pembelajaran adalah
Informasi Mengenai Materi Matematika
siswa dapat mengakses informasi dan
materi dengan cepat dan sederhana,
meningkatkan komunikasi antar siswa,
siswa dapat memantau kemajuan
pembelajarannya sendiri, serta siswa
dapat diberi kesempatan untuk lebih
bertanggung jawab atas pengetahuannya
sendiri.
Guru mengunggah tugas-tugas
dan informasi terkait pembelajaran Gambar 2. Guru Membagikan Informasi
matematika pada media e-learning, Mengenai Materi Matematika
sehingga siswa secara mandiri dapat
mengakses informasi dan materi dengan Guru memberikan question of the
cepat dan sederhana. Pembelajaran e- day pada e-learning yang harus dijawab
learning dapat meningkatkan siswa setiap akhir pembelajaran, setelah
komunikasi antar siswa, disini siswa siswa mengerjakan question of the day,
dapat mandiri berkomunikasi atau secara otomatis siswa akan langsung
berdiskusi dengan temannya mengenai mengetahui skor yang didapatkan.
materi matematika. Siswa dapat Sehingga dapat dikatakan siswa dapat
mengatur strategi pembelajarannya memantau kemajuan pembelajarannya
sendiri dengan kemudahan mengakses sendiri dengan melihat perkembagan
materi dan tugas serta kesempatan yang skor yang didapat setiap guru
lebih untuk berkomunikasi dengan memberikan question of the day,
siswa lainnya. Contoh siswa dimana memantau kemajuan
membagikan informasi mengenai materi pembelajaran atau mengevaluasi
matematika dapat dilihat pada Gambar pembelajaran adalah salah satu
1 dan contoh guru membagikan indikator dari kemandirian belajar.
informasi mengenai matematika dapat Contoh perkembangan skor yang
dilihat pada Gambar 2. Kemandirian didapat siswa pada question of the day
belajar tidak diperoleh secara spontan, dapat dilihat pada Gambar 3. Pada
tetapi dapat dikembangkan melalui Gambar 3, terlihat siswa memiliki tiga
partisipasi dalam pengalaman dan kesempatan untuk menjawab sebuah
lingkungan yang memberi kesempatan question of the day yang diberikan guru.
bagi siswa untuk mengatur
pembelajaran mereka sendiri
(Kramarski & Michalsky, 2009).

420 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

dapat dikatakan melatih siswa untuk


mandiri dalam belajar.
Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian-penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa penggunaan
teknologi dalam pembelajaan dapat
melatih kemandirian belajar. Penelitian
oleh Dabbagh dan Kitsantas (2005)
Gambar 3. Skor yang Didapat Siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran
pada Question of The Day
melalui web dapat membantu
meningkatkan kemampuan kemandirian
Keuntungan e-learning lainnya
belajar. Penelitian oleh Chen (2009)
adalah siswa dapat diberi kesempatan
menunjukkan bahwa e-learning dapat
untuk lebih bertanggung jawab atas
melatih kemandirian belajar matematika
pengetahuannya sendiri, dimana siswa
siswa. Penelitian oleh Lazakidou dan
dilatih untuk bertanggung jawab atas
Retalis (2010) menunjukkan bahwa
tugas-tugas yang diberikan guru pada e-
computer based instructional dapat
learning. Bertanggung jawab atas
mengembangkan kemandirian belajar
pengetahuannya sendiri adalah salah
matematika siswa. Penelitian oleh
satu mengendalikan prilaku siswa yang
Barak, Hussein-Farraj, dan Dori (2016)
merupakan salah satu indikator dari
menunjukkan bahwa pembelajarn
kemandirian belajar. Pembelajaran
online memiliki efek positif terhadap
menggunakan media e-learning dapat
pengembangan kemandirian belajar.
membuat siswa mengembangkan
Hasil penelitian ini berimplikasi
kemampuan kemandirian belajar
terhadap pemilihan pembelajaran yang
dengan bertanggung jawab atas
sebaiknya dipilih oleh guru jika ingin
pembelajaran mereka sendiri (Zhao &
melatih kemandirian belajar matematika
Chen, 2016).
siswa. Kesimpulan yang diperoleh dari
Penggunaan metode guided
hasil penelitian ini memberikan
discovery juga memberikan peran dalam
implikasi bahwa pembelajaran
meningkatkan kemandirian belajar.
matematika menggunakan media e-
Seperti yang kita lihat pada analisis data
learning dengan metode guided
bahwa kemandirian belajar pada kelas
discovery cocok digunakan untuk
kontrol meningkat dengan pembelajaran
melatih kemandirian belajar siswa.
menggunakan metode guided discovery.
Langkah-langkah guided discovery KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki peran untuk melatih Berdasarkan hasil penelitian dan
kemandirian belajarnya, khususnya pembahasan bahwa pembelajaran
pada tahap exploration dan menggunakan media e-learning dengan
presentation. Pada tahap exploration, metode guided discovery efektif ditinjau
siswa diberikan kesempatan untuk kemandirian belajar matematika siswa.
berdiskusi dengan kelompoknya. Pada Saran dari penelitian ini adalah
tahap presentation, siswa diberi pembelajaran matematika menggunakan
kesempatan untuk mempresentasikan media e-learning dengan metode guided
diskusi kelompoknya serta discovery dapat dipilih sebagai salah
mendiskusikan kembali dengan satu alternatif untuk melatih
kelompok lain. Oleh karena itu, pada kemandirian belajar siswa pada
tahap exploration dan presentation pembelajaran matematika.

AKSIOMA | 421
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

DAFTAR PUSTAKA 35, No. 5, Hal 8816–8829


Cullinane, A. (2010). Bloom’s
Achera, L. J., Belecina, R. R., & Taxonomy and Its Use in
Garvida, M. D. (2015). The Classroom Assessment.
Effect of Group Guided National Centre for Execellence
Discovery Approach on the in Mathematics and Science
Performance of Students in Teaching and Learning. Vol. 1,
Geometry. International Journal No. 13, Hal 1-4
of Multidisciplinary Research Dabbagh, N. & Kitsantas, A. (2005).
and Modern Education Using Web-Based Pedagogical
(IJMRME). Vol. 1, No. 2, Hal Tools as Scaffolds for Self
331–342 Regulated Learning.
Instructional Science. Vol. 33,
Alfieri, L., Brooks, P. J., Aldrich, N. J.,
Hal 531-540
& Tenenbaum, H. R. (2011).
Dalgarno, B., Kennedy, G., & Bennett,
Does Discovery-Based
S. (2014). The Impact of
Instruction Enhance Learning?
Students’ Exploration Strategies
Journal of Educational
on Discovery Learning Using
Psychology. Vol. 103, No. 2,
Computer-Based Simulations.
Hal 1–18
Educational Media
Artelt, C., Baumert, J., McElvany, N. J.,
International. Vol. 51, No. 4,
& Peschar, J. (2003). Learners
Hal 310–329
for Life: Student Approaches to
Day, S. L., & Connor, C. M. (2016).
Learning. Results from PISA
Examining the Relations
2000. Paris, France: OECD.
Between Self-Regulation and
Azka, R., & Santoso, R.H. (2015).
Achievement in Third-Grade
Pengembangan Perangkat
Students. Assessment for
Pembelajaran Kalkulus untuk
Effective Intervention. Hal 1–13
Mencapai Ketuntasan dan
de Corte, E., Depaepe, F., Eynde, P.O.,
Kemandirian Belajar Sswa.
& Verschaffel, L. (2011).
Jurnal Riset Pendidikan
Students’ Self-regulation of
Matematika. Vol 2, No. 1, Hal
Emotions in Mathematics: An
78-91.
Analysis of Meta-Emotional
Barak, M., Hussein-Farraj, R., & Dori,
Knowledge and Skills. ZDM -
Y. J. (2016). On-campus or
International Journal on
Online : Examining Self-
Mathematics Education. Vol.
Regulation and Cognitive
43, No. 4, Hal 483–495
Transfer Skills in Different
Etukudo & Elijah, U. (2012). E-learning
Learning Settings. International
and Teachers Preparation in
Journal of Educational
Science and Mathematics: The
Technology in Higher
Paradigm for Utilization of
Education. Vol. 13, No. 35, Hal
Interactive Packages. European
1–18
Scientific Journal (ESJ). Vol. 8,
Chen, C. (2009). Personalized E-
No. 13 8, Hal 172–177
learning System with Self-
Fadlelmula, F.K. (2010). Mathematical
Regulated Learning Assisted
Problem Solving and Self-
Mechanisms for Promoting
Regulated Learning. The
Learning Performance. Expert
International Journal of
Systems With Applications. Vol.

422 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

Learning. Vol. 17, No. 3, Hal Here to Stay. Journal of


363–372 University Teaching & Learning
Follmer, D. J., & Sperling, R. A. (2016. Practice. Vol. 11, No. 1, Hal 1–
The Mediating Role of 10
Metacognition in The Kitsantas, A. (2013). Fostering College
Relationship Between Executive Students’ Self Regulated
Function and Self-regulated Learning with Learning
Learning. British Journal of Technologies. Hellenic Journal
Educational Psychology. Hal 1– of Psychology. Vol. 10, No. 3,
17 Hal 235–252
Garrison, D. R., & Kanuka, H. (2004). Kramarski, B. & Michalsky, T. (2009).
Blended Learning: Uncovering Investigating Preservice
Its Transformative Potential in Teachers Professional Growth in
Higher Education. Internet and Self-Regulated Learning
Higher Education. Vol. 7, No. 2, Environments Investigating
Hal 95–105 Preservice Teachers’
Gunzenhauser, C., & von Suchodoletz, Professional Growth in Self-
A. (2015). Boys Might Catch up Regulated Learning
, Family Influences Continue : Environments. Journal of
Influences on Behavioral Self- Education and Practice. Vol.
Regulation in Children from an 101, No. 1, Hal 161–175
Affluent Region in Germany Ku, O., Chen, S. Y., Wu, D. H., Lao, A.
Before School Entry. Early C. C., & Chan, T. (2014). The
Education and Development. Effects of Game-Based Learning
Vol. 26, No. 5-6, Hal 645–662 on Mathematical Confidence
Imawan, O. R. (2015). Perbandingan and Performance : High Ability
antara Keefektifan Model vs Low Ability. Educational
Guided Discovery Learning dan Technology & Society. Vol. 17,
Project-Based Learning pada No. 3, Hal 65–78
Matakuliah Geometri. Lazakidou, G., & Retalis, S. (2010).
PYTHAGORAS: Jurnal Computers & Education Using
Pendidikan Matematika. Vol. Computer Supported
10, No. 2, Hal 179–188 Collaborative Learning
Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Strategies for Helping Students
Hasratuddin. (2015). Acquire Self-Regulated
Peningkatan Kemampuan Problem-Solving Skills in
Berpikir Kritis Matematis Dan Mathematics. Computers &
Kemandirian Belajar Siswa Education. Vol. 54, No. 1, Hal
SMP melalui Pembelajaran 3–13
Berbasis Masalah. Kreano, Marchis, I. (2011). How Mathematics
Jurnal Matematika Kreatif- Teachers Develop Their Pupils'
Inovatif. Vol 5, No. 2, Hal 157– Self-Regulated Learning Skills.
169. Acta Didactica Napocensia.
Khan, Z. R. (2014). Using Innovative Vol. 4, No. 2, Hal 9–14
Tools to Teach Computer Mayer, R. E. (2002). The Promise of
Application to Business Educational Psychology, Vol II
Students - A Hawthorne Effect Teaching for Meaningful
or Successful Implementation Learning. Ney Jersey: Pearson

AKSIOMA | 423
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 413-424
ISSN 2442-5419 (Online)

Education. (2010). The Effectiveness of


McFarlane, A. (2001). Perspective on Inductive Discovery Learning in
The Relationships Between ICT 1 : 1 Mathematics Classroom. In
and Assessment. Journal of Proceedings of the 18th
Computer Assisted Learniong. International Conference on
Vol 17, Hal 227-234 Computers in Education (ICCE)
Pintrich, P. R. (2000). The Role of Goal (pp. 743–747). Putrajaya,
Orientation in Self-Regulated Malaysia: Asia-Pasific Society
Learning. In M. Boekaerts, P. R. for Computers in Education
Pintrich & M. Zeidner (Eds.), Zhao, H., & Chen, L. (2016). How Can
Handbook of Self-Regulation. Self-Regulated Learning Be
Burlington, MA: Elseiver Supported in E-learning 2.0
Academic Press. Environment: a Comparative
Repolusk, S. (2009). Interactive E- Study. Journal of Educational
Learning Materials in the Technology Development and
Mathematics Classroom in Exchange. Vol. 9, No. 2, Hal 1–
Slovenia. Problem of Education 20
in the 21st Century. Vol. 14, Hal Zimmerman, B. J. (1990). Self-
94–108 Regulated Learning and
Rohendi, D. (2012). Developing E- Academic Achievement: An
learning Based on Animation Overview. Educational
Content for Improving Psychologist. Vol. 25, No. 1,
Mathematical Connection Hal 3–17
Abilities in High School
Students. International Journal
of Computer Science Issues
(IJCSI). Vol. 9, No. 4, Hal 1–5
Stevens J. (2009). Applied Multivariate
Statistics for The Social
Sciences. New York:
Routledge.
Sunismi. (2015). Developing Guided
Discovery Learning Materials
Using Mathematics Mobile
Learning pplication as an
Alternative Media for The
Students Calculus II. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. Vol 3,
No. 3, Hal 334–346
Timmons, K., Pelletier, J., & Corter, C.
(2015). Understanding
Children’s Self-Regulation
within Different Classroom
Contexts Classroom Contexts.
Early Child Development and
Care.
Yang, E. F. Y., Liao, C. C. Y., Ching,
E., Chang, T., & Chan, T.-W.

424 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai