Anda di halaman 1dari 11

Efektivitas Pembelajaran Berbasis Daring/ E-Learning Dalam Pandangan

pihak – pihak terkait, dan perencanaan solusi dari sektor pemerintah.

Oleh: Kelompok 4

(Mahasiswa – Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis International
Women University)

Disusun untuk memenuhi tugas Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus Program Studi Ilmu
Komunikasi.
Nama – nama anggota:

1. Diaz Zuliyana
2. Choirul Nisah
3. Desi
4. Mia Lianawati
5. Laila Chaerunissa Putri Santi
6. Nurliza Ayu Pramesti
7. Winda romadona
8. Maulana Ash Abdilah
9. Jesylin Jhonatan
10.Yulia arjibah
11. Darus Silmi
12.Zihan rhaudhatul zanah
13. Lisna Ardila
14. Khaulah Nurul Qisti
15. Fatimatul jannah
16. Miftah Auliyah
17.MOHAMMAD SHARMAN
18. Farlin Nurfalah
19. Rizki Arjuna Windu
20.Reo AlKautsar
21.Elfin Triana
Abstrak

Perkembangan pendidikan saat ini dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Salah satu teknologi informasi yang ikut berperan dalam dunia pendidikan adalah
pembelajaran Daring. Pembelajaran daring berfungsi sebagai penghubung antar pendidik dengan
siswanya dengan jaringan internet yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Media daring
yang digunakan subjek penelitian adalah bermacam- macam (WhatsApp, Zoom, Google
Classroom, Website). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dalam
pemebelajaran daring. Metode yang dikumpulkan dalam pengumpulan data adalah tanya jawab
kepada narasumber yaitu siswa SMP, SMA, Mahasiswa, Tenaga Pendidik, Orang Tua Peserta Didik,
dan Pemerintah daerah setempat oleh tiap anggota dan didokumentasikan menjadi video.
Kata kunci: Daring, Siswa, Efektivitas
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah memiliki pengaruh
yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan akses teknologi telah
digunakan oleh para pengajar untuk memudahkan proses pembelajaran. Akses teknologi juga
mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak ditemukannya teknologi internet, hampir
segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan. Saat ini peserta didik dapat belajar tidak
hanya dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitas sistem electronic learning yang ada.
E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan dan
pelatihan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, khususnya
Indonesia. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk e-learning namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat
bantunya.
Seperti yang telah disampaikan oleh Keengwe & Georgina dalam penelitiannya telah
menyatakan bahwa perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap pelaksanaan
pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012). Teknologi informasi dapat diterima
sebagai media dalam melakukan proses pendidikan, termasuk membantu proses belajar
mengajar, yang juga melibatkan pencarian referensi dan sumber informasi (Wekke & Hamid,
2013).
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Sehingga pemerintah memberikan solusi dengan
memberikan kuota Pendidikan untuk menunjang Efektivitas pembelajaran siswa, tetapi banyak
orang tua yang belum siap dan belum terbiasa dengan mendampingi anaknya belajar di rumah,
bahkan ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit
diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.

B. Deskripsi Teori

1. Efektivitas
Menurut Hidayat (1986) efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai,
makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan Handoko (1997:7) menjelaskan bahwa efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Efektivitas tingkat kemampuan untuk mencapai tujuan
dengan tepat dan baik (Devung, 1988:25).
Steers (1985:87) menjelaskan bahwa efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai
suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya
tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar
terhadap pelaksanaannya. Dalam pembelajaran diperlukan perencanaan yang matang,
pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran,
hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan. Perlunya penggunaan
model – model pembelajaran yang efektif dan inovatif agar dalam pembelajaran yang dilakukan
dapat lebih variatif dan berjalan lancar. Penggunaan model pembelajaran tersebut juga
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga kesesuaian antara keduanya dan semua
komponen menjadi tepat guna.
Salah satu indikator efektivitas belajar adalah tercapainya sebuah tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran tercapai secara maksimal maka dapat dikatakan pembelajaran mencapai
efektivitasnya. Di samping itu, keterlibatan siswa secara aktif menunjukkan efisiensi
pembelajaran. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat
mencapai tujuan yang diharapkan serta siswa dapat menyerap materi pelajaran dan
mempraktekkannya.
Metode dan strategi pembelajaran kini mengalami pergeseran dengan mengarah pada
perubahan paradigma pendidikan. Hal itu berpengaruh pada fungsi pendidik sebagai fasilitator,
mediator dan motivator dalam proses pembelajaran. Guru selalu dianggap sebagai pusat
pembelajaran, tapi sekarang telah berubah menjadi siswa sebagai pembelajaran itu sendiri. Salah
satu penyebabnya antara lain adalah faktor pesatnya kemajuan teknologi informasi
mengharuskan terjadinya perubahan paradigma proses pembelajaran yang dilaksanakan seluruh
siswa.

2. E- Learning/ Daring
Menurut Koran (2002) E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Hartley (2001) menjelaskan bahwae E-
learningmerupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet
untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaran,
peserta didik dengan guru atau instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan – bahan belajar setiap saat dan berulang –
ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran. Di dalam E-learning, yang mengambil peran guru adalah
komputer dan panduan – panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer E-
learning dan pemrogram komputer.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran berbasis daring terbukti efektif berdasarkan pengalaman responden?
2. Apa kendala daring berdasarkan pengalaman responden?
3. Bagaimana solusi berdasarkan dari harapan – harapan dari pihak – pihak terkait yang telah
di wawancara?
4. Perbaikan apa saja yang diharapkan agar penerapan daring menjadi lebih baik?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui efektivitas daring berdasarkan pengamalan siswa
2. Mengetahui kendala daring berdasarkan pengalaman pihak – pihak terkait.
3. Memberikan solusi berdasarkan dari harapan – harapan dari pihak – pihak terkait yang telah
di wawancara.
4. Memberikan instruksi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada system Daring pada
pembelajaran.
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Teori Masyarakat Massa


Teori masyarakat massa memberi kedudukan terhormat kepada media sebagai penggerak dan
pengaman teori masyarakat massa. Teori ini juga sangat mengunggulkan gagasan yang
menyatakan bahwa media menyuguhkan pandangan tentang dunia, semacam pengganti atau
lingkungan semu (pseudo-environment) yang disatu pihak merupakan sarana ampuh untuk
memanipulasi orang, tetapi di lain pihak merupakan alat bantu bagi kelanjutan ketenangan
psikisnya dalam kondisi yang sulit.
Giner (1979) mengemukakan Teori masyarakat massa adalah teori yang menekankan
ketergantungan timbal-balik antara intitusi yang memegang kekuasaan dan integrasi media
terhadap sumber kekuasaan sosial dan otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani
kepentingan pemegang kekuasaan politik dan ekonomi.

B. Data Penelitian
Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yaitu 1 siswa SMA, 1 Siswa SMP, 3 Mahasiswa
Perguruan Tinggi, 1 Orang Tua Siswa, 2 Tenaga Pendidik, dan 1 Pemerintah Daerah, total
narasumber adalah 9 orang.

1.Analisis Data

a. Efektivitas Daring Berdasarkan Pengalaman Siswa


Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang
efektivitas daring dalam pembelajaran. Hasilnya 2 dari 9 responden merasakan bahwa
pembelajaran daring sudah efektif dan 7 responden menyatakan bahwa pembelajaran face to
face dirasa lebih efektif. Mereka merasakan bahwa pengaplikasian pembelajaran daring yang
mereka peroleh hanya berpusat pada pemberian tugas, rasio pemberian materi sangatlah kecil.
Selain itu akses bertanya juga tidak seluas pada saat pembelajaran face to face, baik bertanya
terhadap guru maupun teman.

b. Kendala Daring Berdasarkan Pengalaman Pihak – pihak Terkait


Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang
kendala pembelajaran berbasis daring. Pengalaman yang dirasakan responden mengenai kendala
daring sangat variatif, diantaranya:

1. Device dan jaringan yang digunakan tidak stabil, bahkan terbatas.


2. Responden merasa sulit mengerti dengan penyampaian materi melalui media video.
3. Orang tua merasa belum siap dan tidak sabaran saat mendampingi peserta didik yang
belajar dari rumah.

c. Harapan Siswa Mengenai Hal-Hal Yang Harus Diperbaiki Pada Penerapan Daring
Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka mengenai
perbaikan yang harusnya dilakukan pada saat penerapan daring agar pembelajaran berbasis
daring bisa menjadi lebih baik. Saran yang responden berikan sangat variatif, seperti:
1. Pembelajaran tatap muka agar segera untuk diterapkan.
2. Lebih variatif dalam sistem juga metode pembelajaran Daring.
3. Orang tua lebih sabar dan lebih membimbing anak agar bisa fokus untuk belajar dari
rumah.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemajuan teknologi memberikan dampak besar terhadap perkembangan pendidikan, para


pendidik memanfaatkanya untuk mempermudah proses belajar mengajar serta meningkatkan
kualitas pendidikan. Berikut pandangan responden tehadap efektivitas pembelajaran berbasis
daring:

1. Mayoritas peserta didik merasa pembelajaran daring dirasa tidak efektif, karena dalam
praktiknya guru lebih dominan dalam pemberian tugas bukan penjelasan materi.
Sementara tenaga pendidik dan pemerintah setempat merasa tidak efektif karena
kurangnya dukungan dari pihak orang tua yang mendampingi, untuk membimbing peserta
didik saat melaksanakan sistem pembelajaran daring dari rumah.

2. Responden merasa ada kendala:

• Jaringan yang terbatas wilayah dan juga kestabilan saat peserta didik mengakses
internet untuk menjalani sistem belajar daring.
• Kurangnya support dari pihak orang tua, karena dirasa kerepotan sehingga
menghasilkan kesulitan komunikasi antara tenaga pendidik, orang tua, dan juga
peserta didik.

3. Responden berharap segera dilakukannya pembelajaran tatap muka untuk mendapatkan


pembelajaran yang lebih efektif, dan tidak adanya Kembali keterbatasan koneksi internet
agar terhindar dari kesulitan memahami pembelajaran.

B. Solusi

Setelah mengetahui kesimpulan berdasarkan kendala dan juga harapan dari responden yang
merasakan betul terhadap dampak dan juga Efektivitas dari sistem pembelajaran Daring, kami
Menyusun rencana dan juga solusi untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya:

1. Memberikan tugas yang bisa membuat peserta didik dan tidak mudah termakan hoaks.

Pendidikan moral dan berpikir kritis di Indonesia harus diperkuat sejak dini, sehingga
tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks dan tidak juga melakukan hal – hal yang
tidak berguna, bahkan jauh dari aspek norma juga moral di internet. Jika pengalaman di
sekolah hanya menerima informasi dari guru, dihafal, kemudian dites kemampuannya
menggunakan pilihan ganda, tak akan tercipta generasi yang inovatif dan berpikir kritis.
Contohnya para peserta didik bisa mulai diberikan dan dibiasakan dengan tugas
berupa essay, debat, dan presentasi. Hal tersebut bertujuan agar para peserta didik di
Indonesia dapat terlatih untuk memiliki opini dengan berpikir kritis dan logis, karena saat
ini peserta didik di Indonesia tidak terbiasa berargumen atau beropini karena memiliki
ketakutan terkena marah dari guru atau dianggap tidak sopan, sehingga pola pikir guru
juga harus diubah.

2. Memberikan tambahan fasilitas platform sistem pembelajaran Daring yang lebih mudah
dipahami.

Pemberian materi yang monoton, menggunakan media pembelajaran yang tidak


dilakukannya inovasi membuat para peserta didik bosan dan sulit untuk memahami
pembelajaran, sehingga orang tua yang mendampingi pun merasa lelah dan kerepotan
adalah kendala yang sering terjadi pada sistem pembelajaran Daring ini.
Dengan menggunakan platform atau aplikasi yang disiapkan, atau bahkan dilakukannya
Kerjasama dengan pihak swasta untuk mengatasi tersebut adalah solusi yang tepat untuk
digunakan. Dan juga menggunakan platform yang bisa meningkatkan juga menerapkan
fundamental skills pada peserta didik karena definisi pintar kini bukan lagi hanya sekedar
menghapal melainkan juga bagaimana seorang berpikir. Sehingga bisa memberikan ruang
untuk peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif, dan tidak hanya sekedar tahu dan
hapal.

3. Memberi informasi tentang pentingnya vaksinasi dan menjaga kesehatan di kondisi


pandemi untuk kelancaran saat dilakukannya pembelajaran tatap muka.

Hal terpenting dalam mempersiapkan PTM adalah disiplin dalam protokol kesehatan.
Jumeri menjelaskan, kepala sekolah dan guru harus selalu berkomunikasi dengan
orangtua peserta didik agar mempunyai pemahaman yang sama tentang kebersihan dan
kesehatan di sekolah dan juga dirumah.
Sekolah harus memahami isi dari SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di Masa Pandemi beserta lampirannya, panduan PTM terbatas dan juga
Instruksi Mendagri No 14/2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro. Dan kepala sekolah harus bisa
memanfaatkan dana BOS Reguler dan BOS Kinerja untuk memfasilitasi sekolahnya dengan
sarana kesehatan untuk menjamin keselamatan keluarga sekolah
Daftar Pustaka

Maudiarti, S. (2018). PENERAPAN E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI . Jalan IKPN Bintaro, Tanah
Kusir, Bintaro, Jakarta-Selatan 12330. https://doi.org/10.21009/PIP.321.7
Hakim, L., & Khusniya, I. L. (2019) . EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING:SEBUAH BUKTI
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS . Universitas Islam Negeri Mataram: Jurnal Tatsqif.
Setyosari, P. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan TEP
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri.
Miarso,Y. (2005). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
Harnani, S. (2020) . EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19.
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-
covid-19.
gaya.tempo.com. (2021). Ngobrol Dengan Nadiem Makarim Ini Saran dari Jerome Polin Untik
Pendidikan. https://gaya.tempo.co/read/1447523/ngobrol-dengan-nadiem-makarim-ini-
saran-dari-jerome-polin-untuk-pendidikan/full&view=ok
Rahajeng, KH. (2021). Ini Saran Bos Zenius Untuk Transformasi Pendidikan RI.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210719185220-4-262123/ini-saran-bos-zenius-
untuk-transformasi-pendidikan-ri
Zubaidah, N. (2021). Covid-19 Mengganas Ini Saran Kemendikbudristek Untuk Persiapan PTM
Terbatas. https://edukasi.sindonews.com/read/464650/212/covid-19-mengganas-ini-saran-
kemendikbudristek-untuk-persiapan-ptm-terbatas-1624464410

Anda mungkin juga menyukai