Anda di halaman 1dari 3

NOTULA HASIL DISKUSI KELOMPOK 4

Kelompok :4 Hari/Tgl. : Senin, 6 September 2021


Anggota Kelompok
Nama Peran Nama Peran
1. Alfa Alaudin Arrisaputra (Moderator) 5. Fajar Aria Pratama (Anggota)
2. Hasna Alya (Notulis) 6. Ryan Sebastian (Anggota)
3. Monica Suci Kusuma (Anggota) 7. Fawwaz Sinar Mahardika (Anggota)
4. Muhammad Jeffin Prakasa (Anggota) 8. Ahmad Nuhdi Rifky (Anggota)
Setiap kelompok harus menentukan peran anggotanya sebagai Moderator, Notulis, atau Anggota.

Pokok Bahasan : Prinsip, Hierarki, dan Sejarah Produk Hukum dalam Manajemen CB
Sub Pokok Bahasan (SPB):
1) Prinsip dan Asas Hukum
2) Hirarki Peraturan Perundang-undangan
3) Sejarah Produk Hukum Cagar Budaya Sejak Masa Kolonial hingga Masa Kemerdekaan

SPB dan Isu-Isu SPB dan Contoh Kasus:


SPB dan Isu-isu SPB Contoh Kasus
1). Prinsip dan Asas Hukum (Fawwaz & Ryan) Asas hukum adalah dasar-dasar umum dalam
a) Asas-asas hukum khusus bidang hukum peraturan hukum yang mengandung nilai moral
sektoral dan etis.
- Asas pengakuan atas hukum tertulis
Kontestasi Cagar Budaya: Studi Kasus Koalisi
dan hukum tidak tertulis Masyarakat Sipil Medan vs. Pemerintahan Kota
- Asas pemeliharaan budi pekerti Medan dalam Penetapan Cagar Budaya Lapangan
- Asas kedaulatan rakyat Merdeka Medan
- Asas negara hukum Sumber:
- Asas pemerintahan konstitusional ● https://www.kompas.tv/article/183446/lapan
- Asas hierarki peraturan perundang- gan-merdeka-jadi-cagar-budaya
● https://www.kompas.id/baca/nusantara/202
undangan
1/07/15/gugatan-warga-negara-
- Asas mengutamakan kemakmuran dimenangkan-lapangan-merdeka-medan-
rakyat cagar-budaya/
b) Asas-asas pelestarian cagar budaya dalam
Dalam kasus kontestasi Cagar Budaya pada
UU No. 11 Tahun 2010 tentang CB Lapangan Merdeka Medan, terdapat asas hukum
- Pancasila yang dijunjung tinggi, seperti partisipasi publik.
- Bhinneka Tunggal Ika Partisipasi publik dalam kasus ini, adanya gugatan
- Kenusantaraan warga negara atau yang dikenal dengan istilah CLS
- Keadilan (Citizen Lawsuit). Tentunya juga terdapat asas
- Ketertiban dan kepastian hukum konsesualitas. Asas konsensualitas dalam
hukum perdata Indonesia dapat disimpulkan
- Kemanfaatan dari Pasal 1320 juncto Pasal 1338 ayat (1)
- Keberlanjutan KUH Perdata. Jadi pada dasarnya
- Partisipasi berdasarkan asas konsensualitas maka
perjanjian dianggap sudah terbentuk karena
- Transparansi dan akuntabilitas
adanya perjumpaan kehendak (consensus)
dari pihak-pihak. Perjanjian pada pokoknya
dapat dibuat bebas tidak terikat bentuk dan
tercapai tidak secara formil, tetapi cukup
melalui konsensus belaka. Van der Vlies,
dikutip A. Hamid S. Attamimi dalam buku
Dudu Duswara Machmudin, suatu peraturan
perundang-undangan perlu memperhatikan
berbagai asas, yaitu
1. Formal
a. Asas tujuan yang Jelas
b. Asas organ atau lembaga yang tepat
c. Asas perlunya peraturan
d. Asas dilaksanakan
e. Asas konsensus
2. Materiil
a. Asas tentang terminologi dan
sistematika yang benar
b. Asas dapat dikenali
c. Asas perlakuan yang sama dalam
bidang hukum
d. Asas kepastian hukum
e. Asas pelaksanaan hukum sesuai
keaadaan individual

Hierarki perundang-undangan memiliki makna,


bahwa peraturan perundang-undangan tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
2). Hirarki Peraturan Perundang-undangan undangan yang lebih tinggi, dalam konteks di
a) Undang-undang Dasar 1945 Indonesia, berarti Undang-Undang Dasar 1945.
b) Ketetapan MPR Dalam hukum Cagar Budaya di Indonesia,
c) UU atau Peraturan Pengganti UU mengacu pada;
(Perppu) ● UUD 1945
d) Peraturan Pemerintah ● UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
e) Peraturan Presiden ● Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1992
f) Peraturan Daerah Provinsi Tentang Benda Cagar Budaya
g) Peraturan Kabupaten/Kota ● Peraturan Daerah (sesuai dengan daerahnya)
Peraturan Daerah menjadi suatu hal yang penting,
karena Indonesia menerapkan sistem otonom, dan
memiliki keragaman sosial-budaya dalam
masyarakat.

Monumenten Ordonnantie Stbl. 238/1931,


berbicara tentang kriteria, pendaftaran, larangan,
kepemilikan, pengelolaan, dan pelanggaran
pidana.
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang
3). Sejarah perundang-undangan cagar budaya
dari masa kolonial hingga kini
Cagar Budaya, sebagian besar menerjemahkan
a) Kebijakan Cagar Budaya Masa Kolonial Monumenten Ordonnantie, dan terdapat
b) Kebijakan Cagar Budaya Setelah beberapa penambahan terkait pemanfaatan dan
Kemerdekaan hukuman pidana pelanggaran.
c) Kebijakan Cagar Budaya Masa Sekarang Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya, dilakukan penambahan pasal dan
perubahan. Perubahan terjadi karena adanya
Otonomi Daerah. UU No 11 Tahun 2010 ini juga
mengajak partisipasi langsung masyarakat,
pemugaran, pengembangan, dan penelitian.

Paraf Dosen

Keterangan: ………………………
1. Borang ini diparaf oleh dosen kemudian borang dikembalikan kepada setiap HG.
2. Pada waktu pengumpulan tugas mandiri, borang ini dilampirkan.
3. Semua materi bahasan diskusi kelompok dipelajari oleh setiap anggota.

Anda mungkin juga menyukai