Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
“HUKUM ARCHIMEDES”

Tanggal Percobaan : 16November 2016


Tanggal pengumpulan : 21 November 2016
Waktu Percobaan : 13.20-15.10 WIB

\
Nama Praktikum :Vina Dwi Pratiwi
NIM :11160163000004
Nama Anggota : 1. Dio Zulfarmansyah (11160163000002)
2. Nuri Septia Utami (11160163000009)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DA KEGURUAN
JAKARTA
2016
A. Judul Percobaan
Hukum Archimedes
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis benda padat beraturan
2. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis benda padat tidak beraturan
3. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis zat cair
4. Mahasiswa dapat menentukan gaya apung atau gaya keatas suatu benda
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan Hukum Archimedes
6. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep terkait Hukum Archimedes
dalam perkuliahan fifika umum
C. Dasar Teori
Tiga keadaan umum, atau fase dari materi adalah padat, cair, dan
gas. Benda padat mempertahankan bentuk dan dab ukuan yang tetap,
bahkan jika sebuah gaya yang besar diberikan pda sebuah benda paa,
benda tersebut tidaj langsung berubah bentuk atau volumenya. Benda cair
tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan mengambil bentuk
tempat yang ditempatinya tetapi seperti benda padat, benda cair tidak
langsung dapat ditekan, dan perubahan volume yang cukup signifikan
terjai diberikan gaya yang besar. Gas tidak memiliki bentuk maupun
volume yang tetapngas akan menyebar untuk memenuhi tempatnya.
Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap,
keduanya memiiki kemampuan untuk mengalir, dengan demikian kedua-
keduanya sering disebut sebagai fluida.

Massa Jenis Beberapa Zat


Zat Massa Jenis 𝜌 (kg/m3)
Padat
Alumunium 2,70 x 103
Besi dan Baja 7,8 x 103
Tembaga 8,9 x 103
Timah 11,3 x 103
Emas 19,3 x 103
Beton 2,3 x 103
Granit 2,7 x 103
Kayu (biasa) 0,3-0,9 x 103
Gelas,umum 2,4 -2,8 x 103
Es 0,917 x 103
Tulang 1,7 – 2,0 x 103
Cair
Air (4℃) 1,00 x 103
Darah, plasma 1,03 x 103
Darah, keseluruhan 1,05 x 103
Air laut 1,025 x 103
Air raksa 13,6 x 103
Alkohol, ethyl 0,79 x 103
Bensin 0,68 x 103
Gas
Udara 1,29
Helium 0,179
Karbondioksida 1,98
Air (uap) (100℃) 0,598
Massa jenis merupakan sifat khas dari suatu zat murni. Benda –
benda yang terbuat dari unsur murni, seperti emas murni, bisa berbagai
bentuk atau massa, tetapi massa jenis akan sama untuk seluruhnya. Satuan
SI untuk massa jenia adalah kg/m3 .( Giancoli.2001:324-325)
Gaya apung terjadi karena tekanan disekitar air meningkat dengan
kedalaman di bawah permukaan. Maka, tekanan didekat dasar akibat
tekanan ini lebih besar dari pada tekanan yang ada didekat bagian atas
yang berarti gaya pada benda akibat tekanan ini lebih besar didekat dasar
dibandingkan dibagian atas.
Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa “ ketika sebuah benda
terendam sepenuhnya dalam sebuah fluida, gaya apung dari fluida
disekitarnya bekerja pada benda tersebut. Gaya diarahkan ke atas dan
mempunyai besar yang sama dengan berat mf g fluida yang telah
dipindahkan oleh benda tersebut”.(Haliday.2005:395)
Gaya total yang disebabkan tekanan fluida, yang merupakan gaya apung,
FB, bekerja keatas dengan benar.
FB = F2 – F1
= 𝜌𝑓𝑔𝐴 (h2 – h1)
= 𝜌𝑓𝑔Ah
= 𝜌𝑓𝑔V
(Giancoli.2001: 333)

D. Alat dan Bahan


No Nama Alat dan bahan Gambar
1 Neraca 4 lengan
2 Gelas beker

3 Gelas ukur 100 ml

4 Benang kasur

5 Benda padat
beraturan (kuningan)

6 Benda padat tidak


beraturan (batu)
7 Silinder beban

8 Beban

9 Jangka sorong

20 Air

E. Langkah Percobaan
Percobaan 1 : pengukuran langsung massa jenis balok
No Langkah Percobaan Gambar
1 Melakukan pengukuran
panjang, lebar dan tinggi balok
pada titik yang berbeda- beda
2 Menghitung volume balok dari
data pengukuran panjang, lebar
dan tinggi balok.

3 Mengukur massa balok


menggunakan neraca 4 lengan
4 Menentukan massa jenis balok
dengan mengunakan rumus
5 Mengulangi percobaan
sebanyak 8 kali

Percobaan 2 : Pengukuran tidak langsung massa jenis balok


No Langkah percobaan Gambar
1 Mengukur massa balok
menggunakan neraca 4 lengan

2 Mengisi gelas beker dengan air


secukupnya

3 Letakkan gelas beker yang


telah berisi air pada piringan
neraca 4 lengan

4 Dengan menggunakan benang


nilon, gantungkan balok agar
tidak berada di dasar gelas
beaker
5 Catat massa yang ditunjukkan
neraca 4 lengan
6 Mengulangi percobaan
sebanyak 3 kali

Percobaaan 3 : pengukuran massa jenis benda tidak teratur (batu)


No Langkah percobaan Gambar
1 Mengukur massa batuan
menggunakan neraca 4 lengan

2 Mengisi gelas beaker dengan air


secukupnya

3 Letakkan gelas beaker yang telah


berisi air pada platform neraca 4
lengan

4 Dengan menggunakan benang,


gantungkan batuan agar tidak
berada di dasar gelas beaker
5 Catat massa yang ditunjukkan
neraca 4 lengan
6 Mengulangi percobaan sebanyak
3 kali

Percobaan 4 : pengukuran massa jenis zat cair menggunakan neraca mohr


No Langkah percobaan Gambar
1 Siapkan Neraca, beri silinder
beban diujung lengan neraca.
Seimbangan posisi penyangga
dengan mengatur sekrup kuningan
pada dasar peyangga neraca serta
kencangkan sekrup samping agar
neraca tidak berputar pada
penyangga!

2 Seimbangkan kedua lengan neraca


dengan mengatur sekrup diujung
pemberat neraca. Jangan
mengatur sekrup kuningan
kembali pada saat pecobaan telah
dilakukan!

3 Siapkan gelas ukur berisi air


bersih dan celupkan beban
diujung lengan neraca menjadi
tidak seimbang lagi.
4 Atur lengan neraca kembali
horisontal dengan cara
memberikan beban-beban kecil
pada sebuah titik ukur pada
lengan neraca.
5 Catat jarak L(lengan) dari sumbu
penyangga dan timbanglah beban
yang digunkaan.
6 Ulangi langkah diatas untuk
mendapatkan variasi beban dan
jarak L sebanyak 3 kali.

F. Data Percobaan
Percobaan I : pengukuran langsung massa jenis kubus kuningan

Uji Panja Lebar Tingg Massa (g) Volum Massa Gaya


ng (cm) i (cm) e (cm3) jenis keatas
(cm) (g.cm-3) (N)
1 2,25 2,25 2,25 70 11,39 6,14 61,4
2 2,25 2,25 2,25 70 11,39 6,14 61,4
3 2,25 2,25 2,25 70,1 11,39 6,15 61,5
4 2,25 2,25 2,25 70,2 11,39 6,16 61,6
5 2,25 2,25 2,25 70,3 11,39 6,17 61,7
6 2,25 2,25 2,25 70,1 11,39 6,15 61,5
7 2,25 2,25 2,25 70,2 11,39 6,16 61,6
8 2,25 2,25 2,25 70,1 11,39 6,15 61,5
Rera 2,25 2,25 2,25 70,125 11,39 6,15 61,52± 0,
ta ± ±0 ±0 ±0 ± 0,07 ±0 ± 0,025 07
SD

Percobaan 2 : pengukuran tidak langsung massa jenis kubus kuningan

Uji Massa (g) Massa semu Massa jenis Gaya keatas


(g) (g.cm3) (N)
1 70,2 47,7 3,12 0,225
2 70,1 47,2 3,06 0,229
3 70,8 46,7 2,93 0,2416
Rarata ± SD 70,3± 0,223 47,2± 028 3,036± 0,003 0,231± 0,018
Percobaan 3 : pengukuran massa jenis batu tidak beraturan

Uji Massa (g) Massa semu Massa jenis Gaya keatas


(g) (g.cm3) (N)
1 46 28,23 2,58 0,178
2 45,6 28,24 2,62 0,174
3 46,5 28,25 2,54 0,183
Rarata ± SD 46±0,24 28,24±0,0018 2,58±0,023 0,178±0,003

Percobaan 4 : pengukuran massa jenis zat cair menggunakan neraca mohr

Uji Massa beban Panjang Volume zat Massa jenis


(g) lengan (cm) cair(cm3) zat
cair(g.cm3)
1 4,83 dan 0,70 5 dan 8 100 0,029
2 4,83 dan 0,70 5 dan 8 100 0,029
3 4,83 dan 0,70 5 dan 8 100 0,029
Rarata ± SD 5,53 13 100 0,029

G. Pengolahan Data
Percobaan 1: pengukuran langsung massa jenis kubus kuningan

 Pengulangan ke 1
V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3
𝑚 70
𝜌= = = 6,14 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00614 𝑚3 = 61,4 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 2
V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3
𝑚 70
𝜌= = = 6,14 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39
𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00614 𝑚3 = 61,4 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 3

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,1
𝜌= = = 6,15 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00615 𝑚3 = 61,5 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 4

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,2
𝜌= = = 6,16 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00616 𝑚3 = 61,6 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 5

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,3
𝜌= = = 6,17 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00617 𝑚3 = 61,7 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 6

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,1
𝜌= = = 6,15 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39
𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00615 𝑚3 = 61,5 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 7

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,2
𝜌= = = 6,16 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00616 𝑚3 = 61,6 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 8

V =p.l.t =2,25 . 2,25 . 2,25 =11,39 cm3


𝑚 70,1
𝜌= = = 6,15 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 11,39

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00615 𝑚3 = 61,5 𝑁
𝑠

18
 Rerata panjang = = 2,25 𝑐𝑚 SD=2,25± 0
8
18
 Rerata lebar = = 2,25 𝑐𝑚 SD=2,25± 0
8
18
 Rerata tinggi = = 2,25 𝑐𝑚 SD=2,25± 0
8
561
 Rerata massa= = 70,125 𝑔 SD=70,125± 0,07
8
91,12
 Rerata volume = = 11,39 𝑐𝑚3 SD=11,39± 0
8
49,22
 Rerata massa jenis = = 6,152 g.cm-3 SD=6,15± 0,025
8
492,2
 Rerata gaya ke atas= 61,52 = 𝑁 SD=61,52± 0,07
8

Percobaan ke 2 : pengukuran tidak langsung massa jenis kubus kuningan


𝑚𝑏
Massa jenis zat kubus dihitung dengan 𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓

 Pengulangan ke 1

𝑚𝑏 70,2
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =70,2−47,7 . 1g. cm3 = 3,12 g.cm3

𝑣 𝑚 70,2
𝑏= = =22,5 cm3
𝜌𝑏 3,12

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,0000225 𝑚3 = 0,225 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 2

𝑚𝑏 70,1
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =70,1−47,2 . 1g. cm3 = 3,06 g.cm3

𝑣 𝑚 70,1
𝑏= = =22,9 cm3
𝜌𝑏 3,06

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00002259𝑚3 = 0,229 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 3

𝑚𝑏 70,8
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =70,8−46,7 . 1g. cm3 = 2,93 g.cm3

𝑣 𝑚 70,8
𝑏= = =24,16 cm3
𝜌𝑏 2,93

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,00002416 𝑚3 = 0,2416 𝑁
𝑠

211,1
 Rerata massa = = 70,3 𝑔 SD=70,3± 0,223
3
141,6
 Rerata massa semu = = 47,2 𝑔 SD=47,2± 028
3
9,11
 Rerata massa jenis = = 3,036 𝑔/𝑐𝑚3 SD=3,036± 0,003
3
0,695
 Rerata gaya keatas= = 0,231 𝑁 SD=0,231± 0,018
3

Percobaan 3 : pengukuran massa jenis batu


𝑚𝑏
Massa jenis zat batu dihitung dengan 𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓

 Pengulangan ke 1

𝑚𝑏 46
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =46−28,23 . 1g. cm3 = 2,58 g.cm3

𝑣 𝑚 46
𝑏= = =17,8 cm3
𝜌𝑏 2,58

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,0000178 𝑚3 = 0,178 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 2

𝑚𝑏 45,6
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =45,6−28,24 . 1g. cm3 = 2,62 g.cm3

𝑣 𝑚 45,6
𝑏= = =17,4 cm3
𝜌𝑏 2,62

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 𝑚3 . 10 . 0,0000174 𝑚3 = 0,174 𝑁
𝑠

 Pengulangan ke 3

𝑚𝑏 46,5
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 . 𝜌𝑓 =46,5−28,25 . 1g. cm3 = 2,54 g.cm3

𝑣 𝑚 46,5
𝑏= = =18,3 cm3
𝜌𝑏 2,54

𝑘𝑔 𝑚
FA= 𝜌. 𝑔. 𝑣 = 1000 . 10 . 0,0000183 𝑚3 = 0,183 𝑁
𝑚3 𝑠

138,1
 Rerata massa = = 46 𝑔 SD=46± 0,24
3
84,72
 Rerata massa semu = = 28,24 𝑔 SD=28,24± 0,0018
3
7,74
 Rerata massa jenis = = 2,58 𝑔/𝑐𝑚3 SD=2,58± 0,023
3
0,535
 Rerata gaya keatas= = 0,178 𝑁 SD=0,178± 0,003
3

Percobaan 4 : pengukuran massa jenis air menggunakan neraca mohr


𝜀(𝑚𝑖𝑥𝑙𝑖 )
Massa jenis zat cair dihitung dengan rumus 𝜌 = karena dari tiga
10𝑣
pengulangan mendapatkan data yang sama,maka massa jenis fluida dari
percobaan ini yaitu :

𝜀(4,83𝑥5)+(0,70𝑥8)
𝜌= =0,029 g.cm3
10(100)

 Rerata massa : 5,53 g


 Rerata panjang lengan : 13 cm
 Rerata volume zat cair : 100 cm3
 Rerata massa jenis zat cair : 0,029 g.cm3

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pengukuran-
pengukuran untuk menerapkan Hukum Archimedes. Dimulai dengan
mengukur besaran panjang balok dan massanya. Berikut berlanjut ke
percobaan 2,3 dan 4. Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat-alat
ukur seperti neraca 4 lengan, neraca Mohr, jangka sorong, maupun gelas
ukur. Data data yang didapatkan selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan massa jenis zat cair, benda yang beraturan, maupun yang tidak
beraturan.
Pada percobaan pertama, dilakukan penentuan massa jenis zat secara
langsung dengan menggunakan alat ukur sebagai instrument pengambilan
data. Massa dan volume benda ditulis dalam satuan S yaitu kg dan m.
𝑚
𝜌=
𝑉
Penentuan gaya keatas untuk percobaan pertama tidaklah tepat, karena gaya
keatas hanya terjadi ketika pengukuran menggunakan prinsip Archimedes.
Percobaan kedua yaitu menentukan massa jenis benda beraturan
dengan menggunakan prinsip Archimedes. Percobaan ketiga pun dinilai
memiliki kemiripan prosesnya. Mula-mula diukur massanya pada saat
diudara. Lalu diukur massa semu pada saat diair. Penentuan massa jenis
benda dapat menggunakan turunan rumus dari rumus berikut:
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
𝑭𝒂 = 𝝆𝒇 𝒈𝑽
𝑚𝑏 𝑔 = 𝜌𝑓 𝑔𝑉
𝜌𝑏 𝑉𝑏 = 𝜌𝑓 𝑉𝑓
𝜌𝑓 𝑉𝑓
𝜌𝑏 =
𝑉𝑏
karena
𝑉𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔 = (𝑚 − 𝑚𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑔)
𝑚 − 𝑚𝑠𝑒𝑚𝑢
𝜌𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑓
𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 = 𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑚 𝑚𝑠𝑒𝑚𝑢
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 = =
𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑚 − 𝑚𝑠𝑒𝑚𝑢
𝑉𝑓 = 𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 =
𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑚
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 =
𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
Ganti V benda
𝑚
𝜌𝑏 = 𝜌
𝑚 − 𝑚𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑓
Persamaan di atas telah diturunkan dan akan digunakan pada sesi
analisis data untuk percobaan 2 dan 3. Pada analisis data pada kedua
percobaan ini dan juga percobaan selanjutnya praktikan juga dituntut
menentukan gaya keatas yang ditimbulkan saat benda dicelupkan untuk
mengukur massa semunya. Penentuan gaya keatas ditentukan dengan:
𝐹𝑎 = 𝜌𝑓 𝑔𝑉
Volume yang dipakai adalah volume benda atau volume fluida yang
berpindah saat pencelupan.
Setelah penentuan massa jenis balok dalam air dan massa jenis balok
diluar air selesai, dapat kita bandingkan, apakah sama massa jenis benda
yang di dalam air dan di luar air. Menurut hipotesis praktikan, massa jenis
benda akan selalu tetap. Namun pada percobaan ini, rerata massa jenis
benda dalam air lebih kecil dari pada massa jenis benda di luar air (udara).
Kesalahan pengukuran oleh praktikan merupakan kesalahan yang paling
memungkinkan untuk terjadi. Sehingga massa jenis tersebut memiliki
perbedaan yang seharusnya keduanya itu sama.
Percobaan keempat sekaligus yang terakhir, merupakan pengukuran
massa jenis zat cair menggunakan neraca Mohr. Pada awalnya, praktikan
merakit sendiri alat ukur tersebut dengan panduan gambar seadanya. Beban
silinder diiikat pada ujung lengan neraca, kemudian beban dicelupkan
kedalam air pada gelas ukur.
Pada saat dicelupkan, lengan neraca masih dalam keadaan condong
kepada beban silinder. Sesuai dengan langkah-langkah percobaan yang
sudah dicantumkan, praktikan akan menyeimbangkan lengan dengan
meletakkan beban di titik-titik lengan. Yang berperan dalam penentuan
massa jenis zat cair disini adalah momen puntir (torque) sebagaimana
persamaannya :
∑(𝑚𝑖 . 𝑙𝑖 )
𝜌𝑓 =
10𝑉
Total momen puntir yang terjadi akan gunakan untuk menentukan
massa jenis fluida yang berbanding terbalik dengan volumenya.
Disini praktikan menemukan kejanggalan saat penentuan massa
jenis air yang seharusnya 1000kg.m-3 menjadi 0.5kg. m-3. Perbedaan yang
sangat significant. Praktikan berpendapat bahwa, seharusnya volume yang
digunakan merupakan volume air yang berpindah saat beban silinder
tercelup. Namun, pembimbing dalam laboratorium menyarankan agar
memakai volume zat cair keseluruhan.
Percobaan-percobaan yang telah dilakukan memiliki tujuan-tujuan
yang sudah tercantum pada bagian awal laporan ini. Prinsip Archimedes
menjadi tolak ukur penting dalam penentuan massa jenis benda

I. Tugas Pasca
1. Sebutkan cara menentukan massa jenis zat cair, padat, dan gas!
Jawab :

Menentukan massa jenis zat cair :


Dalam menentukan massa jenis zat cair, dalam prkatikum ini
menggunakan neraca mohr, dengan terlebih dahulu harus mengetahui
massa beban yang digunakan, panjang lengan pada neraca mohr dengan
syarat pada saat sebelum menimbang neraca harus dalam keadaan
setimbang, volume zat cair yang digunakan, dengan data tersebut dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus yaitu :
Σ(𝑚𝑖 . 𝑙𝑖 )
𝜌=
10𝑉
Keterangan :
m = massa beban (kg)
l = panjang lengan (m)
v = volume air (m3)
menentukan massa jenis zat padat :
Dalam menetukan massa jenis zat padat, dapat menggunakan
pengukuran secara langsung menggunakan benda yang beraturan,
sebelumnya kita harus mengetahui massa dari benda beraturan, dan
volume dari benda tersebut. Dengan demikian dapat dicari menggunakan
rumus :
𝑚
𝜌=
𝑉
Dalam menentukan massa jenis zat padat yang tidak beraturan
dapat ditentukan dengan pengukuran secara tidak langsung yaitu
menggunakan neraca empat lengan dan air, setelah menimbang benda saat
diudara, kita juga menimbang massa semu benda tersebut, yaitu ketika
objek berada pada posisi melayang didalam zat cair. Ketika massa benda,
massa semu serta massa jenis zat cair diketahui, maka kita dapat
menentukan massa jenis benda menggunakan persamaan:
𝑚𝑏
𝜌𝑏 = 𝑚𝑏−𝑚𝑠 x 𝜌 air
Menentukan massa jenis gas:
Dalam menentukan massa jenis gas dapat menggunakan siring
jarum suntik yang telah dimodifikasi. Mula – mula siapkan ruang vakum
dengan volume tertentu didalam siring, kemudian massa siring yang
memiliki ruang vakum tersebut ditimbang lalu ruang hampa pada siring
diisi dengan gas yang akan dihitung massa jenisnya, siring yang telah
berisi gas tersebut ditimbang, selisih antara massa siring sebelum dan
sesudah diisi gas merupakan massa dari gas tersebut, sedangkan volume
gas yaitu volume ruang hampa yang terdapat pada sirirng, dengan data
yang telah didapat yaitu massa gas dan volume dapat ditentukan massa
jenisnya mengunakan rumus :
𝑚
𝜌=
𝑉
2. Apakah massa jenis zat cair dapat ditentukan menggunakan neraca empat
lengan?
Jawab :
Ya, dengan menggunakan gelas beaker yang telah diisi fluida dapat
diketahui volumenya dan timbang berat dari zat cair tersebut, sehingga
didapatlah massa dan volume dan dapat dimasukkan kedalam rumus yaitu
𝑚
𝜌=
𝑉
3. Jelaskan fenomena dua air laut yang tidak bercampur?
Jawab :
Dua air laut tidak bercampur diakibatkan beberapa faktor yaitu
massa jenis dan tegangan permukaan hal itulah yang menyebabkan kedua
air laut tersebut tidak bercampur.
Hal ini juga telah dituliskan didalam al-quran yaitu “Dan Dialah yang
membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi
segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi”. (Q.S. Al-Furqaan:53)
4. Sebuah balok kayu dengan massa jenis 800 kg/m3 mengapung pada
permukaan air. Jika selembar alumunium ( massa jenis = 2700 kg/m3 )
bermassa 54 gram dikaitkan pada balok itu, sistem akan bergerak kebawah
dan akhirnya melayang didalam air. Berapa cm3 volume balok kayu itu ?
Jawab :
Diketahui :
Massa jenis balok = 800 kg/m3
Massa jenis alumunium = 2700 kg/m3
Massa alumunium = 54 g = 0,054 kg
𝑊𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝐹𝑎
(𝑚𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 ). 𝑔 = 𝐹𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑢 + 𝐹𝑎 𝑎𝑙𝑢𝑚𝑢𝑛𝑖𝑢𝑚
(𝑚𝑘𝑎𝑦𝑢 + 𝑚𝑎𝑙 ). 𝑔 = (𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 ) + (𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉𝑎𝑙 )
(𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 ) + (𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉𝑎𝑙 )
(𝑚𝑘𝑎𝑦𝑢 + 𝑚𝑎𝑙 ) =
𝑔
(𝒎𝒌𝒂𝒚𝒖 + 𝒎𝒂𝒍 ) = (𝝆𝒂𝒊𝒓 𝑽𝒌𝒂𝒚𝒖 ) + (𝝆𝒂𝒊𝒓 𝑽𝒂𝒍 )

(𝑚𝑘𝑎𝑦𝑢 + 𝑚𝑎𝑙 ) = (𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 ) + (𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑉𝑎𝑙 )


5,4𝑥10−2 𝑘𝑔
(800𝑘𝑔/𝑚3 . 𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 ) + 5,4𝑥10−2 𝑘𝑔 = (1000. 𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 ) + (1000. )
2700𝑘𝑔/𝑚3
800𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑘𝑔/𝑚3 + 5,4𝑥10−2 𝑘𝑔 = 1000𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑘𝑔/𝑚3 + 2𝑥10−2 𝑚3
200𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑘𝑔/𝑚3 = 3,4𝑥10−2 𝑘𝑔
3,4𝑥10−2 𝑘𝑔
𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 =
200𝑘𝑔/𝑚3
𝑉𝑘𝑎𝑦𝑢 = 1,7𝑥10−4 𝑚3
𝑽𝒌𝒂𝒚𝒖 = 𝟏𝟕𝟎 𝒄𝒎𝟑
5. Sebuah balok es dengan sisi-sisinya berukuran 10 cm mengapung di air. 1
cm es timbul dipermukaan air, berapa yang masih timbul jika kita
memotong 1 cm tersebut ?
Jawab:
Diketahui :
𝑉𝑒𝑠 = (10𝑐𝑚)3
𝑉𝑒𝑠 = 1000 𝑐𝑚3 = 10−3 𝑚3
Volume es yang terbenam di dalam air, 9/10 bagian dari total volume es

9
𝑉= . 10−3 𝑚3
10
𝑉 = 9𝑥10−4 𝑚3
Apabila 1 cm es dipotong, berarti volume yang dikurangi 1/10 dari toal
volume es. Maka volume es yang akan timbul
1
𝑉= . 9𝑥10−4 𝑚3
10
𝑽 = 𝟗𝒙𝟏𝟎−𝟓 𝒎𝟑

J. Kesimpulan
Dalam teori massa jenis alumunium berbeda dengan massa jenis
yang telah ditentuka dalam percobaan ini, hal ini terjadi karena beberapa
faktor yaitu kurang telitinya praktikan pada saat melakukan percobaan,
faktor angin, hal ini juga terjadi pada percobaan keempat.
Massa benda pada saat berada dalam fluida(massa semu) lebih
ringan jika dibandingkan dengan massa benda pada saat diudara, hal ini
dapat terjadi karena adanya gaya apung yang tekanan pada fluida
bertambah terhadap kedalaman. Dengan demikian tekanan keatas pada
permukaan bawah benda yang dibenamkan lebih besar dari tekanan
kebawah pada permukaan atasnya.
Pada keadaan setimbang, yaitu ketika terpaung, gaya apung benda
mempunyai besar yang sama dengan berat benda.

K. Komentar
 Praktikan harus lebih memahami cara pemakaian pada neraca
mohr.
 Praktikan harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengukuran panjang lengan menggunakan neraca
mohr.
 Praktikan harus lebih memahami materi dalam menentukan masssa
jenis zat cair.
L. Daftar pustaka
Giancoli.2001.FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tripler, Paul A.1991.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Halliday.2005.FISIKA DASAR Edisi 7 jilid 1.Jakarta:Penerbit Erlangga.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai