Anda di halaman 1dari 30

BAB I

BESARAN DAN VEKTOR

A. Rumus-Rumus
Besaran
Besaran adalah keadaan benda yang dapat diukur, misalnya panjang, massa,
kecepatan, volum, gaya, dan lain sebagainya. Dalam mekanika terdapat 3 besaran dasar, yaitu
panjang, massa, dan waktu. Besaran turunan adalah besaran-besaran yang dapat dinyatakan
sebagai kombinasi dari ketiga besaran dasar. Contohnya kecepatan, percepatan, gaya, usaha,
daya, dan sebagainya. Setiap besaran dilambangkan dengan sebuah simbol.
Dimensi panjang, massa, dan waktu berturut-turut adalah [L], [M], dan [T]. Dimensi
besaran turunan dapat dinyatakan sebagai kombinasi dimensi besaran dasar tersebut.

Sistem satuan
Pada pelajaran Fisika, pernyataan suatu besaran selalu diikuti oleh satuannya. Oleh
karena terdapat banyak jenis satuan maka diperlukan aturan dalam hal penggunaannya.
Sistem satuan adalah suatu cara pengaturan penggunaan satuan.
Sistem satuan yang digunakan dalam buku ini adalah
a. Sistem Inggris Absolut
b. Sistem Internasional (SI).
Sistem Internasional merupakan sistem satuan yang diharapkan menggantikan

FISI
beraneka ragam sistem satuan yang ada sekarang.

Tabel 1.1 Besaran dan sistem satuan SI dan Inggris Absolut


Besaran
Panjang Waktu Massa Gaya Kerja
Sistem Satuan

DAS
Sistem Internasional m s kg newton (N) joule (J)
Inggris Absolut ft s lbm pdl ft-pdl

Contoh konversi satuan:


 1 ft (foot) = 30,5 cm
 1 in = 2,54 cm

I
 1 lbm (poundmass) = 453,59 gram
 1 lbf (poundforce) = 32,174 pdl (poundal)
 1 hp = 550 ft.lb/s = 746 W
 1 atm = 1,013 bar = 14,7 lb/in2 = 760 torr = 1,013  105 N/m
 1 Pa = 1 N/m2 = 1,45  10-4 lb/in2
 1 radian (rad) = 57,30 = 5718
 1 rev/min (rpm) = 0,1047 rad/s

Vektor
Vektor A dapat ditulis A (huruf kapital dengan anak panah di atasnya).
Besar A disimbolkan dengan A  A .

Vektor satuan
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya 1 satuan.
Vektor satuan dilambangkan dengan huruf bertopi, misal uˆ adalah vektor satuan dari u .
iˆ, ˆj, dan kˆ
I-1
adalah vektor satuan yang berturut-turut menunjuk y
ke arah sumbu-sumbu x, y, dan z positif (Gambar 1.1).
ˆj

kˆ iˆ x
z
Gambar 1.1.
Komponen Vektor
Sebuah vektor A dapat diuraikan atas komponen-
komponennya terhadap sumbu x , sumbu y , dan sumbu z , y
yaitu berturut-turut adalah Ax , Ay , dan Az (Gambar 1.2),
sehingga A dapat dituliskan sebagai
A  Ax iˆ  Ay ˆj  Az kˆ Ay j A

Besar A adalah A2  Axyz2  A2
A . Ax i x
Azk
Arah A ditentukan oleh salah satu dari ketiga sudut ,  , dan

FISI
, yaitu sudut-sudut yang dibentuk oleh A masing-masing z
terhadap sumbu x+, sumbu y+, dan terhadap sumbu z+.

KA
Gambar 1.2.
A Ay A
cos  x ; cos   ; cos  z
A A A

Ketiga sudut ,  , dan mematuhi hubungan identitas


cos   cos   cos   1
2 2 2

y
Komponen A dalam dua dimensi dapat ditentukan secara analitis

DAS
dari besar A dan sudut  (Gambar 1.3),
Ax  A cos dan Ay  Asin  A
Ay
Besar dan arah A adalah

A A  Ay 2
2  Ay 
1
dan   tan  A x 0 A x

IT
x
 x Gambar 1.3.

Operasi vektor

S
 Penjumlahan vektor
B R

Jumlah dua vektor A dan B (Gambar 1.4) menghasilkan


vektor resultan R :
RAB
Besar R dihitung dengan: A
a. Aturan cosinus Gambar 1.4.
A  B  2 AB cos
2 2
R
dengan  adalah sudut apit antara pangkal A dan B R
I-2 B
 
(lihat Gambar 1.5).

A
Gambar 1.5.

I-3
b. Aturan sinus (lihat Gambar 1.5)
A B R
sin  sin  sin 
 

 Selisih dua vektor


Selisih antara vektor A dan B menghasilkan vektor resultan
B
R (Gambar 1.6):

RAB
' A 
Besar R dihitung dengan:
A  B  2 AB cos R B
2 2
R
dengan  adalah sudut apit antara pangkal A dan B .
Gambar 1.6.
 Perkalian vektor
a. Perkalian vektor dengan skalar
Perkalian vektor dengan skalar menghasilkan besaran vektor
AcB
A
dengan c adalah skalar.
b. Perkalian titik (dot product) 
Perkalian titik antara dua vektor menghasilkan besaran skalar. B
A  B  A B cos A cos
Gambar 1.7.
dengan  adalah sudut apit antara pangkal A dan B (Gambar 1.7).
Sifat perkalian titik dua vektor:
1. Jika A  B  0 , A  0 atau B  0 atau kedua vektor itu saling tegak lurus.
maka
2. Jika A dan B sejajar, maka ABAB.

DAS
3. Perkalian titik sebuah vektor dengan dirinya sendiri = kuadrat besar vektor itu,
2
AAA
4. Perkalian titik bersifat komutatif
ABBA
5. Perkalian titik memenuhi aturan perkalian distributif
A  B C  A  C  B  C

I
6. Perkalian titik dapat ditulis dalam bentuk komponen kedua vektor itu.
Misal perkalian titik A  A iˆ  A ˆj  A kˆ dan B  B iˆ  B ˆj  B kˆ .
x y z x y z
Perkalian titik A  B dapat ditulis:

  
A  B  Ax iˆ  Ay ˆj  Az kˆ  B x iˆ  B y ˆj  B z kˆ  Ax By  Az Bz
B x  Ay

c. Perkalian silang (cross product) A


A
Perkalian silang antara dua vektor menghasilkan vektor
B
baru yang arahnya tegak lurus bidang yang memuat kedua
vektor (bidang tempat kedua vektor berada – Gambar 1.8)
CAB
dengan
C  A B sin  B
B Gambar 1.8.

A

Arah C ditentukan sesuai arah maju sekrup putar kanan dari A ke B .


Sifat perkalian silang antara dua vektor:
1. Jika θ adalah sudut apit antara kedua vektor dan nˆ adalah vektor satuan yang
tegak lurus kedua vektor, maka perkalian silang A dan B ditulis sebagai
A  B  A B sin θ nˆ
2. Perkalian silang antara dua vektor A dan B dapat dihitung dengan determinan
atau aturan Sarrus.
r r iˆ ˆj
 A B  A B  i  A B  A B  j   A B  A B  k
   ˆ ˆ ˆ
A

A A
A B x y z y z z z x x x y y x
y z
Bx By
Bz
3. Jika A dan B sejajar, maka
AB0.
4. Dari definisi perkalian silang, berlaku
AA0
A  B  B  A
5. Perkalian silang memenuhi hukum distributif
 
A BC ABAC
6. Perkalian silang antara vektor-vektor satuan iˆ , ˆj , dan kˆ adalah
iˆ  ˆj  kˆ ˆj  kˆ  iˆ kˆ  i ˆ  ˆ j

FISI
ˆj  iˆ 
kˆ  ˆ j  iˆ  kˆ   ˆj
kˆ iˆ
iˆ  iˆ  ˆj  ˆj  kˆ  kˆ  0

Vektor Posisi y
Vektor posisi suatu titik A (Gambar 1.9)ryang memiliki
koordinat x, y, z  dinyatakan sebagai r  xiˆ  yjˆ  zkˆ . Ax, y, z 

DASAR I
A r A
ˆj y
kO
x iˆ x
z

I z
Gambar 1.9.

T
B. Contoh Soal

S
1. Sebuah kubus berukuran 10 cm  10 cm  10 cm. Nyatakan volumnya dalam cm3 dan
dalam m3.
Penyelesaian:
3
Volum V sebuah kubus dengan rusuk L adalah L .
V  L  10 cm10 cm10 cm  10 cm
3 3 3

Untuk mengubahnya ke m3 digunakan 1 cm = 10-2 m,


102 m 3
10 cm  10 cm  
3 3 3 3
  103 m3
 1 cm 

2. Kolom air raksa yang memiliki luas penampang 1 cm 2 setinggi 76 cm memberi tekanan
1 atm pada dasar kolom tersebut di suatu tempat yang percepatan gravitasinya 980 cm/s2.
Jika diketahui kerapatan air raksa (Hg) 3
 13,6 gram/cm , tentukan tekanan tersebut dalam
sistem
a. SI,
b. Inggris absolut,
c. Psi.
Penyelesaian:
 
a. Volum Hg = luas penampang  tinggi = 1 cm 76 cm  76 cm , sehingga massa Hg
2 3

adalah

m   V  13,6 gram/cm
3
3
76 cm  1033,6 gram

Berat air raksa, W  mg  1033,6 gram 980 cm/s  1.012.928 dyne
2

Karena tekanan = gaya berat per satuan luas penampang, maka
tekanan 1 atm = 1.012.928 dyne/cm2.
1 N = 105 dyne; 1 cm2 = 10-4 m2.
10,12928 N 2
1 atm   101.292,8 N/m
10 4 m2
2
Jadi 1 atm  101.292,8
 N/m
1   1 ft  lbm ft
b. 1 N  1 kg.m/s    
2
 3 lbm 2  7,233052 2  7,233052 pdl
453,59 10 0,3048 s s
  
2

FISI
1  2
1m   ft  10,76391 ft2
2

 0,3048 
7,233052 pdl pdl
1 atm  101.292,8   68.065,9806
2 2
10,76391 ft ft
pdl
Jadi 1 atm  68.065,9806
2

DAS
ft
c. Dalam praktik, tekanan seringkali diukur dalam satuan Psi, dengan 1 Psi = 1 lbf/in. 2.
1N 1 1 ft slug ft
slug  0,224869  0,224869 lbf
2 2
114,59 0,3048 s s
1 m  39,37  in  1549,9969 in
2 2 2 2

0,224869 lbf lbf


1 atm  101.292,8   14,69526  14,69526 Psi

I
2 2
1549,9969 in in
Jadi 1 atm  14,69526 Psi .

3. Sebuah kubus kecil terbuat dari besi diamati di bawah mikroskop. Kubus tersebut
6
memiliki rusuk 5 10 cm. Jika diketahui kerapatan besi 7,86 gram/cm 3 dan massa atom
24
besi adalah 56 u, dengan 1 u  1,66 10 gram, carilah
a. massa kubus
b. jumlah atom besi dalam kubus
Penyelesaian:
m
a. Karena  
3
, sedangkan volum kubus V  L , maka massa kubus adalah
V
m   L   7,86 gram/cm 510 cm 3  9,8310
3 3 6 16
gram.
16
Jadi massa kubus adalah m  9,83 10 gram .
 NA 
b. Jumlah atom besi dapat dihitung dari
N  m berat atom  , dengan N A (disebut
 
bilangan Avogadro) adalah jumlah molekul dalam satu mol;
23
N A 6,02 10 atom/mol. Dengan demikian
16  6,02 1023 atom/mol 7

N  9,83 gram     1,06 atom
 56 gram/mol 10
10

7
Jadi jumlah atom besi dalam kubus adalah 1,06 10 atom .

4. Dengan menggunakan pendekatan dimensi, manakah persamaan di bawah ini yang benar?
a. v  vo  ax , jika v dan vo menyatakan kecepatan, a adalah percepatan, dan x adalah
posisi.
b. y  2 mcoskx , dengan k  2 m , jika y adalah simpangan dan x adalah posisi.
1

Penyelesaian:
a. Nyatakan terlebih dahulu dimensi besaran setiap suku dalam persamaan
v  vo  ax .
Besaran v dan vo keduanya bersatuan m/s; dengan demikian dimensi
 
v dan vo adalah LT . Karena besaran a bersatuan m/s dan berdimensi LT
1
,
2
 2

 

FISI
2 2
sedangkan x bersatuan m dan dimensi ax adalah L T . Dengan demikian dimensi
pada kedua ruas persamaan adalah
 1
 
LT  LT  L T
1
 
2 2

Tampak bahwa dimensi pada kedua ruas tidak sama. Jadi persamaan pada soal a tidak
benar.

DAS
b. Setiap suku pada sebuah persamaan harus memiliki dimensi yang sama. Pada suku
kanan bagian coskx tidak bersatuan, sehingga satuan y adalah m. Karena y adalah
simpangan, maka dimensinya adalah L. Karena suku kiri dan kanan berdimensi
sama, maka untuk persamaan soal b benar.

5. Seorang mahasiswa meninggalkan desa menuju kota. Karena terhalang jurang, maka ia

I
harus menempuh jarak sejauh 22 km ke arah utara, kemudian meneruskan perjalanan
o
sejauh 47 km ke arah 60 seperti pada Gambar 1.10. Tentukan perpindahan mahasiswa
tersebut. y
Utara
o
D1 60

x
Rumah 0 Timur
2

Gambar 1.10.
Penyelesaian:
Misal perpindahan D  D1  D2 (Gambar 1.11).
Jika D diuraikan ke komponen-komponennya diperoleh
Dx  D1x  D2 x  0 km  23,5 km  23,5 km y
Utara
Dy  D1 y  D2 y  22 km   40,7 km  18,7 km
D1
Besar dan arah resultannya adalah
D2 xyD2  23,5 km   18,7 km   30 km
2 2
D D2
D x
0 
y 18,7 km Timur
tan   D
Dx 23,5 km
  tan1 0,796  38,5o Gambar 1.11.
Tanda negatif berarti   38,5 di bawah sumbu x+.
o

Jadi besar perpindahan mahasiswa adalah 30 km dengan arah  38,5o terhadap sumbu x .
+

6. Tunjukkan bahwa luas jajaran genjang dengan sisi yang dibentuk oleh vektor A dan B
(lihat Gambar 1.12) diberikan oleh AB.

FISI
A

B
Gambar 1.12.
Penyelesaian:

DAS
Dari Gambar 1.13 luas jajaran genjang adalah bh
b
 
Tetapi, h  A sin 180    A sin , dan b  B ,
o

sehingga
h A
Luas  hb  A B sin 
(1)
 Ruas kanan Pers.(1) adalah besar dari

I
AB
B sehingga diperoleh
,
Gambar 1.13. Luas  A B sin   A  B

Jadi terbukti bahwa luas jajaran genjang adalah A  B .

7. Diketahui 3 buah vektor masing-masing


A  6iˆ  13 ˆj  B  3iˆ  2 ˆj  2kˆ , dan C .
4kˆ ,
Besar C adalah 13 satuan. Diketahui pula bahwa C tegak lurus A .
a. Berapa sudut antara A dan B .
b. Untuk soal b – d, bila C tidak sejajar B dan A  B  C , berapa sudut apit antara B
dan C .
c. Nyatakan C .
d. Hitunglah
BC.
Penyelesaian:
a. Vektor A  6 iˆ  13 ˆj  4 memiliki komponen Ax = 6, Ay  13, Az  4 , sedangkan

B  3 iˆ  2 ˆj  2 kˆ memiliki komponen Bx  3 , By  2 , Bz  2 .
Misal sudut antara A dan B adalah . Sudut dapat ditentukan melalui hubungan
perkalian titik
A  B  A B cos 
Untuk ruas kiri
A  B  Ax Bx  Ay By  Az Bz
 6  3  13 2   4  2
 18  26  8 = 0
Dengan demikian A B cos  0 . Karena A dan B tidak nol, maka persamaan
tersebut berlaku hanya bila cos  0 , dengan kata lain   90 .
o

b. Karena
A  B  0 , berarti A tegak lurus terhadap B .
Karena diketahui bahwa A tegak lurus terhadap C, dan A juga tegak lurus terhadap
B , dan
ABC

FISIKA
sehingga
A  B C sin 
dengan  adalah sudut apit antara B dan C . Sehingga,
2 2 2
A A A  B  B  B . C  C  C sin 
2 2 2 2 2 2

x y x y x y z
z z

6 2  13  
2 2

DASAR I
4 36  169  221
16
sin           1
3   2    2  9  4  4 13 17  13
2 2 2
13
 

Jadi sudut yang 1 antara


1
 sindibentuk
o
90 B dengan C adalah   90o , yang berarti B juga

ITS
tegak lurus terhadap C .

c. Misalkan bentuk vektor C  Cx i  Cy j  Cz k . A dan C saling tegak lurus, maka


AC0
A i  A j  A k  C i  j  C k  0
x y z x y z
) ) ) ) ) )
6i  13 j  4k  C i j  C k  
x y z

C 0 (1)

6 Cx  13 Cy  4Cz  0
Karena B tegak lurus C , maka
BC0
 y z

BiBjBk  CiCjCk 0
x x y z

) ) ) ) ) )
 
3i  2 j  2k x C i y C zj  C k 0 
3 Cx  2 Cy  2 Cz  0

(2)
Besar C adalah 13 satuan
C  C 2  C 2  C 2  13
2 2 xyz
2
C  C  C  13 (3)
x y z

Pers.(1) dikurangi 2 × Pers.(2),


6 Cx  13 Cy  4 Cz  0
6 Cx  4 Cy  4 Cz  0 -
17 C y  0
Cy  0
Bila nilai C y  0 disubstitusikan ke Pers.(1), maka diperoleh
6 C x  13 0  4 C z  0
6 Cx  4 Cz
4
C C 2C
x z
6 3
z

Nilai C x dan C y dapat disubstitusikan ke Pers.(3),


2 2 2
C  C  C  13
x y z
4 2 2
C  0  C  13
z z
9

FISIKA
13 2
C  13
z
9
2
C 9

DASAR I
z
Cz  3
2
2
C C    3  2
x
3
z 3

Dengan demikian vektor C adalah C  2 iˆ  3 kˆ atau C  2 ˆi  3 kˆ

d. Untuk C  2 ˆi  3 kˆ ,

I
ˆj  2   6  0 iˆ  9  4 ˆj  0  4 kˆ   6 iˆ   13
r r
B C  3  ˆj  4 kˆ 3
2
r 2 0

B C   62   132   36  169  16
221 satuan

sedangkan dari C  2 ˆi  3 kˆ diperoleh


r r
 
iˆ ˆ
k 2  6  0 iˆ   9  4 ˆj  0  4 kˆ  6 iˆ  13 ˆj  4 kˆ
ˆj
23 
BC
2 0 
r r 3
B C  6 2  13 2   4 2  36  169  16 221 satuan .

Tampak bahwa nilai


B yang diperoleh dari kedua vektor C tersebut sama besar.
C
y
8. Tiga buah vektor seperti ditunjukkan pada Gambar 1.14
mempunyai besar A  3 m, B  4 m, dan C  10 m dengan
sudut   30 .
o

a. Tentukan komponen x dan y dari A, B, dan C. C


B
b. Jika C  pA  qB , berapa nilai p dan q ? 
A x
Gambar 1.14.
Penyelesaian:
a. Dari gambar, A memiliki komponen ke arah sumbu x, Ax  3m .
B memiliki 2 komponen, yaitu ke arah sumbu x dan y,
Bx  B cos  4 m cos30  3 m dan B y B sin  4 msin 30  2 m .
o o

2
Karena C tegak lurus terhadap B, maka komponen C dapat dicari dari hubungan:
BC0
(1)
B iˆ  B ˆj  C iˆ  C ˆj   0
x y x y

2 3 miˆ  2m ˆj  C iˆ  C ˆj   0

FISIKA
x y

2 
3 m C x  2 m  C y  0
 
C   1 m Cy (2)
x  3 
Diketahui besar C adalah 10 m, sehingga
C  C  C  10 m 
2 2 2 2

C  100 m  C
x2 y 2

DAS
x y (3)
Jika nilai Cx pada Pers.(2) disubstitusikan ke Pers.(3), maka diperoleh
2
 1 m C 2
100 m  Cy2
 y
 3 

10
Cy  100 m
2
AR I
9

ITS

C y   10 m 
3
 3 
 m 10 m   30
dan C 3
x
m  m 
 
Karena C berada di kuadran II, dengan demikian komponen C adalah Cx   30 m , dan

I-11
Cy  3 10 m .

b. Jika diketahui C  pA  qB , maka


     
 30 m iˆ  3 10 m ˆj  p 3 m  iˆ  q 2 3 m iˆ  q 2 m  ˆj

 30 m  iˆ  3 10 m  ˆj  3 p m  2 3q m  iˆ  2q (4)
m  ˆj
Dari Pers.(4), komponen x dan y dapat dipisahkan menjadi
2q m  3 10 m   q  32 10

3 p m  3q m   30 m 
2

Setelah mengeliminir nilai q diperoleh
3pm 30 m  3 30 m  4 30 m

p  4 30
3
Dengan demikian nilai p  43 30 dan q  32 10 .

9. Tiga buah titik A, B, dan C berada dalam ruang koordinat kartesian ( x, y, z ). Titik A
memiliki koordinat (2,3,1) m, B (3,5,3) m, dan C (4,6,5) m. Sebuah gaya F sebesar
100 N dengan titik tangkap di B membentuk sudut 60 terhadap sumbu x , 45 terhadap
sumbu y , dan terhadap sumbu z .
a. Carilah gaya F dan rBC .
b. Hitung sudut apit antara gaya F dan rBC .
r r
c. Tentukan momen gaya  terhadap titik A bila diketahui   r  dan r  rB  rA .
F
d. Hitung usaha W yang dilakukan oleh gaya F , jika gaya tersebut menggeser benda
r
dari titik B ke titik C, dengan W  F  r .C
B
Penyelesaian:

FISI
a. Vektor gaya F dapat dicari dengan persamaan:
F  F cos iˆ  F cos  ˆj  F cos 
kˆ adalah sudut yang dibentuk antara vektor F dengan
dengan  ,  , dan berturut-turut
sumbu-sumbu x, y, dan z.
Dari soal diketahui   60o ,   45o . belum diketahui dan besarnya dapat dicari
dari hubungan

DAS
cos   cos   cos   1
2 2 2

o
 
cos 60  cos 45  cos   1
2 2 o 2
 
cos   1  
2

1 2
  2 2
1
112  1

cos   2 2 4 4 4
1
 1

I-10
Sehingga
  cos   2 60 o .
1 4 1

2 ITS
F  100 cos 60 iˆ  100 cos 45 ˆj  100 cos 60 kˆ
o o o

rBC
F  50  iˆ i 50
100NN. 1 ˆ
  
 2100 1 ˆ
N N.ˆj  502N  kj ˆ. 100 N.  k
1 ˆ
dapat dihitung dari selisih vektor posisi rC dan rB , atau rBC  rC  rB .
r r r
  
rBC  C  rB  4 m  iˆ  6 m  ˆj  5 m  kˆ  3 m  iˆ  5 m  ˆj  3 m  kˆ 
rr r
BC 1 m  iˆ  1 m  ˆj  2 m  kˆ .

2 2 2
b. Sudut apit antara gaya F dan rBC
dan rBC , dapat dicari dari hubungan perkalian titik antara F

I-11
r cos
F  r B  F rBC
C Fr
r

50 iˆ  
2 ˆj  50 kˆ  iˆ  ˆj  2 kˆ 
50 cos
 
2
 50 2 2 12  12  22
 


BC 2
 50
 50


F rBC

 

 
50  50 2  100
  0,90

10000 6 
0, 90  25,84o
1
  cos
B Jadi sudut apit antara gaya F dan r adalah  
C o
25,84 . (Bagaimana gambar F dan
rBC ?)

c. Karena titik tangkap vektor di titik B


(3,5,3) m, sedangkan momen gaya
dihitung terhadap titik A (2,3,1) m, maka
vektor lengan gaya adalah r  rB  rA
(Gambar 1.15).
r

r  3 m  iˆ  5 m  ˆj  3 m  kˆ  2 m  iˆ  
 3 m  ˆj  1 m  kˆ 
 1 m  iˆ  2 m  ˆj  2 m  kˆ

F  50 N iˆ  50 2 N   ˆj  50 N kˆ
F
r
B
A
Gambar 1.15.
Momen gaya τ adalah hasil perkalian vektor antara
lengan gaya r dan gaya F atau
r r

DAS
τ  r  F yang dapat dihitung dengan
r
  
τ  1 m iˆ  2 m  ˆj  2 m kˆ  50 
2 N ˆj  50


N iˆ  50
menggunakan
N k ˆ metode Sarrus.
iˆ ˆj
k 2 1
 1 2 ˆ  2 2  kˆ
ˆ  i
50 50 5 ˆ 1 0 50
2 50 5
0 j
2 50
2
2
50

I
  
 100  100 2 N.m iˆ  50  100 N.m  ˆj 

I-12
50 2


a.Nyat
akan
220,71 J

 N.m kecep
100 N.matan (

100 N  v)
dan
.m  kˆ
N.m
hitun
r g
τ  10. Seb
mom
 uah entu
ben
m
41, da linier
ber
42 bend
mas a
N. sa 2
terse
kg
m but (
berg
ˆ p
i  erak
mv ).
pad
50 a b. Gam
bida barka
N. nv
ng
m ˆ xy
dan p
pada
j den bidan
gan g xy .
 kece
pata c. Hitun
29,
n3 g
29 m/s
yan besar
N.
g dan
m me
arah
kˆ mbe
ntuk r  p,
sud
d. Usaha (W ) bila
ut
didefinisika o
60 diket
n sebagai
terh
perkalian ahui
ada
titik antara r
gaya F p r
sum
dengan
bu 1
perpindahan
rBC . x+ m iˆ
r dan
W Fr  o  
B 30

  2 m
C
terh
50 N  iˆ  50 ada
ˆj.

2 N j  50 N 
ˆ p
sum

k  1m  i 
ˆ ˆ bu
y_
1m ˆj  2 m  (kua
kˆ  dran
IV).
I-13
Penyelesaian:
a. Pernyataan kecepatan v dalam bidang xy adalah
r
v  v iˆ  v ˆj
x y
dengan
v  v cos   3 m/s  cos 360  60  3 m/s 
o o
  1
 1,5 m/s
   3 m/s  3  
x 2
v  v sin   3 m/s  sin 360  60
o o 1
y 2
3 m/s
1,5
r
Dengan demikian v  1,5 m/s iˆ  1,5 3 m/s   ˆj , dan
r r

p  m v  m v iˆ y v ˆj 
   
x

 2 kg 1,5 m/s  iˆ   1,5 3 m/s ˆj

Jadi momentum linier benda adalah p  3 kg.m/s  iˆ  3 kg.m/s


r
 ˆj .
3
b. Gambar kecepatan dan momentum linier benda seperti ditunjukkan Gambar 1.16.
y

FISIKA 300 60

p
x

Gambar 1.16.

c. Momentum sudut L adalah L  r  p
r r

DAS
r
Vektor posisi, r  1 m iˆ   2 m ˆj
r
Momentum linier, p  3 kg.m/s  iˆ  3 3 kg.m/s ˆj  
  
L  1 m  iˆ   2 m  ˆj  3 kg.m/s  iˆ  3 3 kg.m/s ˆj   
iˆ ˆj kˆ 0 1
Lr  1 2  ˆj 0 1 2

ITS
2 0
 iˆ  kˆ
 3 0 3 0 3  3
 3 0
3 3 3
 3
  3  6 kg.m
2

3 /s kˆ 
sehingga besar momentum sudut adalah


2 2
 3  6 kg.m /s 2 
0,8 kg.m /s , dengan arah ke sumbu z
L +.
3

11. Suatu kapal pesiar berlabuh di lautan bebas ke arah utara dengan kecepatan 15 km/jam.
Bila arus laut yang menerpa kapal berkecepatan 5 km/jam ke arah 70 terhadap selatan-
timur, tentukan resultan kecepatan kapal tersebut.
Penyelesaian:
Sesuai Gambar 1.17, soal ini dapat diselesaikan secara grafis, dengan vB ke
ce
patan kapal, vA adalah kecepatan arus. adalah
Resultan kecepatan kapal didapatkan dari jumlah vektor kecepatan kapal relatif
terhadap air ditambah kecepatan hanyut yang disebabkan oleh arus.
v  vB  vA
Karena   110 , maka besar resultan kecepatan kapal tersebut
o
U
adalah vB
v
A v cos
v v 22 vBAB
 2v

 15 km/jam 2
 5km/jam  215km/jam5 km/jamcos110
2 o

 14,09 km/jam O
dan arahnya diperoleh dari hubungan B 70vA T
v v v sin
 A atau sin   A
sin sin  v
5km/jamsin110o o
  19,48 S
14,09 Gambar 1.17.
km/jam v  14,09 km/jam
Jadi besar resultan kecepatan kapal adalah dengan
o
arah 19,48 terhadap utara-timur .

12. B dan C adalah diagonal sisi kubus yang berpotongan di titik


y
asal seperti ditunjukkan pada Gambar 1.18. Panjang rusuk
kubus adalah a dalam satuan sembarang.

FISI
a. Tentukan komponen D , bila D  B  C .
Ba
b. Carilah nilai B  C, D  C, dan D  B . E
C x
c. Carilah sudut apit antara pangkal vektor diagonal ruang E a
dan pangkal vektor diagonal sisi B . z a
Gambar 1.18.
Penyelesaian:

DAS
a. Dari gambar, B  aiˆ  aˆj , dan C  aˆj  akˆ
Untuk D  B  C , maka tanpa menuliskan satuannya,

   
maka

D  aiˆ  aˆj  aˆj  akˆ  a iˆ  ˆj  ˆj  kˆ
2

 
 a iˆ  ˆj  iˆ  kˆ  ˆj  ˆj  ˆj  kˆ
2

 a kˆ  ˆj  0  iˆ   a iˆ  a ˆj  a kˆ
2 2 2 2

ITS
Dengan demikian Dai−ˆˆa j  a 2k satuan ˆ.
22

  
b. B  C  aiˆ  aˆj  akˆ  a 2 iˆ  ˆj  iˆ  kˆ  ˆj ˆj  ˆj  kˆ 
B  C  a 2 satuan.


aˆj 

2

D  C  a iˆ  a ˆj  a kˆ  aˆj 
2 2

akˆ 
a
3
iˆ  ˆj  ˆj  ˆj  kˆ  ˆj  iˆ  kˆ  ˆj  kˆ  kˆ  kˆ 0
D  C  0 satuan .


D  B  a iˆ  a ˆj  a kˆ  aiˆ  aˆj
2 2 2
 

 a iˆ  iˆ  ˆj  iˆ  kˆ  iˆ  iˆ  ˆj  ˆj  ˆj  kˆ  ˆj  0
3

D  B  0 satuan .

Tampak bahwa
DCDB0, D  B  C , maka D selain tegak lurus
karena
terhadap B juga tegak lurus terhadap C.
c. Karena E adalah vektor diagonal ruang kubus, maka E  aiˆ  aˆj  akˆ satuan , dan
karena B adalah vektor diagonal sisi kubus, maka B  aiˆ  aˆj Sudut apit
antara pangkal E dan B dapat dicari dari hubungan satuan.
E  B  EB cos (1)
Selanjutnya tanpa menuliskan satuannya, untuk ruas kiri

E  B  aiˆ  aˆj  akˆ  aiˆ  aˆj  
a
2
iˆ  iˆ  ˆj  iˆ  kˆ  iˆ  iˆ  ˆj  ˆj  ˆj  kˆ  ˆj
2
 2a
Dari soal didapatkan B  a2  a2  a 2 satuan,
dan E  2 2 2
a a a a 3 satuan .
Jika besar B dan E tersebut disubstitusikan ruas kanan ke Pers.(1), maka diperoleh
2a  a 3 a 2 cos
2

6 cos
2 2
2a  a

FISIKA
1 2
cos   6
6 3
 1 
  cos1  6  
 35,26
o
3
Jadi sudut apit antara E dan B adalah   35,26 .
o

DAS
13. Jika 2 vektor A dan B dijumlahkan, buktikan bahwa besar resultannya tidak mungkin
lebih besar A  B atau lebih kecil dari A  B .
dari
Penyelesaian:
Misalkan A terletak pada sumbu x, dan B terletak pada y
sumbu y seperti pada Gambar 1.19. Komponen B adalah

I
Bx  B cos dan By  B sin
Dengan teorema Phitagoras diperoleh R
B B sin
r   A  B cos   B sin  
2 2 2

x
 A  2 AB cos  B cos   B sin 
2 2 2 2 2
 A B
 A  2 AB cos  B
2 2
cos
Gambar 1.19.
Karena sin   cos   1. Sudut apit  antara A dan B berkisar dari 0 sampai 360 .
2 2 o o

Nilai resultan terbesar yang mungkin terjadi ketika   0 ( cos 0  1 ), sehingga


o o

Rmak  A2  2 AB  B 2   A  B 
2 2

Rmaks  A  B
Sedangkan nilai resultan terkecil yang mungkin terjadi ketika   180 , sehingga
o

2
Rmin  A2  2 AB  B2

Rmin   A   B  A 
2 2
2
atau Rmin
B
2
Jadi Rmin  A  B atau Rmin  B  A ,
dengan kata lain Rmin  A  B atau Rmin  B  A , yang besarnya bergantung pada nilai
A atau B yang positif.

14. Dua buah vektor memiliki panjang A dan B membentuk sudut  dan kedua pangkalnya
berimpit. Dengan mengambil komponen-komponen sepanjang 2 sumbu yang saling
tegak lurus, buktikan bahwa resultan hasil penjumlahan adalah
R  A2  B2  2AB cos
Penyelesaian:
Buat kedudukan sumbu koordinat sehingga salah
satu vektor tersebut terletak pada sumbu x dan y y
(lihat Gambar 1.20). Misal A terletak pada sumbu
x, sehingga A  Aiˆ dan B  B cos  iˆ  B sin   ˆj . B
Jika A  B  R , maka
R  A  B   A  B cos  iˆ  B sin  B

 ˆj R   A  B cos 2  B sin 2 2 1  sin 
x

 A  2 AB cos   B cos   B sin 
2 2 2 2 2
2
B cos
Gambar 1.20.
A
1
 A  

FISI
 2 AB cos   B cos   sin  2 1
2 2 2 2

Karena cos   sin   1, dengan demikian diperoleh


22


R  A  2AB cos  B 21
2 2

DASAR I

Jadi terbukti bahwa R  A  2 AB cos  B 2 1 .
2 2

C. Soal-soal
r Mm
1. Hukum Newton tentang gravitasi universal adalah  G
rˆ , dengan F adalah gaya
F 2
r
gravitasi, M dan m adalah massa, dan r jarak antara M dan m . Satuan gaya dalam
2
sistem satuan SI adalah kg.m/s . Tentukan satuan konstanta G dalam sistem satuan SI.

I
2. Carilah faktor konversi-antar dari (a) km/jam ke mil/jam, (b) m/s ke ft/s, (c) mil/jam ke
m/s.

3. Tiga orang mahasiswa membuktikan persamaan sebagai berikut:


2
a. x  vt  2at2
b. x  v t  1 at
o 2
2
c. x  v ot  2at ,
dengan x adalah jarak ditempuh, v adalah kecepatan, a adalah percepatan, t adalah
waktu, dan subskrip nol berarti kuantitas pada waktu t  0 s.
Dengan menganalisis dimensinya, manakah di antara persamaan tersebut yang tidak
benar?

4. (a) Dengan menganggap kerapatan air adalah 1 gram/cm 3, tentukan kerapatan air dalam
kg/liter. (b) Jika untuk mengosongkan wadah berisi 1 liter air dibutuhkan waktu 5 jam,
hitung laju aliran massa air dinyatakan dalam kg/s.
15 26
5. Suatu inti besi mempunyai jari-jari 5,4 10 m dan bermassa 9,310 kg.
a. Nyatakan kerapatan massa besi dalam kg.m-3.
b. Jika kerapatan massa bumi diasumsikan serbasama, berapakah panjang jari-jarinya,
24
jika diketahui massa bumi adalah 5,98 10 kg.

6. Satu molekul air (H2O) berisi 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Sebuah atom oksigen
24
memiliki massa 1,0 u dan atom oksigen 16 u, dengan 1 u  1,66 10 gram.
a. Berapakah massa dalam kilogram dari 1 molekul air.
b. Berapa banyak molekul air dalam laut dunia yang diperkirakan memiliki massa total
1,41021 kg.

7. Tiga vektor A, B, dan C masing-masing mempunyai besar 50 m dan berada pada bidang
xy . Arah ketiga vektor tersebut terhadap sumbu o o
x berturut-turut adalah 30 , 195 , dan
o
315 . Tentukan
a. besar dan arah A  B  C .
b. besar dan arah A  B  C .
  
c. besar dan arah D agar A  B  C  D  0 . 

FISI
8. Tiga buah gaya bekerja pada sebuah titik masing-masing adalah
ˆ
F1  2iˆ  ˆj  3k , F2  iˆ  3 ˆj  dan F3  iˆ  2 ˆj  dengan satuan gaya dalam N.
2kˆ, kˆ ,
Carilah besar dan arah dari F1  F2  F3 , F1  F2  F3 , dan F1  F2  F3 .

9. Sebuah kubus dengan panjang rusuk 2 m

DAS I
ditunjukkan pada Gambar 1.21. Pada

kubus terdapat dua buah vektor DF dan


DK dengan K titik tengah sisi EH .

I I
Nyatakan vektor DF dan DK dengan
vektor satuan ˆi , ˆj , dan
kˆ . Gambar 1.21.

T
10.
S
Empat buah vektor ditunjukkan pada Gambar-gambar 1.22(a) dan (b). Besar
A, B, C dan D masing-masing adalah 15, 10, 30, dan 7 dengan satuan sembarang.
a. Tentukan vektor resultan.
b. Carilah besar resultan dan arahnya terhadap sumbu x.
y y

B A B A
45 30 45 30
D D x
x
C C

Gambar 1.22(a). Gambar 1.22(b).


y
11. Dua vektor A dan B seperti ditunjukkan pada Gambar
1.23. Carilah vektor-vektor berikut ini secara grafik: (a) A
A  B, (b) A  B, (c) 2 A  B, (d) B  A, (e) 2B  A . 45o
30o x
B

Gambar 1.23.
12. Seorang anak sedang membuat empat garis lurus yang bergerak di atas lantai yang datar,
mulai dari titik asal sistem koordinat xy dan berakhir pada 140 m, 30 m  . Komponen
x dan y dari pergerakannya adalah sebagai berikut: 20 m, 60 m , B x m,70 m  ,
 20 m, C m, dan  60 m,70 m.
y

a. Carilah komponen Bx dan Cy .


b. Hitunglah besar dan sudut (relatif terhadap arah sumbu x ) seluruh perpindahan ini.

13. Diketahui sebuah vektor pada bidang xy yang memiliki besar 90 satuan dan komponen y
adalah – 55 satuan.

FISI
a. Carilah dua kemungkinan komponen x-nya.
b. Dengan menganggap komponen x positif, tentukan vektor yang jika ditambahkan ke
vektor pertama akan menghasilkan vektor resultan yang panjangnya 80 satuan dan
menunjuk ke arah x.

14. Seorang anak bepergian untuk perjalanan berlibur


menurut lintasan seperti ditunjukkan pada Gambar y

DAS
1.24. Perjalanan total terdiri dari 4 bagian garis lurus.
Pada akhir perjalanan, berapakah resultan
perpindahan anak itu diukur dari titik awal. awal 100

x
m

ITS
Akhir
300 m

200 m 30
60 150 m
Gambar 1.24.

15. Sebuah truk berjalan 14 blok ke arah utara, kemudian 16 blok ke arah timur, dan 26 blok
ke arah selatan. Gambarkan diagram vektornya dengan menganggap blok-blok tersebut
memiliki panjang yang sama. Tentukan perpindahan truk tersebut dari titik asalnya (besar
dan arah).

16. Sebuah bidang dimiringkan dengan sudut o


30 terhadap arah horisontal. Pilih sumbu x
yang berarah menuruni kemiringan bidang dan sumbu y tegak lurus pada bidang. Carilah
komponen x dan y percepatan gravitasi, yang memiliki besar 9,81 m/s 2 dan berarah vertikal
ke bawah.
17. Sebuah pesawat udara berjalan dengan laju 785 km/jam ditunjukkan pada
dengan arah 38,5 ke barat dari arah utara seperti Gambar 1.25.
38,5
v
a. Carilah komponen vektor kecepatan pada arah
U
utara dan barat. B
b. Seberapa jauh jarak ke utara dan ke barat yang
ditempuh oleh pesawat tersebut setelah 3 jam.
T

S
Gambar 1.25.

18. Sebuah kubus dengan rusuk 2 m mempunyai permukaan-permukaan sejajar dengan


bidang-bidang koordinat dengan salah satu titik sudut di titik asal. Seekor cicak mulai dari
titik asal, berjalan sepanjang tiga rusuk sampai ia ada di titik sudut yang terjauh. Nyatakan
vektor perpindahan cicak dengan menggunakan vektor satuan iˆ, dan kˆ , dan carilah
besar perpindahan ini. ˆj,

19. Dua buah vektor


A  3 iˆ  dan B berada dalam bidang xy . Sifat kedua vektor adalah
4 ˆj
A dan A  B . Jika A tegak lurus B , tentukan komponen vektor B .

FISIKA
B
20. Dua buah vektor A dan B memiliki komponen Ax  3,2 ; Ay  1,6 ; Bx  0,5 , dan
By  4,5, dalam satuan sembarang.
a. Carilah sudut antara A dan B .
b. Tentukan komponen vektor C yang tegak lurus A, terletak dalam bidang x-y dan

DAS
memiliki besar 5 satuan.

21. Tiga buah vektor y


A, B, dan C seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.26. Besar vektor masing-masing adalah
A  4, B  3, dan C  5 dalam satuan sembarang, carilah C

ITS
besar dan arah A  B , A  C , dan B  C . (sumbu z tidak B

ditunjukkan dalam gambar).


A
x

y Gambar 1.26.
22. Sebuah vektor A dengan besar 17 m dengan sudut y
'
  56o berlawanan arah jarum jam dari sumbu x+ Ay
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.27.
a. Carilah komponen Ax dan Ay dari vektor itu? A '
A'  ' x
b. Jika sistem koordinat kedua diputar dengan sudut y A'
 x
 '  18o terhadap sistem koordinat pertama. '
Berapakah komponen Ax' dan Ay' dalam sistem x
Ax
koordinat awal. 0
Gambar 1.27.
24. Buktikan bahwa luas segitiga yang terbentuk antara A dan B
dan garis penghubung (seperti pada Gambar 1.28) adalah
B
1
2 AB. 

A
Gambar 1.28.

26. Sebuah perahu menuju ke arah o


30 terhadap utara-timur dengan kecepatan 25 km/jam
pada suatu sungai yang arusnya sedemikian sehingga resultan kecepatan relatifnya
o
terhadap sungai adalah 30 km/jam ke arah 60 terhadap utara-timur. Tentukan kecepatan
arus.

FISIK
A
DAS
AR I
ITS
I-20

Anda mungkin juga menyukai