Anda di halaman 1dari 35

BAB 5-2

Proses Reversibel Gas


Nyata dan Gas Ideal
Tanpa Aliran

ラ コヴィヤ ハワ
5. POLITROPIK
Proses polytropic merupakan proses dimana hubungan antara tekanan
dan volum pada uap dan gas ideal yang dinyatakan sebagai berikut

𝑃𝑉 𝑛 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Eksponen n adalah konstanta yang dapat bernilai mulai dari negatif tak
terhingga hingga positif tak terhingga, tergantung dari proses. Nilai n
yang umum adalah sebagai berikut

Proses Eksponen n
Tekanan konstan 0
Volum konstan 
Isotermal & gas ideal 1
Adiabatik & gas ideal k = CP/CV

Nilai k diatas adalah rasio panas spesifik pada tekanan


konstan Cp terhadap panas spesifik pada volum konstan
Cv. Panas spesifik akan dibahas kemudian. 2
3
v2
Untuk proses reversibel W   pdv
v1

Untuk proses yang mengikuti pvn = konstan  p= c/vn


Dimana c ialah konstanta
v2 v2
cdv
W   pdv   v n
v1 v1
v2
 v 
 n 1
W  c 
  n  1  v1

 v 2n  1  v 1n  1 
W  c 
  n  1 
4
 v 1n  1  v 2n  1 
W  c 
 n  1 

Sehingga konstanta c, dapat ditulis sebagai p1v1n = p2v2n

c  p 1v 1n  p 2v 2n

p 1v 1n v 11  n  p 2v 2n v 12  n p 1v 1  p 2v 2
W  
(n  1) (n  1)

n
Sehingga proses p1  v 2 
politropik dapat ditulis   
sebagai p2  v1  5
Contoh 1
Dalam suatu mesin uap pada awal proses ekpansi
adalah pada 7 bar, fraksi kekeringan 0.95, dan ekpansi
tersebut mengikuti hukum pv1.1 = konstan, menurun ke
tekanan 0.34 bar. Hitung kerja yang dilakukan per kg
uap tersebut selama proses ekpansi, dan panas yang
mengalir per kg uap ke atau dari dinding silinder selama
ekpansi tersebut

Pada 7 bar, vg = 0.2728 m3/kg


v1 = x vg = 0.95 x 0.2728 = 0.259 m3/kg

n
 v2 
1/ n
p1  p1 
  v2  v1 
p 2  v1   p2 
6
1 / 1.1
 7 
v 2  0,259    20 .59 0.909 x 0.259  4.05m 3 / kg
 0.34 
p 1v 1  p 2v 2
W 
(n  1)

7  10 5  0.259  0.34  10 5  4.05


W   436000 J / kg
1 .1  1
Kerja yang dilakukan = 436 kJ/kg

Pada 0.34 bar vg = 4.649 m3/kg, merupakan uap


basah pada tingkat keadaan 2, sehingga
v2 4 .05
x2    0 .873
vg 4 .649

7
P N/m2

p.1-1=konstan
1
7 x 105

0.34 x 105
2
 m3/kg

0.259 4.05

Diagram p-v 8
u1 = (1 - x1)uf + x1 ug
= (1 - 0.95)696 + 0.95 x 2 573
= 2 476.8 kJ/kg

u2 = (1 - x2)uf + x2 ug
= (1 - 0.873)302 + 0.873 x 2 472
= 2 196.4 kJ/kg

Dari persamaan energi yang tidak mengalir


Q = (u2 - u1) + W
= (2 196.4 – 2 476.8) + 436 Panas yang diberikan

= 155.6 kJ/kg
9
politropik untuk gas ideal :

pv = RT atau p = RT/v

RT n T
v  kons tan (n  1 ) / n
 kons tan
v p

(n  1 ) / n
T1  v 2 
n 1
T1  p1 
     
T2  v 1  T2  p 2 

p1 v1 = RT1 dan p2 v2 = RT2

R (T1  T 2 )
W  10
n 1
mR (T1  T 2 ) m kg zat
W 
n 1

Q = (u2 - u1) + W

R (T1  T 2 )
Q  cv (T 2  T 1) 
n 1
R (T1  T 2 )
Q   cv (T 1  T 2)
n 1

11
R
cv 
(  1)
R T1  T 2   1  n  1
Q 
  1n  1
   n  R T1  T 2 
Q  
  1 n - 1
R (T1  T 2 )
Jika W  per satuan massa gas, maka
n 1

  n 
Q   W
  1 12
  n 
Q   W
  1

Persamaan di atas merupakan persamaan untuk


mengekspresikan hubungan kalor yang diberikan
dengan kerja yang dilakukan dalam proses politropik.

Pada ekspansi, kerja dilakukan oleh gas, faktor W ialah


positif
Bila indeks politropik, n  , maka sisi kanan positif
(kalor diberikan selama proses)
Jika n   maka panas dibuang oleh gas

13
Contoh 2

1 kg suatu gas ideal ditekan dari 1.1 bar, 27°C


yang mengikuti persamaan pv1.3 = k,
mencapai tekanan 6.6 bar. Hitung panas
yang mengalir ke atau dari dinding silinder,
a) Bila gas tersebut adalah ethane (BM=30),
yang mempunyai cp = 1.75 kJ/kg °K
b) Bila gas tersebut adalah Argon (BM=40),
yang mempunyai cp = 0.515 kJ/kg °K

14
untuk ethane dan Argon :

( n 1) / n ( n 1) / n
T1  p1   p2 
   T2  T1 
T2  p 2  
 1
p

T1= 27+273=300 K
(1.3  1) / 1.3
 6 .6 
T 2  300   = 300 x 60.231 = 453.6 K
 1 .1 

15
a) Etana  R = R0 /M = 8.314/30 = 0.277 kJ/kg K.

cv = cp - R = 1.75 - 0.277 = 1.473 kJ/kg K


cp = 1.75 kJ/kg K  etana

cp 1. 75
    1.188
cv 1. 473

R ( T1  T2 ) 0.277  (300  453 .6)


W   141 .8kJ / kg
n 1 1 .3  1

n  1.188  1.3 


Q    W     ( 141 .8) = 84.5 kJ/kg
  1   1.188  1 

Jadi kalor yang diberikan sebesar 84.5 kJ/kg 16


Pada politropik, indeks n tergantung hanya pada
besarnya kalor dan kerja selama proses

n = 0 pv0 = konstan, p = konstan Isobarik

n = ∞ pv∞ = konstan atau


p(1/ ∞) v = konstan , v = konstan Isovolumik

n =1 pv = konstan, T = konstan Isotermal


(karena pv/T konstan utk gas ideal

n =  pv  = konstan Reversibel adiabatik

18
P
C
B n=
D
n=
n=1

A’
A n=0 1 n=0

n=1

n= n=
B’

D’ C’

Proses politropik beberapa indeks n

19
P
C
B n= D
n=
n=1

A 1 A’
n=0 n=0

n=1
n= n=
B’
D’ C’

1-A : pendinginan tekanan 1-A’ : pemanasan tekanan
konstan (n=0) konstan (n=0)
1-B : kompresi isothermal (n=1) 1-B’ : ekspansi isothermal (n=1)
1-C : kompresi adiabatic 1-C’ : ekspansi adiabatic
reversible (n=) reversible (n=)
1-D : pemanasan pada volume 1-D’ : pendinginan pada volume
konstan (n=) konstan (n=)

20
BAB 6
PROSES IRREVERSIBLE

26
PENDAHULUAN

• Dalam suatu proses dimana fluida terkurung dalam


ruang piston, efek gesekan bisa diabaikan
• Kalor harus tidak bisa keluar dan masuk melewati
perbedaan suhu yang terbatas
• Idealnya cara untuk mencapai reversibilitas dapat
dibayangkan namun dalam praktek tidak bisa dilakukan
pendekatan  proses ideal
• Jika irreversibilitas tidak terelakkan, proses yg terjadi
masih dianggap reversible  (dalam sistem reversible, 27
proses di lingkungan irreversible)
6.1 EKSPANSI BEBAS (FREE EXPANSION)

• Proses irreversible adalah jika sistem dan semua


bagian dari sekelilingnya tidak dapat kembali tepat
kepada keadaan awalnya setelah proses berlangsung
• Penyebab irreversibilitas : gesekan, tahanan listrik,
histerisis, deformasi tak elastis dll
• Contoh ireversibilitas
a. perpindahan kalor melalui perbedaan temperatur
yang terbatas kecil (finite)
b. Ekspansi gas atau cairan tanpa hambatan ke suatu
tekanan yang lebih rendah
c.Reaksi kimia spontan
d. Pencampuran spontan beberapa unsur dengan
komposisi dan keadaan yang berbeda
e. Aliran listrik saat melewati tahanan
28
f. Deformasi tak elastis
v2

Proses ireversibel W   pdv


v1

Ilustrasi :
Dua wadah A dan B saling terhubung satu sama lain
dilengkapi klep X dan diinsulasi dari perpindahan panas
secara sempurna.
Awalnya A diisi dengan fluida pada P tertentu dan wadah
B dikosongkan. Saat klep X dibuka, fluida dalam wadah A
berekspansi dengan cepat untuk mengisi wadah A dan B.

Wadah Wadah
A B
Klep X
29
Wadah Wadah
A B
Klep X

Ilustrasi :
P akhir < P awal pada wadah A.
Kejadian ini disebut ekspansi bebas/ekspansi tanpa
hambatan
Proses ini sangat ireversibel, karena fluida berpusar
terus menerus

30
Persamaan energi tanpa aliran antara tingkat awal dan
keadaan akhir
Q = (u2 –u1) + W

Dalam proses ini tidak ada kerja yg dilakukan terhadap


atau oleh fluida, berhubung batas sistem tidak bergerak.
Tidak ada panas yg mengalir dari atau ke dalam sistem
berinsulasi sempurna. Sehingga proses yg terjadi
adiabatic akan tetapi irreversible.

u2 –u1 = 0 atau u2 =u1


Pada proses ekspansi bebas, energi dalam mula-mula
akan selalu sama dengan energi dalam akhir

31
Untuk gas ideal berlaku u = cv. T

Sehingga untuk ekspansi bebas dari gas ideal berlaku


cv T1 = cv T2 dan T1 = T2

Hal ini berarti pada proses ekspansi bebas dari gas


ideal, suhu awal akan sama dengan suhu akhir

32
Contoh 1
Udara pada tekanan 20 bar awalnya menempati wadah A
seperti pada gambar sebelumnya dengan volume 1 m3.
Selanjutnya klep X dibuka dan udara berekspansi sampai
memenuhi wadah A dan B. Asumsikan wadah memiliki
volume sama, hitung tekanan akhir dari udara

Untuk gas ideal pd ekspansi bebas T1 = T2


pv = mRT sehingga p1 v1 = p2 v2
V2 merupakan kombinasi volume wadah A dan B

V2 = VA + VB = 1 +1 = 2 m3 dan V1 = 1 m3

p2 = (p1 v1)/v2 = 20 * (1/2) = 10 bar


33
Maka tekanan akhir adalah 10 bar
Tingkat keadaan 1  20 bar ; 1m3 dimana massa gas diketahui
Tingkat keadaan 2  10 bar ; 2 m3 untuk massa gas yang sama

Proses antara dua tingkat keadaan ini adalah irreversible dan


harus digambarkan dalam garis terputus-putus.
Titik 1-2 berada pada garis isothermal namun proses 1-2 tidak
bisa dikatakan sebagai isothermal, karena suhu peralihan tidak
sama sepanjang proses.

Tidak ada kerja yg dilakukan selama proses dan luas area di


bawah garis putus-putus tidak mewakili kerja sistem
34
6.2 THROTTLING

Suatu aliran fluida dikatakan dalam


X kondisi throttling
• bila ada hambatan di dalam
aliran
• Kecepatan aliran sebelum dan
sesudah hambatan sama atau
ada perbedaan kecil yg
diabaikan
• Jika tidak ada kehilangan panas
ke lingkungan
• Hambatan terhadap aliran dapat
berupa klep terbuka, orifice atau
adanya penurunan yang
mendadak pada penampang35
aliran
Saat proses throttling, fluida mengalir mantap sepanjang pipa
terinsulasi sempurna, menembus orifice pada bagian X. Oleh
karena itu pipa terinsulasi sempurna dapat diasumsikan bahwa
tidak ada panas yang mengalir ke atau dari dalam sistem

Persamaan antara dua bagian aliran, yaitu


C 12 C 22
h1   Q  h2  W
2 2
Ketika Q=0 dan W = 0, maka
C 12 C 22
h1   h2 
2 2
Apabila kecepatan C1 dan C2 kecil, atau jika C1 mendekati nilai
C2, maka Ekinetik dapat diabaikan, maka
36
h1 = h 2
h1 = h 2

Jadi, pada throttling, entalpi awal = entalpi akhir

Proses yg terjadi adalah adiabatic tetapi sangat


irreversible karena terjadi pusaran fluida sekitar orifice X.
Antara 1 dan X, entalpi menurun drastis dan Ekinetik
meningkat ketika aliran fluida dipercepat melalui orifice.
Antara bagian X dan 2, entalpi meningkat ketika Ekinetik
dirusak oleh pusaran arus fluida

Untuk gas ideal  h= cpT2

cpT1 = cpT2 atau T1 = T2

Dengan demikian throttling dari gas ideal, suhu awal akan


selalu sama dengan suhu akhir
37
Contoh 2

Uap pada tekanan 19 bar di-throttling hingga tekanannya


menjadi 1 bar dan suhu setelah throttling 150C. Hitung
fraksi kekeringan awal uap.

Penyelesaian :
Dari tabel uap superpanas, pada 1 bar dan 150C h2=
2777kJ/kg
Untuk throttling h1= h2= 2777 kJ/kg.

h1= hf + x1 hfg
2777 = 897 + x1 (1901)
x1 = (1880/1901) = 0.989

Maka fraksi kekeringan awal sebesar 0.989


38
P

Diagram p – v

• Tingkat keadaan 1 dan 2 ditentukan, akan tetapi tingkat


keadaan diantara keduanya tidak dapat ditentukan
• Proses harus digambarkan dengan garis putus-putus
• Tidak ada kerja yg dilakukan selama proses dan area di
bawah garis 1-2 bukan merupakan kerja yang dilakukan
sistem
• Untuk uap, throttling dapat digunakan sebagai cara untuk
mendapatkan fraksi kekeringan dari uap basah. 39
Pencampuran Adiabatik

Pencampuran dua aliran fluida umumnya diasumsikan


sebagai proses adiabatic.

Dua Aliran Fluida yang Tercampur

Analisa dilakukan dengan anggapan bahwa aliran fluida


masing-masing dengan laju m1 dan m2 serta suhu T1 dan
T2, kemudian suhu campuran adalah T3.
40
• Tidak ada panas yang mengalir ke dalam atau dari fluida
• Tidak ada kerja yang dilakukan
• Dari persamaan aliran, kita dapat mengabaikan
perubahan yang terjadi pada EKinetik

H1 + H2 = H3 atau m1h1 + m2h2 = (m1 + m2 ) h3

Untuk persamaan gas ideal h= cp T menghasilkan

m1cpT1 + m2cpT2 = (m1 + m2 ) cpT3


m1T1 + m2T2 = (m1 + m2 ) T3

Proses pencampuran merupakan proses yang


sangat irreversible karena adanya peran besar 41
dari pusaran arus dan pengocokan fluida

Anda mungkin juga menyukai