= = = 1
) (
) (
1 1
1 2
1 2
q
Asumsi Udara-standar
Karena kompleksnya siklus daya gas aktual, maka perlu ada pendekatan
berupa asumsi udara-standar:
1. Fluida kerjanya dianggap sepenuhnya udara, yang bersirkulasi dalam siklus
tertutup dan dianggap sebagai gas ideal.
2. Semua proses yang membentuk siklus dianggap reversibel secara internal.
3. Proses pembakaran dianggap sebagai proses penambahan kalor dari
sumber luar.
4. Proses pembuangan dianggap sebagai proses pelepasan kalor yang
mengembalikan fluida kerja ke keadaan awal.
Asumsi lain:
1. Udara mempunyai kalor spesifik konstan yang nilainya ditentukan pada
temperatur ruang (25
o
C, atau 77
o
F). Jika asumsi ini digunakan disebut
asumsi udara-standar-dingin.
Siklus yang yang menerapkan asumsi udara-standar ini disebut sebagai
siklus udara-standar.
Tinjauan Terhadap Mesin Bolak-Balik
Beberapa istilah yang perlu diketahui oleh mahasiswa
mengenai mesin bolak-balik (menggunakan piston dan
silinder) antara lain:
1. Titik mati atas dan titik mati bawah
2. Langkah dan volume langkah
3. Diameter piston yang disebut dangan bor.
4. Katup hisap dan katup buang
5. Volume sisa (clearance volume)
6. Rasio kompresi, r.
7. Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure), MEP.
Siklus Otto
Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian
percikan bunga api
Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai
siklus Otto:
1. Proses-proses yang membentuk siklus Otto
2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai
alat yang menerapkan siklus Otto.
3. Diagram P- aktual/nyata untuk mesin empat-langkah
4. Efisiensi termal siklus Otto.
5. Pembakaran-sendiri (auto-ignition) dan ketukan mesin
(engine knock), penyebab terjadinya dan cara
mengatasinya
14
15
16
17
18
Hubungan hukum I untuk setiap proses:
Efisiensi termalnya menjadi:
( ) ( )
( )
( )
1 4 1 4
2 3 2 3
T T C u u q
T T C u u q
u w w q q
v out
v in
out in out in
= =
= =
A = +
( )
( ) 1
1
1 1
2 3 2
1 4 1
2 3
1 4
,
= =
T T T
T T T
T T
T T
q
w
in
net
Otto th
q
Proses 1-2 dan 3-4 isentropis, dan v
2
=v
3
; v
4
=v
1
,
maka
Maka efisiensi termalnya menjadi:
3
4
1
4
3
1
1
2
2
1
T
T
v
v
v
v
T
T
k k
=
|
|
.
|
\
|
=
|
|
.
|
\
|
=
2
1
2
1
min
max
1
,
1
1
v
v
V
V
V
V
r
r
k
Otto th
= = =
=
q
Autoignition: terjadi pembakaran sebelum busi
memercikkan api menghasilkan engine knock.
Rasio kompresi bisa ditingkatkan sampai 12
dengan menggunakan bahan bakar yang
dicampur dengan timah tetraethil. Bahan
berfungsi untuk meningkatkan angka oktan.
Angka oktan adalah ukuran ketahanan terhadap
terjadinya engine knock.
Dalam prakteknya efisiensi termal untuk siklus
Otto berkisar antara 25% sampai 30%.
Contoh Soal
Siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi 8. di
awal proses kompresi, udara ada pada 100 kPa
dan 17
o
C, dan selama proses penambahan kalor
pada volume konstan kalor yang ditransfer
sebesar 800 kJ/kg,tentukan
temperatur dan tekanan maksimum yang terjadi
selama siklus
kerja output netto
efisiensi termal
tekanan efektif rata2
Jawaban
a) Temperatur dan tekanan tertinggi terjadi di
keadaan 3
Dari tabel A-17 (Cengel) diperoleh:
Pada T
1
= 290 K: u
1
= 206,91 kJ/kg, v
r1
= 676,1
Untuk proses kompresi 1-2:
kg kJ u K T
v
r v
v
v
v
r
r
r
/ 11 , 475 ; 4 , 652
51 , 84
8
1 , 676 1
2 2
2
1
2
1
2
= =
= = = =
Jawaban
Untuk proses 2-3 (penambahan kalor pada
volume konstan):
Dari tabel A-17 diketahui, untuk u = 1275,11 kJ/kg maka
T = 1575,1 K dan v
r3
= 6,108.
kg kJ u q u u u q
in in
/ 11 , 1275
2 3 2 3
= + = =
MPa
v
v
T
T
P P
T
v P
T
v P
347 , 4
3
2
2
3
2 3
2
2 2
3
3 3
=
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
= =
Jawaban
b) Proses 3-4 (ekspansi isentropis gas ideal):
c) Efisiensi termal:
kg kJ u K T
v r
v
v
v
v
r
r
r
/ 74 , 588 ; 6 , 795
864 , 48 ) 108 , 6 )( 8 (
4 4
4
3
4
3
4
= =
= = = =
kg kJ w
kg kJ q u u q
net
out out
/ 17 , 418
/ 83 , 381
4 1
=
= =
% 5 , 56
1
1
% 3 , 52
800
17 , 418
1
,
= =
= = =
k
Otto th
in
net
th
r
q
w
q
q
d. Tekanan efektif rata2 (MEP)
kPa
v v
w
v
w
MEP
net net
4 , 574
104 , 0 832 , 0
17 , 418
2 1
=
=
A
=
kg m
kPa
K K kg m kPa
P
RT
v
/ 832 , 0
100
290 . . / . 287 , 0
3
3
1
1
1
=
= =
Siklus Diesel
Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian
kompresi
Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai
siklus Diesel:
1. Proses-proses yang membentuk siklus Diesel
2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai
alat yang menerapkan siklus Diesel.
3. Diagram P- aktual/nyata untuk mesin empat-langkah
4. Efisiensi termal siklus Diesel.
5. Kombinasi siklus Otto dan Diesel yang dikenal dengan
siklus Dual
Siklus Diesel
Siklus diesel adalah siklus ideal untuk mesin pengapian-
kompresi (CI engine)
Mesin ini berbeda dengan mesin pengapian-busi (SI engine)
dari cara memulai pembakaran.
Pada mesin SI campuran udara-bahan bakar dikompresi
sampai temperatur di bawah temperatur pembakaran-sendiri
bahan bakar itu, dan proses pembakaran dimulai oleh
pengapian oleh busi.
Pada mesin CI dikompresi sampai temperaturnya berada di
atas temperatur pembakaran-sendiri bahan bakar,
pembakaran dimulai ketika bahan bakar diinjeksi ke
dalamnya.
30
Siklus Diesel
Karena udara yang dikompresi sampai di atas temperatur
pembakaran-sendiri bahan bakar, maka rasio kompresinya
lebih tinggi dari pada mesin SI, antara 12 dan 24.
Proses injeksi bahan bakar dimulai ketika piston mendekati
titik mati atas dan berlanjut hingga awal langkah kerja.
Proses pembakaran dalam mesin ini berlangsung lebih lama
dari pada mesin SI, sehingga proses pembakaran yang ideal
didekati dengan proses penambahan kalor pada tekanan
konstan.
31
Mesin CI 4-langkah
1. Langkah Hisap
Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB), katup
hisap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara terhisap ke dalam
ruang bakar.
2. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup hisap dan katup buang tertutup, udara
dikompresi sampai temperatur di atas temperatur pembakaran-sendiri
3. Langkah Kerja (Pembakaran)
Ketika piston mendekati TMA bahan bakar diinjeksi ke ruang bakar dan
pembakaran terjadi secara spontan. Kedua katup tertutup, piston bergerak dari
TMA ke TMB.
4. Langkah Buang
Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup, piston bergerak dari TMB ke
TMA.
32
Mesin CI 4-langkah
33
Siklus Diesel
Perbedaannya dari siklus Otto adalah pada proses
penambahan kalor, pada siklus Otto penambahan
kalor terjadi pada volume konstan, pada siklus Diesel
terjadi pada tekanan konstan
Siklus Diesel terdiri dari 4 proses, yaitu:
Kompresi isentropis
Penambahan kalor pada tekanan konstan
Ekspansi isentropis
Pembuangan kalor pada volume konstan
34
Diagram p-v untuk Siklus Diesel
35
Kompresi Isentropis
36
Penambahan Kalor Pada Tekanan Konstan
37
Ekspansi Isentropis
38
Pembuangan Kalor Pada Volume Konstan
39
Diesel Two Stroke Engine
( ) ( )
( )
( )
1 4 4 1
2 3 2 3
2 3 2 3 2
2 3 ,
dan,
T T C q u u q
T T C h h
u u v v P q
u u w q
v out out
p
in
out b in
= =
= =
+ =
=
( )
( )
( )
( )
(
=
=
=
= =
1
1 1
1
maka , ratio, cutoff Jika
1
1
1 1
1
1
Diesel th,
2
3
2 3 2
1 4 1
2 3
1 4
,
c
k
c
k
c
in
out
in
net
Diesel th
r k
r
r
v
v
r
T T kT
T T T
T T k
T T
q
q
q
w
q
q
Contoh Soal
Siklus Diesel ideal dengan udara sebagai fluida
kerja memiliki rasio kompresi 18 dan rasio
cutoff 2. Di awal proses kompresi udara pada
keadaan 14,7 psi
Kisi-kisi Ujian Tengah Semester
Penjelasan lengkap cara kerja Motor bensin 2-
langkah.
Penjelasan lengkap cara kerja Motor diesel
Analisis Efisiensi motor diesel.
Menghitung daya, efisiensi, tekanan dan
temperatur maksimum siklus Otto.