Anda di halaman 1dari 12

KONDUKSI PADA BIDANG DATAR SELAPIS DAN BERLAPIS

Konduksi ( Hantaran ) adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang
suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah, dengan media penghantar panas tetap.
Pada proses ini perpindahan kalornya tanpa tidak disertai perpindahan bagian-bagian zat
perantara. Konduksi ini dapat terjadi pada zat padat.

Berdasarkan daya hantarannya, ada dua zat yaitu :


a. Konduktor , yaitu zat yang mudah menghatarkan kalor.
Contoh : Alumunium, besi, baja.
b. Isolator , yaitu zat yang sulit menghantarkan kalor.
Contoh : Kayu

Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh ketebalan
benda, semakin tebal bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin lama.
Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh panjang
benda, semakin panjang bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin lama.

20o

Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh suhu
benda, semakin tinggi suhu bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin cepat
begitu juga sebaliknya.
Contoh perpindahan panas secara konduksi dalam dunia otomotif, yaitu:
a. Pada engine kendaraan, panas yang semula hanya pada bagian silinder head dan
silinder blok akhirnya merambat pada seluruh bagian mesin karena mengalirnya suhu
dari tempat yang suhunya rendah menuju tempat yang suhunya rendah.
b. Knalpot kendaraan yang pada bagian exhaustnya berhubungan dengan engine, lama
kelamaan akan mengalami panas setelah beberapa saat karena terjadi perpindahan
panas konduksi, yang semula panasnya hanya pada bagian exhaust akhirnya
merambat sampai ke ujung silincer knalpot.

Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas


Persamaan konduksi (Hukum Fourier-1822) Laju perpindahan panas konduksi pada suatu
plat sebanding dengan beda temperatur di antara dua sisi plat dan luas perpindahan panas,
tetapi berbanding berbalik dengan tebal plat Hukum fourier Hukum fourier perpindahan
panas adalah hukum dasar yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah konduksi panas.
Konduksi Perpindahan kalor yang tanpa disertai perpindahan zat perantara. sehingga, besi
yang merupakan konduktor listrik yang paling baik juga merupakan konduktor panas yang
baik juga.
Hukum Fourier menyatakan bahwa laju perpindahan kalor dengan sistem konduksi
dinyatakan dengan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )

Alasan pemberian tanda minus (-) pada rumus konduksi hukum Fourier, seperti diilustrasikan
sebagai berikut :
Jika temperatur menurun pada arah-x positif, dT/dx adalah negatif ;
kemudian Qx menjadi nilai positif dikarenakan kehadiran dari tanda negatif, sehingga
laju kalor berada pada arah-x positif.

Jika temperatur meningkat pada arah-x positif, dT/dx adalah positif, Qx berubah
menjadi negatif, dan aliran kalor berada pada arah-x adalah negatif, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar berikut. Qx merupakan nilai positif, aliran kalor berada
pada arah-x positif, dan sebaliknya.

Panas dikonduksikan dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah.
Sebagai akibatnya gradien suhu (dT/dx) kearah x positif menjadi negatif. Dengan adanya
tanda negatif pada persamaan diatas akan menyebabkan nilai laju perpindahan panas dari
suhu tinggi ke suhu rendah ini akan menjadi positif.

Berikut merupakan tabel konduktifitas panas dari beberapa material

Prinsip Konduksi Pada Dimensi Balok Atau Datar Selapis Dan Berlapis

Konduktivitas Thermal (Daya Hantar Panas) Adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa
cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Pada umumnya nilai k dianggap tetap,
namun sebenarnya nilai k dipengaruhi oleh suhu (T). Konduksi dinding datar yang dibahas ini
merupakan konduksi dalam keadaan tunak (steady state) atau keadaan mantap (stabil).
1. Perpindahan Panas Konduksi Pada Satu Bidang Datar ( Slab)

q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)


k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
x = Perubahan Jarak (m / det)

V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm ())

2. Perpindahan Panas Konduksi Pada Bidang Datar Berlapis Dengan Susunan Seri

Aliran panas dilewatkan pada bidang datar yang disusun berlapis-lapis dengan bahan
yang berbeda-beda.

Aliran panas masuk dengan suhu T1 dan keluar dengan suhu T.... Suhu antar muka
masing-masingnya adalah T2, T3 dan seterusnya.
Contoh : pada konstruksi furnace, boiler, dll.

Persamaan aliran panas untuk seluruh bidang datar adalah :



=

q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)


k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
x = Perubahan Jarak (m / det)
Rth = Jumlah tahanan thermal untuk bahan yang disusun seri : Rth = RA + RB + RC +
Persamaan aliran panas untuk bidang yang disusun seri adalah :

Pada keadaan steady state, panas yang masuk pada sisi muka sebelah kiri harus sama dengan
panas yang meninggalkan sisi muka sebelah kanan,

3. Perpindahan Panas Konduksi Pada Bidang Datar Berlapis Dengan Susunan Paralel
Hubungan persamaannya adalah:
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
x = Perubahan Jarak (m / det)
BA = xA = Perubahan m jarak pada benda A (m / det)
BB = xB = Perubahan jarak pada benda B (m / det)

Konversi satuan :
1 m = 3.28084 feet
1 feet = 0.3048 m
Suhu(T)
konversi dari celcius ke kelvin= Celcius + 273
konversi dari celcius ke reamur= Celcius x 0,8
konversi dari reamur ke celcius= Rheamur x 1,25
konversi dari celcius ke fahrenheit= (Celcius x 1,8) + 32
konversi dari fahrenheit ke celcius= (Fahrenheit 32) / 1,8
konversi dari rheamur ke fahrenheit= (Rheamur x 2,25) + 32
Kecepatan aliran panas (Q)
1 W = 1 Nm/s = 1 J/s =3600 J/h
1 W = 3,412142 Btu/h
1 W = 0,000948 Btu/s
1 ft lb/s = 1.3558 W
1 Btu/s = 1055,1 W
1 Btu/h = 0,293 W

Contoh Soal Dan Penyelesaian :


Contoh Soal Konduksi Selapis
1. Sebuah lapisan gibs setebal 25 mm digunakan untuk mengisolasi sebuah dinding rata.
Temperatur pada bagian dalam 353 K, sedang temperature bagian luar 297 K. Hitung
laju perpindahan panas yang melalui dinding!
Dari tabel diperoleh harga konduktivitas thermal isolasi gibs = 0,48 W/m K.
Diketahui: - tebal lapisan gibs = 25 mm.
- x = x2 x1 = 25,4 mm = 0,025 m
- T = T2 T1 = 297K-353K = -56K
Jawab :
56
= = 0,48 0,025 = 1075,2 W/m2

Jadi laju perpindahan panasnya adalah 1075,2 W/m2


2. Permukaan bagian dalam dan luar pada jendela kaca memiliki temperatur 20C dan -
5C. Jika kaca memiliki ukuran 100 cm x 50 cm dan ketebalan 1,5
cm, dengan konduktivitas termal 0,78W/(m.C), tentukan laju pengurangan kalor
yang melewati kaca pada periode waktu 2 jam?
Diketahui x1 = 0
x2 = 0,015 m
T1 = 20C
T2 = -5 C
k = 0,78 W/(m.C)
A = 1 m x 0,5 m = 0,5 m2
Ditanya Q ? dan heat los selama 2 jam ?
25
Jawab = . = 0,78 0,5 0,015 = 0,65 650

Heat loss selama 2 jam = Q . t = 0,65 kW x 2h = 1,3kWh


Jadi Heat Loss atau pengurangan kalor yang melewati kaca selama 2 jam adalah 1,3kWh

Contoh Soal Konduksi Berlapis Seri


3. Sebuah dinding tanur terdiri dari 2 lapisan batu tahan api (k1 = 0,8 Btu/jam ftoF) 9 in
dan bata isolasi (k2 = 0,1 Btu/jam ft0F) setebal 5 in. Suhu di dalam tanur 3000oF dan
konduktansi permukaan satuan pada dinding dalam sebesar 12 Btu/jam ftoF. Suhu
udara di sekitar 80oF dan konduktansi permukaan satuan pada dinding luar 2 Btu/jam
ftoF.
Dengan mengabaikan tahanan thermal adukan semen, perkirakan :
a. Laju perpindahan panas
b. Suhu pada dinding dalam
Diketahui :
K1 = 0,8 Btu/jam ftoF
X1 = 9 in
K2 = 0,1 Btu/jam ft0F
X2 = 5 in
Ti = 3000oF
To = 80oF
Ki = 12 Btu/jam ftoF
Ko = 2 Btu/jam ftoF.
Ditanya :

a. ?

b. T2 ?
Jawab :
a.

b.

Contoh Soal Konduksi Berlapis Paralel


4. Sebuah plat dikontruksi dengan melapisi bagian paling dalam memakai pin setebal
12,7 mm, bagian tengah menggunakan papan gabus setebal 101,6 mm dan isolasi
paling luar memakai beton setebal 76,2 mm. Diketahui temperature permukaan
dinding bagian dalam adalah 297,1 K dan temperature permukaan bagian luar adalah
255 K. Hitung:
a. Panas yang hilang dalam W
b. Temperatur antar muka antara pin dengan gabus
Konduktivitas panas pin = 0,151 W/m K, gabus = 0,0433 W/m K, dan beton = 0,762
W/m K
Diketahui :
T1 = 255,4 K
T2 = 297,1 K
Jika :
A = material pin
B = material gabus
C = material beton, maka:
kA = 0,151 W/m K
kB = 0,0433 W/m K
kC = 0,762 W/m K
BA = xA = 12,7 mm = 0,0127 m
BB = xB = 101,6 mm = 0,1016 m
BC = xC = 76,2 mm = 0,0762 m
A = 1 m2
Dilihat dari persamaan :
RA = BA/(kA.A) = 0,0127/(0,151 x 1) = 0,0841 K/W
RB = BB/(kB.A) = 0,1016/(0,0433 x 1) = 2,346 K/W
RC = BC/(kC.A) = 0,0762/(0,762 x 1) = 0,1 K/W
Ditanya :
a. Q?
b. T2 ?
Jawab :
a.

b. Harga q diperoleh negative, berarti laju aliran dari bagian luar menuju ke dalam.
Untuk menghitung temperature T2 (temperature antara pin dan gabus) digunakan
rumus:
Daftar Rujukan
Buchori, L. (tanpa tahun), Perpindahan Panas(Heat Transfer),(Online),
(tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf), diakses24 Agustus
2017.

Anda mungkin juga menyukai