Konduksi ( Hantaran ) adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang
suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah, dengan media penghantar panas tetap.
Pada proses ini perpindahan kalornya tanpa tidak disertai perpindahan bagian-bagian zat
perantara. Konduksi ini dapat terjadi pada zat padat.
Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh ketebalan
benda, semakin tebal bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin lama.
Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh panjang
benda, semakin panjang bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin lama.
20o
Gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh suhu
benda, semakin tinggi suhu bendanya maka waktu terjadinya konduksi juga semakin cepat
begitu juga sebaliknya.
Contoh perpindahan panas secara konduksi dalam dunia otomotif, yaitu:
a. Pada engine kendaraan, panas yang semula hanya pada bagian silinder head dan
silinder blok akhirnya merambat pada seluruh bagian mesin karena mengalirnya suhu
dari tempat yang suhunya rendah menuju tempat yang suhunya rendah.
b. Knalpot kendaraan yang pada bagian exhaustnya berhubungan dengan engine, lama
kelamaan akan mengalami panas setelah beberapa saat karena terjadi perpindahan
panas konduksi, yang semula panasnya hanya pada bagian exhaust akhirnya
merambat sampai ke ujung silincer knalpot.
Alasan pemberian tanda minus (-) pada rumus konduksi hukum Fourier, seperti diilustrasikan
sebagai berikut :
Jika temperatur menurun pada arah-x positif, dT/dx adalah negatif ;
kemudian Qx menjadi nilai positif dikarenakan kehadiran dari tanda negatif, sehingga
laju kalor berada pada arah-x positif.
Jika temperatur meningkat pada arah-x positif, dT/dx adalah positif, Qx berubah
menjadi negatif, dan aliran kalor berada pada arah-x adalah negatif, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar berikut. Qx merupakan nilai positif, aliran kalor berada
pada arah-x positif, dan sebaliknya.
Panas dikonduksikan dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah.
Sebagai akibatnya gradien suhu (dT/dx) kearah x positif menjadi negatif. Dengan adanya
tanda negatif pada persamaan diatas akan menyebabkan nilai laju perpindahan panas dari
suhu tinggi ke suhu rendah ini akan menjadi positif.
Prinsip Konduksi Pada Dimensi Balok Atau Datar Selapis Dan Berlapis
Konduktivitas Thermal (Daya Hantar Panas) Adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa
cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Pada umumnya nilai k dianggap tetap,
namun sebenarnya nilai k dipengaruhi oleh suhu (T). Konduksi dinding datar yang dibahas ini
merupakan konduksi dalam keadaan tunak (steady state) atau keadaan mantap (stabil).
1. Perpindahan Panas Konduksi Pada Satu Bidang Datar ( Slab)
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm ())
2. Perpindahan Panas Konduksi Pada Bidang Datar Berlapis Dengan Susunan Seri
Aliran panas dilewatkan pada bidang datar yang disusun berlapis-lapis dengan bahan
yang berbeda-beda.
Aliran panas masuk dengan suhu T1 dan keluar dengan suhu T.... Suhu antar muka
masing-masingnya adalah T2, T3 dan seterusnya.
Contoh : pada konstruksi furnace, boiler, dll.
Pada keadaan steady state, panas yang masuk pada sisi muka sebelah kiri harus sama dengan
panas yang meninggalkan sisi muka sebelah kanan,
3. Perpindahan Panas Konduksi Pada Bidang Datar Berlapis Dengan Susunan Paralel
Hubungan persamaannya adalah:
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
x = Perubahan Jarak (m / det)
BA = xA = Perubahan m jarak pada benda A (m / det)
BB = xB = Perubahan jarak pada benda B (m / det)
Konversi satuan :
1 m = 3.28084 feet
1 feet = 0.3048 m
Suhu(T)
konversi dari celcius ke kelvin= Celcius + 273
konversi dari celcius ke reamur= Celcius x 0,8
konversi dari reamur ke celcius= Rheamur x 1,25
konversi dari celcius ke fahrenheit= (Celcius x 1,8) + 32
konversi dari fahrenheit ke celcius= (Fahrenheit 32) / 1,8
konversi dari rheamur ke fahrenheit= (Rheamur x 2,25) + 32
Kecepatan aliran panas (Q)
1 W = 1 Nm/s = 1 J/s =3600 J/h
1 W = 3,412142 Btu/h
1 W = 0,000948 Btu/s
1 ft lb/s = 1.3558 W
1 Btu/s = 1055,1 W
1 Btu/h = 0,293 W
b. T2 ?
Jawab :
a.
b.
b. Harga q diperoleh negative, berarti laju aliran dari bagian luar menuju ke dalam.
Untuk menghitung temperature T2 (temperature antara pin dan gabus) digunakan
rumus:
Daftar Rujukan
Buchori, L. (tanpa tahun), Perpindahan Panas(Heat Transfer),(Online),
(tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf), diakses24 Agustus
2017.