Anda di halaman 1dari 22

SISTEM SUSPENSI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Sistem Chassis
Dosen Pengampu : Drs. Ir. Eko Edi Poerwanto, M.M., M.Pd

Disusun oleh :
1. Abdul Muhith (NIM : 160513609632)
2. Angga Dihar Rofi'i (NIM : 160513609609)
3. Bayu Hendri Mardian T (NIM : 160513609691)

OFFERING B1
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya-Nya kami dari kelompok delapan masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada Bapak Drs. Ir. Eko Edi Poerwanto, M.M., M.Pd,
sebagai dosen pembimbing sekaligus pengampuh mata kuliah sistem chassis dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangundan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, lembaga Universitas Negeri Malang, dan
kita semua.

Malang, 2 September 2018

Penulis
Daftar Isi

BAB I .....................................................................................................................................
4

1.1 Latar belakang............................................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
4
1.3 Rumusan Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II ...................................................................................................................................
6

A. Pengertian Suspesnsi dan fungsi


....................................................................................... 6
B. Prinsip kerja sistem suspensi ............................................................................................
6
C. Jenis-jenis suspensi secara umum ....................................................................................
6
D. Jenis-jenis suspensi independent
........................................................................................ 9
E. Teknologi suspensi
independent......................................................................................... 12
BAB III .......................................................................................................................
18

A. KESIMPULAN ..........................................................................................................
18
B. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan di


sini maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Pada sistem kendaraan bertumpu pada satu titik
kesetimbangan, getaran terjadi pada kendaraan yang diakibatkan beban, kinerja mesin, dan
kecepatan laju kendaraan. Dalam sistem traksi perkembangannya mulai dari sistem peredam
menggunakan karet kemudian berkembang nebjadi pengontrolan sistem elektronik
menggunakan electronic control unit (ECU) dengan mengontrol sistem pengereman. Sistem
traksi berfungsi untuk menyeimbangkan kendaraan agar kendaraan tidak terjadi slip pada
kondisi jalan yang tidak memungkinkan.

Sistem suspensi merupakan materi yang penting dalam mata kuliah sistem manajemen
casis, namun ada kesenjangan antara teori dan praktek. Jika mahasiswa tidak menguasai materi
tersebut, maka mahasiswa akan kesulitan dalam mata sistem manajemen casis. Jika mahasiswa
menguasai materi tersebut mahasiswa akan muda memahami dan berkompetensi pada mata
kuliah sistem manajemen casis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan masalah
sebagai berikut.

1. Pengertian dan fungsi sistem suspensi secara umum ?


2. Bagaimana prinsip kerja sistem suspensi secara umum ?
3. Jenis-jenis suspensi pada kendaraan ?
4. Jenis-jenis suspensi independen ?
5. Teknologi yang digunakan pada suspensi independen?
6. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah pada sistem suspensi independen ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari makalah ini, yaitu sebagai
berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi sistem suspensi secara umum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja sistem suspensi secara umum.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis suspensi pada kendaraan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis suspensi independen.
5. Mahasiswa dapat mengetahui teknologi yang digunakan pada suspensi independen.
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi masalah pada sistem suspensi
independen.
BAB II

PEMBAHASAN

SUSPENSI INDEPENDEN

Pada Bab ini membahas tentang penjelasan lebih mendalam pada sistem suspensi
independen yang digunakan pada kendaraan.

A. Pengetian Dan Fungsi Sistem Suspensi Secara Umum

1. Pengertian Sistem Suspensi

Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam


kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata
yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan.

2. Fungsi Sistem Suspensi

Adapun fungsi sistem suspensi pada kendaraan adalah sebagai berikut :


a. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda menyerap
getaran, guncangan dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan penumpang.
b. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara
jalan dengan roda-roda.
c. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-
roda.

B. Prinsip Kerja Sistem Suspensi Secara Umum

Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan diteruskan ke
lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan
terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh
peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini
memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.

C. Jenis-Jenis Suspensi Pada Kendaraan

Beberapa tipe pegas yang digunakan pada sistem suspensi :


1. Pegas ulir (coil spring), dikenal juga dengan nama 'per keong', jenis yang digunakan
adalah pegas ulir tekan atau pegas ulir untuk menerima beban tekan.
2. Pegas daun (leaf spring), umumnya digunakan pada kendaraan berat atau niaga dengan
sistem suspensi dependen.
3. Pegas puntir atau dikenal dengan nama pegas batang torsi (torsion bar spring),
umumnya digunakan pada kendaraan dengan beban tidak terlalu berat.
Komponen suspensi teriri dari:
1. Coil spring
2. Shock Absorber
3. Suspension Arm
4. Ball joint
5. Bushing karet
6. Strut bar
7. Stabilizer bar
8. Lateral kontrol rod
9. Control Arm
10. Bumper
Oleh sebab itu berdasarkan konstruksinya, suspensi dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
jenis yaitu:

1. Suspensi poros kaku (suspensi rigid)


Semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan sekarang pun
masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros kaku (yang tunggal) dihubungkan
ke rangka atau bodi dengan pegas (pagas daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi,
tidak ada lengan-lengan suspensi seperti pada suspensi independen.

a. Sifat-sifat suspensi rigid (kaku):


• Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
• Konstruksi sederhana, perawatan mudah
• Gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
• Memerlukan ruang pemegasan yang besar
• Titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang)
• Massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
• Bodi sedikit miring pada saat belok
b. Keuntungan dan kekurangan suspensi rigid (kaku), yaitu :
 Keuntungan :
Ø Konstruksi sederhana dan kuat
Ø Perubahan tread atau chamber yang di sebabkan oleh gerakan axle kecil
 Kerugian :
Ø Kwalitas mengendarai serta stabilitas kemudi di kurang
Ø Kecenderungan terjadi gerakan horizontal

2. Suspensi bebas (suspensi independen)

Suspensi independen adalah istilah untuk sistem suspensi mobil yang


memungkinkan setiap roda pada poros yang sama untuk bergerak secara vertikal (yaitu
bereaksi terhadap gundukan di jalan) independen ( bebas ) tidak bergantung satu sama
lain. Perhatikan bahwa "independen" mengacu pada gerakan atau jalur pergerakan roda
/ suspensi. Adalah umum untuk sisi kiri dan kanan dari suspensi untuk dihubungkan
dengan anti-roll bar atau mekanisme seperti lainnya.

Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda mobil penumpang atau
truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas banyak digunakan juga pada roda belakang
mobil penumpang. Pada suspensi independen roda-roda kiri dan kanan tidak
dihubungkan secara langsung pada poros tunggal. Kedua roda bergerak secara bebas
tanpa saling mempengaruhi. Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda
ditanggulangi hanya roda itu saja.

a. Sifat-sifat suspensi independen :


• Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
• Konstruksi agak rumit
• Membutuhkan sedikit tempat
• Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
• Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
• Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan
roda)
• Perawatan lebih sulit
b. Keuntungan dan kekurangan suspensi independen (bebas), yaitu :
 Keuntungan :
Ø Kwalitas mengendarai lebih baik
Ø Memiliki kemampuan singgung jalan yang lebih baik ( road holding)
 Kerugian :
Ø Konstruksi rumit

D. Jenis-Jenis Suspensi Independen (suspensi bebas)


1. Jenis Mac Pherson
Fungsi jenis Mac Pherson adalah sebagai kombinasi dari pegas, peredam
kejutan dan pivot kemudi.
Suspensi jenis mac pherson memeiliki beberapa jenis antara lain :

 Tipe Mac Pherson Strut


Suspensi tipe ini tidak memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih sederhana
dari pada tipe double wishbone. Tipe ini dapat diservis dengan lebih mudah karena
memiliki komponen yang lebih sedikit.
Umumnya digunakan pada suspensi depan kendaraan FF (front engine front drive)
.

Keterangan :
1. Stabilizer
2. Lower arm
3. Coil spring
4. Peredam kejut

2. Tipe Mac Pherson Dengan lower arm berbentuk L

Suspensi jenis ini banyak digunakan pada kendaraan mesin depan


penggerak belakang. Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah samping
maupun arah depan belakang sehingga tidak memerlukan strut bar.
3. Tipe Semi – Trailing Arm

Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak
memerlukan banyak tempat. Biasanya jenis ini digunakan pada kendaraan roda
belakang dan mobil penumpang. Jenis ini dirancang untuk meningkatkan
kekakuan dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil
alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan bawah.

4. Jenis Strut Dua Link


Jenis ini digunakan pada mobil mesin depan dan penggerak roda depan.
Konstruksi jenis ini sangat sederhana dengan 2 buah suspensi arm dan sebuah
strut rod di tiap rodanya.

5. Tipe Double Wisbone dengan pegas koil

Terdiri atas upper dan lower arm yang menopang roda dan
knuckle yang menghubungkan lengan-lengan. Lengan-lengan
menerima gaya longitudinal dan latitudinal, memungkinkan
pegas untuk menopang beban vertical saja. Pada tipe ini banyak digunakan
untuk kendaraan jenis FR (front engine rear drive).

Keterangan :
1. Stabilizer
2. Lower arm
3. Coil spring
4. Peredam kejut
6. Tipe Double Wisbone dengan pegas Batang torsi
Suspensi tipe ini bagian depan batang torsi dibubungkan ke upper arm,
bagian belakang batang torsi di hubungkan ke body. Sehingga penyetelan tinggi
kendaraan lebih mudah. Tipe ini banyak digunakan untuk truk kecil

E. Teknologi Suspensi Independen

Ada banyak teknologi suspensi independen yang digunakan diantaranya adalah:

1. Swing axle

Swing axlea dalah tipe sederhana suspensi independen yang dirancang dan
dipatenkan oleh Edmund Rumpler pada tahun 1903. Ini adalah penemuan
revolusioner di industri otomotif, yang memungkinkan roda untuk bereaksi terhadap
penyimpangan dari permukaan jalan, Aplikasi Kendaraan pertama digunakan pada
Rumpler Tropfenwagen (yang kemudian ditiru oleh Mercedes 170), Superior
Standard dan Volkswagen Beetle. Ayunan jenis inipada awalnya digunakan pegas
daun dan peredam kejut (shock absorber). Selain itu juga juga digunakan dalam
pesawat generasi awal ( th 1910 atau sebelumnya), seperti Sopwith dan Fokker.
2. Sliding Pillar

Sliding Pillar merupakan bentuk suspensi independen untuk mobil ringan.


Dimana poros dan perakitan roda melekat pada tiang vertikal atau yang bisa bergeser
keatas dan ke bawah (seperti rel), Selain bergerak keatas dan kebawah juga diberi
gerakan memutar. Suspensi Sliding pilar independen pertama kali digunakan oleh
Decauville pada tahun 1898, tercatat pertama contoh suspensi depan independen
pada kendaraan bermotor. Suspensi sliding pilar juga telah digunakan oleh beberapa
produsen cyclecar, pembuat Tracta Perancis, dan beberapa kendaraan prototipe.

3. Mac Pherson strut


Pada tahun 1949 Earle S. MacPherson mempatenkan MacPherson strut.
Suspensi MacPherson strut adalah sistem suspensi depan yang paling banyak
digunakan, terutama dalam mobil asal Eropa. Suspensi MacPherson strut
menggabungkan shock absorber dan coil spring menjadi satu kesatuan. Hal ini akan
mengakibatkan sistem suspensi yang lebih kompak dan ringan yang dapat
digunakan untuk kendaraan front-wheel drive. karena desain lebih sederhana maka
suspensi ini ongkos produksi/ pembuatannya murah. dibandingkan dengan suspensi
model double wishbone atau multi link.

Selain itu karena sederhana maka membuat kendaraan lebih kompak


karena tidak terlalu banyak makan tempat. Sehingga banyak digunakan untuk
kendaraan berpenggerak front wheel drive. Sedangkan Kelemahannya karena hanya
ditopong langsung oleh shockabsorber maka handling dan getaran akan langsung
tersa di pengemudi, walau dewasa ini pihak perancang dari pabrikan sudah berusaha
memperbaiki kekurangan tersebut.

4. Upper and lower A-arm (Double wishbone)

Suspensi Double Wishbone, juga dikenal sebagai suspensi A-lengan,


adalah jenis umum lain suspensi independen depan. Meskipun ada beberapa
kemungkinan konfigurasi yang berbeda, desain ini biasanya menggunakan dua
lengan berbentuk wishbone untuk memegangi roda. Setiap wishbone, yang memiliki
dua posisi mounting frame dan satu di roda, shock absorber dan coil spring
digunakan untuk menyerap getaran.
Suspensi double wishbone memungkinkan kontrol yang lebih besar atas
sudut camber roda, Suspensi ini lebih stabil, dan sedikit efek goyang yang akhirnya
memberikan kemudi lebih konsisten (pure handling). Dengan karakteristik ini,
Suspensi double-wishbone sekarang secara umum telah dipergunakan pada mobil-
mobil terutama mobil yang berdimensi lebih besar.

5. Multi-link suspension

Suspensi multi-link adalah suspensi yang menggunakan tiga atau lebih


lengan lateral, dan satu atau lebih lengan memanjang. Definisi yang lebih luas
menganggap setiap suspensi independen memiliki 3 kelompok kontrol atau lebih
multi suspensi-link. Lengan ini tidak harus dengan panjang yang sama, dan dapat
berbentuk asimetris.

Biasanya setiap lengan memiliki sendi bola (ball joint) atau bushing karet
pada setiap ujung ujung sendinya. Beberapa desain multi-link memang
menggunakan lengan wishbone, yang memiliki dua ring di salah satu
ujungnya. Pada suspensi depan salah satu lengan lateral digantikan oleh tie-rod,
yang menghubungkan kemudi dengan hub roda.
6. Trailing arm suspension

Suspensi trailing arm, kadang-kadang disebut sebagai trailing link adalah


desain suspensi di mana satu atau lebih lengan (atau "link") menghubungkan as roda
dan sasis. Suspensi ini biasanya digunakan pada as roda belakang. Seperti yang
digunakan pada Citroën 2CV, memiliki lengan menghubungkan as roda dan sasis.

Desain Trailing arm dalam pembuatan poros bergerak sering hanya


menggunakan dua atau tiga link dan batang Panhard untuk sebagai roda lateral.
Setiap hub roda terletak, lengan sekitar segitiga yang berporos pada satu titik, di
depan kemudi. Trailing Arm juga dibagi lagi menjadi beberapa diantaranya semi
trailing. Sebuah lengan suspensi semi-trailing adalah suspensi independen di mana
setiap hub roda terletak yang berporos pada dua titik. Trailing arm suspensi biasanya
digunakan untuk roda belakang kendaraan. Coba anda mencari Mobil VW Beetle
(VW Kodok) dan intiplah suspensinya, dia mengunakan sistem Trailing Arm.

F. Pemeriksaan Dan Perawatan Pada Sistem Suspensi

1. Pemeriksaan dan perawatan pada suspensi independen, yaitu:


a. Dongkraklah mobil bagian depan dan pasang penyangga tetap (jack stand) di
bagian yang aman.
b. Periksa kelonggaran ball join pada saat rem diinjak.
c. Periksa keadaan vet pada bantalan atas kaki suspensi mac pherson. Jika vetnya
sudah kering tambahlah secukupnya dan setelah itu pasang tutup plastiknya.
d. Periksa bantalan karet dan klem-klem stabiliser.
e. Periksa kebocoran oli shock breker. Shock breker yang bocor harus diganti.
f. Periksa kelonggaran pada bantalan-bantalan karet.
g. Perhatikan pada bagian-bagian yang dilengkapi nipple. Bersihkan nipple dan
periksa katup bolanya.
h. Isi nipel dengan vet. Gunakan pompa pengisi pelumas.
i. Bersihkan pelumas/vet yang jatuh ke lantai.
j. Turunkan kendaraan dan lepas dongkrak dan penyangga (jack stand).
2. Pemeriksaan dan perawatan pegas daun:
a. Dongkraklah mobil bagian depan dan pasang penyangga tetap (jack stand) di
bagian yang aman.
b. Periksa kondisi bantalan karet gantungan pegas daun.
c. Periksa kondisi pengikat pegas, mur-mur, klem U dan karet pembatas gerak. Jika
sudah rusak sebaiknya diganti dengan yang baru.
d. Dongkraklah bagian rangka sehingga tidak ada lagi beban yang terletak pada
pegas, kemudian pasangkan penyangga.
e. Lepaslah unit pegas daun dan bongkar unit pegas daun.
f. Bersihkan komponen-komponen yang telah dibongkar.
g. Periksa tahanan sok breker. Untuk sok breker double acting tahanan ke atas dan
tahanan ke bawah harus sama. Sedangkan untuk sok breker single acting tahanan
ke atas harus lebih besar dari pada tahanan ke bawah.
h. Periksa permukaan kontak-kontak daun pegas terhadap keausan, retak, karat,
deformasi dan lain-lain.
i. Periksa klem daun pegas, karet-karet penyekat terhadap keausan dan kelelahan.
j. Rakit kembali unit pegas daun. Bersihkan grease/vet di tempat-tempat yang
bergesekan sebelum dirakit kembali.
k. Pasang kembali unit pegas daun pada dudukannya semula.
3. Menganalisis Kerusakan dan Kondisi Sistem
Cara menganalisis kerusakan sistem suspensi :
a. Melakukan tes drive untuk mengetahui bagian komponen suspensi mana yang
dirasa kurang nyaman.
b. Mendengarkan bagian suspensi yang bunyi akibat bodi mobil digoyang.
c. Melakukan pengamatan dimana letak komponen suspensi yang rusak
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan adapun kesimpulan antara lain:

1. Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam


kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata
yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan.
Fungsi sistem suspensi pada kendaraan adalah sebagai berikut :
a. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, guncangan dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
b. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara
jalan dengan roda-roda.
c. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-
roda.
2. Prinsip kerja sistem suspensi yaitu saat roda roda menerima kejutan dari permukaan
jalan, maka akan diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan
oleh pegas dan mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas,
kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock absorber) agar
tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda roda tetap menapak
pada jalan.
3. Berdasarkan konstruksinya, suspensi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu:
a. Suspensi poros kaku (suspensi rigid)
b. Suspensi bebas (suspensi independen)

4. Jenis-jenis suspesi independen, yaitu tipe mac person, tipe mac pherson dengan
lower arm berbentuk L, tipe semi – trailing arm, jenis strut dua link, tipe double
wisbone dengan pegas koil dan tipe double wisbone dengan pegas batang torsi
5. Teknologi suspensi independen yang digunakan diantaranya adalah:
a. Swing axle
b. Sliding pillar
c. MacPherson strut
d. Upper and lower A-arm (double wishbone)
e. Multi-link suspension
f. Trailing arm suspension

B. SARAN
Untuk lebih memahami/menambah wawasan pengetahuan materi tentang
suspensi independen ini, diharapkan untuk mengambil informasi sebanyak-banaknya
baik dari buku-buku maupun sumber bacaan dari jejaring sosial.

Anda mungkin juga menyukai