Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSTRUKSI OTOMOTIF
(KENYAMANAN BERKENDARA)

DISUSUN OLEH :

NAMA : HERKULANUS KEVINNOSTA


NIM : 0121503001
PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN OTOMOTIF
DOSEN PEMBIMBING : MATSUANI, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018
Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kulaih Kontruksi
Otomotif.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik, dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan
khususnya bagi saya juga.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Serpong, 26 Maret 2018

Herkulanus Kevinnosta

Institut Teknologi Indonesia ii


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………. 1


1.1 Latar Belakang …………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulisan …………………………………………. 1
1.3 Metode Penulisan …………………………………………. 1
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………. 2

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………. 3


` 2.1 Definisi Sistem Suspensi …………………………………. 3
2.2 Prinsip Kerja Suspensi …………………………………. 4
2.3 Sprung Weight dan Unsprung Weight…………………………. 5
2.4 Macam-macam Pegas …………………………………………. 8
2.5 Klasifikasi Sistem Suspensi …………………………………. 10

BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………. 23


3.1 Kesimpulan …………………………………………………. 23
3.2 Saran …………………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 24

Institut Teknologi Indonesia iii


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini masalah getaran dalam berkendara pada kendaraan telah
menerima perhatian yang cukup besar. Berkendara dengan kriteria kasar yang
dialami oleh kendaraan ini memiliki pengaruh yang harus diperhatikan, baik
terhadap pengemudi maupun yang diangkutnya. Ketika seorang pengemudi
mengalami berkendara yang kasar selama periode waktu tertentu maka
performansi dan efisiensinya akan turun seiring dengan naiknya tingkat kelelahan
yang dialaminya, maka dari itu haruslah memiliki pemahaman dasar mengenai
respons perilaku getaran dari kendaraan dan karakteristik permukaan jalan
Kenyamanan berkendara merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian, kendaraan akan selalu
mengalami getaran atau guncangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau
karena kondisi jalan yang tidak rata. Untuk mengurangi getaran dan guncangan
tersebut setiap mobil perlu dilengkapi dengan sistem suspensi. Apabila salah satu
komponen sistem suspensi mengalami gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak
diharapkan sehingga kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai.

1.2 Tujuan Penulisan


- Mengetahui prinsip kerja sistem suspensi
- Mengetahui macam-macam pegas
- Mengetahui klasifikasi sistem suspensi.

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode tinjauan dari beberapa sumber yang berkompeten dalam
bidang otomotif terutama dalam hal sistem suspensi.

Institut Teknologi Indonesia 1


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika yang digunakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.

BAB 2 : TEORI DASAR


Berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tugas perancangan elemen mesin.

BAB 3 : PERHITUNGAN
Berisi tentang hasil perhitungan dari perancangan kopling plat gesek tunggal.

BAB 4 : KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil perhitungan perancangan ini.

Institut Teknologi Indonesia 2


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Suspensi


Sistem suspensi adalah salah satu bagian chassis yang berfungsi untuk
memberikan kenyamanan bagi pengendara atau penumpang. Sistem suspensi
terletak antara body mobil dan roda-roda, dirancang untuk menyerap kejutan dari
permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan
berkendara dan memperbaiki kemampuan cengkeraman roda terhadap jalan.
Suspensi terdiri atas pegas, shock absorber (peredam kejut), stabilizer, dan
sebagainya.

Adapun fungsi suspensi sebagai berikut :


- Selama kendaraan berjalan, suspensi secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, oskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
- Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
- Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan
roda-roda.

Persyaratan suspensi yang baik :


- Dapat mengurangi vibrasi dan tumbukan.
- Dapat melindungi body, penumpang, dan muatan.
- Dapat menyalurkan tenaga dorong dan tenaga pengereman.
- Dapat menjaga roda agar posisinya benar selaras dengan body-nya seperti
ditentukan sebelumnya.
- Dapat menjaga kemampuan untuk bergerak.

Institut Teknologi Indonesia 3


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

2.2 Prinsip Kerja Suspensi


Saat roda-roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan
diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan
mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya
pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi
oskilasi/pantulan berlebihan. Hal ini memungkinkan roda-roda tetap menapak
pada jalan. Peranan dari suspensi adalah untuk memaksimalkan gesekan antara
ban dengan permukaan jalan, untuk memberikan stabilitas kemudi dengan
penanganan yang baik dan untuk menjaga kenyamanan penumpang.
Jika jalan datar sempurna, tanpa penyimpangan, suspensi tidak akan bekerja.
Tetapi jalan jauh dari datar. Bahkan jalan raya baru yang telah beraspal halus
terdapat ketidaksempurnaan yang berlaku ke roda. Menurut Hukum Newton
tentang gerak, semua gaya memiliki besar dan arah. Sebuah gundukan di jalan
menyebabkan roda untuk bergerak ke atas dan ke bawah tegak lurus terhadap
permukaan jalan. Besarnya, tergantung pada apakah roda membentur benjolan
atau bintik kecil. Roda mobil mengalami percepatan vertikal saat melewati
ketidaksempurnaan.
Pemegasan pada mobil dihasilkan oleh ban, pegas suspensi dan pegas
tempat duduk. Mobil semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan.

Gambar 2.1 Massa tak terpegas (A), Massa terpegas (B)

- Massa tak terpegas (A) meliputi roda, rem, axle, dan pegas bagian bawah.
- Massa terpegas (B) meliputi body dan semua komponen yang melekat pada
body, penumpang barang, dan pegas bagian atas.

Institut Teknologi Indonesia 4


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

Massa terpegas

Massa tak terpegas

Gambar 2.2 Getaran pada mobil

2.3. Sprung Weight dan Unsprung Weight

2.3.1 Titik Berat Mobil


Titik berat mobil adalah pusat dari semua berat mobil, dimana semua
massa mobil terletak dalam satu titik. Contoh : bila sebuah mobil diangkat pada
titik beratnya dengan seutas tali , mobil tersebut akan tergantung seimbang, tidak
bergerak ke depan, ke belakang, dan ke samping.
Seluruh bobot mobil yang ditopang oleh pegas (spring) mobil disebut
dengan sprung weight, yang meliputi adalah chassis, body, mesin, dan transmisi,
sedangkan, unsprung weight adalah bobot suatu komponen yang tidak ditopang
oleh spring. Termasuk diantaranya adalah roda, ban, dan poros. Semakin besar
sprung weight pada mobil, maka semakin besar pula tingkat kenyamanan yang
akan diperoleh karena kecenderungan pengaruh guncangan dan kejutan yang
disalurkan dari permukaan jalan melalui spring akan berkurang apabila sprung
weight-nya besar.

Gambar 2.3 Unsprung Weight

Institut Teknologi Indonesia 5


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

2.3.2 Oskilasi Sprung Weight

Gambar 2.4 Oskilasi Sprung Weight

a. Pitching
Dimulai dari oskilasi body kendaraan yang pertama yaitu pitching, pitching
di dalam bahasa Indonesia berarti melemparkan. Secara terori pitching dapat
diartikan sebagai gerakan (goncangan) bagian depan dan belakang kendaraan naik
dan turun terhadap titik pusat grafitasi kendaraan. Gerakan atau goncangan ini
seperti menganguk-angguk. Hal ini dapat terjadi terutama apabila mobil melaju
dijalan yang bergelombang atau juga di jalan yang tidak rata dan berlubang, gejala
pitching juga terjadi bila spring (pegas) yang digunakan lemah.

Gambar 2.5 Pitching

b. Rolling

Arti rolling dalam bahasa Indonesia adalah menggelinding, berombak-


ombak. Rolling merupakan gerakan body kendaraan miring ke salah satu sisi
kendaraan, kiri ataupun kanan. Ini terjadi ketika mobil berjalan atau berbelok di
jalan yang bergelombang, sehingga akan menyebabkan salah satu sisi pegas
(spring) pada kendaraan akan mengembang, sedangkan sisi yang satunya lagi

Institut Teknologi Indonesia 6


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

akan mengkerut. Rolling juga disebapkan karena tinggi kendaraan antara kanan
dan kiri tidak sama (miring), bisa disebabkan oleh pegas yang sudah rusak, shock
absorber salah satu rusak, keausan ban tidak sama dan lain-lain.

Gambar 2.6 Rolling

c. Bouncing
Bouncing (memantul) merupakan gerakan ke atas atau kebawah pada
keseluruhan body kendaraan atau naik dan turunnya body kendaraan depan dan
belakang secara bersamaan, berbeda dengan pitching yang hanya salah satu sisi
saja (depan atau belakang). Umumnya bouncing terjadi ketika kendaraan
melewati jalan yang bergelombang dengan kecepatan yang tinggi. Juga bisa
karena spring (pegas) yang digunakan terlalu lembut.

Gambar 2.7 Bouncing

d. Yawing
Yawing berarti penyimpangan dari jurusan lurus, menggeleng, yawing
merupakan gerakan body kendaraan yang menyimpang ke salah satu sisi
kendaraan, ke sisi kanan atau ke sisi kiri dari titik sumbu tengah kendaraan. Jalan

Institut Teknologi Indonesia 7


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

yang tidak rata, berlubang dan bergelombang menjadi salah satu penyebab
yawing, jalan yang seperti itu tidak hanya menyebabkan yawing tetapi juga bisa
menciptakan gerakan pitching.

Gambar 2.8 Yawing

2.4 Macam-macam Pegas


2.4.1 Pegas Daun

Gambar 2.3 Pegas Daun

Sifat-sifat :
- Konstruksi sederhana.
- Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas).
- Berfungsi sebagai lengan penyangga (tidak memerlukan lengan, memanjang-
melintang).

Institut Teknologi Indonesia 8


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

2.4.2 Pegas Koil


Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban punter dan
lengkung.

Gambar 2.4 Pegas koil

Sifat-sifat :
- Langkah pemegasan panjang.
- Tidak dapat meredam getaran sendiri.
- Tidak dapat menerima gaya horizontal (perlu lengan-lengan).
- Energi beban yang diserap lebih besar daripada pegas daun.
- Dapat dibuat pegas lembut.
- Penggunaan pegas ini pada suspensi indepent dan axle rigid.

2.4.3 Pegas Batang Torsi


Pada saat pemegasan, pegas menerima beban puntir/momen puntir.

Gambar 2.5 Pegas Batang Torsi

Sifat-sifat :
- Memerlukan sedikit tempat.
- Energi yang diserap lebih besar daripada pegas lain.
- Tidak mempunya sifat meredam getaran sendiri.

Institut Teknologi Indonesia 9


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

- Dapat menyetel tinggi bebas mobil.


- Langkah pemegasan panjang.
- Penggunaan pegas ini hanya pada suspensi independent.

2.4.4 Pegas Hidropneumatis

Gambar 2.6 Pegas Hidropneumatis

Sifat-sifat :
- Elastisitas tinggi.
- Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada oli.
- Dapat untuk mengatur tinggi bebas mobil.
- Penggunaan hanya untuk mobil penumpang/sedan.

2.5 Klasifikasi Sistem Suspensi

2.5.1 Suspensi Model Rigid


Pada suspensi rigid antara roda kanan dan kiri dihubungkan dengan satu
buah poros. Sehingga pada suatu saat roda sebelah (kanan atau kiri) terangkat
karena terkena permukaan jalan yang tidak rata, maka kondisi atau kedudukan
mobil pun akan ikut berubah menjadi miring. Pada umumnya suspensi rigid
dipasang pada mobil beban berat, misalnya pada container, truk, bus, dll.
Dikarenakan suspensi rigid digunakan pada mobil berat maka biasanya
menggunakan pegas daun yang dianggap lebih kokoh dan kuat dibandingkan
dengan pegas koil. Tidak jarang terdapat suspensi rigid yang memakai pegas koil.

Institut Teknologi Indonesia 10


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

Namun, tentu belum terlihat kokoh apabila hanya dipasang pegas koil saja. Maka
untuk menambah kekuatannya, perlu ditambah dengan komponen lain, seperti
lengan kontrol batang stabilizer dan batang menyilang.
Pada suspense tipe rigid, roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle
tunggal. Karakteristik supsensi tipe rigid adalah sebagai berikut :
- Konstruksi sederhana dan kuat serta biaya produksi rendah karena leaf spring
assembly digunakan untuk menempatkan axle.
- Mudah untuk mendapatkan karakteristik pemegasan non-linear dengan
menggunakan helper spring, dll.
- Sulit untuk menggunakan pegas dengan konstanta yang lebih rendah karena
leaf spring assembly digunakan untuk menempatkan axle. Pada tipe ini, getaran
seperti judder mungkin terjadi dikarenakan oleh gesekan antara spring leave,
sehingga memengaruhi kualitas pengendaraan.
- Suara mendecit dan aksi wind up dan getaran mungkin terjadi karena variasi
dalam torsi penggerak dan gaya pengereman. Axle akan terlepas jika leaf
spring patah.

Adapun jenis suspense rigid di antaranya sebagi berikut :


a. Tipe Axle
Pada suspensi rigid tipe axle antara roda kanan dan kiri dihubungkan oleh
axle tunggal. Axle dihubungkan ke body dan frame melalui pegas (baik pegas
daun maupun pegas koil). Biasanya suspensi rigid axle digunakan pada roda
belakang mobil penumpang, karena konstruksinya kuat dan sederhana.

Gambar 2.7 Tipe Axle

Institut Teknologi Indonesia 11


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

b. Tipe Trailing Arm dengan Twist Beam


Suspensi tipe ini biasanya digunakan pada roda belakang mobil kecil
dengan penggerak roda depan. Pada jenis ini bagian belakang suspension arm
dihubungkan dengan jalan dilas pada axle beam. Saat roda-roda bergerak dengan
arah yang berlawanan (satu arah ke atasa dan yang satu arah ke bawah), gerakan
puntiran axle beam belakang. Puntiran dari axle beam belakang dan stabilizer
menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan puntiran suspension arm,
penempatan pegas koil menyempurnakan roda rigid dengan mengurangi body
rolling, sehingga menghasilkan mobil yang stabil.

Gambar 2.8 Tipe Trailing dengan Twist Beam

c. Tipe 4 Link
Suspensi rigid tipe ini menghasilkan kenyamanan mobil yang lebih baik
diantara suspensi rigid lainnya, karena posisi axle dan beban suspensi dilakukan
secara terpisah. Biasanya tipe ini menggunakan pegas koil. Tipe ini juga
dilengkapi dengan dua buah lower control arm, dua buah upper control arm dan
satu buah lateral control road. Dan pegas koil digunakan sebagai beban dan
peredam kejut.

Gambar 2.9 Tipe 4 Link

Institut Teknologi Indonesia 12


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

d. Tipe Pegas Daun


Tipe ini banyak digunakan pada suspensi belakang kendaraan umum
seperti bus dan truk. Tipe axle yang biasa digunakan pada suspensi dengan pegas
daun parallel disebut live axle, yaitu suatu unit yang terdiri dari differential, axle
shaft, dan what hub. Live axle dihubungkan ke propeller shaft dan dapat bergerak
naik-turun bersamaan dengan pegas. Tipe ini tahan terhadap beban berat.

Gambar 2.10 Tipe Pegas Daun

2.5.2 Suspensi Model Bebas


Pada suspensi model bebas antara roda kanan dengan roda kiri tidak
berhubungan secara langsung pada axle tunggal. Suspensi model ini digunakan
pada truk kecil dan mobil penumpang. Penggunaan model bebas pada roda depan
dikarenakan kinerja roda depan dan belakang berbeda, yakni dapat membelok.
Ketika mobil melewati jalan yang bergelombang, roda-roda menerima gaya dari
permukaan jalan. Gaya ini akan digunakan untuk mencegah roda-roda bila
bergoyang, bergerak secara berlebihan ataupun mengubah kemiringan roda.

Pada suspensi model bebas, masing-masing roda kiri dan kanan bergerak bebas
independent tanpa saling memengaruhi karakteristik suspensi independent adalah
sebagai berikut :
- Unsprung weight yang lebih rendah menghasilkan kontak roda dengan jalan
yang lebih baik, memperbaiki stabilitas pengemudian.
- Dengan tanpa axle yang menghubungkan roda-roda pada setiap sisi, posisi
mesin dan lantai dapat direndahkan. Pengaturan ini juga menaikkan ruang
penumpang dan bagasi.

Institut Teknologi Indonesia 13


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

- Kemungkinan terjadi shimmy pada roda depan kecil.


- Rumit dalam desain dan mahal.
- Penyetelan roda-roda dipengaruhi oleh gerakan vertikal dan roda-roda sehingga
memengaruhi umur ban.

Jenis-jenis dari suspensi model bebas antara lain :


a. Jenis Mac Pherson
Fungsi jenis Mac Pherson adalah sebagai kombinasi dari pegas, peredam kejutan
dan pivot kemudi.
Suspensi jenis Mac Pherson memiliki beberapa jenis antara lain
Mac Pherson Strut
Suspensi jenis ini biasanya digunakan pada roda depan untuk mobil kecil.
Komponen-komponen sistem suspensi ini antara lain :
- Pegas koil : dipasang pada rakitan strut dan shock absorber. Bagian atas
dipasang pada fender apron melalui bantalan karet dan bearing.
- Disc arm : dipasang pada suspensinya melalui bushing karet, selain itu ujung
lainnya dipasang pada steering knock arm lewat ball joint.
- Stabilizer bar : dipasang lower arm melalui bushing arm.
- Strut Bar : dipasang pada lower arm dan ujung lainnya diikat pada cross
member melalui bantalan karet.

Gambar 2.11 Suspensi Mac Pherson Strut

Tipe Mac Pherson Strut dengan Lower Arm Berbentuk L


Tipe Mac Pherson Strut dengan lower arm berbentuk L ini biasa
digunakan pada mobil yang mesinnya di depan dan penggerak roda depan. Lower

Institut Teknologi Indonesia 14


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

arm berbentuk L ini diikat ke body pada dua tempat melalui blushing dan ujung
lainnya menuju steering knock melalui balljoint. Keuntungan tipe ini adalah dapat
menahan gaya dari arah samping maupun dari depan dan belakang dan tidak lagi
memakai strut bar.

Gambar 2.12 Mac Pherson Strut dengan Lower Arm Berbentuk L

b. Jenis Wishbone
Pada suspensi jenis Wishbone roda-roda tidak disambung melalui poros-
poros sehingga roda kanan dan kiri bergerak masing-masing. Suspensi tipe ini
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu wishbone bagian atas dan wishbone bagian bawah.
Suspensi ini biasanya dilengkapi pegas dengan pegas koil.

Gambar 2.13 Jenis Wishbone

Institut Teknologi Indonesia 15


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

2.5.3 Suspensi Model Independent


Suspensi independent adalah jenis peredam kejut pada kendaraan yang
memungkinkan dua roda yang terletak dalam satu axle dapat saling bergerak tanpa
mempengaruhi satu sama lain.
Secara mudah, misal sebuah mobil memiliki suspensi depan tipe
independent. Maka saat roda kanan depan bergerak vertikal ketas karena ada
halangan, roda kiri depan tidak akan bergerak ke bawah ataupun ke atas mengikuti
gerakan roda kanan dengan catatan di bagian roda kiri tidak ada halangan serupa.
Ini berbeda dengan suspensi rigid, dimana ada efek silang. Saat roda kanan
terangkat karena melewati halangan, maka roda kiri cenderung bergerak ke bawah

Ada banyak teknologi suspensi independent yang digunakan diantaranya adalah


a. Swing Axle
Swing axle adalah tipe S suspensi independent sederhana yang dirancang
dan dipatenkan oleh Edmund Rumpler pada tahun 1903. Ini adalah penemuan
revolusioner di industri otomotif, yang memungkinkan roda untuk bereaksi
terhadap penyimpangan dari permukaan jalan, aplikasi kendaraan pertama
digunakan pada Rumpler Tropfenwagen (yang kemudian ditiru oleh Mercedes
170), Superior Standard dan Volkswagen Beetle. Ayunan jenis ini pada awalnya
digunakan pegas daun dan peredam kejut (shock absorber). Selain itu juga
digunakan pada pesawat generasi awal tahun 1910 atau sebelumnya) seperti
Sopwith dan Fokker.

Gambar 2.14 Suspensi Swing Axle

Institut Teknologi Indonesia 16


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

b. Sliding Pillar
Sliding Pillar adalah suspensi independent yang cocok untuk mobil ringan.
Dimana poros dan perakitan roda melekat pada tiang vertikal atau yang bisa
bergeser ke atas dan ke bawah (seperti rel), selain bergerak ke atas dan ke bawah
juga bisa bergerak memutar .
Suspensi ini pertama kali digunakan oleh Decauville pada tahun 1898,
tercatat pertama contoh suspensi depan independent pada mobil bermotor.
Suspensi ini telah digunakan oleh beberapa produsen cycle car, pembuat Tracta
Perancis, dan beberapa mobil prototype.

c. Mac Pherson Strut


Pada tahun 1949 Earle S. Mac Pherson mempatenkan Mac Pherson Strut.
Suspensi ini adalah sistem suspensi depan yang banyak digunakan, terutama pada
mobil asal Eropa. Suspensi Mac Pherson Strut menggabungkan Shock Absorber
dan Coil Spring menjadi satu kesatuan. Hal ini akan mengakibatkan sistem
suspensi yang lebih kompak dan ringan yang dapat digunakan untuk kendaraan
penggerak roda depan (front wheel drive). Karena desain lebih sederhana maka
suspensi ini biaya produksi/pembuatannya murah dibandingkan dengan suspensi
model Double Wishbone atau Multi Link.
Selain itu karena sederhana maka membuat lebih kompak karena tidak
terlalu banyak makan tempat. Sehingga banyak digunakan pada mobil
berpenggerak roda depan. Sedangkan kelemahannya karena hanya ditopang
langsung oleh shock absorber maka handling dan getaran akan langsung terasa di
pengemudi, walau dewasa ini pihak perancang dari pabrikan sudah berusaha
memperbaiki kekurangan tersebut.

Gambar 2.15 Suspensi Mac Pherson Strut

Institut Teknologi Indonesia 17


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

d. Upper and Lower A-arm (Double Wishbone)


Suspensi ini dikenal sebagai suspensi A lengan adalah jenis umum lain
suspensi independent depan. Meskipun ada beberapa kemungkinan konfigurasi
yang berbeda, desain ini biasanya menggunakan dua lengan berbentuk wishbone
untuk memegang roda. Setiap wishbone, yang memiliki dua posisi mounting
frame dan satu di roda, shock absorber dan coil spring digunakan untuk menyerap
getaran.
Suspensi ini memungkinkan kontrol yang lebih besar atau sudut chamber
roda, suspensi ini lebih stabil, dan sedikit efek goyang sehingga kemudi lebih
konsisten (pure handling). Dengan karakteristik ini, suspensi double wishbone
sekarang banyak digunakan pada mobil-mobil terutama mobil yang berdimensi
lebih besar.

Gambar 2.16 Suspensi Upper and Lower A-arm

e. Suspensi Multi Link


Suspensi Multi Link adalah suspensi yang menggunakan tiga atau lebih
lengan lateral, dan satu atau lebih lengan memanjang. Definisi yang lebih luas
menganggap setiap suspensi independent memiliki 3 kelompok kontrol atau lebih
multi suspensi link. Lengan ini tidak harus dengan panjang yang sama, dan dapat
berbentuk asimetris.
Pada model suspensi ini setiap lengan memiliki sendi bola (ball joint) atau
bushing karet pada satiap ujung-ujung sendinya. Beberap desain multi link
memang menggunakan lengan wishbone, yang memiliki dua ring di salah satu
ujungnya. Pada suspensi depan salah satu lengan lateral digantikan oleh tie rod
yang menghubungkan kemudi dengan hub roda.

Institut Teknologi Indonesia 18


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

Gambar 2.17 Suspensi Multi Link

f. Suspensi Trailing Arm


Suspensi Trailing Arm atau disebut sebagai Trailing Link Suspension
Trailing Arm adalah sebuah desain suspensi dimana satu atau lebih lengan
menghubungkan poros roda dan chassis. Suspensi ini biasanya digunakan pada
poros roda belakang.
Desain Trailing Arm dalam pembuatan poros bergerak sering hanya
menggunakan dua atau tiga link dan batang Panhard untuk roda lateral. Setiap hub
roda terletak, lengan sekitar segitiga yang berporos pada satu titik, di depan
kemudi. Trailing arm juga dibagi lagi menjadi beberapa diantaranya semi trailing.
Sebuah lengan suspensi semi trailing adalah suspensi independent dimana setiap
hub roda berporos pada dua titik. Trailing arm suspensi digunakan untuk roda
belakang mobil.

Gambar 2.18 Suspensi Trailing Arm

2.5.4 Suspensi Model Hydrolastic dan Hydrogas


Sistem suspensi hydrogas dikembangkan oleh Moulton Development Ltd.
Pada sistem suspensi ini, tabung suspensi depan dan belakang saling berhubungan

Institut Teknologi Indonesia 19


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

menggunakan pipa hidrolik. Jika salah satu rodanya terbentur jalan tidak rata,
tenaga hidrolis yang menyerap benturan akan membagi kekuatan yang sama pada
roda belakang.
Sistem hydrogas cenderung terlalu lemah bila salah satu roda saja yang
mengalami berbenturan, tetapi terasa kuat bila mobil melompat dan melewati
permukaan yang bergelombang.
Kemampuannya juga minim menahan gejala merunduk bila mobil di rem
(dive underbreaking). Suspensi ini memiliki kesamaan dengan hydrogas tetapi
pada sistem hydrogas gerak peredamnya kurang efektif, sebab pegas karet yang
berbentuk kerucut rata-rata gerakannya terlambat. Cara kerja suspensi hydrolastic
adalah apabila roda depan melewati gundukan, maka dengan perantaraan sistem
ini ketinggian roda depan dan belakang disesuaikan, begitupun sebaliknya.

Gambar 2.19 Suspensi model Hydrolastic dan Hydrogas

2.5.5 Suspensi Model Hydropneumatic


Pada suspensi tipe ini digunakan tekanan gas nitrogen sebagai pegas yang
lembut dan terletak di ruang metal yang tertutup rapat serta disekat (dipisahkan)
dengan selaput diafragma (membran) karet yang lembut. Cara kerjanya, yakni
piston menekan diafragma melalui suatu kolom yang berisi oli (pelumas) hidrolis.
Kombinasi sifat oli hidrolis yang tidak bisa dikompresikan (incompressible),
dengan gas yang dapat dikompresikan (compressible) menghasilkan karakteristik
pemegasan yang baik dan lembut. Panjang dan berkurangnya disesuaikan

Institut Teknologi Indonesia 20


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

pengaturan pompa. Tugas pompa ini adalah menjaga ketinggian celah antara
mobil dan jalan sewaktu mesin jalan dan menjaga agar suspensi yang lembut tidak
merendah.

Gambar 2.20 Suspensi Hydropneumatic

2.5.6 Model Air Suspension


Teknologi suspense udara (air suspension) hingga saat ini telah digunakan
pada berbagai mobil termasuk mobil besar seperti truk, bus, trailer, kereta api, dll.
Air Suspension ada 2 jenis, yaitu jenis balon dan jenis silinder udara. Air
suspension jenis balon memiliki tingkat keempukan yang lebih mantap
dibandingkan dengan silinder udara, suspensi ini biasa terdapat pada chassis bus
atau trailer (di Indonesia digunakan pada trailer jenis tanker).
Perawatan air suspension sedikit berbeda dengan perawatan suspensi
lainnya, karena untuk mendukung sistem kerja air suspension didukung oleh
banyak komponen antara lain kabel, kompresor, tabung udara, solenoid, dan
pressure gauge.
Air suspension memiliki kelebihan pada bagian setting ketinggian suspensi
yang diperlukan, sehingga bisa menyesuaikan dengan keperluan dan kondisi jalan
yang akan dilalui. Untuk itu sering ditemukan bus-bus yang saat di garasi
menaikkan atau menurunkan ketinggian suspensinya, karena itulah kelebihan dari
air suspension bisa menyesuaikan tingkat kerendahan dan kenyamanan bagi
penumpang.
Air suspension sendiri bisa digunakan pada berbagai macam mobil, tetapi
harus disesuaikan terlebih dahulu mobil mana yang akan diaplikasikan
menggunakan air suspension, ini diperlukan untuk melakukan pemasangan air
suspension yang merupakan modifikasi (bukan bawaan pabrik), karena bengkel

Institut Teknologi Indonesia 21


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

(karoseri) harus menyesuaikan penempatan komponen-komponen yang


mendukung kinerja air suspension yang berhubungan dengan standarisasi dari
produsen chassis dan juga proses pembuatan bus di karoseri.

Institut Teknologi Indonesia 22


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem suspensi pada kendaraan memegang peranan yang sangat penting
dalam memperoleh kenyamanan dalam berkendara. Selain dapat mempengaruhi
kestabilan kendaraan dan daya lekat ban pada jalan, sistem suspensi berfungsi
juga untuk mengurangi getaran pada body kendaraan yang disebabkan oleh
ketidakrataan permukaan jalan.
Untuk mendapatkan sistem suspensi yang optimal, maka suspensi
kendaraan harus dirancang agar mampu menghadapi kondisi perubahan massa
muatan. Suspensi merupakan sebuah komponen pada kendaraan yang bertugas
menopang beban kendaraan agar getaran atau kejutan yang terjadi dapat diredam
dengan lembut, sehingga pengendara kendaraan tetap dalam posisi nyaman.
Selain itu fungsi dari sistem suspensi adalah memindahkan gaya
pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara jalan dengan roda-
roda dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-roda.

3.2 Saran
Yang harus dihindari adalah membawa muatan dengan berat yang melebihi
kapasitas kendaraan.

Institut Teknologi Indonesia 23


Herkulanus Kevinnosta
0121503001 Kenyamanan Berkendara

DAFTAR PUSTAKA

http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-suspensi-pada-mobil.html
https://www.teknik-otomotif.com/2016/09/fungsi-suspensi.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/macam-macam-pegas-suspensi.html
https://www.kitapunya.net/2014/12/macam-macam-oskilasi-pada-body-
kendaraan.html

Muhkamad Wakid, S.Pd., M.Eng. 2010. Sistem Suspensi Kendaraan Ringan.


Bandung : Mentari Pustaka.

Toyota Astra Motor. NEW STEP1 TRAINING MANUAL. Jakarta : Toyota Astra
Motor.

Institut Teknologi Indonesia 24

Anda mungkin juga menyukai