KONSTRUKSI OTOMOTIF
(KENYAMANAN BERKENDARA)
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kulaih Kontruksi
Otomotif.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik, dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan
khususnya bagi saya juga.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Herkulanus Kevinnosta
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB 3 : PERHITUNGAN
Berisi tentang hasil perhitungan dari perancangan kopling plat gesek tunggal.
BAB 4 : KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil perhitungan perancangan ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
- Massa tak terpegas (A) meliputi roda, rem, axle, dan pegas bagian bawah.
- Massa terpegas (B) meliputi body dan semua komponen yang melekat pada
body, penumpang barang, dan pegas bagian atas.
Massa terpegas
a. Pitching
Dimulai dari oskilasi body kendaraan yang pertama yaitu pitching, pitching
di dalam bahasa Indonesia berarti melemparkan. Secara terori pitching dapat
diartikan sebagai gerakan (goncangan) bagian depan dan belakang kendaraan naik
dan turun terhadap titik pusat grafitasi kendaraan. Gerakan atau goncangan ini
seperti menganguk-angguk. Hal ini dapat terjadi terutama apabila mobil melaju
dijalan yang bergelombang atau juga di jalan yang tidak rata dan berlubang, gejala
pitching juga terjadi bila spring (pegas) yang digunakan lemah.
b. Rolling
akan mengkerut. Rolling juga disebapkan karena tinggi kendaraan antara kanan
dan kiri tidak sama (miring), bisa disebabkan oleh pegas yang sudah rusak, shock
absorber salah satu rusak, keausan ban tidak sama dan lain-lain.
c. Bouncing
Bouncing (memantul) merupakan gerakan ke atas atau kebawah pada
keseluruhan body kendaraan atau naik dan turunnya body kendaraan depan dan
belakang secara bersamaan, berbeda dengan pitching yang hanya salah satu sisi
saja (depan atau belakang). Umumnya bouncing terjadi ketika kendaraan
melewati jalan yang bergelombang dengan kecepatan yang tinggi. Juga bisa
karena spring (pegas) yang digunakan terlalu lembut.
d. Yawing
Yawing berarti penyimpangan dari jurusan lurus, menggeleng, yawing
merupakan gerakan body kendaraan yang menyimpang ke salah satu sisi
kendaraan, ke sisi kanan atau ke sisi kiri dari titik sumbu tengah kendaraan. Jalan
yang tidak rata, berlubang dan bergelombang menjadi salah satu penyebab
yawing, jalan yang seperti itu tidak hanya menyebabkan yawing tetapi juga bisa
menciptakan gerakan pitching.
Sifat-sifat :
- Konstruksi sederhana.
- Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas).
- Berfungsi sebagai lengan penyangga (tidak memerlukan lengan, memanjang-
melintang).
Sifat-sifat :
- Langkah pemegasan panjang.
- Tidak dapat meredam getaran sendiri.
- Tidak dapat menerima gaya horizontal (perlu lengan-lengan).
- Energi beban yang diserap lebih besar daripada pegas daun.
- Dapat dibuat pegas lembut.
- Penggunaan pegas ini pada suspensi indepent dan axle rigid.
Sifat-sifat :
- Memerlukan sedikit tempat.
- Energi yang diserap lebih besar daripada pegas lain.
- Tidak mempunya sifat meredam getaran sendiri.
Sifat-sifat :
- Elastisitas tinggi.
- Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada oli.
- Dapat untuk mengatur tinggi bebas mobil.
- Penggunaan hanya untuk mobil penumpang/sedan.
Namun, tentu belum terlihat kokoh apabila hanya dipasang pegas koil saja. Maka
untuk menambah kekuatannya, perlu ditambah dengan komponen lain, seperti
lengan kontrol batang stabilizer dan batang menyilang.
Pada suspense tipe rigid, roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle
tunggal. Karakteristik supsensi tipe rigid adalah sebagai berikut :
- Konstruksi sederhana dan kuat serta biaya produksi rendah karena leaf spring
assembly digunakan untuk menempatkan axle.
- Mudah untuk mendapatkan karakteristik pemegasan non-linear dengan
menggunakan helper spring, dll.
- Sulit untuk menggunakan pegas dengan konstanta yang lebih rendah karena
leaf spring assembly digunakan untuk menempatkan axle. Pada tipe ini, getaran
seperti judder mungkin terjadi dikarenakan oleh gesekan antara spring leave,
sehingga memengaruhi kualitas pengendaraan.
- Suara mendecit dan aksi wind up dan getaran mungkin terjadi karena variasi
dalam torsi penggerak dan gaya pengereman. Axle akan terlepas jika leaf
spring patah.
c. Tipe 4 Link
Suspensi rigid tipe ini menghasilkan kenyamanan mobil yang lebih baik
diantara suspensi rigid lainnya, karena posisi axle dan beban suspensi dilakukan
secara terpisah. Biasanya tipe ini menggunakan pegas koil. Tipe ini juga
dilengkapi dengan dua buah lower control arm, dua buah upper control arm dan
satu buah lateral control road. Dan pegas koil digunakan sebagai beban dan
peredam kejut.
Pada suspensi model bebas, masing-masing roda kiri dan kanan bergerak bebas
independent tanpa saling memengaruhi karakteristik suspensi independent adalah
sebagai berikut :
- Unsprung weight yang lebih rendah menghasilkan kontak roda dengan jalan
yang lebih baik, memperbaiki stabilitas pengemudian.
- Dengan tanpa axle yang menghubungkan roda-roda pada setiap sisi, posisi
mesin dan lantai dapat direndahkan. Pengaturan ini juga menaikkan ruang
penumpang dan bagasi.
arm berbentuk L ini diikat ke body pada dua tempat melalui blushing dan ujung
lainnya menuju steering knock melalui balljoint. Keuntungan tipe ini adalah dapat
menahan gaya dari arah samping maupun dari depan dan belakang dan tidak lagi
memakai strut bar.
b. Jenis Wishbone
Pada suspensi jenis Wishbone roda-roda tidak disambung melalui poros-
poros sehingga roda kanan dan kiri bergerak masing-masing. Suspensi tipe ini
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu wishbone bagian atas dan wishbone bagian bawah.
Suspensi ini biasanya dilengkapi pegas dengan pegas koil.
b. Sliding Pillar
Sliding Pillar adalah suspensi independent yang cocok untuk mobil ringan.
Dimana poros dan perakitan roda melekat pada tiang vertikal atau yang bisa
bergeser ke atas dan ke bawah (seperti rel), selain bergerak ke atas dan ke bawah
juga bisa bergerak memutar .
Suspensi ini pertama kali digunakan oleh Decauville pada tahun 1898,
tercatat pertama contoh suspensi depan independent pada mobil bermotor.
Suspensi ini telah digunakan oleh beberapa produsen cycle car, pembuat Tracta
Perancis, dan beberapa mobil prototype.
menggunakan pipa hidrolik. Jika salah satu rodanya terbentur jalan tidak rata,
tenaga hidrolis yang menyerap benturan akan membagi kekuatan yang sama pada
roda belakang.
Sistem hydrogas cenderung terlalu lemah bila salah satu roda saja yang
mengalami berbenturan, tetapi terasa kuat bila mobil melompat dan melewati
permukaan yang bergelombang.
Kemampuannya juga minim menahan gejala merunduk bila mobil di rem
(dive underbreaking). Suspensi ini memiliki kesamaan dengan hydrogas tetapi
pada sistem hydrogas gerak peredamnya kurang efektif, sebab pegas karet yang
berbentuk kerucut rata-rata gerakannya terlambat. Cara kerja suspensi hydrolastic
adalah apabila roda depan melewati gundukan, maka dengan perantaraan sistem
ini ketinggian roda depan dan belakang disesuaikan, begitupun sebaliknya.
pengaturan pompa. Tugas pompa ini adalah menjaga ketinggian celah antara
mobil dan jalan sewaktu mesin jalan dan menjaga agar suspensi yang lembut tidak
merendah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem suspensi pada kendaraan memegang peranan yang sangat penting
dalam memperoleh kenyamanan dalam berkendara. Selain dapat mempengaruhi
kestabilan kendaraan dan daya lekat ban pada jalan, sistem suspensi berfungsi
juga untuk mengurangi getaran pada body kendaraan yang disebabkan oleh
ketidakrataan permukaan jalan.
Untuk mendapatkan sistem suspensi yang optimal, maka suspensi
kendaraan harus dirancang agar mampu menghadapi kondisi perubahan massa
muatan. Suspensi merupakan sebuah komponen pada kendaraan yang bertugas
menopang beban kendaraan agar getaran atau kejutan yang terjadi dapat diredam
dengan lembut, sehingga pengendara kendaraan tetap dalam posisi nyaman.
Selain itu fungsi dari sistem suspensi adalah memindahkan gaya
pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara jalan dengan roda-
roda dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-roda.
3.2 Saran
Yang harus dihindari adalah membawa muatan dengan berat yang melebihi
kapasitas kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-suspensi-pada-mobil.html
https://www.teknik-otomotif.com/2016/09/fungsi-suspensi.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/macam-macam-pegas-suspensi.html
https://www.kitapunya.net/2014/12/macam-macam-oskilasi-pada-body-
kendaraan.html
Toyota Astra Motor. NEW STEP1 TRAINING MANUAL. Jakarta : Toyota Astra
Motor.