Anda di halaman 1dari 10

TUGAS M2 KB3 SISTEM BAHAN BAKAR KONVENSIONAL

PADA MOTOR DIESEL

Tugas KB 3:
1. Pada motor diesel juga dikenal adanya detonasi (knocking) saat terjadinya proses
pembakaran yang dapat disebabkan beberapa faktor. Identifikasilah beberapa hal
yang dapat menyebabkan terjadinya detonasi pada motor diesel dan mengapa hal
tersebut dapat terjadi.
Jawaban:
Mesin diesel mengalami detonasi/ knocking yaitu ketika adanya akumulasi
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan di ruang bakar gagal terbakar karena Ignition
Delay (waktu pembakaran tertunda) terlalu panjang. Dan pada waktu tertentu/ waktu
yang lain, seluruh campuran bahan bakar terbakar secara bersamaan yang
menyebabkan peningkatan tekanan serta menyebabkan gelombang kejut dan
berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan getaran yang
tidak normal.
Penundaan secara fisika
Secara fisika dapat dijelaskan sebagai berikut: hasil injeksi/ pengabutan
bahan bakar itu akan menguap dengan menyerap panas dari udara panas hasil
kompresi. Setelah menguap, perlu waktu untuk bercampur dengan udara. Waktu
yang lama inilah yang menyebabkan tertundanya proses pembakaran.
Detonasi
Ketika periode ignition delay yang lama, maka bahan bakar yang diinjeksikan
pertama kali tidak akan mengalami pembakaran. Pada saat inilah bahan bakar mulai
menumpuk dan akan mengalami pembakaran setelah penundaan yang lama
(kebanyakan setelah piston meninggalkan TMA) dan kemudian akan terjadi
gelombang kejut yang besar karena semua campuran bahan bakar akan mengalami
pembakaran pada saat yang sama.
Detonasi pada mesin diesel dapat terjadi karena ada berbagai faktor yang
berkontribusi yaitu:
a. Temperatur ruang bakar/ silinder tidak tercapai (dingin), sehingga suhu
pembakaran tidak tercapai.
b. Campuran bahan bakar yang kurang homogen.
Menciptakan homogenitas campuran udara dan bahan bakar dengan adanya
turbulensi adalah keharusan, karena membantu membawa setiap molekul
M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038
oksigen bercampur dengan bahan bakar solar ke dalam waktu siklus
pembakaran yang tepat. Hal ini ini dapat mengurangi penundaan secara fisika.
c. Kualitas bahan bakar memiliki angka cetane yang lebih rendah, sehingga bahan
bakar akan mengalami ignition delay/ periode tunda yang lama.
d. Tekanan injeksi yang rendah
Meningkatkan tekanan injeksi bahan bakar mampu meningkatkan atomisasi dan
pengabutan/ penguapan. Akan tetapi jika bahan bakar yang diinjeksikan hanya
berupa tetesan, maka akan memiliki daya pengabutan yang rendah/ buruk ke
dalam ruang pembakaran. Proses pengabutan bahan bakar yang buruk berarti
bahan bakar akan terbakar di area terlokalisasi dan tidak cepat menyebar ke
seluruh ruang pembakaran.

2. Pengabut motor diesel berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair
menjadi bentuk kabut dengan tujuan untuk memudahkan proses terjadinya
pembakaran. Kerusakan apa saja yang dapat terjadi pada pengabut dan
kemungkinan penyebabnya? Tugas Anda adalah mengidentifikasi jenis gangguan
pada pengabut dan kemungkinan penyebabnya.
Jawaban:

Masalah yang terjadi pada injektor, antara lain:


a. Lubang Injektor tersumbat
Additive pada bahan bakar yang tidak terbakar akhirnya mengerak pada lubang
dan jarum injector, sehingga volume dan bentuk/ pola penyemprotan injektor
akan berubah. Di samping itu kebersihan bahan bakar juga turut memberikan
andil dalam tersumbatnya lubang injektor.

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


Penyebab:
1) Perawatan sistem aliran bahan bahan bakar kurang baik, maka akan timbul
masalah kegagalan kerja injektor seperti di atas.
2) Bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi, angka cetane yang rendah, bahan
bakar terlalu banyak bahan additive.
3) Bahan bakar kotor
b. Jarum Pengabut/ Nozzle Needle macet
Jarum pengabut akan mengalami penyumbatan (kemungkinan besar pada
pengabut lubang banyak). Dengan terjadinya penyumbatan menyebabkan jarum
pengabut macet sehingga penyemprotan bahan bakar kurang sempurna (terjadi
kepincangan mesin).
Penyebab:
1) Minyak/ bahan bakar yang kotor akan menyebabkan macetnya jarum
pengabut pada mulut waktu terjadinya proses kerja.
2) Urutan pemasangan komponen injektor salah setelah proses pembongkaran.
Pasang dengan urutan yang benar (perhatikan urutan waktu membongkar)
satu sama lain tidak boleh tertukar elemennya.
c. Kerapatan Jarum dengan Mulut Pengabut tidak rapat (tidak duduk sempurna)
Jarum pengabut terbuka terus karena adanya kotoran bahan bakar sehingga
terangkat dan tertutupnya kurang baik (harus distel kembali). Ketika jarum
pengabut dan mulut pengabut tidak menutup dengan rapat, maka bahan bakar
akan terus mengalir.
Penyebab:
1) Ujung jarum kotor atau mulut pengabut kotor (ada kotoran/ kerak).
2) Jarum pengabut atau mulut pengabut aus.
d. Pegas terlampau tegang
Apabila pegas terlalu tegang, maka tekanan pembukaan nozel dan tekanan
pengabutannya juga semakin besar.
Untuk menghasilkan bentuk kabutan, dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat
diatur tegangan pegasnya dengan menggunakan shim atau baut penyetel.
Tekanan injeksi akan menentukan kondisi atomisasi dan kekuatan penetrasi
bahan bakar di dalam silinder yang bertekanan tinggi. Apabila tekanan injeksi
dinaikan maka akan menghasilkan atomisasi yang baik (butiran kabutan yang
lebih halus), namun kekuatan penetrasi bahan bakar semakin lemah. Penetrasi

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


berfungsi untuk menyebarkan bahan bakar didalam silinder. Oleh karena itu,
setiap motor diesel selalu ada angka besaran tekan injeksi atau bisa dilihat di
buku manual.
Penyebab:
1) Pegas sudah kaku atau terlalu tegang.
2) Washer/ shim terlalu banyak dalam pemasangannya.
e. Pegas terlampau Lemah
Apabila pegas terlalu lemah, maka proses pengabutan kurang. Hasil
penyemprotan bukan berupa kabut tapi berupa tetesan.
Untuk menghasilkan bentuk kabutan, dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat
diatur tegangan pegasnya dengan menggunakan shim atau baut penyetel.
Penyebab:
1) Pegas sudah lemah.
2) Jumlah washer/ shim kurang dan perlu ditambahkan dalam pemasangannya.
f. Bentuk pengabutan dan arah pengabutan yang tidak sesuai
Bentuk pengabutan dan arah pengabutan yang tidak sesuai akan menyebabkan
campuran udara dan bahan bakar tidak homogen di dalam ruang bakar.
Penyemprotan bahan bakar tidak terjadi turbulensi.
Penyebab:
1) Injektor kotor dan perlu dibersihkan
2) Injektor sudah terjadi keausan sehingga perlu diganti.

g. Injektor/ saluran bahan bakar bocor


Kebocoran injektor nozel ini dapat diketahui jika ada tetesan bahan bakar yang
keluar dari ujung injektor. Cara melakukan pengetesan ini juga menggunakan
alat nozzle tester. Perhatikan injektor pada ujung lubang injeksi apakah terjadi
M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038
tetesan bahan bakar atau tidak. Apabila diketahui ada tetasan bahan bakar yang
keluar maka injektor dinyatakan bocor.
Penyebab:
1) Injektor kotor.
2) Baut dan mur pengikat pada komponen injektor kurang kuat.

3. Pelajari cara kerja pompa injeksi in line lengkap dengan komponen pendukungnya
seperti elemen pompa, governor, dan automatic timer, baik pada putaran stasioner,
menengah dan tinggi.
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi In Line
Pada gambar berikut ini adalah sistem bahan bakar motor diesel
konvensional menggunakan pompa injeksi in line yang aliran bahan bakarnya dapat
dilihat sebagai berikut: Bahan bakar yang ada di dalam tanki (fuel tank) dihisap oleh
feed pump, kemudian dialirkan ke water sedimenter – fuel filter – unit elemen pompa
– injektor (injection nozzle) sesuai F.O. (firing order)

Gambar Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi In Line
Bahan bakar yang keluar dari elemen pompa injeksi sudah bertekanan
tinggi kemudian dialirkan ke pengabut untuk dimasukkan ke dalam ruang bakar.
Kebutuhan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder tergantung putaran dan
beban mesin, sehingga ada sebagian bahan bakar yang tidak diperlukan. Untuk itu
M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038
diperluakan saluran pengembali (over flow/fuel return line) untuk memberi
kesempatan bahan bakar yang tidak diperlukan kembali ke tanki lagi. Dengan
demikian over flow (fuel return line) pada motor diesel fungsinya untuk mengalirkan
sisa bahan bakar dari pengabut menuju ke tanki bahan bakar.
Pada sistem bahan bakar tersebut juga dilengkapi dengan water
sedimenter yang berfungsi untuk memisahkan antara air dengan bahan bakar.
Apabila di dalam sistem terdapat air, maka air tersebut akan berada di bawah
karena berat jenis air lebih berat dari pada bahan bakar sehingga cairan yang
masuk ke dalam silinder tidak bercampur dengan air. Dengan demikian elemen
pompa injeksi akan terhindar dari kerusakan akibat masuknya air ke dalam elemen
pompa injeksi. Jumlah air yang ada di dalam water sedimenter dapat dideteksi
melalui indikator yang ada di dashboard. Apabila jumlah air dalam water sedimenter
sudah cukup banyak maka dapat dikeluarkan melalui baut penguras.
Komponen pendukungnya adalah:
a. Elemen pompa injeksi
Elemen pompa injeksi pada pompa injeksi in line terdiri atas: plunger dan barrel
(cylinder). Pada plunger terdapat control groove atau control helix yang berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan. Pada cylinder
terdapat feed hole sebagai saluran masuk bahan bakar dan coakan untuk
mengunci supaya barrel tidak bisa berputar.
b. Governor
Governor pada motor diesel berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban
mesin. Secara rinci fungsi governor pada motor diesel dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Memudahkan mesin saat start dengan memperbanyak suplai bahan bakar.
2) Mencegah overspeed
3) Membatasi putaran mesin saat idle
4) Membatasi putaran mesin maksimum
c. Automatic timer
Pada motor diesel, automatic timer berfungsi untuk memajukan saat injeksi pada
putaran tinggi. Berikut ini adalah komponen-komponen automatic timer pada
motor diesel yang menggunakan pompa injeksi in line. Automatic timer bekerja
karena adanya gaya sentrifugal, yaitu gaya yang cenderung meninggalkan titik
pusat. Gaya sentrifugal tergantung putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


maka gaya sentrifugal yang terjadi semakin besar. Dengan demikian bekerjanya
automatic timer secara otomatis selaras dengan perubahan putaran mesin.

4. Pelajari cara kerja pompa injeksi distributor type VE lengkap dengan komponen
pendukungnya seperti fuel cut off solenoid, elemen pompa, governor, dan automatic
timer, baik pada putaran stasioner, menengah dan tinggi.
Jawaban:

Pada gambar berikut adalah sistem bahan bakar konvensional pada motor diesel
menggunakan pompa injeksi distributor type VE. Kepanjangan VE adalah "Verteiler
Einspritz“ (bahasa Jerman).

Gambar Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi Ditributor Type VE

Pada sistem BB tersebut, bahan bakar yang ada di dalam tanki (fuel tank)
dihisap oleh feed pump melalui water sedimenter dan fuel filter masuk ke dalam
rumah pompa memenuhi seluruh ruangan yang ada di dalam pompa. Tekanan
bahan bakar di dalam rumah pompa (inner pressure) diatur oleh pressure regulator.
Selanjutnya bahan bakar yang sudah memenuhi ruangan dalam rumah pompa
mengalir melalui fuel cut off solenoid menuju pump plunger. Bahan bakar yang

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


sudah masuk ke dalam pump plunger dinaikkan tekanannya sekaligus
didistribusikan ke masing-masing pengabut sesuai F.O. (firing order). Dalam hal ini
fuel cut off solenoid berfungsi membuka dan menutup aliran bahan bakar dari ruang
dalam pompa menuju pump plunger. Untuk mengendalikan kerja fuel cut off
solenoid, diperlukan arus dari batterei melalui kunci kontak.

Di dalam rumah pompa juga terdapat mechanical governor dan timer


sebagai kelengkapan pompa injeksi. Mechanical governor berfungsi untuk mengatur
putaran sesuai beban mesin, sedang timer berfungsi untuk mengajukan saat injeksi
pada putaran tinggi. Dari gambar tersebut nampak bahwa jumlah pump plunger
hanya satu meskipun jumlah silinder motor lebih dari satu. Dalam hal ini pump
plunger selain bergerak ke kiri dan ke kanan juga berputar (gerakan translasi dan
rotasi sekaligus). Gerakan pump plunger ke kiri dan ke kanan bertujuan untuk
menghisap dan menaikkan tekanan bahan bakar, sedang gerak putar pump plunger
untuk menyalurkan bahan bakar yang sudah bertekanan mengalir ke dalam masing-
masing injektor sesuai F.O.

Komponen pendukungnya adalah:


a. Pump plunger dan kelengkapannya

Rangkaian penggerak plunger terdiri atas: drive shaft, roller ring,


coupling, cam plate, dan plunger. Apabila drive shaft berputar, maka coupling,
cam plate, dan plunger ikut berputar. Sementara roller ring tidak berputar (diam).
Pada roller ring terdapat roller yang jumlahnya sesuai dengan jumlah silinder
mesin, sedangkan pada cam plate terdapat cam yang jumlahnya juga sama
dengan jumlah silinder. Pada saat cam bertemu roller maka plunger akan
bergerak ke kanan dan ke kiri. Dengan demikian gerakan plunger disamping
berputar, juga bergerak translasi. Gerakan plunger ke kanan dan ke kiri
(translasi) melakukan pengisapan dan penekanan bahan bakar, sedang gerak
putar plunger untuk mendistribusikan bahan bakar yang telah bertekanan ke
masing-masing injektor.

Pada saat suction port bertemu dengan suction groove, maka bahan
bakar akan masuk ke suction groove. Dari suction groove kemudian bahan bakar
mengalir ke lubang tengah plunger. Proses pengisapan ini terjadi saat plunger
bergerak ke kiri. Ketika plunger bergerak ke kanan, bahan bakar keluar melalui

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


distribution port dalam keadaan sudah bertekanan. Dari distribution port
selanjutnya bahan bakar disalurkan ke distribution passage menuju ke injektor.

b. Feed pump

Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tanki menuju
ruang dalam pompa. Pada gambar berikut nampak gambar feed pump jenis
vane pump, yaitu jenis pompa yang dilengkapi dengan sudu-sudu (blade) yang
terletak pada rotor. Antara rotor dan rumah pompa dipasang tidak sepusat
(eccentric), sehingga memungkinkan sudu-sudu keluar dari rumah rotor karena
gaya sentrifugal.

Pada saat rotor berputar ke kiri (sesuai arah anak panah), maka pada
posisi tertentu sudu-sudu akan keluar dari rotor akibat gaya sentrifugal yaitu
gaya yang cenderung meninggalkan titik pusat. Pada kondisi tersebut sudu
tersebut membawa bahan bakar menuju ke ruang dalam pompa dan ke timer.
Tekanan bahan bakar akan semakin meningkat seiring dengan putaran rotor.
Semakin tinggi putaran rotor, maka tekanan bahan bakar di dalam rumah pompa
semakin meningkat. Apabila tekanan bahan bakar melebihi tegangan pegas
regulating valve, maka bahan bakar akan mengalir ke saluran masuk melalui
regulating valve. Dengan demikian tekanan bahan bakar di dalam ruang pompa
akan konstant pada putaran tertentu.

c. Termination

Bila plunger bergerak ke kanan lebih lanjut, dua spill port pada plunger
terbuka dari spill ring dan bahan bakar bertekanan rendah tertekan ke belakang
masuk ke rumah pompa melalui spill port. Tekanan bahan bakar tiba-tiba akan
turun dan injeksipun berakhir.

d. Pressure Equalization (Penyamaan Tekanan)

Apabila plunger berputar 180° setelah pengiriman bahan bakar, alur


penyamaan tekanan (pressure equalizing groove) segaris dengan saluran
distribusi (distribution passage) sehingga tekanan bahan bakar di dalam saluran
dan ruang pompa menjadi sama. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya
perbedaan pengiriman bahan bakar ke setiap silinder.

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038


e. Fuel cut solenoid

Sesuai dengan namanya, fuel cut solenoid berfungsi untuk membuka


dan menutup saluran bahan bakar yang berasal dari ruang dalam pompa menuju
pump plunger. Unit fuel cut solenoid terdiri atas; kumparan, pegas, dan katup.
Apabila kumparan tersebut dialiri arus, maka kumparan akan menjadi magnet
sehingga katup akan tertarik ke atas. Akibatnya saluran terbuka sehingga bahan
bakar yang ada di ruangan dalam pompa mengalir menuju suction port yang ada
di pump plunger.

Kondisi tersebut terjadi pada saat mesin hidup, karena fuel cut solenoid
terhubung dengan baterei melalui kunci kontak. Apabila kunci kontak di-offkan,
maka aliran arus ke fuel cut solenoid terputus sehingga kemagnitannya hilang.
Akibatnya katup bergerak ke bawah karena adanya pegas pengembali sehingga
aliran bahan bakar dari ruang pelampung menuju suction port terhenti.

f. Pump plunger dan spill ring

Pada pump plunger terdapat lubang-lubang antara lain; distribution port


(lubang distribusi) dan suction port (lubang pengisian). Jumlah lubang pengisian
sama dengan jumlah silinder, sedang jumlah distribution port hanya satu.
Komponen lain yang selalu berkaitan dengan pump plunger adalah spill ring.
Posisi spill ring terhadap pump plunger akan mempengaruhi banyak sedikitnya
bahan bakar yang disalurkan ke injektor.

g. Mechanical governor

Pada sistem bahan konvensional motor diesel, governor berfungsi untuk


mengatur putaran sesuai dengan beban mesin. Dengan adanya governor, maka
tugas operator akan lebih mudah karena tidak perlu merubah putaran meskipun
beban mesin selalu berubah-ubah.

M. Baharudin Siddiq UNY 2-427-D No. Peserta: 18290342710038

Anda mungkin juga menyukai