Anda di halaman 1dari 38

SISTEM REM (BRAKE SYSTEM)

A. PENGERTIAN REM

Rem yaitu suatu sistem untuk memperlambat atau menghentikan gerakan


roda, secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik dari gerak ini
biasanya diubah menjadi panas karena gesekan yang terjadi saat rem bekerja.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu sistem yang sangat penting
untuk keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, jika rem ini tidak berfungsi
maka rem juga dapat menimbulkan bahaya. Keamanan dan kenyamanan dalam
berkendara akan terganggu dan berakibat fatal, adapun fungsi dari sistem rem itu
sendiri adalah :
a. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerak roda kendaraan,
b. Mengatur kecepatan selama berkendara,
c. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun.
Prinsip kerja rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi tenaga panas
dengan cara menggesekan dua buah obyek pada benda yang berputar sehingga
putaran akan melambat. Oleh karena itu komponen rem yang bergesekan ini harus
tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk saat bekerja pada suhu tinggi.

Gambar : Energi kinetik dirubah menjadi energi panas.

Rem kendaraan dirancang untuk memperlambat dan menghentikan


kendaraan dengan mengubah energi kinetik (energi gerak ) menjadi energi panas .

1
Kampas rem menekan tromol / cakram sehingga menimbulkan gesekan
yang menghasilkan energi panas . Intensitas panas sebanding dengan bobot dan
kecepatan kendaraan

1. Prinsip Gesekan.
Gesekan adalah perlawanan terhadap gerakan yang dihasilkan dari dua
benda yang bergerak atau bergesekan satu sama lain. Ada dua jenis gesekan :
kinetik dan statis . Gesek kinetik terjadi antara dua benda , salah satunya
bergerak . Gesekan kinetik selalu menghasilkan panas . Semakin banyak gesekan
kinetik yang dihasilkan , semakin banyak pula panas yang dihasilkan. Sistem
pengereman kendaraan menggunakan gesekan kinetik untuk mengubah energi
dari kendaraan yang bergerak menjadi panas .
Gesekan statis terjadi antara dua benda yang diam. Sistem pengereman
kendaraan menggunakan gesekan statis untuk menahan kendaraan ketika sedang
diparkir . Gesekan statis tidak menghasilkan panas .
Berbagai faktor mempengaruhi gesekan yang dihasilkan antara dua buah benda,
antara lain :
a. Kekasaran permukaan dua benda.
Semakin kasar permukaan suatu benda semakin banyak gesekan
yang dihasilkan. Permukaan yang sangat kasar membuat gesekan menjadi
besar, tetapi permukaan kasar juga mengakibatkan permukaan gesek akan
cepat aus. Oleh karena itu , rem kendaraan menggunakan permukaan
relatif halus untuk menghindari permukaan gesek cepat aus . Oleh karena
itu untuk mengkompensasi permukaan yang halus, maka rem kendaraan
menggunakan dengan sejumlah tekanan diatas area kontak gesekan yang
relatif besar .
b. Tekanan
Semakin besar tekanan pada suatu benda , semakin banyak gesekan
yang hasilkan . Oleh karena itu , semakin besar tekanan yang diterapkan
untuk rem , dengan semua faktor lain sama ,maka semakin besar daya rem
yang dihasilkan.
c. Jumlah bidang gesek.

2
Semakin besar jumlah bidang kontak bersama antara dua benda,
semakin besar jumlah gesekan yang dihasilkan. Sistem pengereman
kendaraan menggunakan bidang kontak sebesar mungkin. Semakin besar
bidang kontak dari sepatu rem atau pad , semakin berkurang panas yang
dihasilkan pada sepatu rem atau pad. Semakin sedikit panas
memungkinkan rem lebih efisien.

Gambar : Luas bidang gesek kanvas rem.

2. Panas dan bidang gesek rem (Brake Linings).


Permukaan gesekan kampas rem adalah sangat penting, kampas rem
menghasilkan gesekan langsung pada permukaan gesek lain, baik rem tromol atau
cakram. Kampas rem dan materi bidang gesek rem harus memiliki karakteristik
khusus, antara lain :
a. Rem tromol atau cakram harus dapat membuang panas dengan mudah.

b. Menahan bentuknya di bawah panas yang sangat tinggi.

c. Menahan perubahan suhu yang cepat, menahan kebengkokan dan


distorsi.

Oleh karena itu, tromol dan cakram biasanya terbuat dari besi atau baja
dikombinasikan dengan aluminium. Kampas rem harus lebih lembut dari
padatromol atau cakram. Sedangkan kampas rem terbuat dari bahan organik,
partikel logam, dan mineral lainnya menjadi satu kesatuan.

3
Catatan: Selama bertahun-tahun, asbes umumnya digunakan dalam kampas rem.
Asbes adalah senyawa menyebabkan kanker.
a. Jika koefisien gesekan terlalu besar, rem terlalu sensitif, dapat
menyebabkan kendaraan mudah selip.

b. Jika koefisien gesekan terlalu rendah, rem membutuhkan tekanan yang


berlebihan. Rem dengan tekanan yang berlebihan menimbulkan panas
berlebihan yang bisa mengakibatkan kegagalan sistem rem.

3. Berat dan Kecepatan.


Semakin berat kendaraan yang bergerak, semakin banyak energi kinetik
yang dimilikinya. Sistem rem harus mengubah energi kinetik menjadi panas,
sehingga setiap peningkatan berat kendaraan semakin besar permintaan gaya rem.
Karena itu Rem pada kendaraan kelebihan beban menjadi tidak efektif karena
terlalu panas. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, rem harus mengkonversi
empat kali jumlah energi kinetik menjadi panas. Kecepatan sangat meningkat
permintaan gaya rem juga meningkat. Kombinasi kecepatan dan berat yang
berlebihan dapat menyebabkan rem kendaraan melampaui batas kinerja rem, yang
mengakibatkan kerugian serius tenaga pengereman.

4. Gesekan antara ban dan Jalan


Titik dimana kontak ban kendaraan dengan jalan disebut jejak ban.
Perubahan jejak ban mempengaruhi kemampuan kendaraan untuk berhenti.
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi jejak ban.
a. Semakin besar diameter ban, semakin besar telapak. Sebagai aturan
umum, bahwa semakin besar diameter ban, diperlukan gaya rem yang
lebih besar dan semakin lebar ban, juga diperlukan kekuatan
pengereman lebih besar untuk menghentikan kendaraan.

b. Berat kendaraan berlebihan dapat mendistorsi telapak ban dan dengan


demikian mengurangi pegangan ban di jalan. Ban yang tidak bisa
menahan jalan dapat mengurangi kemampuan kendaraan untuk
berhenti. Kecepatan kendaraan yang tinggi, juga dapat menyebab
kendaraan terangkat karena factor aerodinamis. Lifting dapat

4
mengurangi pegangan ban di jalan dan mengurangi kemampuan
kendaraan untuk berhenti.

c. Untuk mengontrol kendaraan, cengkeraman harus tetap ada pada tapak


ban. Jika hal ini hilang, kendaraan berada di luar kendali.. Oleh karena
itu, tenaga pengereman akan berkurang jika rem mengunci roda
(blokir).. Jika sistem rem terlalu mudah mengkunci roda (roda blokir),
secara signifikan mengurangi gaya pengereman dan kontrol kendaraan.

B. REM TROMOL.
Rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem
dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan
dapat memperlambat kendaraan dengan baik maka, sepatu rem di buat dari bahan
yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Sebuah unit rem tromol terdiri dari
dua sepatu rem yang terpasang pada backing plate. Ketika pedal rem ditekan,
silinder roda hidrolik akan mendorong sepatu keluar untuk menekan tromol yang
berputar dan menimbulkan gesekan sehingga memperlambat kendaraan.Ketika
pedal dibebaskan, pegas pengembali menarik sepatu rem kembali ke posisi
semula.
1. Kelebihan Rem Tromol
Kelebihannya dari rem tromol adalah posisinya tertutup tromol
dan tidak dapat dimasuki kotoran dari luar. Oleh sebab itu rem tromol
banyak digunakan pada perangkat rem. Kelebihan lainnya adalah
kinerja rem tromol lebih lembut dan penampang kanvas rem dapat
dibuat extra lebar sehingga banyak digunakan pada kendaraan berat.
2. Kekurangan Rem Tromol
Kekurangan dari rem tromol adalah karena tidak seluruhnya
kanvas menempel ke tromol roda yang mengakibatkan daya
pengereman pada rem tromol 70% saja. Dan kekurangan lainnya
adalah jika terendam air tidak dapat berfungsi dengan baik karena
koefisien gesek berkurang secara significant.

1. Cara Kerja Rem Tromol

5
Pada saat pedal rem ditekan, maka tuas master cylinder akan mendorong
piston dan minyak rem didalam master cylinder akan terdorong oleh piston ke
dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam pipa akan diteruskan ke silinder
roda, piston akan mendorong kanvas sehingga akan terjadipengereman.
Pada saat pedal dilepas maka pushrod akan bergerak mundur dan piston
akan ikut bergerek mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu
mengalahkan tenaga pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan
tekanan mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.

2. Komponen Rem Tromol.

Gambar : Komponen-komponen rem tromol.


Secara umum komponen-komponen rem tromol antara lain terdiri dari :
1. Brake tromol. (tromol)
2. Brake shoe with friction linings. (sepatu rem)
3. Wheel cylinder. (silinder roda)
4. Anchors.
5. Backing plate.
6. Springs (Pegas sepatu rem).
7. Return springs (Pegas pengembali).

6
8. Adjuster (Unit penyetel).

Berikut ini adalah penjelasan dari komponen-komponen rem tromol :


1. Tromol
Tromol berputar bersama-sama dengan roda. Dalam beberapa
sistem rem, tromol merupakan hub roda dan bantalan roda. Tromol harus
bulat sempurna dan konsentris dengan poros. Pedal rem akan bergetar jika
tromol tidak bulat sempurna atau nonconcentric dengan spindle atau poros.
Alur-alur pada permukaan dalam tromol (bidang gesek) akan terbentuk
kerena gesekan, tromol beralur mengekbatkan koefisien gesek berkurang.
Tromol juga harus dapat menyerap dan menghilangkan sejumlah panas
yang timbul akibat gesekan.

Gambar : Jenis tromol

2. Sepatu rem.

7
Gambar : Sepatu rem.

Ketika pengemudi menekan pedal rem, tekanan hidrolik dari


silinder roda menekan sepatu rem , dan seterunnya menekan tromol rem,
sehingga menghasilkan gesekan yang mengubah energi kinetik menjadi
panas. Sepatu rem berbentuk busur menyesuaikan dengan permukaan
tromol rem. Kampas rem berbahan khusus terikat (dilem) atau terpaku
pada sepatu rem.

Bahan tambah kanvas rem.


Bahan tambahan pada kanvas rem harus dapat melayani berbagai fungsi.
Dengan perbedaan kurang dari dua persen dengan kata lain konsentrasi bahan
tambah dapat mempengaruhi kinerja dari sistem rem, sehingga kontrol komposisi
menjadi sangat penting. Komposisi aditif kanvas rem dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi sebagai berikut:

a. Abrasives.
Abrasive membantu menjaga kebersihan permukaan gesekan dan
mengendalikan penumpukan lapisan gesekan. Mereka juga meningkatkan
gesekan, terutama ketika memulai pengereman.

b. Pembentuk film gesekan.

8
Bahan-bahan yang bersifat melumasi, meningkatkan gesekan, atau
bereaksi dengan oksigen untuk membantu mengendalikan film antar
permukaan yang bergesekan.
c. Pengisi.
Pengisi digunakan untuk mempertahankan komposisi keseluruhan bahan
gesekan, dan beberapa memiliki fungsi lain. Bahan pengisi bisa dari
logam, paduan, keramik, atau bahan organik.
d. Bahan pengikat
Bahan pengikat yang tipikal adalah resin fenolik. Ada tiga jenis umum
Marterials kamas rem :
1) Logam disinter (paling banyak digunakan).
2) Karbon.
3) Bahan organik. berbasis Metallics Fe cenderung memiliki respon
gesekan lebih rendah daripada bahan matriks berbasis Cu.
e. Kode tepi.

Gambar : Kode tepi kanvas rem.

SAE ( The Society of Automotive Engineers) mengembangkan


sistem identifikasi gesekan pada kanvas rem dan balok rem. Terdiri dari
dua huruf , yang disebut ' Kode tepi ' yang tertera pada sisi kanvas rem.
Dalam beberapa tahun terakhir, nilai kode tepi telah menjadi
kontroversial dalam pengakuan yang berkembang bahwa respon gesekan
rem, dan koefisien gesekan tidak hanya tergantung pada komposisi bahan,
tetapi juga pada lingkungan, mekanisme sistem, dan Siklus tugas rem yang
dikenakan.
3. Silinder roda. (Wheel cylinder)

9
Gambar : Komponen silinder roda.
Silinder roda terdiri dari bagian-bagian berikut ini :
1. Cylinder
2. Piston
3. Lip seal piston cups
4. Expander spring assembly
5. protective dust covers
6. Actuating pins (some models)
7. Bleeder valve
Ketika pengemudi menginjak pedal rem, tekanan hidrolik dari
master silinder bergerak ke silinder roda. Dalam silinder roda, tekanan
hidrolik menyebabkan seal piston untuk mendorong piston. Tindakan dari
tekanan hidrolis silinder memaksa sepatu rem terhadap tromol. Ketika
sopir melepaskan pedal rem dari injakan, hal ini mengurangi tekanan
hidrolik. Pegas pengembali sepatu rem kemudian menarik sepatu rem
kembali ke posisi semula. Silinder roda terhubung ke master silinder
melalui serangkaian pipa baja dan selang karet khusus tekanan tinggi.
Silinder roda dibautkan pada backing plate rem. Setiap silinder roda
memiliki katup penguras yang memungkinkan dapat membuang udara dari
silinder roda.

10
Gambar : Konstruksi Silinder Roda

4. Anchors.
Anchor adalah bagian sistem rem tromol terpasang pada backing plate
menjadi tumpuan dari sepatu rem. Anchor menanggung semua kekuatan
sepatu rem tromol.

11
Gambar : Anchor pin dan Anchor pin sliding.
5. Backing Plate.
Backing Plate adalah cakram baja yang terpasang ke rumah poros
atau axle housing dan tidak bisa berputar.
Backing Plate merupakan landasan untuk sistem rem tromol,
dimana anchor dan silinder roda, sepatu rem, pegas pengembali dan
termasuk beberapa penyetel (adjuster), terpasang ke backing plate.
Backing Plate merupakan bantalan di mana sepatu rem dapat bergerak.

12
Gambar : Gambar backing plate.

6. Pegas sepatu rem (Brake Shoe Springs).


Dua jenis utama dari pegas pemegang sepatu rem tromol. Pegas ini
betugas memegang sepatu rem terhadap backing plate, sementara pada
saat yang sama memungkinkan sepatu rem untuk bergerak saat rem
dioperasikan.
Coil Spring
Pegas pemegang sepatu rem jenis coil spring terdiri dari pin bulat,
pegas spiral, dan cincin. Salah satu ujung pin dibentuk menjadi bentuk
pipih dan ujung lainnya diratakan. Pin ini diinstal melalui lubang di
backing plate dan lubang di sepatu rem. Pin melewati coil spring dan
cincin diinstal melalui sepatu rem.

13
Gambar : Pegas pemegang jenis coil spring.Gambar 13. Pegas pemegang jenis
klip spring.

7. Anti-Rattle Springs.
Pegas anti getar yang digunakan dalam majelis rem tromol adalah
untuk mengurangi getaran dan suara mengeklik. Caranya yaitu dengan
memberikan sedikit tegangan pegas antara dua bagian.
Ketegangan ini menghilangkan kelonggaran dan menjaga bagian
dari kekocakan satu sama lain. Kebanyakan pegas anti-bergetar adalah
jenis coil springs.

Gambar : Pegas anti getar.

8. Unit penyetel
Hampir semua rem tromol modern menggunakan beberapa bentuk
penyetel (adjuster) berupa roda bintang (roda bergerigi). Pada banyak
sistem, adjuster roda bintang ditempatkan di bagian bawah unit sepatu
rem, dengan silinder roda di atas. Pada beberapa sistem rem tromol,
adjuster, yang ditempatkan di bagian atas, langsung di bawah roda silinder,
dengan bagian bawah penahan sepatu rem.

14
Gambar : Komponen penyetel roda bintang.

Desain roda bintang disebut adjuster/penyetel mengambang,


karena tidak bertumpu ke backing plate dan dapat bergerak bersama
dengan sepatu rem.
Adjuster roda bintang dapat berubah secara manual untuk
menyesuaikan jarak (clearance) antara sepatu rem dengan tromol. Semua
roda bintang digunakan pada kendaraan modern dioperasikan oleh adjuster
linkage secara otomatis.
Sebuah unit penyetel terdiri dari tiga bagian utama yaitu : roda
bintang , pivot nut , dan soket . Memutar roda bintang menyebabkannya
ulir akan dalam atau keluar dari kacang pivot. Hal ini membuat unit
penyetel memanjang atau memendek , tergantung ke arah mana roda
bintang diaktifkan/diputar. Roda Bintang yang berulir yang berbeda untuk
roda kiri dan kanan , dan ditandai dengan huruf L atau R. Ini menunjukkan
apakah adjuster harus dipasang di sisi kiri atau kanan kendaraan.

B. Sistem Rem Cakram

Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat
dari besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal
ini disc pad) yang mendorong da menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan
oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram.

15
Gambar : Kerja sistem rem cakram

Karateristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self
energizing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi
koofisen gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan
bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat
mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuran.
Ukuran disc pad agak terbatas dan ini berkaitan dengan aksi self energizing
limited. Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulik yang lebih besar untuk
mendapatkan gaya pengereman yang efisien. Pad juga akan lebih cepat aus
daripada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah
pada perawatan serta penggantian pad.

Gambar : Unit rem cakram

16
C. Keuntungan dan Kerugian Sistem Rem Cakram

Keuntungan :
Radiasi panas baik.
Bila terkena air lebih cepat kering.
Konstruksi sederhana.
Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.

Kerugian :

Self energizing effect kecil.


Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
Pad lebih cepat aus.

D. Komonen Rem Cakram


1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam
bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang
terdiri dari dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan
yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad
panjang atau tahan lama.

Gambar : Tipe piringan untuk rem cakram


2. Pad Rem
Pad (disc pad) biasa dibuat dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk
besi. Tipe ini disebut dengan semi metalic disc pad. Pada pad diberi garis celah

17
untuk menunjukan tebal pad (batas yang dijinkan). Dengan demikian dapat
mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalic plate (disebut dengan anti-squel
shim) dipasangkan pada sisii piston untuk mencegah bunyi saat berlaku
pengereman.

Gambar : Pad dan shim pada rem cakram

3. Jenis Caliper
Caliper juga disebut calyper body, memegang piston-piston dan dilengkapi
dengan saluran gimana minyak rem disalurkan ke silinder.
Caliper dikelompokkan sebagai berikut menurut jenis pemasangannnya.
a. Tipe fixed caliper (double piston)
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti gambar dibawah ,
pemasangan caliper dilengkapi dengan piston. Daya pengereman didapat apabila
pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram. Fixed
caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih
akurat. Namun demikian radiasinya panas terbatas karena silinder rem berada
antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini
membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk megatasi hal tersebut,
jenis caliper fixed ini, sudah jarang digunakan.

Gambar : Kaliper double piston

18
b. Tipe Floating Caliper
Untuk jenis ini piston hanya ditempatkan pada satu kaliper saja, tekanan
hidraulis dari master silinder mendorong piston dan selanjutnya menekan rotor
disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad. Ini menyebabkan
kaliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha pengereman.

Gambar : Kaliper singel piston

c. Tipe semi-floating
Caliper tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang
dibangkitkan dari pad bagian luar. Pada kaliper tipe full-floating, kemampua
pengereman dibangkitkan oleh kedua pad dengan torque plate. Caliper floating
banyak digunakan pada kendaraan penumpang modern.

1) Tipe semi floating (tipe PS)


Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila
rem bekerja maka body bergerak masuk dengan adanya gerakan piston.
Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian luar diterima oleh caliper
dan meneruskan momen ke pin pada arah putaran.

19
Gambar : Tipe PS
2) Tipe full floating
a) Tipe F
Tipe F mempunyai caliper yang ditunjang oleh torque plate sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dan caliper untuk
memindahkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar.
b) Tipe FS
Caliper ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin)
pada torque plate yang dibautkan pada caliper itu sendiri. Caliper dan dua
pin digerakkan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga dari inner dan
outer pad diterima oleh torque plate dengan demikian momen tidak
diteruskan ke pin.
Selanjutnya, bagian yang meluncur pada caliper (main dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan desain yang dapat
menambah keandalan pada bagian ini.
Tipe FS agak kurang terseretnya dibandingkan dengan tipe F dan sering
digunakan pada rem kendaraan luxury.

c) Tipe AD
Untuk tipe ini main pin pada tipe AD adalah press-fitted pada torque plate
bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainless steep plate (suatu pin
untuk mengurangi bunyi, anti squel shim) dipasang pada pad dan bagian
torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan
keausan pad. Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan tipe menengah.
d) Tipe PD

20
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main pin dan sub
pin saja yang di baut pada torque plate. Tipe PD ini digunakan pada rem
depan kendaraan penumpang yang kecil.

Gambar : Tipe PD

PEMELIHARAAN SISTEM REM


A. Perawatan Rem Tromol
1. Bagian Master Cylinder

21
Pada bagian ini yaitu memeriksa dan menambahkan minyak rem,
pemeriksaan minyak rem meliputi, warna dan tinggi dari permukaan minyak rem
yang ada di reservoir tank harus dalam keadaan baik dan layak pakai.

Gambar : Memeriksa Minyak Rem


Hasil dari pemeriksaan pada reservoir tank tersebut adalah jumlah minyak
rem pada mobil kijang rover tersebut kurang dari batas yang ditentukan.

Gambar : Penambahan Minyak Rem


Dari hasil pemeriksaan di atas, maka penambahan minyak rem pada
reservoir tank dilakukan sesuai dengan viskositas dan ketentuan pada sistem rem,
dan kalau hal ini tidak segera di atasi maka pengereman yang di hasilkan tidak
akan bisa bekerja secara maksimal, dikarenakan minyak rem yang di tekan
menuju wheel cylinder kurang dari batas limit, adapun minyak rem yang
dianjurkan yaitu DOT 3 (SAE J1 730) atau sejenisnya.

2. Bagian Rem Tromol


a. Memeriksa Tromol

22
Gambar : Pemeriksaan Diameter Tromol

Pemeriksaan pertama adalah memeriksa diameter dalam pada


tromol dengan alat jangka sorong adapun standar dari diameter tromol
yaitu 220 mm, dan limit 222 mm, hasil pengukuran tromol yang
terdapat pada kendaraan tersebut masih dalam keadaan standar yaitu
220,35 mm, maka dari hasil pemeriksaan penulis tromol tersebut
hanya dibersihkan dengan udara bertekanan tinggi untuk membuang
kotoran atau debu sisa pengereman.

Gambar : Pemeriksaan Bagian Fisik Tromol

Kemudian pemeriksaan dilanjutkan ke bagian fisik dari tromol


tersebut periksalah kemungkinan ada kerusakan pada bagianbagian
tertentu dari tromol tersebut misal tromol terjadi karat, dan bisa retak
dan sebagainya, pada tromol rem mobil kijang rover yang penulis
periksa. Pada bagian tersebut tidak terjadi keretakan atau yang
lainnya. Dari hasil pemeriksaan tersebut tromol cukup di cuci
menggunakan air supaya tromol bersih. Kemudian keringkan dengan
udara bertekanan tinggi pada bagian tromol tersebut.

23
Gambar : Pencucian Tromol

Gambar : Pengeringan Tromol dengan Udara Bertekana Tinggi

b. Memeriksa Ketebalan Kanvas

Gambar : Pemeriksaan Ketebalan Kanvas Rem


Pengukuran yang dilakukan pada kanvas adalah memeriksa
ketebalan kanvas dengan alat jangka sorong, hasil pengukuran kanvas
yang terdapat pada kendaraan tersebut masih dalam keadaan standar
yaitu 5,75 mm, dengan ukuran yaitu limit 1,0 mm, standar 6,0 mm
maka dari hasil pemeriksaan penulis, kanvas tersebut hanya
dibersihkan dengan menggunakan kertas amplas dan setelah itu
dibersihkan juga dengan udara bertekanan tinggi untuk membuang
kotoran yang ada.

24
Gambar : Membersihkan Kanvas dengan Kertas Amplas

Gambar : Pembersihan Kanvas dengan Udara BertekananTinggi


c. Memeriksa Wheel Cylinder

Gambar : Memeriksa Wheel Cylinder

Pemeriksaan wheel cylinder masih baik atau tidaknya dapat


dilakukan dengan menekan pedal rem, kemudian secara bersamaan
periksa dengan cara menekan piston pada wheel cylinder
menggunakan jari tangan dan kemudian rasakan piston bergerak maju

25
atau tetap dan melihat kebocoran yang ada pada wheel cylinder.
Setelah melakukan pemeriksaan pada wheel cylinder tersebut,
diperoleh hasil oleh penulis yaitu piston terdorong tetapi pedal rem
harus diinjak beberapa kali baru terjadi dorongan. Untuk komponen
dari wheel cylinder masih dalam keadaan normal dan tidak terlihat
kebocoran minyak pada bagian wheel cylinder.

d. Memeriksa Pegas Pengembali


Dalam pemeriksaan kali ini yaitu pegas pengembali. Ini
bertujuan mengetahui bahwa pegas tersebut masih bisamengembalikan
sepatu rem pada posisi semula. Karena komponen ini berfungsi sebagai
penahan sepatu rem agar tetap dalam posisinya dan mengembalikan
sepatu rem ke posisi semula saat pedal rem sudah tidak di tekan.

Gambar : Pemeriksaan Pegas Pengembali


Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cara melihat fisik dari
pegas tersebut atau dengan cara menarik dari sisi pegas tersebut.
Setelah melakukan pemeriksaan pada bagian tersebut tidak mengalami
kerusakan atau keausan pada pegas tersebut.

e. Memeriksa Pegas Penahan Sepatu Rem


Yang selanjutnya yaitu pemeriksaan pegas penahan sepatu rem,
tujuan dari pemeriksaan ini ialah agar mengetahui kerusakan yang
terjadi pada pegas penahan tersebut, karena fungsi dari pegas ini
adalah sebagai penahan sepatu rem agar tetap pada posisinya atau tetap

26
berada pada dudukan backing plate, karena jika pegas ini rusak dan
tidak bisa menahan sepatu rem lalu kemudian rem dioprasikan maka
kanvas rem tidak bisa bekerja secara stabil, pemeriksaan pegas ini juga
meliputi paku dan mangkok pengunci.

Gambar : Memeriksa Pegas Penahan Sepatu Rem


Dari hasil pemeriksaan komponen rem yang ada pada mobil
tersebut penulis mendapatkan bahwa pegas penahan sepatu rem dan
komponen perlengkapannya masih bagus dan masih layak dipakai
karena belum terdapat keausan atau kerusakan pada pegas penahan,
paku, maupun mangkok pengunci pegas sepatu rem tersebut.

f. Proses Bleeding Minyak Rem


Dalam proses ini bertujuan untuk memulihkan kinerja dari rem
tersebut, dan untuk mengetahui adanya udara yang terjebak pada
minyak rem yang ditekan. Dalam kasus ini mobil tersebut mengalami
gangguan pada saat pengereman, pengereman pada mobil kijang rover
ini tidak akan terjadi bilamana pedal rem hanya ditekan sekali injakan
saja rem ini akan bekerja apabila pedal rem ditekan beberapa kali, dan
bisa disimpulkan minyak rem pada mobil tersebut pada saat bekerja
atau ditekan ada udara yang ikut tercampur hal ini disebabkan oleh
kurangnya minyak rem yang ada pada reservoir tank.
Pertama yang dilakukan untuk melakukan proses ini
adalahmemasang slang ke baut pembuang.

27
Gambar : Pemasangan Slang
Lalu siapkan wadah untuk menampung minyak yang akan keluar pada
proses bleeding.

Gambar : Menyiapkan Wadah Penampung Minyak


Mulailah proses dengan awalan menekan pedal rem berkalikali,
kemudian setelah itu tahan pedal rem dan kendorkan baut pembuangan
yang ada pada wheel cylinder maka minyak akan keluar melalui slang
yang sudah dipasang sebelumnya dan masuk ke wadah, kemudian kalau
memang ada udara yang terjebak pada minyak udara ini juga akan ikut
keluar berbentuk gelembung udara.
Setelah itu kencangkan baut pembuangan tadi kemudian lepas
pedal rem, dan lakukan proses ini berkali-kali sampai gelembung udara
benar-benar tidak ada lagi.

28
Gambar : Proses Penekanan Pedal Rem

Gambar : Proses Mengalirnya Minyak


Dari hasil proses bleeding yang telah dilakukan ternyata
terdapat gelembung udara yang ikut keluar bersama minyak melalui
slang, jadi dapat disimpulkan gangguan rem tersebut adalah pada saat
pengereman yang ditekan bukan minyak saja ternyata terdapat
gelembung udara yang ikut ditekan oleh karana itu saat pengereman
harus ditekan berkali-kali.
g. Penyetelan Celah Sepatu Rem
Hal yang tidak kalah penting dalam pengecekan ini agar rem
tromol bisa bekerja secara maksimal adalah dengan menyetel celah
sepatu rem, penyetelan ini bertujuan untuk mengasih celah kanvas rem
dengan tromol sesuai kebutuhan atau kerenggangan antara kanvas
dengan tromol agar pada saat pengereman kanvas rem langsung
bersinggungan dengan tromol.

29
Gambar : Penyetelan Celah Sepatu Rem
Dari hasil pemeriksaan posisi atau celah kanvas rem dengan tromol masih
kurang tepat persinggungannya maka pada saat prosespengereman rem tidak dapat
bekerja secara maksimal, penyetelan bisa menggunakan obeng lalu putar perlahan
gear yang ada di silinder penyetel sepatu rem. Setelah itu untuk mengecek
persinggungan kanvas rem tersebut yaitu dengan memutar tromol sampai terjadi
adanya persinggungan antara kanvas dengan tromol kemudian setelah itu putar
gear penyetel kembali untuk memberi celah sedikit agar kanvas rem tidak
bersinggungan terus menerus.

B. Pemeriksaan Rem Cakram


Pad dan Disk
Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya
atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.

Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan
gesek, harus digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang
beratur tidak mempengaruhi fungsi rem.

30
Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru
Tebal baru = 7 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1
mm.

Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal


rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak
macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi
torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air. Pada waktu itu
cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk
menghindari tumpahan cairan rem. Jika menggunakan tang pompa air,
perhatikan karet pelindung debu. Karet pelindung yang robek harus
diganti baru.

31
Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar/ lepas. Kaliper
kedua harus terpasang atau dipres dengan sebuah klem C.
Periksa busing batang dan tabung penghantar. Pasang

kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat


bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik.
Jika gerakannya berat atau macet, maka busing batang dan tabung
pengantar harus diperbaiki.

Caliper
- Periksa semua komponen kaliper rem luncur.

- Periksa cakram kaliper rem luncur

32
A = Kerusakan kecil masih dapat diperbaiki (dibubut)
B = Kerusakan keras (sebaiknya diganti)
C = Kerusakan miring rusak (harus diganti)

33
TUGAS
1) Jelaskan bagaimana defenisi dari sistem rem dan apa fungsi
dari sistem rem ?
2) Sebutkan komponen-komponen yang terdapat pada rem
tromol ?
3) Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem
4) Sebutkan komponen utama rem cakram ?
5) Sebutkan 3 type piringan yang digunakan pada mobi ?
6) Bagaimana pengisian minyak rem pada reservoir tank ?
7) Bagaimana memeriksa ketebalan kanvas tromol ?
8) Bagaimana memeriksa wheel silinder ?
9) Bagaimana pemeriksaan pad rem cakram ?
10) Bagaimana pemeriksaan caliper ?

34
KUNCI JAWABAN
1) Rem yaitu suatu sistem untuk memperlambat atau menghentikan gerakan
roda, secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik dari
gerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan yang terjadi saat
rem bekerja.
Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
a. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerak roda
kendaraan,
b. Mengatur kecepatan selama berkendara,
c. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang
menurun.
2) Backing plate
Silinder roda
Sepatu rem dan kanvas rem
Tromol rem
3) Tahan panas dan aus serta mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
4) Piringan (Disc Rotor), Pad rem, Calliper
5) Type solid, type ventilasi dan type solid dengan tromol.
6) Pada bagian ini yaitu memeriksa dan menambahkan minyak rem,
pemeriksaan minyak rem meliputi, warna dan tinggi dari permukaan
minyak rem yang ada di reservoir tank harus dalam keadaan baik dan
layak pakai.

Gambar : Memeriksa Minyak Rem


Hasil dari pemeriksaan pada reservoir tank tersebut adalah jumlah minyak
rem pada mobil kijang rover tersebut kurang dari batas yang ditentukan.

35
Gambar : Penambahan Minyak Rem
Dari hasil pemeriksaan di atas, maka penambahan minyak rem pada
reservoir tank dilakukan sesuai dengan viskositas dan ketentuan pada
sistem rem, dan kalau hal ini tidak segera di atasi maka pengereman yang
di hasilkan tidak akan bisa bekerja secara maksimal, dikarenakan minyak
rem yang di tekan menuju wheel cylinder kurang dari batas limit, adapun
minyak rem yang dianjurkan yaitu DOT 3 (SAE J1 730) atau sejenisnya.

7) Pengukuran yang dilakukan pada kanvas adalah memeriksa ketebalan


kanvas dengan alat jangka sorong, hasil pengukuran kanvas yang terdapat
pada kendaraan tersebut masih dalam keadaan standar yaitu 5,75 mm,
dengan ukuran yaitu limit 1,0 mm, standar 6,0 mm maka dari hasil
pemeriksaan penulis, kanvas tersebut hanya dibersihkan dengan
menggunakan kertas amplas dan setelah itu dibersihkan juga dengan udara
bertekanan tinggi untuk membuang kotoran yang ada.

Gambar : Pemeriksaan Ketebalan Kanvas Rem

36
8)

Gambar : Memeriksa Wheel Cylinder


Pemeriksaan wheel cylinder masih baik atau tidaknya dapat dilakukan
dengan menekan pedal rem, kemudian secara bersamaan periksa dengan
cara menekan piston pada wheel cylinder menggunakan jari tangan dan
kemudian rasakan piston bergerak maju atau tetap dan melihat kebocoran
yang ada pada wheel cylinder. Setelah melakukan pemeriksaan pada wheel
cylinder tersebut, diperoleh hasil oleh penulis yaitu piston terdorong tetapi
pedal rem harus diinjak beberapa kali baru terjadi dorongan. Untuk
komponen dari wheel cylinder masih dalam keadaan normal dan tidak
terlihat kebocoran minyak pada bagian wheel cylinder.

9) Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya
atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.

Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan
gesek, harus digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang
beratur tidak mempengaruhi fungsi rem.

37
10) Periksa semua komponen kaliper rem luncur.

Periksa cakram kaliper rem luncur

A = Kerusakan kecil masih dapat diperbaiki (dibubut)


B = Kerusakan keras (sebaiknya diganti)
C = Kerusakan miring rusak (harus diganti)

38

Anda mungkin juga menyukai