Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

Perancangan Anti Roll Stabilizer Bar dan Suspensi Tipe Independen Untuk
Mengurangi Body Rol Pada Mobil Urban

Dosen Pengampu : Drs, Khoiri, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

NAMA NIM

ANDREAS EKO 5161122002

ARJONO GULTOM 5162122005

JERICO F SIHOMBING 5161122008

SAHATA P SIMANJUNTAK 5163122012

SAMUEL R LUMBANTORUAN 5161122016

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide ini tepat pada
waktunya.

Dalam penulisan tugas ini penulis banyak mengalami kendala dan beberapa
hambatan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pegalaman penulis.
Namun karena berkat arahan dan bimbingan dari pihak- pihak terkait seluruh
kendala dan hambatan tersebut dapat ditanggulangi,sehingga tugas makalah ini
dapat disusun dalam waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis
mengucap terimakasih kepada Bapak Drs. Khoiri, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Chasis Otomotif ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan

Meskipun tugas ini telah dikerjakan semaksimal mungkin, penulis menyadari


bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Oleh
karena itu penulis masih mengharapkan adanya masukan dan kritik yang
membangun sehingga laporan ini lebih baik lagi.

Demikian laporan ini diperbuat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Terimakasih.

Medan, Maret 2018

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini isu penghematan energi mencuri perhatian para peneliti maupun
pelaku industri otomotif, salah satu dengan cara membuat bodi kendaraan yang
lebih aerodinamis mengurangi tahanan aerodinamika sehingga dapat
mengoptimalkan tenag mesin untuk menjadi gaya dorong traksi kendaraan, hemat
bahan bakar serta menjaga stabilitas kendaraan. Mobil urban memiliki ukuran
yang lebih kecil dan komponen suspensi yang lebih sedikit. Dalam mobil urban
terdapat masalah yang sering dijumpai yaitu adanya kendala yang ditemukan saat
mobil membelok. Hal ini disebabkan karena kendaraaan itu yang lebih kecil dan
ringan serta tebal ban yang lebih kecil. Dalam merancang mobil sangat diperlukan
stabilitas kendaraan tersebut. stabilitas kendaraan dipengaruhi oleh kendaraan
berat kendaraan tersebut. mobil urban memilki berat kendaraan yang ringan,
sehingga membutuhkan suspensi yang dapat membantu mengurangi masalah anti
roll bar tersebut suspensi salah satu komponen susupensi yang dapat membantu
menguranginya adalah dengan memanfaatkan tipe suspensi. Tipe suspensi pada
mobil biasanya ada dua yaitu tipe rigid dan tipe independen. Tipe yang digunakan
dalam penelitian ini adalah suspensi tipe independen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah
bagaimana prinsip kerja serta pengaruh tipe suspensi anti rol bar dan tipe
independen terhadap Body rol ?

1.3 Tujuan

Tujuan rekayasa ide ini adalah untuk dapat merancang anti roll bar pada mobil
urban sebagai upaya dalam mengurangi anti rol bar pada saat mobil membelok.

1.4 Batasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya pembahasan didalam pengerjaan tuga ini, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Ruang lingkup tugas akhir ini hanya dititik
beratkan pada pembahasan bagaimana mendesain dan memilih komponen dan
bahan serta langkah- langkah proses pembuatan suspensi. Bahan –bahan yang
digunakan adalah :

- Tipe suspensi indpenden


- Anti roll bar

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 kajian Teori

2.1.1 Suspensi

Sistem suspensi adalah mekanisme yang ditempatkan diantara body atau rangka
dan roda-roda yang berfungsi untuk menahan kejutan-kejutan yang ditimbulkan
oleh keadaan jalan, sehingga memberikan kenyamanan dan stabilitas berkendara
serta memperbaiki kemampuan cengkram roda terhadap jalan.

Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi


sebagai berikut :

- Selama berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda meredam


getaran dan kejutan-kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk
melindungi penumpang dan barang agar tetap aman, serta menambah
kenyamanan dan stabilitas berkendaraan.
- Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda.
- Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.

2.1.2 Model Suspensi

Suspensi dapat kita bagi dalam dua model, yaitu tipe poros pejal (rigid axle type)
dan suspensi bebas (independent suspensi). Untuk suspensi tipe poros pejal roda
kiri-kanan dipasangkan bersama pada sebuah poros (single axle). Sedangkan
untuk suspensi tipe bebas roda kiri-kanan menggantung satu sama lainnya dengan
bebas.

a. Suspensi Model Poros Pejal ( Rigid Axle Type Suspension)

Pada suspensi model poros pejal, roda-roda kiri dan kanannya dipasangkan pada
body di atas pegas-pegas dan merupakan poros tunggal. Suspensi model ini
mempunyai konstruksi yang sederhana dan kuat seperti yang terlihat pada gambar
2.21, oleh karena itu banyak digunakan sebagai suspensi depan dan belakang pada
mobil truk dan untuk suspensi belakang pada mobil-mobil penumpang.

b. Suspensi model bebas

Pada suspensi model bebas, penyanggan roda kiri dan kanan secara bebas yang
memungkinkan tiap roda bekerja sendiri menerima kejutan yang diakibatkan oleh
permukaan jalan. Dibandingkan dengan model rigid, suspensi model bebas

2
memberikan kenyamanan pada penumpang dan kemampuan yang baik melekat
pada jalan. Jenis-jenis suspensi model bebas (independent suspension) :

 Tipe Double Wishbone

Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang
dan truk kecil. Model double wishbone ini terdiri dari dua jenis yaitu Wishbone
dengan coil spring dan Wishbone dengan batang torsi.

Pada Wishbone dengan pegas coil, roda dipasang pada body melalui dua lengan
suspensi (upper dan lower arm). Shock absorber dan pegas koil dipasang diantara
kedua arm tersebut diatas, steering knuckle atau frame melalui bushing, dan ujung
lainnya pada steering knuckle melalui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat
pada body atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak
diantara lower arm dan body atau frame.

Pada suspensi jenis ini besarnya camber dan tread akan berubah-ubah, tergantung
pada perbedaan panjang antara upper dan lower arm. Bila upper dan lower arm
mempunyai panjang yang sama, maka treadnya akan berubah, sedangkan camber
nya tetap. Sedangkan jika upper arm nya lebih pendek dari lower arm, tread nya
tidak akan berubah melainkan cambernya yang akan berubah.

Pada prakteknya, upper arm dibuat lebih pendek dari lower arm, walaupun camber
berubah-ubah, tetapi treadnya tidak berubah dan hal ini dibuat untuk mencegah
keausan ban.

Untuk batang torsi dipasang pada upper dan lower arm dihubungkan pada
suspension member melalui bushing karet. Upper arm dihubungkan ke poros
dengan bushing. Torque arm diikatkan pada upper arm belakang dengan dua baut.
Bagian depan dari setiap batang torsi dimasukkan ke torque arm pada upper arm,
dan bagian belakang dari batang torsi dipasang ke dalam anchor arm yang
diikatkan ke cross member dengan baut penyetel anchor arm sehingga penyetelan
tinggi kendaraan menjadi mudah. Masing-masing batang torsi dilengkapi dengan
tutup debu untuk menjaga agar lumpur, air, dan kotoran lain tidak masuk.

 Tipe MacPherson Strut

Suspensi ini banyak digunakan pada roda depan mobil ukuran kecil dan medium.
Komponen suspensi tipe strut adalah lower arm, strut bar, dan strut assembly.
Ujung lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan
dapat bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm
melalui ball joint.

Tipe ini memiliki konstruksi yang sederhana, karena hanya memiliki satu
dudukan dan tidak memiliki lengan atas (upper arm), sehingga memungkinkan

3
membuat ruang mesin lebih besar dan memudahkan dalam pekerjaan servis
mesin. Keuntungan lainnya adalah tidak diperlukannya penyetelan roda, hanya
dalam penyetelan toe-in. Tipe suspensi ini umumnya digunakan pada roda depan
kendaraan, tetapi ada juga yang digunakan untuk roda depan dan belakang pada
beberapa kendaraan sedan untuk berbagai merk seperti : Toyota Corolla great,
Suzuki Esteem, Baleno, Mitrubishi Eterna.

 Tipe Multilink

Suspensi tipe Multilink ini adalah suatu jenis sistem suspensi yang berkembang
menggantikan semi-trailing link axle dan berisi link (trailing link) pada tiap sisi.
Link ini dituntun oleh dua atau bahkan tiga control arm yang melintang. Trailing
link secara serempak berfungsi sebagai sebuah hubungan roda pembawa dan
pengendali, memperoleh pergerakan sudut minor yang diperlukan untuk
mengendalikan roda belakang. Keuntungan utama adalah sistem kinematik yang
elastis. Suspensi jenis ini biasanya digunakan pada roda belakang kendaraan
Volvo

2.1.3 Komponen Utama Suspensi

Sistem suspensi terdiri dari komponen-komponen seperti pegas, shock absorber,


suspension arm, ball joint, bushing karet, strut bar, stabilizer bar, lateral control
rod, control arm, dan bumper. Dari komponen-komponen tersebut hanya pegas
dan shock absorber yang umumnya digunakan pada sistem suspensi, sedangkan
untuk komponen yang lainnya digunakan hanya pada model tertentu saja.

Pegas

Pada sistem suspensi, pegas berfungsi untuk menyerap kejutan yang ditimbuilkan
oleh keadaan permukaan jalan dan getaran roda tidak diteruskan ke body
kendaraan secara langsung

- Pegas koil
- Pegas daun
- Pegas batang torsi

Shock Absorber

Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cenderung berosilasi
naik turun pada waktu menerima kejutan dari jalan. Akibatnya kendaraan menjadi
tidak nyaman. Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam osilasi dengan
cepat agar memperoleh kenyamanan dalam berkendara dan kemampuan
cengkeram ban terhadap jalan menjadi lebih baik. Dengan demikian, shock
absorber digunakan untuk meredam elastis pegas yang berlebihan serta cenderung
bergerak ke atas dan ke bawah setelah roda mendapat benturan.

4
Shock absorber dapat digolongkan menurut 3 cara, yaitu berdasarkan cara
kerjanya, konstruksi, serta medium kerjanya.

1. Menurut cara kerjanya


- Shock absorber kerja tunggal (single action)
Efek meredam shock absorber kerja tunggal terjadi pada waktu shock absorber
berekspansi, sedangkan pada saat kompresi tidak terjadi efek meredam.
- Shock absorber kerja ganda (multiple action)
Untuk shock absorber kerja ganda, efek peredaman terjadi pada saat ekspansi
maupun kompresi. Pada umumnya kendaraan sekarang menggunakan jenis
ini.
2. Penggolongan menurut konstruksinya
- Shock absorber tipe twin tube

Di dalam shock absorber twin tube terdapat pressure tube dan outer tube yang
membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir chamber (silinder
luar).
- Shock absorber tipe mono-tube
Di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder (tanpa reservoir).

3. Penggolongan Menurut Medium Kerjanya


- Shock Arbsorber tipe Hidraulic

Di dalamnya hanya terdapat minyak shock absorber sebagai medium kerjanya.


- Shock absorber berisi gas
Shock absorber tipe ini merupakan shock absorber hidrolik yang diisi dengan
gas dan biasanya gas yang digunakan adalah nitrogen. Untuk gas bertekanan
rendah, tekanannya sebesar 10-15 kg/cm², sedangkan untuk tekanan tinggi
sebesar 20-30 kg/cm².

Ball Joint
Ball Joint berfungsi sebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan
membelok. Di bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian
yang bergesekan pada setiap interval tertentu, gemuk harus diganti dengan tipe
molybdenum disulfide lithium base.

Stabilizer Bar
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal pada saat kendaraan membelok dan juga meningkatkan traksi ban.
Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm
melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah diikat ke frame atau
body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda kanan dan kiri bergerak ke
atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama,

5
stabilizer bar harus bebas dari puntiran. Umumnya pada saat kendaraan
membelok, pegas roda bagian luar (outer spring) tertekan dan pada pegas roda
bagian dalam (inner spring) mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan
terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan uung lainnya
bergerak ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran.
Tahanan terhadap puntiran ini berfungsi mengurangi body roll dan
memelihara body dalam batas kemiringan yang aman.

Strut Bar
Strut Bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
dorongan akibat terjadinya pengereman.

6
2.2 Desain Suspensi Kendaraan

2.1.1 perancangan sistem suspensi depan


setelah membaca mengenai artikel dan buku pedoman serta video yang telah
diperoleh, ada banyak kendala yang ditemukan khsususnya dalam bidang suspensi
yang bertujuan untuk keamanan untuk dikendarai. Masalah- masalah tersebut
antara lain adalah mobil jatauh ketika membelok, mobil roll bar ketika membelok.
Masalah tersebut lebih banyak ditemukan pada saat mobil membelok. Maka
karena itu penulis merekomendasikan penggunaan stabilizer bar atau roll bar dan
suspensi tipe independen.

a. Alat Anti-Roll Bar (Stablizer Bar)


Anti-roll bar menyediakan dua fungsi utama. Fungsi pertama adalah mengurangi
body lean. Pengurangan body lean sangat tergantung dengan kekakuan terhadap
roll total dari ken-daraan. Peningkatan kekakuan terhadap roll total dari sebuah
kendaraan tidak dapat merubah transfer beban (berat) dari dalam roda ke bagian
luar roda, namun hanya dapat mengurangi body lean saja. Transfer beban lateral
total ditentukan oleh tinggi titik pusat massa (center of gravity) kendaraan dan
lebar jalur. Fungsi lainnya adalah untuk me-ngatasi besar gaya G (g-force) dan
membatasi perilaku understeer dari ken-daraan (understeer merupakan istilah
untuk sebuah kondisi handling ken-daraan dimana selama menikung jalur gerak
melingkar dari gerak kendaraan dengan radius lebih besar dari pada ling-karan
yang diindikasikan oleh arah yang dituju oleh roda-rodanya. Kondisi kendaraan
yang mengalami understeer dapat dilihat dimana roda depan mengalami
penurunan traksi selama membelok sehingga bagian depan kendaraan memiliki
cengkeraman mekanik yang berkurang dan tidak mampu mengikuti trayek pada
belokan tersebut. batas dari perilaku under steer ini dapat diatur dengan mengubah
kesebandingan dari kekakuan terhadap roll total yang akan muncul dari poros axle
depan dan belakang. Ini akan mmengakibatkan roda depan paling luar (outer)
berputar dengan sudut slip yang lebih besar, dan roda belakang paling luar akan
berputar dengan slip yang lebih kecil, dimana perilaku under steer akan
berpengaruh. Dengan meningkatkan kesebandingan kekakuan terhadap roll pada
poros axle roda belakang akan memberikan efek berlawanan dan dapat
mengurangi perilaku under steer.

7
Gambar 1 : stabilizer bar pada mobil urban

b. Alat Suspensi Tipe Independen

Telah dibahas diatas bahawa suspensi tipe independen adalah jenis suspensi
dimana jika salah satu roda terbentur oleh permukaan jalan, maka hal tersebut
tidak akan mempengaruhi roda lain. Adapun beberapa keuntungan menggunaka
suspensi tipe independen adalah sebagai berikut :
- Suspensi tipe independen dapat menjadikan perekatan roda dengan
permukaan jalan lebih cepat. Sehingga dengan memanfaatkan hal tersebut
akan menjamin tingkat keselamatan.
- Suspensi tipe independen tidak menghubungkan salah satu roda dengan
roda yang lain sehingga dapat menjamin keamanan kendaraan.
Adapun bentuk konstruksi suspensi tipe indepen tersebut adalah :

Gambar II. Tampak depan

8
Gambar III. Tampak Samping

c. Hubungan suspensi Tipe Independen dan Stabilizer Bar

Gambaran Hubungan suspensi tipe independen dan stabilizer bar dalam desain
diatas adalah setiap ujung stabilizer yang tegak lurus kebawah akan dihubungkan
dengan kedua sisi pada lower arm sehingga jika dalam keadaan membelok
kekanan maka lower arm disebelah kiri akan terangkat sedangkan lower arm
sebelah kanan akan tertekan dan fungsi stabilizer bar dalam hal ini adalah ketika
lower arm sudah tertekan maka stabilizer bar yang akan mengembalikan posisi
body rol kendaraan kembali keposisi normal. Begitu juga dengan sebaliknya jika
mobil berbelok kekiri. Untuk mempercepat posisi body kendaraan keposisi
normal terdapat juga shock arbsorber untuk menghindari osilasi kendaraan yang
dipasang pada lower dan upper arm.

9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa stabilizer bar
dapat digunakan dalam mobil urban, hal ini dikarenakan mobil urban merupakan
mobil dengan berat yang ringan dan lebar yang kecil sehingga hal ini akan
menyebabkan kendaraan kurang stabil. Maka jika menggunakan stabilizer bar,
maka kemungkinan besar akan membantu mengatasi masalah tersebut. Selain
menggunakan stabilizer Bar suspensi lain yang perlu digunakan adalah dengan
menggunakan suspensi tipe independen. Suspensi tipe independen adalah suspensi
dimana jika salah satu roda terkena benturan atau gaya bentuk dari jalan maka hal
ini akan tidak akan mempengaruhi kondisi roda lain. Rujukan ini diperoleh dari
berbagai sumber Jurnal pendukung.

B. SARAN
Penulisan laporan rekayasa ide masih disusun dalam bentuk teori sedangkan
analisa perhitungan belum dipaparkan sehingga laporan ini masih memerlukan
pengembangan teori sehingga laporan ini lebih bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Budi, Teguh S A. Kaji Pengaruh Anti Roll Bar Pada Suspensi Independen Depan
Kendaraan ATV Terhadap Perilaku Body roll. Jurusan Teknik mesin Universitas
Sriwijaya.

Tjahyadi Rizky Pradana, dkk, 2016. Analisa Pengaruh Arah Kendaraan dengan
Variasi Posisi Titik Berat, sudut Belok dan Kecepatan Roda Mobil Formula
sapuangin speed 3. Institute Teknologi Surabaya.

Wahyu Hidayat, 2009 Kursi bersuspensi bebas (independent seat) untuk mobil
bersuspensi Kaku (rigid)

10

Anda mungkin juga menyukai