Anda di halaman 1dari 7

12 Komponen Chasis Mobil dan Fungsinya

Komponen Chasis – Sebuah mobil disusun dari tiga kelompok besar yakni
kelompok mesin, chasis dan kelistrikan. Kelompok chasis, yang juga termasuk
powertrain dan body akan mendukung proses power flow atau aliran tenaga yang
dihasilkan oleh mesin hingga roda mobil bisa berjalan. Apa saja komponen chasis
kendaraan ? anda bisa simak daftar komponen chasis mobil dibawah.

Nama Komponen Chasis dan Fungsinya

Secara umum, chasis mobil disusun dari komponen powertrain dan suspensi.
Powertrain bertugas mengalirkan tenaga mesin ke roda, sementara sistem suspensi
akan menunjang keamanan dan stabilitas kendaraan. Bicara soal powertrain, ada 3
model penggerak pada mobil yakni
 FWD (penggerak roda depan)
 RWD (penggerak roda belakang)
 4WD (penggerak 4 roda)

Meski ada tiga jenis, namun komponen yang dipakai secara umum sama. Apa saja
simak ulasan lengkapnya dibawah.

1. Kopling
Fungsi kopling adalah menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut. Kopling sangat berguna saat dipakai ketika kita akan menjalankan
mobil atau ketika sedang macet, dengan adanya kopling proses pemidahan gigi
transmisi akan terasa lebih halus.

Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar dengan RPM sama yakni flywheel
dan pressure plate, serta kampas kopling yang berada ditengah dua logam ini. Saat
pressure plate menekan kearah flywheel akan menyebabkan kampas kopling terjepit
dan hal itu membuat putaran mesin terhubung ke transmisi.

Namun pada sistem kopling otomatis atau yang biasa kita kenal dengan torque
converter. Kopling ini bekerja berdasarkan gaya tekan fluida. Gaya tekan fluida ini
akan semakin besar seiring bertambahnya putaran mesin, sehingga kita tidak perlu
melakukan pengoperasian kopling secara manual.

2. Transmisi

Fungsi transmisi adalah untuk memanipulasi output mesin. Kita tahu ada beberapa
kondisi dimana sebuah mobil harus memerlukan torsi besar dan ada pula kondisi
yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Tugas transmisi adalah mengatasi
kondisi diatas, dengan mengatur rasio perpindahan antar roda gigi.

Pada posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung besar sehingga putaran
output transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi. Namun torsinya
sangat besar. Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan semakin kecil, hal
itu membuat tingkat percepatan output semakin besar namun torsi maksimalnya
semakin turun. Dalam transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM mesin.

Sama halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi ini bisa
menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan. Sehingga
kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas transmisi.

3. Poros Propeller

Pada kendaraan penggerak FR atau 4WD akan ditemui komponen berbentuk tabung
panjang yang terbuat dari baja. Komponen ini adalah propeller shaft, yang berfungsi
untuk menghubungkan putaran transmisi di bagian depan mobil dengan axle
dibagian belakang mobil.

Alasan penggunaan komponen berbentuk pipa ini adalah agar perpindahan tenaga
bisa berlangsung efektif. Jika kita pakai rantai, maka resikonya rantai akan cepat
mulur karena pemuaian dan suara yang berisik. Tapi karena kita menggunakan
poros besi, maka akan lebih tahan terhadap pemuaian dan gaya puntir akan
disalurkan secara sempurna.

4. Universal joint

Antara transmisi dan axle belakang, pastinya memiliki ketinggian yang tidak selalu
sejajar. Hal ini diakibatkan karena letak axle yang berada di bawah suspensi
sementara transmisi berada di body mobil. Sehingga perlu komponen tambahan
agar propeller bisa berfungsi tanpa terganggu hal ini.

Universal joint merupakan komponen yang didesain secara fleksibel untuk


menghubungkan moment puntir dari sudut dan arah manapun. Biasanya ada dua
buah universal joint yang terletak dibelakang transmisi dan didepan gardan.

5. Gardan/Diferensial
Fungsi differensial adalah untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan mobil.
Mengapa harus dibedakan, saat kendaraan membelok kearah kiri misalnya, maka
jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan pasti beda. Jika roda tidak dibedakan
putarannya maka akan terjadi selip disalah satu roda dan cepat menimbulkan
keusan.
Advertisement

6. Rear Axle

Komponen selanjutnya adalah sebuah poros berbentuk batang yang


menghubungkan diferensial dengan poros roda. Diujung poros akan dipasangkan
wheel bearing sebagai bantalan poros terhadap body mobil.

Ada dua macam axle yang dipakai pada mobil, yakni tipe rigid axle dan indipendent
axle. Pada rigid axle, antara roda kiri dan kanan akan terletak pada satu poros kaku
sehingga jika salah satu roda terkena efek suspensi maka roda satunya akan
terpengaruh. Sementara pada tipe indipendet, ada fleksibel joint yang dipasangkan
pada kedua ujung poros axle. Fungsinya agar roda kiri dan kanan bisa terbebas
ketika salah satu roda terkena efek suspensi.

7. Pegas

Pegas masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk meredam getaran
jalan serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati gundukan atau lubang.
Pegas terbuat dari baja lentir dengan desain tertentu, contohnya desain ulir. Pegas
ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai pada mobil
dengan sistem suspensi indipendent. Model lainya adalah model leaf spring, yakni
baja lentur yang didesain seperti lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi
pegas ulir sehingga tipe ini sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan
bus.

8. Shock absorber
Perlu diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas.
Komponen ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun komponen ini
akan menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi. Saat mobil melewati
jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan kebawah yang ditahan oleh pegas.
Tapi karena sifat pegas yang lentur serta bobot kendaraan maka guncangan akan
terlalu kuat.

Dalam hal ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan pada sistem
suspensi. Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan gaya guncang melalui
mekanisme fluida.

9. Stabilizer bar

Komponen stabilizer hanya ada di sistem suspensi bebas atau indipendet. Stabilizer
dipakai agar roda kiri dan kanan tidak terlalu jauh marginnya. Kelemahan sistem
suspensi indipendent adalah ketika salah satu roda melewati gundukan atau lubang
maka akan terasa efek rolling yang besar karena roda satunya tidak menahan.
Stabilizer akan digunakan agar roda satunya bisa menahan rolling ketika salah satu
roda terguncang.

Pada komponen ini disusun oleh dua buah komponen, yakni swing bar dan link
stabilizer. Swing bar merupakan poros yang menghubungkan sistem suspensi kiri
dan suspensi kanan. Sementara link stabilizer akan menghubungkan ujung swing bar
dengan shock absorber.

10. Sistem steering

Steering sistem juga masuk dalam komponen chasis kendaraan, fungsinya bukan
hanya mengendalikan arah roda depan namun juga meringankan gaya
pengemudian. Kita mengenal sistem power steering, sistem ini dibuat sebagai assist
agar ketika kita memutar roda kemudi bisa lebih ringan.

Secara umum ada dua macam power steering yakni tipe hidrolik dan tipe elektrik.
Tipe hidrolik memanfaatkan gaya tekan hidrolik yang diperoleh dari pompa steering
untuk mendorong rack steer, sementara tipe elektrik menggunakan motor yang
langsung menggerakan rack steer.

11. Sistem pengereman


Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara signifikan.
Cara kerja rem adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang bisa mengkonversi
energi putar roda menjadi energi panas. Pada sistem rem, dua buah material yang
berbahan besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga akan mengurangi laju
putarannya.

Pada mobil ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol dan sistem
rem cakram. Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang bagus tapi kurang
responsif, sementara rem cakram lebih responsif.

iklan

12. Roda dan Ban

Komponen terakhir berada diujung powertrain, fungsinya untuk mengkonversi energi


putar dari powertrain untuk menjalankan kendaraan. Roda tersusun dari velg dan
ban, velg atau rims merupakan rangka roda yang menjadi tumpuan kendaraan.
Untuk itu kekuatan rims juga tidak bisa sepelekan. Sementara ban berfungsi
menyerap getaran kecil pada jalan dan menimbulkan traksi agar roda tidak selip.
Ban sendiri, ada beberapa tipe antara lain tipe hard, medium dan soft. Ban tipe soft
memiliki struktur yang lunak sehingga akan cepat aus tapi gripnya cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai