Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KELOMPOK PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

DI SMK NEGERI 8 BANDUNG

SEMESTER GANJIL TAHUN 2018/2019

Oleh :

KELOMPOK PRAKTIKAN SMK NEGERI 8 BANDUNG

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN

DIREKTORAT AKADEMIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah Perkembangan Sekolah


Pada Tahun Ajaran 1965/1966 di Kotamadya Bandung ada 5 (Lima) Sekolah
Teknologi Menengah Negeri yaitu :
1. STM Negeri I berlokasi di Jl. Dr. Wahidin No. 2 Bandung.
2. STM Negeri II berlokasi di Jl. Kiliningan Buahbatu Bandung.
3. STM Negeri III berlokasi di Jl. Kebonjati 18 Bandung.
4. STM Negeri Instruktur berlokasi di Jl. Dr. Roem No. 7 Bandung.
5. STM Negeri IV (Filial STM Negeri I) berlokasi di STM Negeri III
Bandung.
Pada Tahun 1965 di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung (Gedung ST Negeri I)
didirikan pula STM Negeri IV (Filial STM Negeri I), yang guru-gurunya diambil
dari guru – guru ST. Negeri I dan tenaga – tenaga honorer dari Mahasiswa
FKIT/IKIP Bandung dan Mahasiswa ITB yang sudah Sarjana Muda, serta
dipimpin oleh Bapak SAHYO ADIPURNAMA yang waktu itu juga menjabat
sebagai Kepala ST. Negeri I Bandung, sedangkan tenaga Tata Usaha sebagian
diambil dari Tata Usaha ST. Negeri I Bandung dan sebagian lagi tenaga honorer.
Adapun Jurusan pada STM Negeri IV yaitu Jurusan Mesin Otomotif.
Pada tahun 1969 Bapak SAHYO ADIPURNAMA ditarik ke Inspeksi
Pendidikan Teknik (sekarang Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan ), dan
sebagai pelaksana ditunjuk bapak DJOEDJOEN sebagai pejabat Kepala STM.
Negeri IV.
Tahap demi tahap STM Negeri IV membangun, mengadakan/membeli
meubeler dan alat/bahan keperluan sekolah, siswa dan guru, serta mengembalikan
meubeler dan alat pinjaman dari ST.Negeri I Bandung. Hubungan dengan dunia
Industri/perusahaan ditingkatkan dengan mengadakan PKN (Praktek Kerja
Nyata ) agar para lulusan cukup dapat dipertanggung jawabkan.
Pada Tahun 1972 diperjuangkan agar STM Negeri IV dapat berdiri sendiri.
Pada tahun 1974 Kepala STM Negeri IV diganti oleh Bapak HALIMI BASRI, BE
dan perjuangan untuk bisa berdiri sendiri dimulai lagi dan ditingkatkan sehingga
pada tahun 1976 tepatnya tanggal 23 Januari 1976 keluarlah Surat Keputusan
(SK) berdiri sendiri.
Pada tahun 1976 di Kotamadya Bandung ada 6 (Enam) STM Negeri, yaitu:
1. STM. Negeri I
2. STM. Negeri II
3. STM. Negeri III

2
4. STM. Negeri IV
5. STM. Negeri V
6. STM. Negeri Kimia berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Jurusan: KIMIA
INDUSTRI dan KIMIA TEKSTIL.
Pada tahun Ajaran 1978 / 1979 lokasi / gedung STM Negeri I dan V di Jl. Dr.
Wahidin 2 akan digunakan PPPGT (Pusat Penataran Pendidikan Guru Teknik)
atau TTUC, maka diputuskan perubahan lokasi sebagai berikut :
1. STM. Negeri I pindah ke ST. Negeri I dan STM. Negeri IV di Jl.
Ciliwung No.4 Bandung ( ST. Negeri I dibubarkan ).
2. STM. Negeri V pindah ke Jl. Pajajaran tempat ST. Negeri III yang
dibubarkan.
3. STM. Negeri IV pindah ke ST. Negeri II dan ST. Negeri I Cimahi di Jl.
Kiliningan (ST. Negeri II dan ST. Negeri I Cimahi dibubarkan ).
4. STM. Negeri Kimia tetap di Jl. Jendral Sudirman Bandung.
Pada Tahun Ajaran 1984 / 1985 (Bulan September) Kepala STM Negeri IV
Bandung diganti dari Bapak HALIMI BASRI, BE oleh Bapak H.R.E.RUSNADI,
sedangkan bapak HALIMI BASRI, BE menjadi Kepala STM Negeri 1 Bandung.
Pada tahun 1997 STM Negeri IV Bandung mengalami perubahan nama
sesuai SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 036/0/1997 mulai
tanggal 7 Maret 1997, menjadi SMK Negeri 8 Bandung, sedangkan mulai berlaku
cap baru tanggal 9 Juni 1997. Sejak berdirinya STM. Negeri IV Bandung (Tgl. 23
Januari 1976) sampai dengan sekarang (SMK Negeri 8 Bandung) sudah
mengalami 8 (Delapan) kali pergantian Kepala Sekolah (Definitif ) yakni :
Kepala Sekolah yang pertama : HALIMI BASRI, BE
Kepala Sekolah yang kedua : H.R.E. RUSNADI
Kepala Sekolah yang ketiga : TATANG SURYANA, BE
Kepala Sekolah yang keempat : DJOEHARA
Kepala Sekolah yang kelima : DRS. SUPRIYADI
Kepala Sekolah yang keenam : DRS. H. ENO RACHLAN
Kepala Sekolah yang ketujuh : DED I, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah yang kedelapan : ENDANG RUKMAN, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah yang kesembilan : Dra. EUIS PURNAMA

Kepala Sekolah yang kesepuluh : Drs. AGUNG INDARYATNO

B. Struktur Organisasi Sekolah

Susunan organisasi sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan


dan kebudayaan tentang susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut
(Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

3
Pendidikan). Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja
antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain
di luar sekolah.

Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni
dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama,
dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-
kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu susunan
atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing
kesatuan serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut.

Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan


manajemen sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang
strategis. Organisasi sekolah juga dapat dikatakan sebagai seperangkat hukum
yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi-organisasi
sekolah.

Dalam bagan struktur organisasi terdapat dua garis yang mengubungkan antar
unit kerja atau sub unit kerja yang ada di dalam organisasi, yaitu:

1. Garis Komando/Perintahyang menunjukkan alur komando/perintah yang


mengalir dari pimpinan organisasi kepada unit di bawahnya sampai ke unit
terendah dalam organisasi. Dalam hal ini komando/perintah “mengalir ke
bawah”, artinya bahwa setiap pimpinan organisasi hanya dapat memerintah
unit organisasi di bawahnya, tidak kesamping. Inilah yang selanjutnya lebih
dikenal dengan istilah “kesatuan komando (Unity of Command)”.

2. Garis Koordinasi yang menunjukkan hubungan kerja atau koordinasi antar


unit atau sub unit organisasi yang ada. Koordinasi dimaksudkan agar terjadi
harmonisasi kegiatan antar unit kerja. Hal ini menjadi penting karena tiap
unit kerja melaksanakan spesialisasi tugas masing-masing. Kerjasama harus
dilakukan kerena tiap unit kerja tidak dapat bekerja sendiri. Kerjasama tidak
harus dipahami sebagai bentuk bantuan untuk “bekerja bersama-sama”
misalnya hari ini bersama-sama bekerja di unit A, besok bersama-sama di unit

4
B dan seterusnya. Kerjasama dapat dialakukan dengan memberi kesempatan
unit kerja yang lain untuk memanfaatkan apa yang telah dihasilkan oleh suatu
unit kerja.

Oleh karena hal tersebut di atas manajemen SMKN 8 Bandung, berusaha


untuk memetakan dan menempatkan SDM yang tersedia untuk mengisi
jabatan/tugas tambahan tertentu sesuai dengan unit kerja yang ada di SMKN 8
Bandung guna mencapai Visi, Misi dan Tujuan SMKN 8 Bandung yang telah
ditetapkan. Adapun Struktur Organisasi SMKN 8 Bandung TP. 2019/2020.
SUSUNAN ORGANISASI SMK NEGERI 8 KOTA BANDUNG

TAHUN AJARAN 2017-2018

: Drs. Agung Indaryatno


1. Kepala Sekolah
: Drs. Toni Sugiharto K.
2. Ketua Komite Sekolah

3. Wakil Kepala Sekolah

A. Wakil Kepala Sekolah Bidang : Johny Muharam, S.Pd


Manajemen Mutu
: Hendi Senja Gumilar, M.Pd
1) Staf Audit dan Pengembangan SMM
: Deny Mulyadi,S.Sn
2) Staf Pengendali Dokumen

B. Wakil Kepala Sekolah Bidang : H. Irvan, S.St


Kurikulum
Eko Sutrisno, S.Pd.
1) Staff Pemantauan Keefektifan KBM :
Hj. Erni Sofy M, SH., M.d
dan Administrasi Pembelajaran

2) Seksi Pengembangan Kurikulum


: Rina Armaini, S.Pd
dan
Kelas Digital

Melisa Cahyadi, S.Pd,


3) Seksi Evaluasi & Pelaporan Hasil :
M.Pfis
Belajar
: Elok Wahyu Yudha. W.,
C. Wakil Kepala Sekolah Bidang

5
S.Pd
Kesiswaan

1) Seksi Pembinaan Kerohanian dan HanHan Hadian, S.Pd.I.


:
Pengembangan Nilai Budaya Didin Ahmad S., S.Th.I.
&Karakter Bangsa
Tia Martisni, S.Pd
2) Seksi Pembinaan Kepemimpinan :
Yaya Ing Harun, S.Pd
dan Kedisiplinan Siswa
Dedi Zaenal Mutakin,S.Pd.,
3) Seksi Pembinaan Olah Raga, Seni
: M.Pd.
dan
Prestasi Siswa Karba, S.Pd., M.Pd

4) Seksi Pengelolaan Beasiswa, : Sumiati, S.Pd


Bantuan dan Kewirausahaan Siswa

D. Wakil Kepala Sekolah Bidang : Enang Rahmat, S.ST.


Sarana Prasarana
Linda Nurani, S.Pd
1) Seksi Penataan Lingkungan Hidup :
Devi Permatasari J, S.Pd
& Kerumahtanggaan Sekolah
: Ganjar Swargani, S.Pd
2) Seksi Inventaris dan MR

: Endang Rohman, S.Pd


E. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah

4. Kompetensi keahlian

A. Kompetensi Keahlian TKRO


: H. Asep Sudrajat Ilyas, S.Pd
1) Ketua Kompetensi Keahlian TKRO
: Yayat, S.Pd
2) Kepala Bengkel TKRO

B. Kompetensi Keahlian TBO


: Yana Sumpena, S.Pd
1) Ketua Kompetensi Keahlian TBO

6
: -
2) Kepala Bengkel TBO

C. Kompetensi Keahlian TBSM


: -
1) Ketua Kompetensi Keahlian TBSM
: Asep Nanang, S.Pd
2) Kepala Bengkel TBSM

D. Kompetensi Keahlian TPTU


: Abdurahman Hidayat, S.Pd
1) Ketua Kompetensi Keahlian TPTU
: Galih Ahmad Fauzi, S.Pd
2) Kepala Bengkel TPTU

E. Kompetensi Keahlian TEI


: -
1) Ketua Kompetensi Keahlian TEI
: Nurul Amaliyah, S.Pd
2) Kepala Bengkel TEI

5. Bidang Garapan
: Donny Hamdani, S.Pd
A. Koordinator Pengembangan ICT

B. Kepala Perpustakaan & Digital : Dra. Hj. Atik Sartika


Library
S. Ety Meiningsih,
:
1) Staf Perustakaan dan Digital Library S.Pd.,M.Pd

: Dra. Yuyun Yuliarti


C. Koordinator BK
Tri Handayani Pamungkas,
:
1) Staf Bimbingan Konseling S.Pd

D. Koordinator SDM (Sumber Daya : Dra. Rachmi Krisdiani


Manusia)
: Tatin Suprihatin, S.Pd, M.T
1) Staf SDM
: Dra Eti Rohaeti
E. Kepala Unit Produksi

F. Tim Bidang Garapan


: Erlana Nugraha, S.T, M.T
1) Tim Pengembangan ICT
Indra Nurdiyana, S.T

7
Aris Saeful, S.Kom

C. Denah Lokasi Sekolah

SMK Negeri 8 Kota Bandung mulai tahun ajaran 1978/1979 yang terletak di
jalan Kliningan No. 31 Bandung mempunyai luas sekitar 11.450 m². Di atas tanah
tersebut dibangun sarana dan prasrana yang menunjang proses pendidikan
disekola, diantaranya sebagai berikut:
Luas tanah yang dipakai bangunan : 5862,20
Luas Taman : 2500
Luas lapangan olah raga : 1367,80
Lahan Parkir : 650
Lain-lain : 5053,37
Jumlah Luas Tanah : 10.380,00
D. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah

Secara umum data berikut merupakan keadaan Sivitas Akademik Sekolah


(Guru, Karyawan, Siswa, Sarana KBM) SMK Negeri 8 Kota Bandung, antara
lain :

Tabel 1.1 Status Akreditasi dan Penerapan Kurikulum SMK Negeri 8


Bandung

KURIKULUM YANG
Akreditasi

Kompetensi Tahun
DIGUNAKAN
Keahlian Diakreditasi
X XI XII Tk 4

Teknik Kendaraan
A 2017 2013 2013 2013
Ringan Otomotif

Teknik dan Bisnis


A 2017 2013 2013 2013
Sepeda Motor

Teknik Body
A 2017 2013 2013 2013
Otomotif

8
Teknik Pendingin Izin
BLM 2013 2013 2013
dan Tata Udara Operasional

Teknik Elektronika Izin


BLM 2013 2013 2013
Industri Operasional
Keterangan : Akreditasi diisi dengan A, B, C, BLM (belum diakreditasi);
Kurikulum diisi dengan Kurikulum 2013

Fasilitas yang dimiliki SMKN 8 Bandung yang merupakan faktor


penunjang keberhasilan diantaranya :

Nama Ruangan

Ruang Teori/Kelas Ruang PMR

Ruang Guru Ruang Pramuka

Bengkel Teknik Kendaraan Ringan Koperasi

Bengkel Teknik Bodi Otomotif Ruang BP/BK

Bengkel Teknik Sepedah Motor Mushola

Ruang Kantor Perpustakaan

Laboratorium Komputer Ruang Piket

Lapangan Upacara Ruang Tunggu

Ruang Kesiswaan Tempat Parkir

Ruang OSIS WC

Lapangan Basket/Futsal Parkir Siswa

Kantin
Tabel 1.2 Fasilitas yang ada di SMKN 8 Bandung

Ada pun kondisi sarana dan prasarana SMKN 8 secara keseluruhan dapat
dilihat dari tabel berikut:

A Ruang Pembelajaran Umum JUMLAH

1 Ruang kelas 38

9
2 Ruang Lab. Komputer 2

3 Ruang Perpustakaan 1

B. Ruang Khusus (Praktek)

1 Ruang Praktek TKRO 3

2 Ruang Praktek TBSM 3

3 Ruang Praktek TPBO 1

4 Ruang Praktek TPTU 1

5 Ruang Praktek TEI 1

C. Ruang Penunjang

1 Ruang Kepala Sekolah dan Wakil 1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Pelayanan ADM (TU) 1

4 BP/BK 1

5 Ruang OSIS 1

6 Ruang kesiswaan 1

7 Koperasi 1

8 Ruang Seni 1

9 Mushola 1

10 Mesjid 1
Tabel 1.3
Data Ruang Tahun Pelajaran 2019/2020

Kelas Jumlah Kelas Jumlah Kelas Jumlah


X TKRO 1 36 XI TKRO 1 32 XII TKRO 1 31
X TKRO 2 35 XI TKRO 2 32 XII TKRO 2 31
X TKRO 3 36 XI TKRO 3 32 XII TKRO 3 30
X TKRO 4 34 XI TKRO 4 31 XII TKRO 4 29
X TKRO 5 36 XI TKRO 5 31
XII TKRO 5 32
X TBSM 1 34 XI TBSM 1 32
X TBSM 2 32 XI TBSM 2 28 XII TBSM 1 31

10
X TBSM 3 34 XI TBSM 3 29 XII TBSM 2 22
X TBSM 4 32 XI TBSM 4 26 XII TBSM 3 24
X TBSM 5 34 XI TBSM 5 27 XII TBSM 4 28
X TBO 1 34 XI TBO 1 30 XII TBSM 5 29
X TBO 2 32 XI TBO 2 29 XII TBO 1 26
X TPTU 1 30 XI TPTU 1 31 XII TBO 2 22
X TPTU 2 29 XI TPTU 2 34 XII TPTU 1 28
X TEI 1 35 XI TEI 1 34 XII TPTU 2 27
X TEI 2 34 XI TEI 2 35
TOTAL 400
TOTAL 537 Total 493

Total siswa SMKN 8 pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 1.503 orang.

Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di SMKN 8 pada


tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 143 orang dengan kualifikasi pendidikan
terakhir sebagai berikut :

A. Data berdasarkan status kepegawaian


Kepala Sekolah 1 orang
PNS Guru 54 orang
PNS Guru DEPAG 1 orang
Guru Tidak Tetap 57 orang
Kasubag Tata Usaha 1 orang
PNS Tata Usaha 8 orang
Pegawai Tidak Tetap 22 orang
Jumlah 143 orang

B. Data PNS berdasarkan golongan


Jenis Kelamin
No Gol Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IV/C 2 0 2
2 IV/B 2 6 8
3 IV/A 12 2 14
4 III/D 6 9 15
5 III/C 7 6 13
6 III/B 4 1 5
7 III/A 1 3 4
8 II/D 0 1 1
9 II/C 0 0 0
10 II/B 1 2 3

11
11 II/A 0 0 0
Jumlah 35 30 65

C. Data PNS berdasarkan pendidikan


Jumlah
Pendidikan
L P
SMA 1 1
DIII - 1
DIV/S1 27 22
S2 6 7
Jumlah 34 31

Tabel : Kualifikasi pendidikan terakhir tenaga pendidik dan kependidikan SMK


Negeri 8 Bandung.

12
BAB II
MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

A. Pengelolaan / Pelaksanaan Kurikulum

Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan


suatu pendidikan. Tanpa adanya kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak akan
mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu dalam pelaksanaan kurikulum
penting untuk mengikuti ketentuan yang berlaku.

Dalam melaksanakan kegiatan sekolah, semua pihak yang terlibat baik kepala
sekolah, guru, tata usaha dan siswa harus dapat merealisasikan proses
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Kurikulum tersebut merupakan
dasar atau patokan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


No. 60 Tahun 2014 tentang Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan Pasal 1
Ayat 1 bahwa SMKN 8 Bandung telah menerapkan kurikulum 2013. Dalam
pelaksanaan dan pengolahannya dipegang oleh Wakil kepala Sekolah Bidang
Kurikulum.

Pelaksanaan kurikulum teruraikan dalam tujuh pendekatan pembelajaran


diantaranya:

1. Pembelajaran berbasis kompetensi.

2. Pembelajaran berbasis luas, kuat dan mendasar.

3. Pembelajaran tuntas.

4. Pembelajarana berbasis normatif dan adaptif.

5. Pembelajaran berbasis produktif.

6. Pembelajaran di dunia kerja.

13
7. Pembelajaran berwawasan lingkungan.

Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan tersebut sudah


baik, namun ada beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya:

1. Adaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan belum maksimal, media


dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran masih monoton
sehingga sebagian guru belum memberikan inovasi pembelajaran aktif.

2. Tenaga pendidik di SMKN 8 belum semuanya menguasai kurikulum 2013,


sehingga kurikulum yang telah disusun sekolah belum berjalan secara
maksimal dalam prosesnya. Pola pembelajaran yang dikelas masih sama
saja dengan kurikulum sebelumnya belum ada perubahan signifikan, masih
ada yang menggunakan pola teacher center yang seharusnya di kurikulum
2013 sudah student center.

B. Pembinaan Kesiswaan

Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber


insani bagi pembangunan nasional. Karena itu generasi muda perlu terus
menerus dibina agar dapat menjadi generasi yang diharapkan serta dapat
meneruskan cita-cita dan perjuangan bangsa. Dalam menciptakan generasi muda
pemerintah menciptakan program-program di setiap satuan sekolah untuk
menjadikan generasi muda yang produktif.

Landasan hukum pembinaan kesiswaan:

1. UU No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan


3. Program kerja Kepala Sekolah SMKN 8 Bandung

Bidang Kesiswaan SMKN 8 memiliki peranan penting untuk


membentukan karakter dan pengembangan kepribadian siswa. Dalam
pelaksanaannya Bidang Kesiswaan dibantu oleh semua elemen SMK Negeri 8
Kota Bandung, khususnya BP/BK, wali kelas dan guru mata pelajaran.
Orientasinya yaitu selalu berusaha membimbing dan mengarahkan peserta

14
didiknya kearah yang lebih baik, termasuk dalam pembinaan moral dan intelektual
peserta didiknya.

Adapun tugas-tugas Wakasek Bidang Kesiswaan yaitu:

1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


2. Masa Orientasi Siswa (MOS)
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
4. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Akademik dan Sosial
Sekolah.
5. Kepramukaan.
6. Upacara Bendera
7. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
8. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
9. Pembinaan Bakat dan Minat.

Pembinaan yang diadakan di SMK Negeri 8 Bandung, mencakup


pengadaan program penyuluhan atau bimbingan pada siswa yang dilakukan oleh
wali kelas pada hari Senin Pukul 07.30-08.15 WIB pada saat sesudah
melaksanakan upacara bendera. Selain itu, di SMKN 8 Bandung terdapat program
rutin yaitu program baca Quran yang di laksanakan setiap hari dan
membudidayakan membaca selama 15 menit.

Wakasek Bidang Kesiswaan dan jajarannya mencoba memberikan yang


terbaik untuk peserta didik SMK Negeri 8 Kota Bandung, tetapi masih banyak
masalah diantaranya:

1. Kurangnya koordinasi antara kesiswaan, wali kelas dan guru mata pelajaran
dalam menegakan kedisiplinan siswa. Sebagian guru yang bukan pada
bagian kesiswaan cenderung kurang peduli dengan permasalahan
kedisplinan anak.

2. Banyak peserta didik yang datang kesekolah terlambat 10 menit hingga 20


menit dari jam masuk sekolah. Walaupun sudah diberikan sanksi dan arahan
oleh kesiswaan terbukti masih banyaknya siswa yang terlambat datang
kesekolah setiap harinya.

15
3. Masih banyak peserta didik yang izin keluar sekolah tetapi tidak kembali
lagi ke sekolah.

4. Banyak peserta didik yang memakai atribut atau seragam sekolah yang tidak
sesuai dengan tata tertib sekolah, seperti celana yang tidak standar, bet
tingkatan kelas yang tidak sesuai dan sepatu yang beragam. Serta rambut
peserta didik yang mayoritas adalah laki-laki yang tidak rapih dan sesuai
sebagaimana mestinya pelajar.

5. Kurangnya sosialisasi tentang peraturan-peraturan kedisiplinan kepada


siswa-siswa dalam bentuk media cetak (pamphlet, brosur, papan
pengumuman, dll)

C. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarkaan oleh SMK Negeri 8 Kota


Bandung, praktikan menemui kesulitan dalam hal komunikasi dengan pengurus
ekstrakulikuler dan dengan rekan-rekan praktikan sendiri.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu sarana bagi siswa yang harus


di program dan diperhatikan oleh pihak SMKN 8 Bandung. Hal ini karena
memiliki manfaat untuk menumbuhkan bakat dan potensi siswa yang belum
terlihat. Manfaat lainnya adalah membiasakan siswa untuk menumbuhkan jiwa
pemimpin, bisa bekerja secara tim, membentuk jiwa mandiri, mampu mengelola
waktu, membagi pekerjaan dan memprioritaskan pekerjaan, yang nantinya
sangat bermanfaat ketika siswa sudah terjun di dunia kerja dan masyarakat.
Salah satu yang dapat dilakukan di sekolah adalah dengan melibatkan diri dalam
organisasi (OSIS, Pramuka, PMR, Paskibra, Rohis, Silat, Audiomotif, IT, Futsal,
Volly, Basket, Kopling, Keputrian, Moving Service, Karawitan dan Teater).
Permasalahan yang dihadapi organinasi ekstrakurikuler di SMK Negeri 8 Kota
Bandung diantaranya:

1. Kurangnya Antusiasme peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler yang


ada di sekolah.

16
2. Terlalu banyak jenis pengembangan diri, anggaran dananya untuk tiap
pengembangan diri kurang, sehingga dana harus terbagi rata ke semua
pengembangan diri

3. Jumlah ruang untuk kesekretariatan sangat minim, sehingga ada satu


ruangan yang digunakan untuk beberapa organisasi dan fasilitas pendukung
kegiatan yang kurang dan yang adapun sudah rusak.

D. Pembinaan Kerjasama Dengan Orang Tua Siswa

Berhasilnya pendidikan anak sudah menjadi tanggung jawab bersama, tidak


hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja tetapi juga menjadi tanggung
keluarga, pemerintah dan masyarakat. Peran orang tua secara langsung sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa, karena sebagian besar waktunya
dihabiskan dalam lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, agar tercapai
keberhasilan siswa maka dibutuhkan hubungan kerjasama yang baik antara pihak
sekolah dengan keluarga. Demikian halnya dengan apa yang tersedia di SMK
Negeri 8 Bandung yang senantiasa menjalin hubungan kerjasama yang baik
dengan para orang tua siswa.

Dalam kehidupannya siswa tidak sepenuhnya dibawah tanggung jawab


sekolah. Untuk itu dalam hal ini kerja sama dengan orang tua siswa perlu
diadakan. Pembinaan kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua murid
telah dimulai sejak awal siswa masuk sekolah di SMK Negeri 8 Bandung. Adapun
penanganan kerjasama ini dilakukan melalui wali kelas, guru BP/BK, atau
wakasek urusan kesiswaan.

Bentuk pembinaan kerjasama dengan orang tua peserta didik yang sudah
dilakukan pihak sekolah diantaranya:

1. Adanya surat-surat pemberitahuan mengenai kemajuan dan kehadiran


peserta didik.

2. Mengarahkan, membimbing, membantu dalam pembinaan dan


pengembangan sesuai potensi yang dimiliki.

17
3. Mengadakan rapat antara orang tua peserta didik dengan pihak sekolah
mengenai informasi penting dan kemajuan peserta didik.

4. Adanya pertemuan khusus antara orang tua peserta didik dengan wali kelas
tentang permasalahan yang dihadapi peserta didik di sekolah.

5. Adanya isian kotak kritik dan saran dari pihak manajemen mutu agar dapat
menampung saran dan keinginan dari para orang tua murid.

Masalah-masalah yang dihadapi dalam pembinaan kerjasama dengan orang tua


peserta didik adalah:

1. Kurangnya partisipasi orang tua peserta didik apabila ada undangan


pertemuan penting yang diadakan oleh sekolah.

2. Kurangnya peranan orang tua terhadap pendidikan siswa di luar sekolah.

3. Kurangnya komunikasi antara orang tua murid dengan pihak sekolah.

4. Kurang terbukanya murid ketika sekolah atau pihak wali kelas meminta
kontak/nomor handphone orang tua, seringkali ada siswa yang tidak mau
memberikan nomor hp orang tuanya, sehingga sekolah atau guru kesulitan
mencari kontak orang tua ketika murid tersebut mengalami hambatan, dll.

E. Pengeolaan Fasilitas Pembelajaran

Pengelolaan yang baik terhadap fasilitas pembelajaran akan terciptanya


lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Pengelolaan fasilitas
pembelajaran yang dimaksud adalah pengelolaan sarana dan prasarana yang
dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan,
pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah
secara tepat guna dan tepat. Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang ada di
SMK Negeri 8 Kota Bandung diantaranya:

1. Ruang Belajar

18
2. Ruang Guru

3. Ruang Praktek

4. Laboratorium Komputer

5. Ruang Kesenian

6. Perpustakaan

7. Lapangan Olahraga

8. Ruangan Olahraga

9. Mushola

10. Ruang TU, Ruang BK, Ruang Kesiswaan, Ruang Kurikulum, Ruang
Kepala Sekolah, dan WMM

11. Ruang Kaprog

12. Kantin dan Koperasi Siswa

13. Toilet

14. Bengkel TKRO, Bengkel TBSM, TEI, TPBO

15. Masjid Besar SMKN 8 Bandung (sedang dalam tahap pembangunan)

Selain itu, SMK Negeri 8 Kota Bandung masih terus membangun,


membenahi, memperbaiki dan menyediakan fasilitas penunjang kegiatan belajar
mengajar seperti membangun ruang kelas baru. Proses perealisasiannya, Kepala
Sekolah dibantu dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
melakukan pembenahan disegala bidang sehingga dapat terciptanya lingkungan
belajar yang kondusif.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana juga mengelola unit
produksi yang dijadikan salah satu sumber pendapatan sekolah dalam memenuhi
kesejahteraan guru, staf dan peserta didik. Unit produksi yang telah berkembang

19
di SMK Negeri 8 Kota Bandung bukan sepenuhnya milik sekolah, tetapi
bekerjasama dengan perusahaan atau unit usaha perseorangan dengan system
bagi hasil.

Permasalahan yang dihadapi bidang sarana dan prasarana diantaranya:

1. Peralatan media seperti proyektor masih belum memadai, dan


pemakaiannya kurang terawat (banyak yang rusak).

2. Fasilitas bengkel yang kurang nyaman untuk kegiatan pembelajaran dan


fasilitas alat kurang memadai.

3. Luas mushola tidak sesuai dengan jumlah siswa.

4. Susahnya air di jam untuk sholat jumatan.

5. Luas ruang perpustakaan dan fasilitas bangku serta multimedia yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa di SMK Negeri 8 Bandung.

6. Masih tersimpannya buku-buku lama yang tidak terpakai dan pembaruan


buku-buku lama yang masih belum berjalan.

7. Siswa kurang menjaga kebersihan kelas karena mayoritas murid laki-laki.

8. Sarana prasana untuk olahraga sering hilang karena siswa lupa


mengembalikan barang tersebut.

9. Kebersihan WC kurang terjaga.


Jumlah ruang belajar belum mencukupi dengan jumlah siswa yang ada di
SMK Negeri 8 Bandung, sehingga kelas 11 dan 12 terjadi moving (berpindah-
pindah kelas) dan adanya jam siang untuk kelas 11 dan untuk kelas 10 sudah
memiliki kelas tetap.

F. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika

Kesejahteraan sivitas akademika dalam konteks secara umum tidak akan


lepas kaitannya dengan kompensasi yang diterima oleh guru. Walaupun dalam

20
kenyataannya kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat menentukan
seseorang tersebut dapat dikatakan sejahtera. Namun dalam hal ini, kita tidak
dapat menutup mata kita dari kenyataan. Secara umum kesejahteraan seseorang
tersebut dapat kita ukur dan nilai dari kompensasi yang mereka terima.

Setiap upaya pembaharuan pendidikan harus melibatkan guru dan satu


seginya adalah masalah kesejahteraan guru. Hal ini dapat dipahami karena
kesejahteraan berkaitan dengan kepuasaan, motivasi kerja, kinerja, dan
produktivitas kerja. Secara singkat, perbaikan terhadap kesejahteraan guru
diarahkan kepada peningkatan kinerja guru yang bermuara pada peningkatan
mutu pendidikan.

Permasalahan yang dialami bagian Pengelolaan Kesejahteraan Civitas


Akademika di SMKN 8 Bandung diantaranya:

1. Kesejahteraan Guru-Guru dan Staf TU

Ada beberapa permasalahan yang terdapat pada staf TU dan Guru-


guru diantaranya:

a. Pengadaan media pembelajaran yang dibutuhkan guru belum maksimal,


sehingga guru mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengaiar.

b. Guru piket atau staf dalam mengerjakan pencatatan data kehadiran siswa
masih secara manual, hal tersebut sangat tidak efektif dan efisien.

c. Tunjungan yang diberikan untuk guru serta staf tidak cukup untuk
kebutuhan hidup

d. Ketika laporan pemasukan nilai banyak guru yang belum memahami


sistem pemasukan nilai sehingga harus diadakan pelatihan untuk itu.

21
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH KEPENDIDIKAN SMK
NEGERI 8 BANDUNG
A. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum

Pengelolaan kurikulum merupakan suatu kebutuhan mutlak bagi setiap


jenjang pendidikan. Di SMK Negeri 8 Bandung tentunya menuntut pengelolaan
kurikulum yang baik, sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan
baik dan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dibidang otomotif. Beberapa
penanganan yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ditemukan
diantaranya:

1. Penggunaan CD. Untuk mengadaptasi perkembangan ilmu yang terus


berkembang tenaga pendidik di SMK Negeri 8 Bandung membuat media
pembelajaran dan mengemasnya dalam bentuk CD sehingga dapat secara
compicable digunakan oleh para guru, untuk menanggulangi pengadaptasian
dunia pendidikan yang belum maksimal.

2. Penjadwalan pelatihan bagi guru yang lebih terencana. Untuk


menangani permasalahan tentang guru-guru yang belum menguasai
Kurikulum 2013, wakasek bidang kurikulum mengatur kegiatan pelatihan
yang harus diikuti setiap guru yang ada di SMK Negeri 8 Bandung secara
bergiliran dan berkala.

3. Menjadikan MGMP sebagai panduan utama dalam penyamaan konten


pembelajaran
Kurikulum yang mendukung tentu akan memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah sesuai dengan
kebutuhannya. Prinsip flesibilitas, relevansi, adaptasi, dan keefektifan
programperlu dikembangkan. Aspek-aspek kurikullum perlu ditelaah dan
merencanakan kembalidi samping berusaha memperbanyak penggunaan sumber
materi yang memadai.
Keberhasilan kurikulum dapat ditempuh dengan melakukan praktek yang
rapi dan tertib dari para guru yang meliputi administrasi mengajar, praktek

22
belajar mengajar di sekolah, dan komunikasi guru yag rnelibatkan peserta diklat
untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat mencapai suatu kompetensi
tertentu. Untuk itu kerja sama guru dan peserta diklat atau siswa perlu
dikembangkan, sehingga kurikulum yang telah dirancang dapat diterapkan
dengan baik
B. Pembinaan Kesiswaan

Pembinaan kesiswaan merupakan elemen yang sangat penting dalam


pembentukan karakter peserta didik untuk lebih baik. Dalam pelaksanaan
Pembinaan kesiswaan di SMK Negeri 8 Bandung pada umumnya sudah baik, dan
masih ada beberapa yang harus dibenahi, adapun pembenahan yang dilakukan
adalah:

Pembinaan kesiswaan dalam rangka membentuk karakter akan sangat


bergantung kepada faktor-faktor seperti:

 pemahaman pendidik terhadap kondisi obyektif peserta didik

 tingkat penguasaan kompetensi pendidik

 tujuan yang akan dicapai

 proses pelaksanaan yang direncanakan

 materi kegiatan yang dikembangkan dan

 dukungan kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana, maupun


sarana/prasarana pembinaan karakter.

1. Membangun sinergi antara orang tua murid dan guru. Menjalin


kerjasama dengan pihak kesiswaan, wali kelas dan orang tua dalam upaya
pembinaa siswa agar lebih kooperatif dan terkoordinasi terhadap masalah-
masalah kesiswaan.

23
2. Mempertegas hukuman dan tata tertib sekolah. Harus ada hukuman
yang jelas untuk siswa yang sering terlambat kesekolah,bila perlu sekolah
memberikan penghargaan atas perubahan sikap siswa yang sudah jauh
lebih baik supaya menjadi motivasi untuk siswa yang lainnya. Serta
regulasi yang jelas mengenai hukuman untuk memakai atribut atau
seragam sekolah yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah.

3. Pengunaan sistem point. Pihak sekolah dapat mencoba menggunakan


sistem point, dimana setiap siswa yang melanggar akan dicatat dalam buku
tata tertib. Apabila telah melewati 100 poin dalam satu tahun maka akan
dikembalikan kepada orang tua masing-masing atau tidak naik kelas.

4. Pemanfaatan mading oleh seluruh elemen sekolah. Perlu ditingkatkan


lagi sosialisasi tentang peraturan kedisiplinan dalam bentuk media cetak
(pamflet, brosur, papan pengumuman, dll), hal ini perlu dilakukan oleh
semua elemen sekolah, tidak hanya bidang kesiswaan saja.

5. Pembinaan berkelanjutan. Melakukan pembinaan secara berkelanjutan


setiap hari senin setelah upacara yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah
bagian kesiswaan
C. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

Program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikendalikan


untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan kontribusinya
terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan program kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang kondusif, tidak terlalu
membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas kurikuler sekolah. Usahakan
pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan.
Kerja sama tim adalah fundamental, hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap
personil disekolah, sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab
atas pengembangan program ekstrakurikuler yang diselenggarakanUsaha yang
dilakukan untuk menanggulangi masalah yang terjadi dalamkegiatan
ektrakurikuler adalahsebagai berikut:

24
1. Adanya reward atau penghargaan kepada siswa teladan dengan memberikan
beasiswa dengan salah satu kriterianya adalah aktif dalam organisasi
sekolah.

2. Memasukan nilai ekstrakurikuler kedalam nilai raport.

3. Menugaskan pelatih profesional yang dapat membantu berkembangnya


ekstrakurikuler.

4. Memberikan ruang yang dapat digunakan sebagai tempat kesekretariatan


agar lebih mudah dalammengatur kegiatan ekstrakulikuler
D. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Saat suatu orang tua memilih sebuah sekolah, artinya mereka telah setuju
dan percaya dengan gagasan mengajar di sekolah tersebut, menyetujui bahwa guru
mengikuti gagasan yang sama, dan bahwa guru mewakili sekolah untuk
berkomunikasi dengan orang tua. Jadi, jika ada orang tua yang tak setuju dengan
seorang guru, maka dia harus langsung berkomunikasi dengan pihak sekolah, lalu
pihak sekolah akan memutuskan apakah guru tersebut perlu melakukan perubahan
atau tidak. Sementara itu, orang tua juga tak boleh memuji atau menyogok guru
agar anak mereka mendapat “perhatian khusus”. Tugas guru adalah mengajar dan
memperlakukan setiap siswa dengan setara.

Hubungan sekolah dengan orang tua siswa hendaknya dibawa ke


dalamsuatu hubungan yang konstruktif yang sesuai dengan program sekolah.
Orang tua tidak dapat terlepas sama sekalidari hubungannya dengan sekolah. Oleh
karena itu hubungan antara keduanya hendaknya dipupuk dan dibina.

Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang terjadi


dalampembinaan kerjasama dengan orang tua murid adalah sebagai berikut:

1. Dibutuhkan alamat tempat tinggal yang jelas dari orang tua siswa, sehingga
dapat cepat melakukan komunikasi dengan orang tua siswa.

25
2. Dibutuhkan informasi yang jelas mengenai masalah yang dihadapi oleh
orang tua siswa dengan mencari informasi dari siswa sendiri atau teman
dekatnya.

3. Dibutuhkan kejelasan dalam masalah yang akan dibahas pada setiap


pertemuan mengingat pentingnya setiap kali pertemuan yang diadakan oleh
sekolah, orang tua pun perlu menyadari pentingnya pertemuan karena akan
diberikan pembahasan permasalahan yang terjadi dan informasi-informasi
penting mengenai siswa.

4. Mengadakan home visit yaitu kunjungan kepada orang tua yang dilakukan
oleh wali kelas atau pihak BP apabila terdapat siswa yang bermasalah atau
siswa sakit, sehinggga di dapat latar belakang kehidupan siswa.

5. Dibutuhkan pertemuan yang lebih sering antara orang tua siswa dengan
sekolah, sehingga orang tua pun mengetahui informasi mengenai sekolah
misal jadwal UAS, libur sekolah dan lain–lain.
E. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran

Pengelolaan (manajemen) perlengkapan (sarana dan prasarana)


merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan,
pemeliharan, penghapusan, dan pengendalian logistik atau perlengkapan. Usaha
yang dilakukan untuk menanggulangi masalah di bidang pengelolaan fasilitas
pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pemantauan fasilitas yang ada di ruangan perlu dilakukan untuk mengurangi


kerusakan (coretan meja dan kursi) yang biasa dilakukan oleh siswa.

2. Fasilitas bengkel yang dimiliki oleh sekolah mendapat beberapa peralatan


misalnya seperangkat EFI.

3. Melakukan pembangunan fasilitas masjid

4. Melakukan perbaikan air khususnya di jam jumatan

26
5. Perlunya diadakan piket bengkel untuk menunjang kenyaman pembelajaran
di ruang bengkel.

6. Peralatan yang rusak harus diperbaiki dan apabila tidak bisa diperbaiki
maka diganti.

7. Melakukan pembangunan dan perluasan fasilitas pembelajaran untuk


mendukung proses belajar pembelajaran.

8. Guru bisa membuat modul sehingga bisa di jadikan pelengkap sumber


belajar selain menggunakan buku yang ada di perpustakaan.

9. Buku untuk menunjang KBM ada beberapa guru mengambil dari penerbit
jadi walaupun di perpustakaan bukunya masih kurang, guru mensiasatinya
dengan mencari penerbit untuk dijadikan sebagai sumber belajar

10. Mengajak pihak eksternal untuk menjadi donatur buku-buku untuk


perpustakaan sekolah.
Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika

Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan pengelolaan

sivitas akademika diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pembayaran SPP

Untuk masalah pembayaran SPP yang tidak lancer ditanggulangi

dengan cara :

a. Melalui wali kelas, yaitu wali kelas memberikan peringatan atau

memberitahu kepada siswa yang belum membayar SPP agar segera

melunasi pembayaran SPP tersebut.

b. Melalui surat yang ditujukan ke orang tua siswa. Surat ini biasanya

merupakan surat panggilan agar orang tua siswa dapat datang ke

27
sekolah untuk memberikan alas an tunggakan pembayaran SPP.

c. Bantuan dari dinas pendidikan. Bantuan sumbangan dari dinas ini

diperuntukan bagi siswa yang mengalami kesulitan keuangan atau

berasal dari keluarga kurang mampu. Bantuan dari dinas

pendidikan ini dapat menutupi kekurangan dana yang dihadapi

sekolah.

Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan pengelolaan

sivitas akademika diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pembayaran SPP

Untuk masalah pembayaran SPP yang tidak lancer ditanggulangi

dengan cara :

a. Melalui wali kelas, yaitu wali kelas memberikan peringatan atau


memberitahu kepada siswa yang belum membayar SPP agar segera

melunasi pembayaran SPP tersebut.

b. Melalui surat yang ditujukan ke orang tua siswa. Surat ini biasanya merupakan
surat panggilan agar orang tua siswa dapat datang ke sekolah untuk
memberikan alasan tunggakan pembayaran SPP.

c. Bantuan dari dinas pendidikan. Bantuan sumbangan dari dinas ini diperuntukan
bagi siswa yang mengalami kesulitan keuangan atau berasal dari keluarga
kurang mampu. Bantuan dari dinas pendidikan ini dapat menutupi
kekurangan dana yang dihadapi

sekolah.

28
Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi masalah di bidang
kesejahteraan sivitas akademika adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan siswa SMKN 8 Bandung

a. Ketersediaan adanya media yang memadai untuk siswa dalam


mengeksplore bakat dan minatnya.

b. Adanya penambahan kelas yang cukup, sehingga tidak adanya siswa


masuk siang.

2. Kesejahteraan Guru-Guru dan Staf TU

Pihak sekolah membuat suatu program yang melibatkan seluruh


komponen seperti iuran atau kas yang dapat digunakan dalam memenuhi
kesejahteraan guru-guru dan staf salah satunya kesehatan guru dan staf
TU, mengadakan kegiatan penyuluhan di bidang kesehatan yang
melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan dan memaksimalkan unit
produksi yang sudah ada untuk memenuhi kesejahteraan guru dan staf TU.

a. Adanya suatu perhatian khusus dari sekolah untuk menambah sarana


prasarana khususnya media pembelajaran yang dibutuhkan, adanya
motivasi yang tinggi dari guru untuk membuat media pembelajaran
agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang di kehendaki.

b. Diperbanyaknya frekuensi kegiatan yang bertujuan mempererat tali


silaturahmi diantara guru-guru, staf TU dan yang lainnya.
Berdasarkan pemaparan atau uarian diatas dapat kita lihat dan analisis
bahwa tingkat kesejahteraan yang terdapat pada pegawai Negeri di SMK Negeri 8
Bandung ini, dapat kita simpulkan tingkat kesejahteraannya dapat dikatakan
tercukupi segala kebutuhan hidup dan terlaksananya pembelajaran kooperatif

29
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan (PPLSP)


merupakan suatu program pelatihan bagi mahasiswa S1 Kependidikan agar
penguasaan kompetensi akademik kependidikan tidak hanya melalui
perkuliahan saja, tetapi harus terintegrasi dengan sekolah, sehingga mereka
memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang profesional.
Serta bertujuan untuk memantapkan penguasaan kompetensi akademik,
mengembangkan identitas profesi sebagai pendidik serta memberikan bekal
pengalaman dasar melaksanakan pembelajaran yang mendidik di bawah
supervisi yang efektif dari dosen pembimbing dan guru pamong. Dalam
pelaksanaannya PPLSP ini harus secara terprogram, sistematis dan sistematik
pada Lembaga Pendidikan atau Sekolah Mitra (SM) yang dibimbing secara
efektif.

Kelompok praktikan melaksanakan Program Pengenalan Lapangan


Satuan Pendidikan (PPLSP) di SMKN 8 Bandung Lembang berjumlah 10
orang. SMKN 8 Bandung merupakan sekolah yang memiliki banyak prestasi
baik akademik maupun non-akademik. Selama pelaksanaan PPLSP ini kami
mendapatkan banyak hal baru yang ditemukan yang kami jadikan sebagai
pengalaman selama mengajar dan kegiatan sekolah lainnya. Secara
keseluruhan, pelaksanaan kegiatan PPL di SMKN 8 Bandung berjalan dengan
baik dan lancar, akan tetapi dalam proses pembelajaran maupun dalam
partisipasi kegiatan-kegiatan lain di sekolah sering mendapatkan hambatan
karena banyaknya ujian kompetensi, Ujian Tengah Semester dan Akhir
Semester. Dan USBN, UNBK kelas XII,

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh kami, yaitu hal-
hal yang berhubungan dengan penguasaan kelas, memotivasi siswa, dan

30
menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengalaman kami dalam menjalani kegiatan sekolah,
namun permasalahan ini masih dapat terselesaikan oleh kelompok praktikan.

Melalui kegiatan PPLSP ini kami sebagai Mahasiswa S1 Kependidikan


sebagai praktikan dapat mengenal lebih jauh mengenai kehidupan sekolah
dalam upaya mempersiapkan diri menjadi guru di masa yang akan datang, di
mana guru dituntut memiliki kemampuan yang baik dan memiliki tanggung
jawab dalam bagaimana memanusiakan manusia, maksudnya guru tersebut
tidak hanya menyampaikan materi di dalam kelas saja tetapi
mentransformasikan hal-hal yang berhubungan dengan moral, etika, norma,
budaya, dan nilai-nilai lainnya.

Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan (PPLSP)


Kependidikan ini semoga menjadi bekal bagi kami sebagai praktikan untuk
melanjutkan perjuangan menjadi seorang pendidik yang akan mengantarkan
para siswanya menjadi individu-individu yang bagi bangsa dan negara.

B. Saran

SMKN 8 Bandung merupakan sekolah menengah kejuruan yang


siswanya memiliki banyak prestasi. Dalam kegiatan Program Pelaksanaan
Lapangan Satuan Pendidikan (PPLSP) Kependidikan yang telah dilaksanakan
oleh praktikan di SMK 8 Bandung selama kegiatannya memiliki kelebihan
dan kekurangan.Oleh karena itu, ada beberapa saran untuk beberapa saran
untuk pertimbangan kegiatan PPLSP selanjutnya baik untuk pihak kampus,
sekolah, maupun praktikan sebagai berikut.

1. Lebih meningkatkan kerjasama antara pihak universitas dengan sekolah


dan meningkatkan komunikasi antara pihak universitas, sekolah, dan
praktikan sehingga tidak terjadi kesalahan informasi dan terjalin interaksi
yang baik.

31
2. Sarana dan prasarana di sekolah lebih ditingkatkan lagi agar kegiatan
pembelajaran berjalan dengan baik.

3. Praktikan harus dapat bersikap dan bertindak sebagai guru serta memberi
contoh yang baik kepada siswa, serta berpartisipasi aktif di sekolah harus
disertai dengan rasa penuh tanggung jawab dan hati yang ikhlas.
Untuk SMK Negeri 8 Bandung

Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang :

4. Praktikan harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar
lebih mudah dalam kelancaran Program Pelaksanaan Lapangan Satuan
Pendidikan (PPLSP)

5. Praktikan hendaknya lebih meningkatkan pendekatan dengan siswa agar


terjalin hubungan yang baik.

6. Perlu kesiapan mental, fisik dalam penguasaan kelas dan memiliki sikap
tanggung jawab.

32

Anda mungkin juga menyukai