Oleh :
DIREKTORAT AKADEMIK
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2
4. STM. Negeri IV
5. STM. Negeri V
6. STM. Negeri Kimia berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Jurusan: KIMIA
INDUSTRI dan KIMIA TEKSTIL.
Pada tahun Ajaran 1978 / 1979 lokasi / gedung STM Negeri I dan V di Jl. Dr.
Wahidin 2 akan digunakan PPPGT (Pusat Penataran Pendidikan Guru Teknik)
atau TTUC, maka diputuskan perubahan lokasi sebagai berikut :
1. STM. Negeri I pindah ke ST. Negeri I dan STM. Negeri IV di Jl.
Ciliwung No.4 Bandung ( ST. Negeri I dibubarkan ).
2. STM. Negeri V pindah ke Jl. Pajajaran tempat ST. Negeri III yang
dibubarkan.
3. STM. Negeri IV pindah ke ST. Negeri II dan ST. Negeri I Cimahi di Jl.
Kiliningan (ST. Negeri II dan ST. Negeri I Cimahi dibubarkan ).
4. STM. Negeri Kimia tetap di Jl. Jendral Sudirman Bandung.
Pada Tahun Ajaran 1984 / 1985 (Bulan September) Kepala STM Negeri IV
Bandung diganti dari Bapak HALIMI BASRI, BE oleh Bapak H.R.E.RUSNADI,
sedangkan bapak HALIMI BASRI, BE menjadi Kepala STM Negeri 1 Bandung.
Pada tahun 1997 STM Negeri IV Bandung mengalami perubahan nama
sesuai SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 036/0/1997 mulai
tanggal 7 Maret 1997, menjadi SMK Negeri 8 Bandung, sedangkan mulai berlaku
cap baru tanggal 9 Juni 1997. Sejak berdirinya STM. Negeri IV Bandung (Tgl. 23
Januari 1976) sampai dengan sekarang (SMK Negeri 8 Bandung) sudah
mengalami 8 (Delapan) kali pergantian Kepala Sekolah (Definitif ) yakni :
Kepala Sekolah yang pertama : HALIMI BASRI, BE
Kepala Sekolah yang kedua : H.R.E. RUSNADI
Kepala Sekolah yang ketiga : TATANG SURYANA, BE
Kepala Sekolah yang keempat : DJOEHARA
Kepala Sekolah yang kelima : DRS. SUPRIYADI
Kepala Sekolah yang keenam : DRS. H. ENO RACHLAN
Kepala Sekolah yang ketujuh : DED I, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah yang kedelapan : ENDANG RUKMAN, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah yang kesembilan : Dra. EUIS PURNAMA
3
Pendidikan). Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja
antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain
di luar sekolah.
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni
dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama,
dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-
kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu susunan
atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing
kesatuan serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut.
Dalam bagan struktur organisasi terdapat dua garis yang mengubungkan antar
unit kerja atau sub unit kerja yang ada di dalam organisasi, yaitu:
4
B dan seterusnya. Kerjasama dapat dialakukan dengan memberi kesempatan
unit kerja yang lain untuk memanfaatkan apa yang telah dihasilkan oleh suatu
unit kerja.
5
S.Pd
Kesiswaan
4. Kompetensi keahlian
6
: -
2) Kepala Bengkel TBO
5. Bidang Garapan
: Donny Hamdani, S.Pd
A. Koordinator Pengembangan ICT
7
Aris Saeful, S.Kom
SMK Negeri 8 Kota Bandung mulai tahun ajaran 1978/1979 yang terletak di
jalan Kliningan No. 31 Bandung mempunyai luas sekitar 11.450 m². Di atas tanah
tersebut dibangun sarana dan prasrana yang menunjang proses pendidikan
disekola, diantaranya sebagai berikut:
Luas tanah yang dipakai bangunan : 5862,20
Luas Taman : 2500
Luas lapangan olah raga : 1367,80
Lahan Parkir : 650
Lain-lain : 5053,37
Jumlah Luas Tanah : 10.380,00
D. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah
KURIKULUM YANG
Akreditasi
Kompetensi Tahun
DIGUNAKAN
Keahlian Diakreditasi
X XI XII Tk 4
Teknik Kendaraan
A 2017 2013 2013 2013
Ringan Otomotif
Teknik Body
A 2017 2013 2013 2013
Otomotif
8
Teknik Pendingin Izin
BLM 2013 2013 2013
dan Tata Udara Operasional
Nama Ruangan
Ruang OSIS WC
Kantin
Tabel 1.2 Fasilitas yang ada di SMKN 8 Bandung
Ada pun kondisi sarana dan prasarana SMKN 8 secara keseluruhan dapat
dilihat dari tabel berikut:
1 Ruang kelas 38
9
2 Ruang Lab. Komputer 2
3 Ruang Perpustakaan 1
C. Ruang Penunjang
2 Ruang Guru 1
4 BP/BK 1
5 Ruang OSIS 1
6 Ruang kesiswaan 1
7 Koperasi 1
8 Ruang Seni 1
9 Mushola 1
10 Mesjid 1
Tabel 1.3
Data Ruang Tahun Pelajaran 2019/2020
10
X TBSM 3 34 XI TBSM 3 29 XII TBSM 2 22
X TBSM 4 32 XI TBSM 4 26 XII TBSM 3 24
X TBSM 5 34 XI TBSM 5 27 XII TBSM 4 28
X TBO 1 34 XI TBO 1 30 XII TBSM 5 29
X TBO 2 32 XI TBO 2 29 XII TBO 1 26
X TPTU 1 30 XI TPTU 1 31 XII TBO 2 22
X TPTU 2 29 XI TPTU 2 34 XII TPTU 1 28
X TEI 1 35 XI TEI 1 34 XII TPTU 2 27
X TEI 2 34 XI TEI 2 35
TOTAL 400
TOTAL 537 Total 493
Total siswa SMKN 8 pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 1.503 orang.
11
11 II/A 0 0 0
Jumlah 35 30 65
12
BAB II
MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN
Dalam melaksanakan kegiatan sekolah, semua pihak yang terlibat baik kepala
sekolah, guru, tata usaha dan siswa harus dapat merealisasikan proses
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Kurikulum tersebut merupakan
dasar atau patokan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
3. Pembelajaran tuntas.
13
7. Pembelajaran berwawasan lingkungan.
B. Pembinaan Kesiswaan
14
didiknya kearah yang lebih baik, termasuk dalam pembinaan moral dan intelektual
peserta didiknya.
1. Kurangnya koordinasi antara kesiswaan, wali kelas dan guru mata pelajaran
dalam menegakan kedisiplinan siswa. Sebagian guru yang bukan pada
bagian kesiswaan cenderung kurang peduli dengan permasalahan
kedisplinan anak.
15
3. Masih banyak peserta didik yang izin keluar sekolah tetapi tidak kembali
lagi ke sekolah.
4. Banyak peserta didik yang memakai atribut atau seragam sekolah yang tidak
sesuai dengan tata tertib sekolah, seperti celana yang tidak standar, bet
tingkatan kelas yang tidak sesuai dan sepatu yang beragam. Serta rambut
peserta didik yang mayoritas adalah laki-laki yang tidak rapih dan sesuai
sebagaimana mestinya pelajar.
16
2. Terlalu banyak jenis pengembangan diri, anggaran dananya untuk tiap
pengembangan diri kurang, sehingga dana harus terbagi rata ke semua
pengembangan diri
Bentuk pembinaan kerjasama dengan orang tua peserta didik yang sudah
dilakukan pihak sekolah diantaranya:
17
3. Mengadakan rapat antara orang tua peserta didik dengan pihak sekolah
mengenai informasi penting dan kemajuan peserta didik.
4. Adanya pertemuan khusus antara orang tua peserta didik dengan wali kelas
tentang permasalahan yang dihadapi peserta didik di sekolah.
5. Adanya isian kotak kritik dan saran dari pihak manajemen mutu agar dapat
menampung saran dan keinginan dari para orang tua murid.
4. Kurang terbukanya murid ketika sekolah atau pihak wali kelas meminta
kontak/nomor handphone orang tua, seringkali ada siswa yang tidak mau
memberikan nomor hp orang tuanya, sehingga sekolah atau guru kesulitan
mencari kontak orang tua ketika murid tersebut mengalami hambatan, dll.
1. Ruang Belajar
18
2. Ruang Guru
3. Ruang Praktek
4. Laboratorium Komputer
5. Ruang Kesenian
6. Perpustakaan
7. Lapangan Olahraga
8. Ruangan Olahraga
9. Mushola
10. Ruang TU, Ruang BK, Ruang Kesiswaan, Ruang Kurikulum, Ruang
Kepala Sekolah, dan WMM
13. Toilet
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana juga mengelola unit
produksi yang dijadikan salah satu sumber pendapatan sekolah dalam memenuhi
kesejahteraan guru, staf dan peserta didik. Unit produksi yang telah berkembang
19
di SMK Negeri 8 Kota Bandung bukan sepenuhnya milik sekolah, tetapi
bekerjasama dengan perusahaan atau unit usaha perseorangan dengan system
bagi hasil.
5. Luas ruang perpustakaan dan fasilitas bangku serta multimedia yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa di SMK Negeri 8 Bandung.
20
kenyataannya kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat menentukan
seseorang tersebut dapat dikatakan sejahtera. Namun dalam hal ini, kita tidak
dapat menutup mata kita dari kenyataan. Secara umum kesejahteraan seseorang
tersebut dapat kita ukur dan nilai dari kompensasi yang mereka terima.
b. Guru piket atau staf dalam mengerjakan pencatatan data kehadiran siswa
masih secara manual, hal tersebut sangat tidak efektif dan efisien.
c. Tunjungan yang diberikan untuk guru serta staf tidak cukup untuk
kebutuhan hidup
21
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH KEPENDIDIKAN SMK
NEGERI 8 BANDUNG
A. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum
22
belajar mengajar di sekolah, dan komunikasi guru yag rnelibatkan peserta diklat
untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat mencapai suatu kompetensi
tertentu. Untuk itu kerja sama guru dan peserta diklat atau siswa perlu
dikembangkan, sehingga kurikulum yang telah dirancang dapat diterapkan
dengan baik
B. Pembinaan Kesiswaan
23
2. Mempertegas hukuman dan tata tertib sekolah. Harus ada hukuman
yang jelas untuk siswa yang sering terlambat kesekolah,bila perlu sekolah
memberikan penghargaan atas perubahan sikap siswa yang sudah jauh
lebih baik supaya menjadi motivasi untuk siswa yang lainnya. Serta
regulasi yang jelas mengenai hukuman untuk memakai atribut atau
seragam sekolah yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah.
24
1. Adanya reward atau penghargaan kepada siswa teladan dengan memberikan
beasiswa dengan salah satu kriterianya adalah aktif dalam organisasi
sekolah.
1. Dibutuhkan alamat tempat tinggal yang jelas dari orang tua siswa, sehingga
dapat cepat melakukan komunikasi dengan orang tua siswa.
25
2. Dibutuhkan informasi yang jelas mengenai masalah yang dihadapi oleh
orang tua siswa dengan mencari informasi dari siswa sendiri atau teman
dekatnya.
4. Mengadakan home visit yaitu kunjungan kepada orang tua yang dilakukan
oleh wali kelas atau pihak BP apabila terdapat siswa yang bermasalah atau
siswa sakit, sehinggga di dapat latar belakang kehidupan siswa.
5. Dibutuhkan pertemuan yang lebih sering antara orang tua siswa dengan
sekolah, sehingga orang tua pun mengetahui informasi mengenai sekolah
misal jadwal UAS, libur sekolah dan lain–lain.
E. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran
26
5. Perlunya diadakan piket bengkel untuk menunjang kenyaman pembelajaran
di ruang bengkel.
6. Peralatan yang rusak harus diperbaiki dan apabila tidak bisa diperbaiki
maka diganti.
9. Buku untuk menunjang KBM ada beberapa guru mengambil dari penerbit
jadi walaupun di perpustakaan bukunya masih kurang, guru mensiasatinya
dengan mencari penerbit untuk dijadikan sebagai sumber belajar
1. Pembayaran SPP
dengan cara :
b. Melalui surat yang ditujukan ke orang tua siswa. Surat ini biasanya
27
sekolah untuk memberikan alas an tunggakan pembayaran SPP.
sekolah.
1. Pembayaran SPP
dengan cara :
b. Melalui surat yang ditujukan ke orang tua siswa. Surat ini biasanya merupakan
surat panggilan agar orang tua siswa dapat datang ke sekolah untuk
memberikan alasan tunggakan pembayaran SPP.
c. Bantuan dari dinas pendidikan. Bantuan sumbangan dari dinas ini diperuntukan
bagi siswa yang mengalami kesulitan keuangan atau berasal dari keluarga
kurang mampu. Bantuan dari dinas pendidikan ini dapat menutupi
kekurangan dana yang dihadapi
sekolah.
28
Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi masalah di bidang
kesejahteraan sivitas akademika adalah sebagai berikut:
29
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh kami, yaitu hal-
hal yang berhubungan dengan penguasaan kelas, memotivasi siswa, dan
30
menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengalaman kami dalam menjalani kegiatan sekolah,
namun permasalahan ini masih dapat terselesaikan oleh kelompok praktikan.
B. Saran
31
2. Sarana dan prasarana di sekolah lebih ditingkatkan lagi agar kegiatan
pembelajaran berjalan dengan baik.
3. Praktikan harus dapat bersikap dan bertindak sebagai guru serta memberi
contoh yang baik kepada siswa, serta berpartisipasi aktif di sekolah harus
disertai dengan rasa penuh tanggung jawab dan hati yang ikhlas.
Untuk SMK Negeri 8 Bandung
4. Praktikan harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar
lebih mudah dalam kelancaran Program Pelaksanaan Lapangan Satuan
Pendidikan (PPLSP)
6. Perlu kesiapan mental, fisik dalam penguasaan kelas dan memiliki sikap
tanggung jawab.
32