Anda di halaman 1dari 19

Sistem

Suspensi &
Stabilizer
Offering B3
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik
Sistem Chasisyang dibimbing oleh bapak
Windra Irdrianto

By :
Niken Renaweni

Noor Fauzi

Nur Alamsyah Surya


Negara

Ragil Insan Maulana

9/9/2018
SISTEM SUSPENSI & STRABILIZER

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Sistem Chasis


yang dibimbing oleh bapak Windra Irdrianto

MAKALAH

OFFRING B3

Disusun oleh :
Niken Renaweni (160513609697)
Noor Fauzi (160513609629)
Nur Alamsyah Surya Negara (160513609683)
Ragil Insan Maulana (160513609679)

Fakultas Teknik
Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
9 September 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kenyamanan berkendara sudah menjadi tuntutan bagi para pengendara
maupun penumpang. Kondisi ideal yang ingin diperoleh dalam kenyamanan adalah
dalam kabin kendaraan yang diam ditempat walaupun ada gangguan yang disebabkan
ketidak rataan jalan. Tetapi kondisi ini tidaklah mungkin dicapai, sehingga
pendekatan yang ditempuh adalah meminimumkan efek gangguan yang berupa
ketidak rataan jalan dengan memasang sistem suspensi independen diantara roda dan
kendaraan.
Sistem suspensi independen pada kendaraan memegang peranan penting
dalam memperoleh kenyamanan, selain dapat mempengaruhi kestabilan kendaraan
dan daya lekat ban pada jalan, sistem suspensi independen berfungsi juga untuk
mengurangi getaran pada kabin kendaraan yang disebabkan oleh ketidak rataan jalan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Pengertian serta fungsi sistem suspensi dan stabilizer ?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada sistem suspensi dan stabilizer ?
3. Bagaimana cara kerja sistem suspensi dan stabilizer?
4. Apa saja jenis - jenis suspensi pada kendaraan ?
5. Teknologi apa saja yang digunakan pada suspensi ?
6. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah pada sistem suspense dan stabilizer ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari makalah ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan fungsi sistem suspensi secara umum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen yang terdapat pada suspense dan
stabilizer.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja sistem suspensi dan stabilizer.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis suspensi dan stabilizer pada kendaraan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teknologi yang digunakan dalam
sistem suspensi dan stabilizer.
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi masalah pada sistem suspensi
dan stabilizer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian serta Fungsi Sistem Suspensi dan Stabilizer

1. Sistem Suspensi

Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi


meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan
yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan
pengendalian kendaraan. Fungsi sistem Suspensi adalah sebagai berikut :
a) Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, guncangan dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini
untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
b) Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
c) Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan
roda-roda.

2. Stabilizer

Stabilizer adalah salah satu komponendari sistem suspensi. Stabilizer


terbuat dari campuran besi dan bahan lainya yang kuat dan tahan terhadap
puntiran , dan dipasangkan dibagian bawah kendaraan yang menghubungkan
sistem suspense bagian kanan dan kiri, dengan di ikat dibagian chasis dengan
menggunakan baut.
Sudah diketahui bahwa dari namanya, stabilizer berfungsi menjaga
kestabilankendaraan terutama saat digunakan untuk menikung dan
menghindari terjadinya body roll dan understeer. Tanpa stabilizer mobil akan
terasa goyang goyang.

B. Komponen yang Terdapat pada Sistem Suspensi dan Stabilizer

1. Komponen Sistem Suspensi Independen


Terdapat beberrapa komponen yang terdapat pada sistem suspense antara lain
adalah sebagai berikut :
Fungsi dari setiap komponen sistem suspensi independen :
1. Pegas (Spring)
Pegas berfungsi untuk menyerap kejutan yang diterima dari jalan dan getaran
pada roda-roda agar tidak sampai ke bodi. Pegas juga berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan cangkeraman roda terhadap jalan. Lihat lebih detai
di artikel : Macam-macam Pegas pada Sistem Suspensi,
2. Shock Absorber (Peredam Kejut)
Shock absorber berfungsi untuk untuk meredam atau melawan oskilasi (gerak
naik turun) yang disebapkan pegas saat menyerap kejutan dari permukaan
jalan. Lebih detai lagi : Shock Absorber (Shock Breaker) Pada Sistem
Suspensi.
3. Ball Joint
Berfungsi untuk menerima beban vertikal maupun lateral dan berfungsi juga
sumbu putara pada saat kendaraan berbelok. Ball joint ada dua upper ball joint
dan lower ball joint.
4. Stabilizer Bar
Stabilizer Bar berfungsi untuk mengurangi traksi ban dan mengurangi
kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan berbelok.
5. Strut Bar
Berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju dan mundur
pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata,
bergelombang atau dorongan akibat terjadinnya pengereman. Ujung strut bar
dipasang pada lower arm dan ujung lainnya diikatkan pada cross member
melalui bracket dan karet bantalan.
6. Lateral Control Rod
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari arah
samping.
7. Bumper
Bumper terdiri dari bounding dan rebounding bumper yang dipasangang
sebagai pelindung frame, axle, shock absorber, dan lain lain pada waktu pegas
mengerut dan mengembang di luar batas maximumnya sehingga tidak terjadi
kerusakan pada komponen komponen tersebut. Bounding bumper bertugas
pada saat kendaraan mengerut, dan rebounding bumper bertugas pada saat
kendaraan mengembang.
8. Lower arm
Berfungsi untuk menopang roda dan bodi kendaraan.

2. Komponen Sistem Suspensi Rigid

Fungsi Komponen suspensi rigid :


1. Beam axle, merupakan batang solid yang menghubungkan roda kanan dan
kiri.
2. Serangkaian pegas, pegas yang digunakan pada sistem suspensi rigid axle
ini umumnya pegas daun untuk menyerap goncangan.
3. U bolt, merupakan baut berbentuk “U” yang digunakan untuk mengikat
antara pegas dan beam axle.
4. Wheel bearing, fungsi wheel bearing adalah sebagai tumpuan body mobil
terhadap roda kendaraan.
5. Shock absorber, fungsi shock absorber adalah untuk menyerap guncangan
yang terjadi secara tiba-tiba agar mobil tidak rolling.
3. Komponen Stabilizer
a. Sway Bar
Komponen stabilizer mobil yang pertama adalah sway bar. Sway bar
biasanya memakai besi panjang yang disesuaikan dengan jenis serta lebar
mobil kemudian dipasang pada bagian bawah ( dikaitkan pada basis dan
suspensi ). Sway bar umum digunakan pada setiap kendaraan , baik
kendaraan harian atau kendaraan balap, bahakan produsen mobil saat ini
telah menggunakannya sebagai piranti atau part original.

Adapun fungsi dari Sway Bar ini antara lain adalah sebagai berikut :

 Sebagai piranti yang berfungsi untuk memberikan standaran atau


menstabilkan antara suspensi dengan sasis mobil.
 Sebagai piranti yang berfungsi untuk memberikan perlakuan lebih atau
meminimalisir gejala body terbuang terhadap understeer ( pengereman
yang menyimpang saat melintasi tikungan )
 Sebagai piranti yang berfungsi untuk mengurani gejala limbung atau
body rool pada mobil, karena besi yang dikaitkan antara suspensi dan
sasis memberikan penguatan lebih terhadap bodi kepada sasis maupun
sebaliknya, sehingga pada saat mobil anda melaju denagn kecepatan
yang tinggi mobil anda akan tetap stabil dan pengendalian mobil anda
terasa lebih mantap sehingga anda tetap nyaman dalam berkendara.

b. Strut Bar
Komponen stabilizer mobil yang kedua adalah strut bar. Pada umumya
strut bar ini adlaah prodak after market an biasanaya dijual terpisah
dengan sway bar. Komponen yang satu ini biasanya digunakan untuk
balapan, tetapi apda prodak tertentu dibuat juga untuk kendaraan harian.
Strut bar ini dipasang di atas melintasi mesin mobil yang konon
tersambung dengan kaki – kaki depan mobil tersebut ( biasanya di
gunakan pada mobol yang memiliki mesin di depan )

Adapun fungsi dari Strut Bar ini antara lain adalah sebagai berikut :

 Sebagai piranti yang berfungsi untuk meningkatkan kestabilan dan


akurasi pengendalian kendaraan.
 Sebagai piranti yang berfungi untuk mengurangi gejala peregangan di
badan mobil dan memuat daya cengkar ban yang begiru kuat, sehingga
akse;erasi mobil anda tetap nyaman sekalipun dalam kecepatan tinggi.
 Sebagai komponen yang berfunsgi untuk menjaga keamaan dan
keamanan anda pada saat berkendara saat melaju dalam kecepatan
tinggi, karena dengan adanya komponen stabilizer ini semua fungsi
performa mobil anda bisa terkontrl dengan baik.
 Sebagai piranti yang berfungsi untuk mengurangi kemiringan pada
kendaraan mobi anda yang disebablan oleh gaya sentrifugal pada saat
kendaraan anda akan berbelok.
 Sebagai piranti yang berfungsi untuk meninkatkan daya cengkaram
ban mobil pada permukaan jalan saat kendaraan anda berbelok.

C. Jenis - Jenis Suspensi dan Stabilizer pada Kendaraan.


1. Jenis – Jenis Suspensi
a) Berdasarkan konstruksinya
 Suspensi Rigid

Semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan


sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat.Poros
kaku (yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas
(pagas daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi, tidak ada
lengan-lengan suspensi seperti pada suspensi independen.
Sifat-sifat suspensi rigid (kaku):
 Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
 Konstruksi sederhana, perawatan mudah
 Gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
 Memerlukan ruang pemegasan yang besar
 Titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang)
 Massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
 Bodi sedikit miring pada saat belok
Keuntungan pada sistem suspense rigid :
 Konstruksi sederhana dan kuat
 Perubahan tread atau chamber yang di sebabkan oleh gerakan axle
kecil
Kerugian :
 Kwalitas mengendarai serta stabilitas kemudi di kurang
 Kecenderungan terjadi gerakan horizontal
b) Jenis – Jenis Suspensi Rigid
1. Front dead axle suspension
Sesuai namanya, sistem suspensi ini memiliki karakteristik
beam axle atau axle shaft yang mati atau tidak berputar.
Artinya beam axle ini hanya berperan sebagai penghubung
antara roda kiri dan kanan. Sistem ini banyak digunakan pada
suspensi depan bus atau truk dengan ciri utama terdapat besi
melintang antara roda kanan dan kiri depan. Batang melintang
inilah yang disebut dead beam axle atau orang menyebutnya
axle block.
2. Rear life axle suspension
Untuk tipe yang kedua, harusnya anda bisa menebaknya.
Suspensi ini memilii karakteristik dimana beam axle memiliki
dua fungsi, selain sebagai penghubung antara roda kiri dan
kanan, beam axle ini juga berfungsi mendistribusikan tenaga
dari poros propeller. Oleh sebab itu pada kendaraan bus atau
truk yang umumnya berpenggerak roda belakang menggunakan
jenis suspensi ini sebagai suspensi bagian belakannya. Anda
bisa melihat suspensi ini dengan ciri khas komponen gardan
yang cukup besar dibagian tengah batang yang melintang
diantara roda kanan dan kiri belakang.

 Suspensi Independen
Suspensi independen adalah istilah untuk sistem suspensi
mobil yang memungkinkan setiap roda pada poros yang sama untuk
bergerak secara vertikal (yaitu bereaksi terhadap gundukan di jalan)
independen ( bebas ) tidak bergantung satu sama lain. Perhatikan
bahwa "independen" mengacu pada gerakan atau jalur pergerakan roda
/ suspensi.Adalah umum untuk sisi kiri dan kanan dari suspensi untuk
dihubungkan dengan anti-roll bar atau mekanisme seperti lainnya.
Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda mobil
penumpang atau truk kecil.Tetapi sekarang suspensi bebas banyak
digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.Pada suspensi
independen roda-roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara
langsung pada poros tunggal.Kedua roda bergerak secara bebas tanpa
saling mempengaruhi.Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah
roda ditanggulangi hanya roda itu saja.
Sifat-sifat suspensi independen :
 Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
 Konstruksi agak rumit
 Membutuhkan sedikit tempat
 Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
 Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
 Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar
gerakan roda)
 Perawatan lebih sulit
Keuntungan :
 Kwalitas mengendarai lebih baik dan memiliki kemampuan
singgung jalan yang lebih baik ( road holding)
Kerugian :
 Konstruksi sulit
c) Berdasarkan tipe pegas jenis suspense dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pegas ulir (coil spring), dikenal juga dengan nama 'per keong',
jenis yang digunakan adalah pegas ulir tekan atau pegas ulir
untuk menerima beban tekan.
2. Pegas daun (leaf spring), umumnya digunakan pada kendaraan
berat atau niaga dengan sistem suspensi dependen.
3. Pegas puntir atau dikenal dengan nama pegas batang torsi
(torsion bar spring), umumnya digunakan pada kendaraan
dengan beban tidak terlalu berat.
d) Jenis – jenis suspensi independen :
1. Jenis Mac Pherson
Fungsi jenis Mac Pherson adalah sebagai kombinasi dari pegas,
peredam kejutan dan pivot kemudi. Suspensi tipe ini tidak
memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih sederhana
dari pada tipe double wishbone.Tipe ini dapat diservis dengan
lebih mudah karena memiliki komponen yang lebih sedikit.
Umumnya digunakan pada suspensi depan kendaraan FF (front
engine front drive) .
2. Tipe Mac Pherson Dengan lower arm berbentuk L
Suspensi jenis ini banyak digunakan pada kendaraan mesin
depan penggerak belakang. Keuntungannya dapat menahan
gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga
tidak memerlukan strut bar.
3. Tipe Semi – Trailing Arm
Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana
dan tidak memerlukan banyak tempat.Biasanya jenis ini
digunakan pada kendaraan roda belakang dan mobil
penumpang.Jenis ini dirancang untuk meningkatkan kekakuan
dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil
alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan
bawah.
4. Jenis Strut Dua Link
Jenis ini digunakan pada mobil mesin depan dan penggerak
roda depan. Konstruksi jenis ini sangat sederhana dengan 2
buah suspensi arm dan sebuah strut rod di tiap rodanya.
5. Tipe Double Wisbone dengan pegas koil
Terdiri atas upper dan lower arm yang menopang roda dan
knuckle yang menghubungkan lengan-lengan. Lengan-lengan
menerima gaya longitudinal dan latitudinal, memungkinkan
pegas untuk menopang beban vertical saja. Pada tipe ini banyak
digunakan untuk kendaraan jenis FR (front engine rear drive).
6. Tipe Double Wisbone dengan pegas Batang torsi
Suspensi tipe ini bagian depan batang torsi dibubungkan ke
upper arm, bagian belakang batang torsi di hubungkan ke body.
Sehingga penyetelan tinggi kendaraan lebih mudah. Tipe ini
banyak digunakan untuk truk kecil

D. Cara Kerja Pada Sistem Suspensi dan Stabilizer


Secara umum cara kerja suspensi adalah saat roda - roda menerima kejutan
dari permukaan jalan, maka akan diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu
gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan terjadinya pemendekan
dan pemanjangan pegas, kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam
getaran (shock absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini
memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.
 Cara Kerja Sistem Suspensi
1. Suspensi Rigid
Sistem suspensi ini bekerja menggunakan serangkaian pegas
untuk menyerap gerakan naik atau turun roda karena mengenai
hambatan di permukaan jalan. Misal, saat roda melewati tanggul
secara otomatis roda akan terangkat. Karena roda terangkat, maka
beban disisi roda yang melewati tanggul akan bertambah. Dalam hal
ini, pegas yang terhubung ke rigid axle akan menyerap penambahan
beban yang terjadi secara tiba-tiba tersebut. Alurnya, seperti ini : Roda
terangkat karena tanggul – wheel bearing – beam axle – pegas –
chasis. Dari alur tersebut, gerak naik dari roda akan terpotong pada
bagian pegas karena pegas ini memiliki kemampuan yang elastis.
2. Suspemsi Independen
Suspensi independen secara umum bekerja seperti sistem suspensi
lainnya, dalam hal ini suspensi akan bekerja ketika ada perubahan
beban pada mobil. Contoh perubahan beban tersebut, ada saat mobil
melewati tanggul. Saat mobil melewati tanggul, harusnya mobil ikut
terangkat, gerakan mobil yang terangkat ini menambah beban mobil
sehingga saat seperti ini suspensi bekerja.
Suspensi independen akan menyerap gerakan yang seharusnya
mengangkat mobil. Caranya dengan memanfaatkan pegas yang mampu
memanjang dan memendek apabila diberikan beban bervariasi. Saat
mobil melewati tanggul, maka gerakan keatas dari roda akan membuat
panjang pegas menjadi lebih pendek. Sehingga, mobil pun tidak ikut
terangkat keatas.
Tapi ada yang spesial pada suspensi independen, kalau tinggi tanggul
kiri dan kanan berbeda biasanya mobil akan miring ke salah satu sisi
rendahnya. Namun pada suspensi independen, gerakan naik antara roda
kiri dan kanan dapat berbeda. Sehingga posisi body mobil dapat tetap
lurus

 Cara Kerja Stabilizer

Apabila roda kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara
bersamaan dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari
puntiran. Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar
(outer spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang.
Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke
atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer cenderung
menahan terhadap puntiran. Tahanan terhadap puntiran ini berfungsi
mengurangi body roll dan memelihara body dalam batas kemiringan yang
aman.
E. Teknologi yang Digunakan dalam Sistem Suspensi dan Stabilizer.
Ada banyak teknologi suspensi independen yang digunakan diantaranya
adalah:
1. Swing axle
Swing axlea dalah tipe sederhana suspensi independen yang dirancang dan
dipatenkan oleh Edmund Rumpler pada tahun 1903. Ini adalah penemuan
revolusioner di industri otomotif, yang memungkinkan roda untuk bereaksi
terhadap penyimpangan dari permukaan jalan, Aplikasi Kendaraan pertama
digunakan pada Rumpler Tropfenwagen (yang kemudian ditiru oleh
Mercedes 170), Superior Standard dan Volkswagen Beetle. Ayunan jenis
inipada awalnya digunakan pegas daun dan peredam kejut (shock
absorber). Selain itu juga juga digunakan dalam pesawat generasi awal ( th
1910 atau sebelumnya), seperti Sopwith dan Fokker.
2. Sliding Pillar
Sliding Pillar merupakan bentuk suspensi independen untuk mobil
ringan.Dimana poros dan perakitan roda melekat pada tiang vertikal atau
yang bisa bergeser keatas dan ke bawah (seperti rel), Selain bergerak keatas
dan kebawah juga diberi gerakan memutar. Suspensi Sliding pilar
independen pertama kali digunakan oleh Decauville pada tahun 1898,
tercatat pertama contoh suspensi depan independen pada kendaraan
bermotor. Suspensi sliding pilar juga telah digunakan oleh beberapa
produsen cyclecar, pembuat Tracta Perancis, dan beberapa kendaraan
prototipe.
3. Mac Pherson strut
Pada tahun 1949 Earle S. MacPherson mempatenkan MacPherson strut.
Suspensi MacPherson strut adalah sistem suspensi depan yang paling
banyak digunakan, terutama dalam mobil asal Eropa. Suspensi
MacPherson strut menggabungkan shock absorber dan coil spring menjadi
satu kesatuan. Hal ini akan mengakibatkan sistem suspensi yang lebih
kompak dan ringan yang dapat digunakan untuk kendaraan front-wheel
drive. karena desain lebih sederhana maka suspensi ini ongkos produksi/
pembuatannya murah. dibandingkan dengan suspensi model double
wishbone atau multi link.
Selain itu karena sederhana maka membuat kendaraan lebih kompak
karena tidak terlalu banyak makan tempat.Sehingga banyak digunakan
untuk kendaraan berpenggerak front wheel drive. Sedangkan
Kelemahannya karena hanya ditopong langsung oleh shockabsorber maka
handling dan getaran akan langsung tersa di pengemudi, walau dewasa ini
pihak perancang dari pabrikan sudah berusaha memperbaiki kekurangan
tersebut.
4. Upper and lower A-arm (Double wishbone)
Suspensi Double Wishbone, juga dikenal sebagai suspensi A-lengan,
adalah jenis umum lain suspensi independen depan. Meskipun ada
beberapa kemungkinan konfigurasi yang berbeda, desain ini biasanya
menggunakan dua lengan berbentuk wishbone untuk memegangi roda.
Setiap wishbone, yang memiliki dua posisi mounting frame dan satu di
roda, shock absorber dan coil spring digunakan untuk menyerap getaran.
Suspensi double wishbone memungkinkan kontrol yang lebih besar atas
sudut camber roda, Suspensi ini lebih stabil, dan sedikit efek goyang yang
akhirnya memberikan kemudi lebih konsisten (pure handling). Dengan
karakteristik ini, Suspensi double-wishbone sekarang secara umum telah
dipergunakan pada mobil-mobil terutama mobil yang berdimensi lebih
besar.
5. Multi-link suspension
Suspensi multi-link adalah suspensi yang menggunakan tiga atau lebih
lengan lateral, dan satu atau lebih lengan memanjang.Definisi yang lebih
luas menganggap setiap suspensi independen memiliki 3 kelompok kontrol
atau lebih multi suspensi-link. Lengan ini tidak harus dengan panjang yang
sama, dan dapat berbentuk asimetris.
Biasanya setiap lengan memiliki sendi bola (ball joint) atau bushing karet
pada setiap ujung ujung sendinya.Beberapa desain multi-link memang
menggunakan lengan wishbone, yang memiliki dua ring di salah satu
ujungnya. Pada suspensi depan salah satu lengan lateral digantikan oleh tie-
rod, yang menghubungkan kemudi dengan hub roda.
6. Trailing arm suspension
Suspensi trailing arm, kadang-kadang disebut sebagai trailing link adalah
desain suspensi di mana satu atau lebih lengan (atau "link")
menghubungkan as roda dan sasis. Suspensi ini biasanya digunakan pada
as roda belakang.Seperti yang digunakan pada Citroën 2CV, memiliki
lengan menghubungkan as roda dan sasis.
Desain Trailing arm dalam pembuatan poros bergerak sering hanya
menggunakan dua atau tiga link dan batang Panhard untuk sebagai roda
lateral. Setiap hub roda terletak, lengan sekitar segitiga yang berporos pada
satu titik, di depan kemudi. Trailing Arm juga dibagi lagi menjadi beberapa
diantaranya semi trailing. Sebuah lengan suspensi semi-trailing adalah
suspensi independen di mana setiap hub roda terletak yang berporos pada
dua titik.Trailing arm suspensi biasanya digunakan untuk roda belakang
kendaraan.Coba anda mencari Mobil VW Beetle (VW Kodok) dan intiplah
suspensinya, dia mengunakan sistem Trailing Arm.

F. Cara Mengidentifikasi Masalah pada Sistem Suspensi dan Stabilizer.


 Sistem suspensi

a. Pemeriksaan dan perawatan pada suspensi independen, yaitu:


1. Dongkraklah mobil bagian depan dan pasang penyangga tetap (jack
stand) di bagian yang aman.
2. Periksa kelonggaran ball join pada saat rem diinjak.
3. Periksa keadaan vet pada bantalan atas kaki suspensi mac pherson.
Jika vetnya sudah kering tambahlah secukupnya dan setelah itu
pasang tutup plastiknya.
4. Periksa bantalan karet dan klem-klem stabiliser.
5. Periksa kebocoran oli shock breker. Shock breker yang bocor harus
diganti.
6. Periksa kelonggaran pada bantalan-bantalan karet.
7. Perhatikan pada bagian-bagian yang dilengkapi nipple.
8. Bersihkan nipple dan periksa katup bolanya.
9. Isi nipel dengan vet. Gunakan pompa pengisi pelumas.
10. Bersihkan pelumas/vet yang jatuh ke lantai.
11. Turunkan kendaraan dan lepas dongkrak dan penyangga (jack
stand).

b. Pemeriksaan dan perawatan pada suspensi rigid, yaitu :


Cara menganalisis kerusakan sistem suspensi :
a) Melakukan tes drive untuk mengetahui bagian komponen suspensi
mana yang dirasa kurang nyaman.
b) Mendengarkan bagian suspensi yang bunyi akibat bodi mobil
digoyang.
c) Melakukan pengamatan dimana letak komponen suspensi yang
rusak

c. Masalah yang sering terjadi pada sistem suspensi

 Kaki-kaki Tidak Lurus : Seringnya suspensi menghantam lubang,


apalagi jika mobil dibawa dalam keadaan kencang, lambat laun
berpotensi membuat kaki-kaki tak lurus. Hal ini, selain membuat
menyetir terasa tak nyaman, juga membuat ban cepat aus. Rutin lah
spooring dan balancing minimal tiap 20 ribu km atau saat mobil
terasa 'mencong' atau bergetar di jalur lurus.
 Oli Shock Breaker Bocor : Shock breaker dialiri oli untuk membantu
komponen ini menahan serta menyerap guncangan jalan. Oli shock
breaker kerap bocor jika mobil sering dibawa ugal-ugalan saat
menghantam lubang. Salah satu pertanda oli shock breaker bocor
adalah ketika pengemudi dan penumpang merasakan getaran,
guncangan, dan kelimbungan lebih banyak dari biasanya di kabin
karena shock breaker menjadi lebih keras. Tanda lainnya yang
memperkuat adalah jika keausan ban tak merata.
 Bantalan Per Mobil Menipis : Bantalan per akan menipis seiring
umur atau jika mobil jarang dibawa perlahan melewati jalan
berlubang. Kerusakan ini ditandai bunyi berdecit setiap ada
guncangan. Kalau dibiarkan dan tidak diperbaiki, kemungkinan per
dapat patah. Ketinggian mobil yang tak rata di satu sisi jika bisa
menjadi pertanda ada masalah dengan per, karena per berfungsi
menahan bobot mobil.
 Ball Joint Rusak : Ball joint adalah penghubung suspensi dengan
ban, penyerap sebagian guncangan, dan titik rotasi ketika setir
kemudi dibelokkan. Anda bisa mengetahui ball joint perlu diganti
saat mendengar bunyi besi beradu terutama saat mobil sedang belok.
Untuk lebih memastikan, dongkraklah mobil dan goyangkan tiap ban
menyilang seperti huruf 'X'. Jika ada ban yang bisa digoyangkan
seperti itu, maka ball joint di ban tersebutlah yang rusak.
 Bantalan Control Arm Rusak : Control arm menghubungkan roda
dengan rangka, juga mengoneksikan setir kemudi dengan ban.
Bantalan control arm atau control arm yang bengkok bisa membawa
masalah pada handling plus ban cepat aus. Tanda-tanda control arm
perlu dicek dan diperbaiki adalah timbulnya bunyi saat mobil
berakselerasi atau direm. Selain itu, handling juga jadi kurang presisi.

 Stabilizer
Kondisi Stabilizer Bar saat sudah lemah/rusak ialah ketika sedang
berkendara di jalanan dengan permukaan tidak rata, bergelombang
(bumpy). Saat melintas di jalan tersebut dari bagian kaki-kaki akan
terdengar bunyi "gluduk-gluduk" yang tidak akan berhenti kecuali anda
melewati jalanan yang tertutup aspal rata. Hal ini mengindikasikan bahwa
Stabilizer Bar anda mengalami kerusakan dan sudah waktunya untuk
diganti
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan adapun kesimpulan antara lain:


1. Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam
kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang
tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan
pengendalian kendaraan. Fungsi sistem suspensi pada kendaraan adalah
sebagai berikut :
a. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, guncangan dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini
untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
b. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
c. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan
roda-roda.

2. Prinsip kerja sistem suspensi yaitu saat roda roda menerima kejutan dari
permukaan jalan, maka akan diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu
gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan terjadinya pemendekan
dan pemanjangan pegas, kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam
getaran (shock absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini
memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.

3. Berdasarkan konstruksinya, suspensi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis


yaitu:
a. Suspensi poros kaku (suspensi rigid)
b. Suspensi bebas (suspensi independen)

4. Jenis-jenis suspesi independen, yaitu tipe mac person, tipe mac pherson
dengan lower arm berbentuk L, tipe semi – trailing arm, jenis strut dua
link, tipe double wisbone dengan pegas koil dan tipe double wisbone dengan
pegas batang torsi

5. Teknologi suspensi independen yang digunakan diantaranya adalah:


a) Swing axle
b) Sliding pillar
c) MacPherson strut
d) Upper and lower A-arm (double wishbone)
e) Multi-link suspension
f) Trailing arm suspension

B. SARAN
Untuk lebih memahami/menambah wawasan pengetahuan materi tentang
suspensi independen ini, diharapkan untuk mengambil informasi sebanyak-
banaknya baik dari buku-buku maupun sumber bacaan dari jejaring sosial.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mobilku.org/2012/10/sistem-suspensi-mobil.html, diakses tanggal 10


september 2018
http://www.slideboom.com/presentations/620821/10.B.-Sistem-Suspensi, diakses
tanggal 10 september 2018
http://m-edukasi.net/online/2007/sistemsuspensi/materi03.html,diakses tanggal 10
september 2018
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_%28kendaraan%29,diakses tanggal 10
september 2018
http://www.slideshare.net/parasiann/artikelsistemsuspensikemudi,diakses tanggal 10
september 2018
http://irmasuryadi.blogspot.com/2013/03/sistem-suspensi.html,diakses tanggal 11
september 2018
http://zainal1221.blogspot.com/2012/11/bayangkan-saja-jika-anda
mengandarai.html diakses tanggal 11 september 2018
http://id.shvoong.com/products/auto/2125112-pengertian-dan-fungsi-sistim-
suspensi/#ixzz2gGw4n3d2, diakses tanggal 11 september 2013
https://www.autoexpose.org/2018/03/suspensi-rigid.html, diakses tanggal 11
september 2018

Anda mungkin juga menyukai