MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Perencanaan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis
Oleh :
MUHAMMAD FAZA MUTAQIN (160513609647)
NOOR FAUZI (160513609629)
NUR ALAMSYAH SURYA NEGARA (160513609683)
TRI PUTRA WICAKSONO (160513609643)
YUDISWORO AJI (160513609686)
1.3 TUJUAN
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan materi pembelajaran.
2) Mengetahui cara menentukan materi pembelajaran.
3) Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran.
4) Mengetahui cara menentukan metode pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu
peserta didik dalam mencapai kompetensi tersebut (KI & KD). Masalah-masalah yang
timbul berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan,
urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber diperolehnya
materi pembelajaran. Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi atau ditentukan
dengan tepat dengan tepat karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
penyampaian, media, dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang
lingkup serta kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan
tidak lebih untuk dipelajari peserta didik guna mencapai kompetensi. Urutan (sequence)
perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan atau
menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih setepat mungkin agar tidak salah
mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi harus
dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan).
Kriteria pokok yang harus diperhatikan guru dalam pemilihan atau pengembangan
materi pembelajaran adalah KI dan KD. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang
dipilih untuk suatu pembelajaran harus berisikan materi pembelajaran yang benar-benar
menunjang ketercapainya KI dan KD tersebut. Dengan kata lain, pemilihan dan
pengembangan materi pembelajaran harus berpijak dan merajuk pada KI dan KD.
Secara garis besar ada empat langkah yang harus di tempuh guru dalam pemilihan
materi pembelajaran, yaitu (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada KI dan KD
yang harus dipelajari peserta didik; (2) mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran;
(3) memilih materi pembelajaran yang relevan dengan KI dan KD; dan (4) memilih sumber
materi pembelajaran. Secara lebih operasinal keempat langkah tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
a. Mengidentifikasi Aspek-Aspek yang Terdapat dalam KI dan KD
Identifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam KI dan KD dapat diacukan pada hasil
pengembangan indikator KD sebagaimana telah dilakukan pada pembuatan silabus atau
kegiatan analisis kompetensi. Pada pengembangan indikator tersebut telah teridentifikasi
berbagai aspek KD yang harus dipelajari peserta didik yang mencakup kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Ketiga aspek tersebut memerlukan jenis materi pembelajaran
yang berbeda-beda yang harus dipelajari para peserta didik agar mereka mencapai
penguasaan kompetensi sebagaimana dirumuskan dalam KD. Karena KD merupakan
subkompetensi dari kompetensi sebagaimana terdapat dalam KI, maka identifikasi
aspek-aspek dalam keseluruhan KD yang terdapat dalam suatu KI akan menggambarkan
cakupan materi pembelajaran yang harus dipelajari para peserta didik untuk menguasai
KI tersebut.
b. Mengidentifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Berdasarkan berbagai aspek yang telah diidentifikasi dari masinh-masing KD dalam
suatu KI, maka materi pembelajaran yang harus dipelajari para peserta didik untuk
mencapai KI tersebut juga dapat dipilah menjadi jenis materi aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur. Identifikasi jenis materi pembelajaran penting dilakukan
karena memiliki konsekwensi logis terhadap proses pembelajaran yang harus dirancang
guru agar dapat memudahkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Hal tersebut mudah dipahami karena setiap jenis materi pembelajaran tertentu
memerlukan strategi atau metode pembelajaran, media dan sistem evaluasi/penilaian
yang berbeda-beda. Misalnya, metode untuk mengajarkan materi fakta atau informasi
verbal yang bersifat hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan ingatan”
(mnemonic), metode untuk mengajarkan materi yang bersifat prosedural adalah
“demonstrasi”, dan metode untuk mengajarkan materi bersifat psikomotorik, yang
menekankan pada keterampilan teknikal, adalah dengan pemberian tugas praktek yang
disertai dengan pemberian bimbingan langsung.
c. Memilih Jenis Materi yang Sesuai dengan KI dan KD
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran program kejuruan/produktif di SMK,
khususnya pada kelompok mata pelajaran C2 dan C3, maka hampir dapat dipastikan
bahwa hasil analisis terhadap aspek-aspek suatu KD akan menghasilkan kebutuhan
materi pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Oleh
karena itu materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru juga mencakup tiga aspek
tersebut.
Cara yang dapat ditempuh guru untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang
akan diajarkan adalah dengan jalan menganalisis subskills (indikator) apa yang harus
dikuasi peserta didik. Berikut adalah contoh analisis subskills (indikator) untuk
mengidentifikasi jenis materi pembelajaran yang dituangkan pada rumusan “jika...
maka...”
1. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa mengingat nama suatu objek,
simbol atau suatu peristiwa, maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan
guru adalah “fakta”. Misalnya: nama-nama komponen mesin, nama-nama tools.
2. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan
beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi, maka materi yang harus
dikembangkan guru adalah “konsep”. Misalnya : konsep adiabatis pada mesin
otomotif, konsep mesin 4 tak dan konsep mesin 2 tak.
3. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa cara melakukan sesuatu atau
prosedur membuat sesuatu, maka materi yang harus dikembangkan guru adalah
“prosedur”. Contoh: prosedur setting karburator, prosedur tune up motor bensin.
4. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep, maka
maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru termasuk dalam kategori
“prinsip”. Misalnya: cara menghitung kecepatan menghitung kecepatan potong, cara
menghitung dalam pembubutan.
5. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak
berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah, maka
materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru adalah berupa aspek afektif,
sikap atau nilai. Misalnya: bekerja sesuai SOP, pentingnya menggunakan APD.
6. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara
fisik, maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan adalah aspek
motorik/praktek. Misalnya: praktek overhaul mesin, praktek melakukan perawatan
AC mobil.
d. Memilih Sumber Materi Pembelajaran
Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang pengajar adalah memilih
materi pembelajaran yang diperlukan tersebut dari berbagai macam sumber yang ada
sesuai dengan aspek-aspek yang sebelumnya telah teridentifikasi dalam KI dan KD.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal
4. Majalah ilmiah, dll.
Dalam menentukan cakupan atau kedalaman materi pembelajaran hal yang penting
dilakukan oleh guru,guru harus memahami dan mengerti jenis materi pembelajaran guna
pemilihan straegi dan pemilihan media pembelajaran yang cocok, apakah aspek yang akan
diberikan berupa aspek kongnitif ( fakta,konsep prinsip,dan prpsedur), aspek afektif ataukah
aspek psikomotorik.
Selain jenis materi pembelajaran hal yang harus diperhatikan yaitu menentukan
keluasan cakupan dan kedalaman materi pembelajaran ,keluasan cakupan pembelajaran
mengambarkan seberapa banyak materi yang dimasukan kedalam sebuah pembelajaran ,dan
kedalaman materi pembelajaran berkaitan dengan detail detail konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus di kuasai oleh peserta didik,conthnya apa bila pada bidang otomotif di
SMK kopetesi kelistrikan bodi diajarkan pada setiap jenjang yaitu kela X,XI,XII namun
keluasan dan kedalaman materi yang diberikan berbeda pada kelas X siswa hanya mengenal
dan mengidentifikasi komponen beserta cara kerjanya sedangkan pada kelas XII siswa sudah
diajarkan tentang diagnosis masalah yang terjadi dan juga tindakan yang harus diambil untuk
penyelesaian masalah dalam kelistikan bodi kendaraan
Prinsip lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kecukupan masteri (adequancy.prinsip
ini berkaitan dengan cukup tidaknya materi yang akan diberikan ke siswa agar siswa tidak
mendapat materi yang kurang atau malah berlebihan misalnya suatu KD berbunyi merangkai
kelistrikan bodi maka uraian materi yang mencakup adalah 1.penguasaan konsep wiring
diagram kelistrikan bodi, 2.Prosedur perangkaian keistrikan bodi 3. Praktik perangakian
kelistrikan bodi kendaraan
Urutan ( sequencing) materi pelajaransangat penting dilakukan oleh guru karena akan
berkaitan dengan kemudahan belajar atau memahami materi seorang siswa ,semakin runtut
penyajianya maka semakin mudah untuk dipahami begitu pula sebaliknya semakin tidak runtut
materi makan akan semakin sulit dipahami contohnya sangat sederhana misalkan materi
kelistrikan pada kendaraan maka mka materi yang pertama diberikan adalah kelistrikan dasar
yang berisi tentang pengenalan komponen komponen kelestrikan secara umum yang ada pada
kendaraan selanjutnya baru dilanjutkan dengan kelistrikan bodi dan kelistrikan engine yang
memiliki tingkat kesulitan yang lebih
Dalam hal ini dapat di identifikasikan menjadi tiga tipe pembelajaran yaitu
Dalam konteks pembelajaran program kejuruan /produktif di SMK saaat ini ,maka peran guru
yang tepat dalam pengembangan dan penyampaian pembelajaran adalah guru memilih dan
mengubah materi pembelajaran yang ada agar sesuai dengan ebutuhan siswa untuk mencapai
KI dan KD yang telah ditetapkan dalam standat is.
2.6 MEMILIH METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran merupakan cara – cara yang dapat dipakai pengajar untuk
melaksanakan proses belajar mengajar dengan tujuan utama tercapainya tujuan pembelajaran
dan hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sudjimat (2014:204) metode pembelajaran adalah
berbagai cara yang berbeda dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai hasil
pembelajaran (kompetensi) yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Untuk mampu memilih dan menetapkan berbagai metode pembelajaran yang inovatif
dalam pembelajaran program produktif di SMK( pembelajaran mata pelajaran kelompok C2
dan C3), maka penting bagi para pendidik untuk memahami terlebih dahulu pengertian metode
pembelajaran dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dalam pemilihan metode pembelajaran hal – hal yang dapat diperhatikan sebagai
berikut :
Dengan ketiga hal yang telah disebutkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
proses pembelajaran tidak ada metode pembelarajaran tunggal atau hanya menggunakan satu
metode saja, meainkan menggunakan multi metode dan penggunaan multi metode disesuaikan
dengan kondisi yang ada.
Dalam memilih metode pembelaran ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu sebagai
berikut :
1. Kondisi pembelajaran
2. Karakteristik pembelajaran
3. Tuntutan standart proses dalam kurikulum
1. Kondisi pembelajaran
Kondisi pembelaran adalah berbagai faktor yang mempengaruhi efek metode
dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran sifatnya adalah
“given” , sehingga yang harus dilakukan pendidik harus menerima apa adanya dan
tidak bisa memanipulasi.
Kondisi pembelajaran yang dimaksud yaitu mencakup :
a. Kompetensi
Kompetensi yang dimaksud adalah KD dari kelompok mata pelajaran C2 dan C3
baik pada ranah KI 1,2,3 maupun 4 yang telah ditetapkan oleh direktorat pembinaan
SMK. Berdasarkan dari sifat kondisi pembelajaran berbagai KD tersebut harus
diterima apa adanya dan tidak boleh diubah.
b. Karakteristik bidang studi/mata pelajaran
Karakteristik bidang studi mengacu pada struktur dan tipe isi bidang studi. Struktur
bidang studi ada tiga yaitu : konseptual, prosedural dan teoritik. Sedangakan tipe isi
bidang studi mencangkup fakta, konsep, prinsip, prosedur, sikap dan keterampilan.
Dalam konteks pembelajaran program produktif di SMK, struktur dan tipe isi
budang studinya tergolong prosedural.
c. Kendala
Kendala adalah berbagai keterbatasan sumber belajar yang ada di satuan
pendidikan, baik yang berkaitan dengan dana, media, personalia, waktu, alat, bahan,
dan lain – lain. Jika kita berada pada ranah kelompok mata pelajaran C2 dan C3 di
SMK, komponen yang menjadi pertimbangan besar yaitu media, bahan dan
peralatan praktikum.
d. Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik berkaitan dengan berbagai aspek kualitas perseorangan
perserta didik, misalnya jenis kelamin, usia, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi
belajar, bakat mekanik, IQ, EQ, dan lain – lain. Pada umumnya karakteristik
pembelajaran tidak menjadi pertimbangan yang besar dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat, karena pada kenyataannya setiap satuan pendidikan atau
setiap sekolahan masih menerapkan menyetarakan karakteristik peserta didiknya.
2. Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran yang dimaksud adalah karakteristik pembelajaran abad XXI
dan harus sesuai dengan kondisi dan tuntutan global saat ini.
Karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan abad XXI yaitu
a. Mampu membuat peserta didik belajar secara aktif
b. Melatih berfikir tingkat tinggi ( kritis, kreatif, inovatif)
c. Melatih pemecahan masalah
d. Membangun kooperatif, kolaboratif dan suportif
e. Mengembangkan soft skil
f. Memanfaatkan multimedia
g. Menekankan pada proses dan pencapaian kompetensi
h. Menggunakan berbagai sumber belajar dan interdispliner
i. Menempatkan guru lebih sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik.
Selain perubahan modus pembelajaran yang ditampilkan pada tabel diatas, ciri
pembelajaran abad XXI juga ditandai dengan pergeseran pusat belajar dari TCL (Teacher
Centered Learning) menjadi SCL (Student Centered Learning).
Menurut Huba dan Freed (2000) perubahan TCL menjadi SCL disampaiakn pada tabel
berikut :
a. Pengertian
Problem Based Learning (PrBL) adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan
penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Barrows & Tamblyn
(1980) yang menyatakan “ Sebagai model pembelajaran, PrBL menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Oleh karena itu
PrBL sangat cocok untuk digunakan pada pembelajaran program produktif yang menekankan
pada pemecahan masalah, misalnya teknik otomotif.
b. Prinsip Dasar
1. Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb) yang perlu
diselesaikan
2. Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk mencari solusinya:
peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelasaikan masalah
c. Tujuan PBL
1. Mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar
2. Menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari
d. Beberapa kelebihan PBL
1. PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk
melakukan pembelajaran yang reflektif, kritis dan aktif
2. PBL merangsang peserta didik untuk bertanya dan menggali pengetahuan secara
mendalam
3. PBL mencerminkan sifat alamiah pengetahuan, yaitu: kompleks dan berubah ubah
sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap masalah yang dihadapi
e. Kompetensi yang dikembangkan
1. Beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan
2. Mengenali dan memahami masalah serta mampu membuat keputusan yang
beralasan dalam situasi baru
3. Menalar secara kritis dan kreatif
4. Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau menyeluruh
5. Mempraktikkan empati dan menghargai sudut pandang orang lain
6. Berkolaborasi secara produktif dalam kelompok
7. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menemukan cara untuk
mengatasi kelemahan diri; self-directed learning
f. Karakteristik Masalah PBL
1. Masalah dapat berupa tugas melakukan sesuatu, pertanyaan atau hasil identifikasi
dari keadaan yang ada di sekitar peserta didik
2. Masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang jelas sehingga merangsang
peserta didik untuk mencari informasi untuk memperjelasnya
3. Masalah harus cukup kompleks dan ambigu sehingga peserta didik terdorong untuk
menggunakan berbagai strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan
berpikir.
4. Masalah harus bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari hari
sehingga peserta didik termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan
masalah dan mengujinya secara praktis.
g. Sumber Pembelajaran
1. Bahan bacaan, baik yang disediakan secara langsung maupun yang ada di sekitar
tempat belajar
2. Informasi dari narasumber (dijelaskan sekilas dan berdasarkan pertanyaan peserta
didik)
3. Lingkungan dan hasil uji coba praktis
4. Sumber sumber lain yang dapat diakses peserta didik
h. Metode dalam PBL
1. Diskusi kelompok
2. Belajar mandiri (individual)
3. Eksperimen kelompok
4. Observasi gejala dan wawancara terhadap narasumber
5. Komparasi dengan hasil hasil penyelesaian masalah yang sudah ada
i. Karakteristik Kelompok
1. Peserta didik dibagi secara acak
2. Jumlah anggota kelompok berkisar antara 5-8 orang
3. Heterogen (latar belakang dan kemampuan cukup beragam)
4. Waktu kerja disesuaikan dengan jadwal belajar dan kesedian anggota kelompok
j. Peran Guru
1. Guru berperan sebagai fasilitator
2. Menyusun ‘trigger problems’
3. Guru juga dapat berperan sebagai narasumber terutama untuk informasi yang sulit
diperoleh dari sumber lain
4. Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap anggota kelompok terlibat
5. Melakukan evaluasi
k. Langkah langkah PBL
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih
2. Guru membantu peserta didik mendifinisikan dan mengorganisasi tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)
3. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
5. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan.
a) Pengertian
b) Langkah-langkah Pembelajaran
1. Perencanaan Pekerjaan
a) Inventarisasi jenis pekerjaan (job), kompetensi dasar, dan produk yang dapat
dihasilkan.
Inventarisasi Kompetensi Dasar
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar (KD)
yang terdapat dalam kurikulum/silabus.
Inventarisasi Pekerjaan (Job)
Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu kepada jenis pekerjaan yang
ada di kurikulum, Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku, dan/atau
standar pekerjaan lain yang ada di DU/DI/masyarakat. Setiap Paket
Keahlian pada umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis pekerjaan
yang dapat di isi oleh lulusan
Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap Pekerjaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk yang dapat
dihasilkan oleh setiap bidang/jenis pekerjaan sehingga peserta didik
memiliki orientasi produk yang akan dihasilkan pada setiap pembelajaran.
Hasil inventarisasi tersebut dapat dituangkan dalam tabel seperti berikut ini
Baris pada kolom 1 di isi dengan kode produk (nama barang/jasa), sedangkan kolom
berikutnya di isi dengan kode Kompetensi Dasar hasil inventarisasi dari Silabus.
Menentukan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk
(barang/jasa) dengan memberi tanda cek (√) pada kolom kompetensi dasar terkait. Hasil
analisis kompetensi dasar terhadap jenis produk pada tabel 8.7 dapat dimaknai sebagai
berikut.
a) Guru menyampaikan
1. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Strategi pembelajaran dengan pendekatan project work
3. Alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih peserta
4. Ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik
untuk setiap judul/nama produk/jasa
5. Menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai dengan
judul project work
6. Memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan memanfaatkan
lembar bimbingan
b) Peserta didik
1. Memilih salah satu judul/nama produk/jasa dan menyusun rencana project
work sesuai dengan judul yang dipilih di bawah bimbingan guru. Kerangka
rencana project work sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh guru
2. Melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi yang telah
direncanakan. Kegiatan dilakukan sesuai dengan rambu rambu yang telah
tetapkan dalam proposal di bawah bimbingan dan pengawasan guru. Proses
belajar menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang dibuktikan
dengan bukti belajar (evidence of learning) dan di organisasi dalam bentuk
portofolio
3. Mengorganisasi bukti belajar sebagai portofolio
4. Melaksanakan kegiatan kulminasi (presentasi/pengujian/penyajian/display)
5. Menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang diperoleh
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilain hasil belajar dengan model PjBL pada dasarnya adalah penilaian standar
kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, kesesuain
produk/jasa, dan kesesuaian waktu pelaksanaan. Komponen PjBL yang dinilai
terdiri dari penyusunan rencana proyek, pelaksanaan proses produksi, laporan,
kegiatan dan kulminasi (presentasi/pengujian/penyajian/display). Peserta didik
dinyatakan kompeten apabila memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan pada
indikator dari setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai mengacu pada
pedoman penilaian dan pelaporan hasil belajar peserta didik SMK pada kurikulum
2013 saat ini.
c) Keutungan Belajar Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai keuntungan bagi peserta didik,
yaitu: (1) meningkatkan motivasi, yang ditandai dengan tekun belajar samapai
kelewat batas dan berusaha keras dalam mencapai proyek; (2) meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah; (3) meningkatkan kolaborasi,
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi; (4)
meningkatkan keterampilan mengelola sumber melalui praktik pengorganisasi
proyek, membuat alokasi waktu dan sumber sumber lain seperti perlengakapan
untuk menyelesaikan tugas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode pembelajaran merupakan cara – cara yang dapat dipakai pengajar untuk
melaksanakan proses belajar mengajar dengan tujuan utama tercapainya tujuan pembelajaran
dan hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sudjimat (2014:204) metode pembelajaran adalah
berbagai cara yang berbeda dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai hasil
pembelajaran (kompetensi) yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Dalam memilih
metode pembelajaran ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu sebagai berikut : (1) Kondisi
pembelajaran, (2) Karakteristik pembelajaran, (3) Tuntutan standart proses dalam kurikulum.
DAFTAR RUJUKAN
Afandi, Muhamad, Evi Chamalah, Oktarina Puspita. 2013. Model dan Metode Pembelajaran
di Sekolah. Semarang: UNISSULA PRESS
Sudjimat, Dwi Agus. 2014. Perencanaan Pembelajaran Kejuruan. Malang: Universitas Negeri
Malang (UM PRESS)