Dosen Pengampu:
Muhammad Heriyudanta,M.Pd.I
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3/PAI M :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya
kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari
siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok
tinggal disalin dari buku Standar kompetensi Mata Pelajaran. Sementara tugas para
pengembang silabus adalah memberikan jabaran materi pokok tersebut ke dalam uraian
materi atau biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus
memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok dipilih sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah sebagai berikut.
1. Potensi peserta didik
2. Relevan dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
5. Struktur keilmuan
6. Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,
7. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
9. Merumuskan kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah
maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Dalam definisi tahun 1972, konsepsi sumber
belajar mencakup empat kategori: 1) materi, 2) peralatan dan perlengkapan, 3) orang, dan 4)
kondisi/setting (Ely, 1972). Pada tahun 1977, kategori ini bertransformasi. Transformasi itu
menjadi empat komponen yang melatarbelakangi sumber belajar, yakni: 1) klasifikasi, 2)
jarak besar dari sumber daya, 3) media, dan 4) sumber daya yang didesain (AECT, 1977).
2
Belakangan, seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan, sumber belajar
diidentifikasi sebagai: pesan, orang, materi, perangkat, teknik dan setting (Alan Januszwski,
2001: 84). Sumber berdasarkan utilitas an sich disebut sumber belajar dan menjadi sebagai
bagian dari teknologi pendidikan, bukan bagian dari teknologi pembelajaran. Maka, media
belajar mencakup komponen sistem pembelajaran (sumber terdesain) sebagaimana sumber
berdasarkan utilitasnya. Sementara teknologi pembelajaran hanya mencakup komponen
sistem pembelajaran atau sumber terdesain.
Dengan ungkapan sederhana, sumber belajar dapat merujuk pada sumber apapun yang
digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk tujuan pembelajaran (Centre for
Educational Research and Innovation, 2009:32). Drotner (2006: 23) menyebut bahwa terma
“sumber belajar“ sebetulnya menegaskan bahwa ia merupakan tujuan dan konteks
pembelajaran yang menentukan apakah sebuah sumber merupakan sumber belajar atau
tidak, bukan teknologi itu sendiri. Oleh karena itu, fungsi utama dari sumber belajar adalah
mempermudah kegiatan belajar dan meningkatkan kinerja dalam konteks pengajaran dan
pembelajaran.
Secara operasional, sumber belajar konvensional meliputi handouts, catatan kuliah,
buku pelajaran, artikel jurnal, dan tutor (Abby Day, et al, 1999: 30). Namun perlu
ditekankan bahwa sumber belajar belakangan semakin beragam dan fleksibel. Hal itu
menjadi niscaya dikarenakan semakin besarnya tuntutan untuk mengkontekstualisasikan
pembelajaran dan mengalihkan pembelajaran institusi terpusat dan pendidik-terpusat
menuju hubungan di mana peserta didik memiliki tanggung jawab lebih besar (Frank
Rennie & Tarra Morrison, 2013: 59).1
B. Prinsip-Prinsip Pemilihan Materi Pokok dan Sumber Belajar
Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam memilih
bahan ajar. Prinsip-prinsip tersebut mencakup : prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan.
Prinsip relevansi ialah prinsip keterkaitan. Bahan pembelajaran harus relevan atau ada
kaitannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Contohnya : jika kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik berupa hafalan fakta, maka bahan ajar yang diajarkan
harus berupa hafalan fakta.
Prinsip konsistensi ialah prinsip keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berjumlah empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus
1
Ani Cahyadi. Pengembangan Media dan Sumber Belaja. (Serang: Laksita Indonesia, 2019) 6-7
3
berjumlah empat macam. Contohnya jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik adalah keterampilan menulis empat macam karangan, maka materi yang diajarkan
juga harus meliputi keterampilan menulis empat macam karangan.
Prinsip ketiga ialah prinsip kecukupan, artinya bahan yang diajarkanharus cukup atau
memadai untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran (menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar ).Bahan ajar tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu
banyak karena jika terlalu sedikit akan mengakibatkan peserta didik sulit untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sedangkan jika terlalu banyak hanya akan mengakibatkan
ketidakefisienan waktu dan tenaga.2
C. Langkah-langkah Pemilihan Materi Pokok dan Sumber Belajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang
dipilih untuk diajarkan oleh dosen di satu pihak dan harus dipelajari mahasiswa di lain
pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah
mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah
pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi
pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah
berikutnya adalah mengidentifikasi jenisjenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih
bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2
Khailmi Romansyah. Pedoman Pemilihan dan Penyajian Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra. Jurnal
Logika, Vol XVII, No.2. 2016
4
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda
dalam kegiatan pembelajaran.
a. Materi jenis fakta adalah materi berupa namanama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya.
c. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
f. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga
mempermudah mahasiswa dalam mencapai standar kompetensi.
Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka dosen akan mendapatkan
5
kemudahan dalam cara mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis
materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus
dikuasai mahasiswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran
atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode
mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”,
“jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah
“demonstrasi”.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai mahasiswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita
ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.
Pertanyaanpertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa berupa mengingat nama suatu
objek, simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh:: Nama-nama ibukota Negara, peristiwabsejarah,
nama-nama organ tubuh manusia.
b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi ? Kalau jawabannya
“ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang dosen
menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian mahasiswa diminta untuk
mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut
dan mana yang berakar tunggang.
c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya”
maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Langkah-langkah mengatasi
permasalahan dalam mewujudkan masyarakat demokrasi; langkah-langkah membuat
magnet buatan; cara-cara membuat sabun mandi, cara membaca sanjak, cara
mengoperasikan komputer, dsb.
6
d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa berupa menentukan hubungan
antara beberapa konsep atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila
jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam
kategori “prinsip”. Contoh: Ali memilih mentaati tata tertib kuliah meskipun terlambat
masuk kuliah setelah diajarkan pentingnya mentaati tata tertib kuliah.
e. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah
aspek motorik. Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, mahasiswa diharapkan mampu
melompati mistar 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik
lompat tinggi.
3
Wahyu Sri Ambar Arum. Perkembanagan Bahan Ajar Di Perguruan Tinggi. Jurnal Prespektif Ilmu Pendidikan, Vol.
14, 2006. 68-69
7
(5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya.
(6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko,
museum, kantor dan sebagainya.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa
sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrument
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok tinggal
disalin dari buku Standar kompetensi Mata Pelajaran, Ada beberapa prinsip yang harus
dipertimbangkan atau diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Prinsip-prinsip tersebut
mencakup : prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Sebelum melaksanakan pemilihan
bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok
pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti
buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Ani. Pengembangan Media dan Sumber Belaja. (Serang: Laksita Indonesia, 2019) 6-7
Romansyah, Khailmi. Pedoman Pemilihan dan Penyajian Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra. Jurnal Logika, Vol XVII, No.2. 2016
Arum, Wahyu Sri Ambar. Perkembanagan Bahan Ajar Di Perguruan Tinggi. Jurnal Prespektif Ilmu Pendidikan,