Fitria Hamlatul Barroh (2003036042) Nurul Safitri (2003036043) Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sitematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa mampu menguasai kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi inti setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Menurut Depdiknas, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas, baik berupa bahan tertulis seperti hand out, buku, modul, lembar kerja mahasiswa, brosur, leatfet, wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset, CD, interaktif berbasis computer dan internet Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Depdiknas, 2006). Karakteristik Bahan Ajar Bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai buku pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini disebabkan karena karakteristik siswa berbeda.
Bahan ajar secara memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. bahan ajar disusun berdasarkan peraturan kurikulum pendidikan 2. bahan ajar memfokuskan ke tujuan tertentu 3. bahan ajar menyajikan bidang pelajaran tertentu 4. bahan ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa 5. bahan ajar dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas 6. bahan ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa 7. gaya sajian bahan ajar dapat memunculkan kreativitas siswa dalam belajar Menurut Lestari (2008: 49), sesuai dengan penulisan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly. 1.) Self Instructional Ketergantungan kepada orang lain harus dikurangi atau malah dihilangkan ketika sesorang peserta didik menggunakan bahan ajar tersebut. 2.) Self Contained Self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. 3.) Stand Alone (Berdiri Sendiri) Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 4.) Adaptif Bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. 5.) User Friendly Bahan ajar hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat atau akrab dengan pemakaiannya. Jenis-Jenis Bahan Ajar Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya ada 4 jenis yakni: 1. bahan cetak seperti handout, modul, buku, lembar kerjasiswa, brosur, foto/gambar dan model. 2. Bahan ajar dengar seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio. 3. Bahan ajar pandang denganseperti video compact disk dan film. 4. Bahan ajar interaktif seperti compactdisk interaktif. Tujuan Bahan Aja r 1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu 2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar 3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran 4. Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik. Kriteria bahan ajar Menurut alif dan napitupulu (1997) ada beberapa kriteria bahan ajar yaitu : 1. hendaknya relevan atau sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik 3. Benar – benar dalam penyajian faktualnya 4. Menggambarkan latar belakang dan suasana yang dihayati peserta didik 5. Mudah dan ekonomis dalam penggunaanya 6. Cocok dengan gaya belajar peserta didik 7. Lingkungan dimana bahan ajar digunakan harus tepat sesuai dengan jenis edia yang digunakan Prosedur Penyusunan dan Pengembangan Bahan Ajar Sebelum menetapkan bahan ajar, sebaiknya ketahui garis besar langkah- langkah penyusunan bahan ajar. Dalam menyusun bahan ajar tidak boleh sembarangan. Bahan ajar yang kita buat harus mampu membuat peserta didik menjadi mudah dalam pembelajaran. Bahan ajar digunakan untuk menjawab indikator- indikator pencapaian kompetensi sehingga mengantarkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar disusun sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan, agar nantinya bahan ajar yang disusun dapat menjadi bahan ajar yang tepat guna. Menurut (Widodo dan Jasmadi 2008:6) bahan ajar harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan bahan ajar. Penyusunan bahan ajar mengacu pada kompetensi yang terdapat dalam Rencana Kegiatan Belajar-Mengajar, atau garis- garis besar program pendidikan dan pelatihan, atau unit kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja yang telah dikembangkan. Pengembangan bahan ajar bagi peserta didik mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi. Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu bahan ajar. Akan tetapi, mengingat karakteristik khusus, keluasan, dan komplektisitas kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari satu bahan ajar. Langkah Langkah Penyusunan Bahan Ajar antara lain sebagai berikut: Langkah 1: Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Langkah pertama penyusunan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar. Analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga tahapan. Tahapan dalam analisis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Langkah 2: Menyusun Peta Bahan Ajar Setelah proses analisis kebutuhan bahan ajar selesai kita laksanakan, selanjutnya dalam membuat dan menyusun bahan ajar kita akan mengetahui jumlah bahan ajar yang mesti kita siapkan dalam satu semester tertentu. Maka, langkah yang perlu kita lakukan berikutnya adalah menyusun peta kebutuhan bahan ajar. Hal ini penting kita lakukan mengingat peta bahan ajar mempunyai banyak kegunaan. Menurut Diknas, paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan bahan ajar. Kegunaan dari penyusunan peta bahan ajar adalah: Dapat mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis Dapat mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar (urutan bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan) Dapat menentukan sifat bahan ajar. Langkah 3: Membuat Struktur Bahan Ajar Langkah ketiga dalam pembuatan bahan ajar adalah membuat struktur bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut sebagai bahan ajar. Susunan atau bangunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mengetahui masing-masing bentuk bahan ajar tersebut agar nisa membuat berbagai bahan ajar yang baik. Namun, dari beraneka ragam struktur bahan ajar yang ada, secara umum ada tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang ditambahkan oleh Akhmad Sudrajat (2008) yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar dan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip tersebut yaitu : a. Prinsip Relevansi Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Prinsip relevansi yaitu bahan ajar atau materi pembelajaran yang dipilih hendaknya relevan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. b. Prinsip Konsistensi Prinsip konsistensi artinya keajegan. Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. c. Prinsip Kecukupan Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Dalam prinsip kecukupan, Sekian dan Terima Kasih
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional