Anda di halaman 1dari 23

Nama : RIAN RINALDI

NIM : 2020110041

Kelas/Prodi : PAI/IV-B

Mata Kuliah : Pengembahan Bahan dan Sumber Belajar

Dosen Pengampu : Wawan Ridwan, M.Pd

KONSEP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran,
modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan
sebagainya
Beberapa pengertian bahan ajar menurut Depdiknas (2008: 6-7) adalah sebagai berikut:
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
b. Bahan ajar merupakan seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Adapun pengertian mengenai bahan ajar yang berbeda-beda menurut pada ahli, antara
lain: 1. National Center For Competency Based Training (2007) Menurut National
Center For Competency Based Training, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud oun bisa tertulis maupun tak tertulis
2. Chomsin S. Widodo dan Jasmadi Chomsin S. Widodo dan Jasmadi berpendapat
bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisi materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik

1
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan sub
kompetensi dengan segala kompleksitasnya.
B. Fungsi dan Kegunaan Bahan Ajar

Kegunaan bahan ajar sebenarnya tidak terlepas dari tujuan agar bahan ajar itu
menjadi lebih bermakna. Adapun tujuan penyusunan bahan ajar menurut Depdiknas
(2008: 9) adalah sebagai berikut.

a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping bukubuku teks
yang terkadang sulit diperoleh.

c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan pihak-pihak


yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar menurut Dinas Pendidikan Nasional
dalam Prastowo (2015: 24-25) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi
pendidik dan fungsi bagi peserta didik.

1. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:

a. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.

b. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.

c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif

d. Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan
kepada peserta didik.

e. Sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.

2. Fungsi bahan ajar bagi peserta pendidik, antara lain:

a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang
lain.

b. Peserta didik kapan belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.

c. Peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing.

2
d. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

e. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/ mahasiswa yang mandiri.

f. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus dipelajari
atau dikuasainya.

C. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar


1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah
dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
2. Prinsip konsistensi atau keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara
kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup
keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup
keempat hal itu.
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran instruksional yang hendak dicapai
sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses menyusun bahan ajar,
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perumusan tujuan instruksional atau standar kompetensi;

2. Melakukan analisis instruksional/kurikulum;

3. Menentukan perilaku awal siswa atau indikator kompetensi;

4. Merumuskan kompetensi dasar;

5. Menyusun rencana kegiatan;

6. Menyusun silabus;

7. Menulis/ menyusun bahan ajar;

8. Evaluasi bahan ajar dan perbaikan; dan

9. Digunakan

3
Ada beberapa aspek utama bahan ajar yang harus diperhatikan guru. Beberapa
aspek utama tersebut adalah aspek materi, aspek penyajian, dan aspek kebahasaan.
Berdasarkan aspek materi, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya memerhatikan
beberapa hal sebagaimana tercermin pada pedoman penilaian bahan ajar yang
dikembangkan Puskurbuk sebagai berikut :

1. Kesesuaian Kurikulum;

a. Bahan pelajaran dengan Kompetensi Inti, kompetensi dasar, dan indikator kurikulum.

b. materi disajikan secara terpadu dengan konteks pendidikan dan konteks


kemasyarakatan.

c. kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum

2. Kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan;

a. kesesuaian muatan dengan tujuan pendidikan.

b. kesesuaian penggunaan materi dengan tujuan Pendidikan

3. Kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan;

a. kebenaran menerapkan prinsip kemampuan berdasarkan teori keilmuan yang


diajarkan.

b. kebenaran menerapkan prinsip-prinsip keilmuan tertentu.

c. ketepatan penggunaan bahan bacaan dengan prinsip keilmuan tertentu.

d. ketepatan materi berdasarkan perkembangan terbaru dari keilmuan tertentu

4. Kesesuain materi dengan perkembangan kognisi siswa;

a. struktur bahan ajar sesuai perkembangan kognisi siswa.

b. materi mengandung unsure edukatif.

c. materi mengandung muatan karakter

Berdasarkan aspek penyajian, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya


memerhatikan beberapa hal sebagai berikut.

1. tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara eksplisit,

4
2. penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan materi,

3. penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan thapan model tertentu yang


dipilih dan digunakan guru dalam pembelajaran,

4. penyajian materi membangkitkan minat dan perhatian siswa, serta mudah dipahami
siswa,

5. mendorong keaktifan siswa untuk berpikir dan belajar,

6. bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi yang disusun,

7. penyajian materi mendorong kreativitas dan keaktifan siswa untuk berpikir dan bernalar,

8. materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatif otentik,

9. soal disusun pada setiap akhir pembelajaran

Berdasarkan aspek kebahasaan, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya


memerhatikan beberapa hal sebagai berikut.

1. penyajian menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

2. penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta anak melalui
penggunaan bahasa laras keilmuan,

3. penggunaan bahasa struktur dan isi sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa,

4. paragraf dikembangkan secara efektif dan baku,

5. kesesuaian ilustrasi visual dengan wacana, materi keilmuan, dan kebenaran faktual,

6. kejelasan dan kemenarikan grafemik dan ilustrasi visual yang terdapat dalam bahan ajar,

7. kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan siswa.

Ketiga aspek utama dalam pengembangan bahan ajar memiliki peranan penting dalam
mewujudkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan yakni menciptakan generasi
muda yang madani secara keilmuan dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan karakter dan
budaya bangsa.

5
Karaktertistik Bahan Ajar, Macam-macam Bahan Ajar dan Sumber-
sumber Materi Bahan Ajar

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dalam pandangan Wina Sanjaya, bahan atau materi pelajaran (learning
materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh
siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan atau materi
pembelajaran pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sitematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa
mampu menguasai kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi inti setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
B. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sitematis sehingga tercipta lingkungan/suasana
yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Jenisjenis bahan ajar menurut Abdul
Majid (2006: 174) bentuk bahan ajar dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Terdapat tiga jenis bahan cetak dan non-cetak yang dapat dijadikan sumber pelajaran,
yaitu: 1. Bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber belajar utama untuk setiap individu.
Pada bentuk ini bahan-bahan pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat
belajar secara individual, misalnya bahan cetakan seperti modul atau pelajaran
berprograma.

6
2. Cetak yang disusun sebagai bahan penunjang, dan dirancang bukan sebagai bahan
pelajaran individual. Artinya, belajar menggunakan bahan cetakan ini masih
memerlukan guru atau instruktur secara langsung. Yang termasuk bahan jenis ini adalah
buku-buku paket, diktat, hand-out dan lain sebagainya.
3. Bahan yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran, tetapi dapat dimanfaatkan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam mempelajari sesuatu. Bahan
yang demikian biasanya berisi tentang gagasan dan ide-ide pengarang secara bebas,
atau berisi tentang hasil-hasil penelitian mutakhir dalam suatu bidang kajian tertentu.
Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah berbagai buku populer atau jurnal ilmiah.
C. Karakteristik Bahan Ajar
Bahan ajar tematik harus memunculkan berbagai karakteristik dasar
pembelajaran tematik, yaitu:
1. Menstimulasi siswa agar aktif
2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning)
3. Menyuguhkan pengetahuan yang holistik (tematik)
4. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences) kepada siswa
Dengan kata lain, setidak-tidaknya karakteristik bahan ajar tematik ada empat
macam, yaitu: aktif, menarik atau menyenangkan, holistis, dan autentik (memberikan
pengalaman langsung).
“Menarik atau menyenangkan” artinya bahan ajar memiliki sifat memesona,
merangsang, nyaman dilihat, dan banyak kemanfaatannya sehingga siswa senantiasa
terdorong untuk terus belajar dan belajar darinya, bahkan siswa sampai terlibat asyik
dengan bahan ajar tersebut sampai lupa waktu, karena penuh tantangan yang memicu
andrenalin siswa.
“Holistis” mengandung arti bahan ajar memuat kajian suatu fenomena dari
beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Dengan demikian, keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat
memahami suatu fenomena dari segala sisi, menjadi lebih arif dan bijaksana.
Adapun “Autentik” adalah karakteristik dari bahan ajar tematik yang
menekankan pada sisi autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu
bahan ajar.

D. Sumber Bahan Ajar


1. Buku teks
7
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar.
2. Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga
penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan
ajar yang atual atau mutakhir.
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang
berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian
dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya.
4. Pakar bidang studi Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau
bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb.
5. Profesional Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang
tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan
dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.
6. Buku kurikulum Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan
ajar.
7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan. Penerbitan berkala
seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu
matapelajaran.
8. Internet
9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).

8
Mengelola bahan ajar, Analisis dan mengembangkan bahan ajar dari
kurikulum, Mengembangkan materi factual

A. Mengelola bahan ajar


a. Pengertian
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Lestari 2013:1, bahan ajar dapat
bisa berbentuk lisan maupun tulisan dan beraneka lain macamnya bahan ajar
adalah fasilitas atau tools pembelajaran yang didalamnya terdiri dari metode,
media, model, materi pembelajaran, standar/parameter dan metode evaluasi
yang dirancang dengan terstruktur yang bertujuan agar tujuan pembelajaran bisa
tercapai sesuai dengan standar kompetensi yang ada.
Kenapa pendidik harus bisa melakukan pengembangan bahan ajar? Ini
dikarenakan pendidik dituntut untuk bisa melaksanakan dan memakai bahan
ajar yang berdasarkan dengan:
a. Karakteristik tujuan.
b. Kurikulum.
c. Keharusan untuk memperoleh solusi dari masalah belajar.

b. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

Dengan memahami tujuan dan manfaat harapannya Anda tidak akan


salah langkah untuk menyusun bahan ajar tersebut. Bahan ajar dibuat untuk bisa
meraih tujuan sebagai berikut:

• Menyajikan bahan ajar yang bisa sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus
sesuai dengan kurikulum. Selain itu bahan ajar juga harus menyesuaikan diri
dengan sifat dan lingkungan siswa berasal (latar belakang).

• Mempermudah siswa agar bisa mendapatkan bahan ajar alternatif selain dari
sumber di sekolah seperti buku dan teks yang sulit di dapat. Meringankan beban
guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.

Langkah Langkah Penyusunan Bahan Ajar Sebelum menetapkan bahan ajar,


sebaiknya ketahui garis besar langkah-langkah penyusunan bahan ajar.

1. Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar


kompetensi. Ketika pendidik memutuskan bahan ajar ada baiknya untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor pada kompetensi yang harus diraih.
9
Diantaranya adalah menganalisis dan mempertimbangkan faktor kognitif,
psikomotorik dan afektif. Contohnya adalah pada faktor kognitif didalamnya
terdapat empat elemen yang ada, yakni, konsep, prosedur, fakta dan prinsip.

2. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus
diraih. Dengan kebijakan ini maka guru akan dimudahkan secara tidak
langsung. Rencana tersebut diantaranya adalah menganalisis dan
mengidentifikasi ranah konsep, afektif, prinsip, prosedur atau paduan dari
materi yang lebih dari satu.

3. Menentukan referensi bahan ajar. Sesudah memutuskan jenis bahan ajar,


tahap selanjutnya adalah memilih referensi dari bahan ajar. Materi dari bahan
ajar bisa diperoleh pada media seperti video, internet, jurnal, majalah, koran dan
buku. Disamping itu guru juga harus berperan aktif dan kreatif agar siswa bisa
memperoleh bahan ajar alternatif.

4. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak Dalam teknik penyusunan bahan


cetak, ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita jadikan pedoman,
diantaranya sebagai berikut:

a. Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar


atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.

b. Untuk menyusun bahan cetak ,ada enam hal yang harus dimengerti
(Steffe dan Ballstedt dalam Diknas ,2004), yaitu:

1) Susunan tampilan harus jelas dan menarik.

2) Bahasa yang mudah.

3) Mampu menguji pemahaman.

4) Adanya stimulan.

5) Kemudahan dibaca.

6) Materi instruksional.

5. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Interaktif Secara garis besar,berikut adalah


teknik penyusunan Bahan Ajar Interaktif Menurut Diknas(2004).

10
a. Dalam penyusunan bahan ajar interaktif ,diperlukan pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai,terutama dalam mengoperasikan
peralatan seperti komputer,kamera video,dan kamera foto

b. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.

c. Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan
besar kecilnya materi.

d. Menuliskan petunjuk pembelajarannya.

e. Menjelaskan informasi pendukung secara jelas,padat dan menarik dalam


bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak.

f. Menuliskan tugas-tugas dalam program interaktif .

g. Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari yang diberikan yang pada
akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.

h. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya


materi,misalnya buku,majalah,internet dan jurnal hasil penelitian sebagai bahan
dalam pembuatan program bahan ajar interaktif.

B. ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MATERI BAHAN AJAR DARI


KURIKLUM

Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru


secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum
menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak
yang bersifat konvensional.

Menurut Widodo dan Jasmadi dalam buku (Lestari, 2013) menyatakan


bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya.

Harjanto, 2008) mengatakan bahwa di dalam pengembangan bahan ajar


berbagai aspek-aspek yang dapat jadi patokan, antara lain:

11
(1) Konsep adalah suatu ide atau gagasan.

(2) Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau
merupakan suatu petunjuk untuk berbuat atau melaksanakan suatu.

(3) Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan atau
dialami.

(4) Proses adalah serangkaian dari perubahan, gerakan-gerakan perkembangan.

(5) Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model.

(6) Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu yang baik. Manfaat


tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru dan siswa
(Prastowo, 2012).

Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang


disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran
yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar.

Bagi Guru; bahan ajar bagi guru memiliki peran yaitu:

1. Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar, siswa dapat
ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya,
sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi.

2. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.


Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat
memfasilitasi siswa dari pada penyampai materi pelajaran.

3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.


Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru memiliki
banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam memahami suatu topik
pembelajaran, dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif
karena guru tidak cenderung berceramah.

a. Bagi Siswa; bahan ajar bagi siswa memiliki peran yakni:

• Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru

• Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki


12
• Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.

b. Dalam Pembelajaran Klasikal; bahan ajar memiliki peran yakni:

• Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama

• Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama.

• Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

• Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang


bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik
dengan topic lainnya.

c. Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memiliki peran yakni:


• Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
• Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa
memperoleh informasi.
• Penunjang media pembelajaran individual lainnya.
d. Dalam Pembelajaran Kelompok; bahan ajar memiliki peran yakni:

• Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok.

• Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama

C. PENGETAHUAN FAKTUAL
Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik
jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu atau untuk memecahkan
masalah apapun di dalamnya yang berkaitan dengan pernyataan yang benar karena
sesuai dengan kenyataan yang sebenernya (Anderson & Krathwohl, 2017:46).
Pengetahuan faktual berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya. Fakta merupakan informasi yang diperoleh dari
bukti-bukti pada data. Jika ilmuan biologi menguji kembali fakta tersebut maka hasil
pengerjaan, pengukuran, dan pengamatan akan menunjukan hasil yang sama, meskipun
diuji berulang kali, siapapun yang mengerjakannya. Pengetahuan faktual sebagian
besar muncul pada level abstraksi yang relatif rendah. Dua jenis pengetahuan faktual
adalah pengetahuan terminologi dan pengetahuan detail dan elemen yang spesifik.

13
Mengembangkan Materi Konsep/Prinsip, Mengembangkan Materi
Prosedur dan Mengembangkan Materi Metakognisi

A. Mengembangkan Materi Konsep/Prinsip


1. Relevansi atau kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi
dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai
peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.
2. Konsistensi atau keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka
materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan terjadinya perilaku
menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (Sosiologi Kelas X semester 2), maka
materi yang diajarkan juga harus meliputi perilaku menyimpang dan sikap-sikap
anti sosial.
3. Adequacy atau kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta
didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu


mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual,


sosial, dan potensi vokasional.

2. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah


berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran
diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai.

14
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;

4. Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran


diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang
relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.

5. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus


didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi.

6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan


materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta
didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik,
alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia

7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;

8. Alokasi waktu

4. Langkah-langkah dalam memilih bahan ajar

1. Secara garis besar langkahlangkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a)


mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b)
mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.

2. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan


kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dipelajari atau dikuasai siswa.

3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis
fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis
materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka
guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.

15
4. Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah
berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau
bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.

B. Mengembangkan Materi Prosedur

Menurut Depdiknas dalam Krisma (2014) merinci prosedur/ langkah-langkah


pengembangan bahan ajar, yaitu diantaranya sebagai berikut :

Pertama, menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan


mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini
dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran.

Kedua, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi pembelajaran


dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur),
aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek
psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).

Ketiga, mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD
yang telah teridentifikasi tadi. Dan yang keempat, mengembangkan sumber bahan 8
ajar.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan
bahwa bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan
memang baik. Paling tidak ada empat langkah utama dalam prosedur pengembangan
bahan ajar yang baik, sebagai berikut:

1. Analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku
awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan
dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta.
2. Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan Tujuan Pembelajaran berdasarkan Analisis
b. Pemilihan Topik Mata Tataran

16
c. Pemilihan Media dan Sumber
d. Pemilihan Strategi Pembelajaran

3. Pengembangan

Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk


mengembangkan bahan ajar dengan baik.

4. Evaluasi dan Revisi


Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai
pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan.
C.Mengembangkan Materi Metakognisi
Metakognisi adalah sarana untuk berpikir lebih dalam, pada tingkat abstraksi
yang lebih tinggi. Ini juga menghasilkan efisiensi dalam berpikir dan belajar.
Konseptualisasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi memperluas cakupan
penerapan dan transfer ide dan pemahaman. Ada literatur yang berkembang tentang
pentingnya metakognisi dalam pembelajaran (Bereiter, 2002; Bransford et al., 2000).
Sementara itu, dalam pendidikan, pedagogi didaktik beroperasi dalam dunia
epistemik datar berlapis tunggal, kognisi: informasi yang dapat diingat, rutinitas yang
dengannya jawaban yang benar dapat disimpulkan, dan penerapan konsep yang benar.
Sebagai contoh media pembelajaran yang mendukung, kami mengambil contoh
peer review siswa tentang argumen sains tertulis. Dalam merevisi argumen mereka
dalam memberikan umpan balik kepada rekan mereka, pelajar mungkin diminta untuk
menganalisis apakah suatu klaim cukup didukung oleh bukti, dan dengan demikian
mempertimbangkan sifat hubungan klaim dan bukti dalam sains.
Strategi Metakognisi Strategi metakognitif memfasilitasi belajar bagaimana
belajar. Anda dapat menggabungkan ini, jika sesuai, ke dalam kursus eLearning,
pengalaman belajar sosial, kegiatan sebelum dan sesudah pelatihan dan pengalaman
belajar formal atau informal lainnya.
Munford dan Zembal-Saul (2002) meringkas manfaat metakognitif bagi siswa:
peluang untuk mempelajari, tidak hanya konten tetapi juga tentang teori dan proses
disiplin, termasuk pemahaman tentang peran representasi pengetahuan dokumenter dan
interaksi sosial dalam proses konstruksi pengetahuan; keterlibatan dengan wacana yang
membuat pemahaman dan pemikiran peserta didik terlihat, sehingga memberikan alat

17
yang berharga untuk refleksi dan penilaian; dan dukungan untuk mengembangkan
berbagai cara berpikir dan meningkatkan pemahaman tentang ide-ide disipliner.

ANALISIS MEDIA VISUAL PEMBELAJARAN, ANALISIS MEDIA AUDIO


PEMBELAJARAN DAN ANALISIS MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

A. Analisis Media Visual Pembelajaran


Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam pendidikan, media diartikan sebagai
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
(pembelajaran) di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk
belajar.

Media pembelajaran mempunyai arti segala sesuatu yang dapat digunakan


untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

Sedangkan media pembelajaran visual adalah media yang memberikan


gambaran menyeluruh dari yang konkret sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran.
Media pembelajaran visual ini lebih realistis dan dapat dirasakan oleh indra
penglihatan. Media pembelajaran visual ada yang dapat diproyeksikan dan ada pula
yang tidak dapat diproyeksikan.

Media yang tidak diproyeksikan

1. Media realitas, yaitu benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realitas
ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk

18
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,
ekosistem, dan organ tanaman.
2. Model, yaitu benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk
mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realitas.

3. Media grafis, tergolong media pembelajaran visual yang menyalurkan pesan


melalui simbol-simbol visual.
4. Gambar / foto merupakan media yang paling umum digunakan.
5. Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok
tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan
verbalisme, dan memperjelas pesan.
6. Diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk
mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
7. Bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah
dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar,
diagram, kartun, atau lambang verbal.
8. Grafik yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari
pertumbuhan.

Media Yang Diproyeksikan

Media ini adalah salah satu media yang paling umum digunakan di dalam kelas.

• Transparansi OHP

Merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti
biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat
media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat
keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

1. Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu


2. Membuat sendiri secara manual dengan memanfaatkan mika transparan

19
Media pembelajaran visual ini sudah hampir tidak ditemukan lagi di Indonesia, karena selain
tidak praktis juga sudah ada teknologi yang lebih baru yaitu media proyeksi elektronik.

• Film bingkai / slide

Adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2
inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain.

• Media proyeksi elektronik.

Yaitu media yang bisa memproyeksikan media grafis elektronik yang diolah
menggunakan komputer atau player (VCD/DVD player), atau gawai lainnya misalnya telepon
selular atau tablet.

Manfaat Media Pembelajaran Visual

Manfaat media visual antara lain:

1. Media bersifat konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal atau non verbal
sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya.
2. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media visual,
terutama media visual yang menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam
memahami pelajaran yang disampaikan.
3. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas. Melalui penggunaan media visual yang
tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
4. Lebih efektif dan efisien dibandingkan media verbal lainnya karena jenisnya beragam,
pendidik dapat menggunakan semua jenis visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan
sesuatu yang variatif dan tidak membosankan bagi peserta didik.
5. Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini mudah dioperasikan oleh setiap
orang. Misal penggunaan media proyeksi elektronik (infocus).

B. Analisis Media Audio Pembelajaran

Media Audio pembelajaran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan


pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara- suara ataupun bunyi yang

20
direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali. Media audio
merupakan sarana menyampaikan informasi yang lebih komunikatif dan menarik.
Penggunaan media audio saat ini banyak peminatnya, karena mampu menyampaikan
informasi secara lebih detail dan jelas.

Media audio dalam proses pembelajaran merupakan suatu bahan atau media yang
mengandung pesan bentuk auditif (pita suara atau cakram suara) yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Penggunaan media audio bertujuan untuk menciptakan suara oleh musik latar, efek suara,
suara narator, sehingga menuntut peserta didik berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran.

a. Fungsi Media Audio Pembelajaran:


1. Sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik yang semangat belajarnya
rendah
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran
3. Sebagai sarana untuk mempermudah penyampaian materi
4. Sebagai sarana untuk mendesain pembelajaran
5. Sebagai sarana untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran
b. Manfaat Media Audio Pembelajaran Bagi peserta didik:
1. Peserta Didik dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh
pendidik
2. Peserta Didik menerima materi pembelajaran dengan senang
3. Peserta Didik tidak bosan dengan cara penyampaian materi pembelajaran secara
verbal
4. Peserta Didik lebih bisa berekspresi dalam proses pembelajaran

C. Analisis Media Audio Pembelajaran

Berdasarkan pengertian media video yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan
dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap, maka tujuan dari media video
adalah untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik mudah
dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera,
terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu.

21
a. Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan
untuk :
1. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun
instruktur.

b. Fungsi-fungsi dari media video adalah sebagai berikut:

1. Dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi siswa kepada
isi pelajaran
2. Dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat menyimak
tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi.
3. Membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca.
c. Keuntungan Media Video

Keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto (2010:90) antara lain:


ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan
bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa
secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

d. Kelebihan media Video


1. Dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak.
2. Dapat merangsang partisipasi aktif para siswa.
3. Menyajikan pesan dan informasi secara serempak bagi seluruh siswa.
4. Membangkitkan motivasi belajar.
5. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
6. Dapat menyajikan laporan-laporan yang aktual dan orisinil yang sulit dengan
menggunkan media lain.
7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

e. Kelemahan Media Video


1. Hanya mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir
abstrak.
2. Guru kurang kreatif dalam meyampaikan materi pembelajaran karena sudah diwakili
oleh media audio visual video.

22
3. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
4. Kelas lain terganggu ketika penayangan film berlangsung karena suaranya yang
keras dapat menggangu konsentrasi belajar kelas lain.
f. Manfaat Penggunaan Media Video

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video
pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran


khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2. Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat.
3. Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4. Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5. Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6. Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7. Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan.
8. Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format
film atau VCD.
9. Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan
bidang media teknologi.
10. Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural

23

Anda mungkin juga menyukai