LANDASAN TEORI
banyak faktor, salah satunya ialah bahan ajar yang merupakan faktor
yang baik akan mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dan
bahan tertulis maupun tak tertulis.2 Bahan ajar adalah format materi
1
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, cet. Ke-6, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2016), hlm. 33.
2
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2012),
hlm. 16.
14
15
sebagainya.3
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan
program pengajaran.5
akan dikuasai peserta didik untuk membantu guru dan peserta didik
memanfaatkan bahan ajar secara baik, maka guru akan lebih runtut
3
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, cet. Ke-5 (Jakarta: Kencana,
2015), hlm. 38.
4
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik..., hlm. 27
5
Kurbaita, dan Zulkardi, dan Siroj. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Tematik Integratif
Materi Pengukuran Berat Benda untuk Kelas I SD. Jurnal Kreano. Vol. 4. No. 2. hlm. 3.
16
6
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar..., 239
17
diselenggarakan.
informasi.
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, hlm. 28.
19
matang.
foto/gambar, model.
8
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar..., hlm. 247-249
21
film.
multimedia.
23
lain sebagainya.
a. Pengertian Pengembangan
9
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 24.
10
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung : Pustaka Setia, 2013),
hlm. 125.
24
manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada,
11
Undang-undang No 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,Dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Depdiknas.
12
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, cet. Ke-3, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 222
13
Helen Sabera Adib, Metodologi Penelitian, cet. Ke-3,(Palembang:NoerFikri Offset, 2016), hlm. 5
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet. Ke-21, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 297
25
adalah:15
1) Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
pemahaman siswa
15
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik..., hlm. 243.
26
lebih baik berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu
lain sebagainya.
indikator-indikator kompetensi.
27
review buku ajar yang ada, review literatur, observasi kelas pada
tujuan pembelajaran.
16
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, cet. ke-4, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 36-37
28
17
Rusman,Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 139.
18
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik..., hlm 54.
29
pelajaran.19
19
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 85.
20
Abd. Kadir, dan Hanun Asrohah, Pembelajaran tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014),
hlm. 9.
30
21
Trianto, Desain pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia
Awal SD/MI, cet. Ke-2, (Jakarta: Kencana, 2013),hlm. 154-156.
31
3) Prinsip Evaluasi
4) Prinsip Reaksi
situasi yang nyata yang tidak lain adalah lingkungan anak didik
sendiri.
22
Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik..., hlm. 22-24
33
atau tema, dan dalam satu unit atau tema mengandung banyak
mata pelajaran, dalam arti bahwa satu unit atau tema ditinjau
4) Fleksibel (luwes)
dimiliki oleh anak didik dengan sesuatu yang baru dan perlu
pembelajaran.
didik
minat dan motivasi belajar anak didik dan anak didik dapat
7) Holistik
8) Bermakna
23
Majid dan Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 113.
36
kehidupannya sehari-hari.
24
Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik..., hlm. 26
38
2) Persiapan yang harus dilakukan oleh guru pun lebih lama. Guru
mata pelajaran.
terdiri dari dua suku kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local).
25
Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik..., hlm. 26-27
39
di dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu yang
cukup lama.26
globalisasi.27
26
Unga Utari, dkk. 2016. Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran IPS. Vol. 1. No. 1.
hlm. 42
27
Naela Khusna Faela Shufa. 2017. Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar:
Sebuah Kerangka Komseptual. Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan. Vol. 1. No. 1. hlm. 50.
40
suatu daerah serta hasil pemikiran manusia atau hasil karya manusia
berikut:30
28
M. Rizqon Al Musafiri, dkk. 2016. Potensi Kearifan Lokal Suku Using Sebagai Sumber Belajar
Geografi SMA di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol. 1.
No. 10. hlm. 2041.
29
Rohana Sufia, dkk. 2016. Kearifan Lokal dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus
Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan. Vol. 1. No. 4. hlm. 727.
30
Unga Utari, dkk. 2016. Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran IPS. Vol. 1. No. 1.
hlm. 42
41
tertentu;
yang khas dan unik di suatu daerah atau tempat tertentu, kearifan lokal
ialah nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum, adat, serta
Salah satu ciri khas kota ini adalah keberadaan Sungai Musi yang
Seberang Ilir. Pembagian kawasan Ulu dan Ilir ini juga dipengaruhi
Uluan disebut Sindang, yaitu daerah yang bebas dari penarikan upeti
perahu, getek, tongkang, tug boat maupun speed boat yang membawa
hasil bumi, baik dari Uluan kota maupun Iliran Kota Palembang. Di
di masa lalu dan masa kini, sehingga tidak heran jika kawasan ini
sangat kaya dengan situs sejarah maupun warisan budaya yang sangat
31
Prima Amri. 2018. Tradisi Ziarah Kubro Masyarakat Kota Palembang dalam Perspektif Hierarki
Nilai Max Scheler. Jurnal Filsafat. Vol. 28. No. 2. hlm. 161-162
32
Alfitri. 2012. Situasi Sosial Kampung Kapitan & Kampung Arab di Pinggiran Sungai Musi. Media
Sosial. Vol. 15. No. 1. hlm. 30.
43
Islam, dan ada pula yang dipengaruhi oleh kebesaran dari kerajaan
pakaian adat, lagu daerah, berbagai jenis tarian, juga makanan khas
1) Rumah Adat
atau cagak.
33
Alimin. 2018. Menggali Kearifan Lokal Sumatera Selatan melalui Pedestrian Jalan Sudirman.
Prosiding Seminar Nasional. hlm. 239.
44
2) Seni Tari
b) Tari Tanggai
lempengan tembaga.
3) Pakaian Adat
ini bisa dilihat dari pilihan warna dan corak yang menghiasi
Selatan.
46
4) Lagu Daerah
5) Makanan Khas
a) Kemplang
Kemplang sendiri ada 2 jenis, yaitu kemplang ikan
b) Pindang
c) Mie Celor
d) Kue 8 Jam
dan kojo.
e) Burgo
pecah seribu, kue lapis kojo, martabak HAR, kue lapis maksuba,
kue bolu suri, kue gandus, kue lumping, kue srikaya, dadar jiwo,
B. Hipotesis Penelitian
pertanyaan.34
34
Saifudin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 74.
49
C. Definisi Konsepsional
1. Bahan ajar pada dasarnya adalah merupakan segala bahan (baik itu
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
macam, seperti: buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket,
35
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik..., hlm. 27
36
Rusman,Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 139
50
diekspresikan di dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu
37
Unga Utari, dkk. 2016. Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran IPS. Vol. 1. No. 1.
hlm. 42