A. Pendahuluan
Kualitas program pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kualitas
siswa, kualitas guru, kualitas dan ketersediaan bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan
sarana, pengelolaan, dan sebagainya. Dalam hal bahan ajar, belum semua sekolah
mempunyai kesempatan memperoleh bahan ajar yang cukup, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Pengadaan bahan ajar di sekolah masih terbatas pada alokasi dana,
guru lebih banyak menggunakan bahan ajar yang sudah jadi. Padahal para guru dapat
mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam
memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sebagai bahan ajar.
Al-Mawâd al-Dirâsiyah atau ada juga yang menyebutnya dengan Al-Mawâd al-
Ta’lîmiyah (materi pembelajaran/materi ajar) merupakan hal yang penting dalam
sebuah proses belajar mengajar, dan merupakan factor yang berpengaruh terhadap
mutu pendidikan. Dengan adanya Al-Mawâd al-Dirâsiyah, maka peran guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar menjadi berubah. Guru tidak lagi menjadi sumber utama
dan satu-satunya dalam memperoleh informasi tentang materi pembelajaran, demikian
juga siswa, mereka bisa lebih leluasa dan longgar dalam memperoleh informasi tentang
materi pembelajaran, karena materipembelajaran dapat diperoleh dari berbagi sumber
dimana para siswa berada, seperti dari media massa, buku pelajaran, kaset, CD, VCD
dan lain sebagainya. Sumber-sumber informasi tersebut bisa dijadikan sebagai Al-
Mawâd- al-Dirâsiyah.[1]
Maka secara bijak, tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan dan menguraikan
mengenai konsep-konsep dasar pengembangan bahan ajar secara umum, sekaligus
dapat memberikan stimuli dalam mengasah kreativitas guru dalam menyusun dan
mengembangkan bahan ajar bahasa Arab. Sehingga pada gilirannya pembelajaran
bahasa Arab tidak hanya mengandalkan satu arah atau satu sumber atau bahan belajar
saja (one way traffic education) melainkan banyak arah dan sumber belajar (multiway
traffic education) yang dapat dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
B. Pengertian dan Urgensi Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik
melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan
manfaat bahan ajar atau materi itu setelah mempelajarinya. [2] Menurut Pannen, bahan
ajar (al-mawâd al-dirâsiyyah) adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. [3] Sementara itu
Sadjati mengemukakan bahwa bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik artinya
bahan ajar tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian
rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu dan sistematika cara
penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik siswa yang menggunakannya.[4]
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun tidak tertulis.[5] Sementara menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi,
bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai
kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. [6] Abdul Majid
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan ajar tertulis maupun bahan ajar tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. [7]
Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar.Bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.[8] Dengan demikian, bahan ajar Bahasa Arab adalah materi pelajaran bahasa
arab yang merupakan gabungan antara pengetahuan, keterampilan dan faktor sikap
yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
Sedangkan pentingnya bahan ajar dalam proses belajar mengajar sudah dipastikan
sangat penting, Bahan ajar menduduki posisi yang sangat penting dalam proses
pembelajaran baik bagi guru maupun bagi siswa. Guru akan mengalami kesulitan
dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran tanpa adanya bahan ajar. Begitu pula
halnya siswa, tanpa bahan ajar akan menemui hambatan untuk menyesuaikan diri
dalam pembelajaran, apalagi jika guru menyampaikan dan mengemukakan materi
dengan cepat dan kurang jelas. Murid akan kehilangan arah dan jejak, sehingga tidak
mampu mencerna dan menyelusuri kembali apa yang telah diajarkan oleh guru. Oleh
karena itu, bahan ajar merupakan bahan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
guru maupun siswa sebagai salah satu usaha untuk membenahi dan memperbaiki
mutu pembelajaran.
Al-Mawâd al-Dirâsiyah sebagai media dan sumber informasi dalam pembelajaran
sangat penting artinya dalam menambah dan meningkatkan efektifitas pembelajaran.
Bermanfaat tidaknya suatu bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat tergantung
pada kemampuan guru dalam mengembangkan dan memanfaatkanya, sehingga
langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang baik dan memenuhi syarat perlu
dikuasai. Selain itu, guru juga dituntut untuk mengetahui dan menguasai macam-
macam bahan ajar, dan mengorganisasikan bahan ajar.[9]
Oleh karena itu, ketika mengembangkan buku ajar bahasa Arab, maka unsur sosial-
budaya baik Arab dan Islam sudah harus terkandung di dalamnya, hal ini dapat
dilakukan melalui teks bacaan. Jika membahas tentang ‘Makkah al-Mukarramah’
misalnya, maka di dalam teks tersebut dapat dibahas tentang tradisi masyarakatnya,
kebudayaannya, agama dan kepercayaannya dan lain sebagainya.
2. Asas Psikologis (al-Asâs al-Nafsî)
Siswa merupakan bagian yang penting dalam proses belajar-mengajar. Hal itu
dikarenakan siswa adalah sasaran pencapaian tujuan pembelajaran, disamping
merupakan subyek dan obyek belajar. Hampir semua para ahli pendidikan sepakat
bahwa motivasi siswa merupakan faktor penting dalam keberhasilan proses belajar-
mengajar, semakin tinggi motivasi mereka, maka semakin tinggi pula keberhasilannya.
Sebaliknya semakin rendah motivasi siswa, maka semakin rendah pula tingkat
keberhasilannya.[32]
Jika mengetahui dan memahami ciri khas psikologis siswa atau pembelajar
dianggap sebagai salah satu pilar menyiapkan buku ajar atau memilih materinya, maka
hal itu tidak memungkinkan untuk dibahas secara detail mengenai ciri khas setiap
fasenya, karena hal itu telah dirinci dalam buku-buku psikologi. Akan tetapi yang
menjadi perhatian kita di sini adalah mengetahui motivasi-motivasi yang mendorong
siswa belajar bahasa Arab dan syarat-syarat psikologis yang perlu diperhatikan dalam
merancang buku ajar bahasa Arab.[33]
a. Motivasi Siswa Belajar Bahasa Arab
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan.[34] Motivasi adalah perasaan yang terjadi di diri individu dan
tidak dapat diindra secara langsung, akan tetapi dapat dikenali melalui perilaku yang
tampak. Ada perbedaan motivasi siswa ketika mereka belajar bahasa Arab
yaitu, Pertama, motivasi tertingginya adalah menguasai kemahiran berbahasa, agara
dapat berkomunikasi dengan penutur aslinya (native speaker) dan mengetahui budaya
mereka. Siswa seperti ini didorong oleh motivasi untuk memperkaya budayanya
dengan budaya orang lain, dan biasa berpandangan luas, moderat, banyak mendalami
dan belajar hal-hal baru dari budaya orang lain, karena itu perbedaan orientasi dan cara
pandang tidak menghalanginya untuk berkomunikasi dengan penutur asli, bahkan ia
dapat menghormati orang lain, jika tidak menerimanya.
Kedua, motivasi siswa yang didorong oleh kepentingan atau tujuan tertentu, seperti
ingin menduduki jabatan tertentu, belajar dan bekerja di luar negeri, traveling dan lain-
lain. Siswa seperti ini, motivasinya bersifat temporal dan terbatas, dalam arti dia akan
merasa cukup jika tujuannya telah tercapai meski dengan penguasaan bahasa yang
terbatas.[35]
Pada tahun 1979, Fathi Yunus melakukan sebuah penelitian mengenai tujuan-tujuan
yang dapat mendorong dan memotivasi pembelajar untuk belajar bahasa Arab sebagai
bahasa kedua yaitu sebagai berikut[36];
1) Membaca Al-Qur’an dan Hadits;
2) Membaca ilmu-ilmu keislaman (fikih, tafsir, sejarah, dll);
3) Komparasi Islam dengan agama lain;
4) Melancong ke negara-negara Arab;
5) Bekerja di negara-negara Arab di berbagai bidang dan profesi;
6) Mendirikan pabrik atau perusahaan di negara-negera Arab; dan
7) Bekerja di kedutaan-kedutaan besar di negera Arab.
b. Hal-hal Psikologis yang Perlu diperhatikan dalam pengembangan buku ajar bahasa
Arab
Menurut an-Naqah ada beberapa syarat psikologis yang perlu diperhatikan dalam
merancang buku ajar bahasa Arab, yaitu sebagai berikut[37]:
1) Buku ajar hendaknya sesuai dengan kemampuan intelektual siswa;
2) Memperhatikan perbedaan individual antar siswa;
3) Mampu merangsang daya pikir siswa sehingga dapat membantu proses pembelajaran
dan pemerolehan bahasa Arab;
4) Materi buku ajar disesuaikan dengan tingkat persiapan dan kemampuan berbahasa
Arab siswa;
5) Memperhatikan tingkat usia siswa, setiap buku ajar bahasa Arab diperuntukkan bagi
usia berapa, karena setiap usia tertentu memerlukan perlakuan yang berbeda;
6) Materi buku ajar mampu memotivasi siswa untuk menggunakan bahasa Arab secara
alami;
7) Adanya integrasi (penyesuaian) antara buku siswa, buku pengangan guru dan lain-
lain;
8) Buku ajar bahasa Arab mampu menciptakan orientasi dan norma-norma yang
diharapkan dimiliki siswa.
3. Asas Kebahasaan dan Pendidikan (al-Asâs al-Lughawî wa al-Tarbawî)
Adapun yang dimaksud dengan asas kebahasaan dalam pengembangan bahan ajar
bahasa Arab adalah memperhatikan bahasa yang akan diajarkan kepada siswa meliputi
unsur-unsur bahasa (al-Anâshir al-Lughawiyah) yakni aswât, mufradât dan tarâkib dan
keterampilan bahasa (al-Mahârah al-Lughawiyah) meliputiistimâ’, kalâm, qirâ’ah dan
kitâbah. Sehingga materi yang disajikan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.[38]
Sedangkan asas pendidikan adalah hal-hal yang terkait dengan teori pendidikan
dalam pengembangan buku ajar, seperti materi dimulai dari yang mudah kepada yang
komplek, dari yang konkret ke yang abstrak, dari detail ke suatu konsep, bergerak dari
permulaan proses menuju kepada kesimpulan, dimulai dari bahan yang sudah
diketahui dan secara berangsur-angsur bergerak kepada bahan yang baru dan
seterusnya sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan dalam pengembangan bahan ajar.
[39]
Asas-asas tersebut di atas penting untuk diperhatikan agar buku ajar bahasa Arab
yang dikembangkan betul-betul telah memenuhi kriteria buku ajar yang baik yang
ditandai dengan kesesuaian antara materi yang dikembangkan dengan kondisi siswa;
sosio-kulturalnya, psikologisnya, kebahasaan dan pembelajarannya.
H. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengembangan Buku Ajar Bahasa Arab
Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebelum melakukan pengembangan ada faktor-
faktor yang perlu diperhatikan, agar buku ajar yang dihasilkan dapat memenuhi
kriteria buku ajar yang baik. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan buku ajar bahasa Arab.
1. Isi buku ajar (al-Madmûn)
Isi buku ajar berhubungan dengan validitas atau kesahihan isi atau kebenaran isi
berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. dengan
validasi isi, maka isi bahan ajar bahasa arab yang dikembangkan seyogyanya
berdasarkan konsep dan teori pembelajaran bahasa Arab, perkembangan mutakhir, dan
hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu bahasa arab.
Adapun dalam keselarasan isi, isi bahan ajar bahasa Arab disesuaikan dengan
system nilai dan falsafah hidup yang berlaku dalam Negara dan masyarakat
dilingkungan tempat sekolah berada. Misalnya saja, untuk pembelajaran bahasa arab di
Indonesia maka tema dan judul teks yang dijadikan bahan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia.
2. Ketepatan cakupan
Ketepatan cakupan berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan dan
kedalaman isi materi, serta keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu bahasa Arab.
Kedalaman dan keluasan isi bahan ajar sangat menentukan kadar bahan ajar yang akan
dikembangkan bagi siswa sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan yang
sedang ditempuh. Adapun acuan utama dalam penentuan kedalaman dan keluasan isi
bahan ajar adalah kurikulum dan silabus.[40]
Sebagai contoh, jika siswa diharapkan mampu memahami teks yang didengar,
maka bahan ajar yang tepat adalah berupa teks yang didengarkan baik dari kaset, CD
atau dari guru sendiri yang membacakanya. Demikian seterusnya pada materi yang
lain seperti qira’ah, kitabah, mufrodat dan lain-lainya. Yang jelas bahwa materi harus
tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan silabus.
3. Ketercernaan materi
Kecermatan bahan ajar berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut
dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna. Sedikitnya terdapat enam hal
yang mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar sebagaimana dikemukakan berikut
ini:[41] (a)Pemaparan yang logis; (b) Penyajian materi yang runtut; (c) Ada contoh dan
ilustrasi yang memudahkan pemahaman; (d) Alat bantu yang memudahkan; (e) Format
yang tertib dan konsisten; dan (f) Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar.
4. Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar berkaitan dengan pemilihan
ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph
yang bermakna. Bahasa arab yang digunakan dalam bahan ajar adalah bahasa
arab fushah atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes.
Sementara itu pemilihan kata dalam bahan ajar hendaknya jenis kata yang lugas
dan singkat bukan kata atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal siswa.
Adapun penggunaan kalimat efektif dalam bahan ajar menekankan penggunaan
kalimat positif dan aktif dalam menyampaikan informasi dan sebaliknya
menghindarkan penggunaan kalimat negatif dan pasif. Hal ini dikarenakan
penggunaan kalimat positif dan aktif bisa memberikan dorongan dan motivasi kepada
siswa untuk mempelajari bahan ajar tersebut dan mengerjakan tugas-tugas yang telah
ditentukan.[42]
5. Perwajahan atau pengemasan
Perwajahan dan pengemasan dalam bahan ajar berhubungan dengan penataan
letak informasi dalam satu halaman cetak dan pengemasan dalam paket bahan ajar
multimedia.[43]
6. Ilustrasi
Ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar menarik, memotivasi, membantu
retensi dan pemahaman siswa terhadap isi pesan. Dalam hal ini ilustrasi dapat
dilakukan dengan menggunakan table, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa,
symbol, dan skema.
I. Penutup
Pembelajaran bahasa Arab akan menjadi menarik dan menyenangkan apabila
bahan ajar yang disajikan dapat menjawab kebutuhan belajar siswa dan sesuai dengan
tingkat intelektual pembelajar bahasa Arab. Maka merangcang dan mengembangkan
bahan ajar menjadi urgen untuk dilakukan dalam upaya meningkatkan efektivitas
belajar mengajar bahasa Arab.
Oleh sebab itu, pengembangan bahan ajar termasuk salah satunya yaitu
penyusunan buku ajar harus memperhatikan landasan atau asas-asas penyusunannya
yang meliputi asas sosio-kultural, asas psikologi, asas kebahasaan dan pendidikan. Hal
ini penting dilakukan agar buku ajar yang dihasilkan dapat menjadi bahan rujukan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang menggunakannya.
Daftar Pustaka
Al-Ghalli, 1991. Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair al-Nathiqîna bihâ. Riyadh: Dar al-
I’tisham.
An-Naqah, Mahmud Kamil, Asas I’dâd Mawâd Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah wa
Ta’lîfihâ,http://uqu.edu.sa/page/ar/148309. Diakses pada Mei 2014.
Ali Mudhofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan Agama Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Hamid, Abdul., dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab; Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media.
Malang; UIN Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, Yogyakarta: Diva Press, 2013.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yoyakarta: Diva Press.
. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta:
Penerbit Kencana.
Tha’imah, Rusydi Ahmad, 1985. Dalîl fi I’dâd al-Mawâd al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm
al-‘Arabiyah. Makkah al-Mukarramah: Dar al-Marîkh.
Tim Pustaka Yustia. 2007. Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
SD, SMP dan SMA. Jakarta:PT. Buku Kita.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gramedia.
Yunus, Fathi., dkk. 1984. Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah. Cairo: Dar al-Nahdah.
المفردات والقراءة
1. Menyebutkan arti mufradat baru tentang ( )صوم رمضانdengan benar;
2. Membaca teks qira’ah tentang ( )صوم رمضانdengan mufradat baru dan struktur kalimat
fi’liyah maupun ismiyah yang mengandung ()اضافة, dengan makhraj serta intonasi yang
benar;
3. Menjodohkan ungkapan-ungkapan sesuai dengan kandungan qira’ah;
4. Menggunakan mufradat baru dalam melengkapi kalimat sesuai dengan kandungan qira’ah;
5. Memilih kalimat sesuai dengan gambar yang disediakan.
التركيب
1. Membaca ungkapan ( )اضافةdalam kalimat dengan harakat yang benar;
2. Membedakan antara ungkapan ( )اضافةdan ungkapan ( )نعت منعوتdari segi lafadz dan
makna;
) dalam kalimat dan paragraf.اضافة( 3. Mendaftar ungkapan
الحوار
;) sesuai dengan kandungan bahan qira’ahصوم رمضان( 1. Bertanya-jawab tentang
) dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.صوم رمضان( 2. Bertanya-jawab tentang
الكتابة
;)اضافة( 1. Menggabungkan dua kalimat dengan menggunakan ungkapan-ungkapan
) menjadi paragraf.اضافة( 2. Menyusun ungkapan-ungkapan yang mengandung
المفردات
! اقرأ
صسياما م – سمنسسع صام – يصوم صوما صياما – منع صنومما س صنورم سصاسم – يس ر س
يمنع منعا يسنمنسرع سمننمعا
طسر يرنفسطرر امسك – يسمك امساكا – افطر
ك انمسسامكا – اسنف س
ك – يرنمسس ر اسنمسس س
يفطر افطارا طامراانف س
القراءة
متى يبدأ صوم رمضان؟
يجب على المسسسلمين
صسسوم رمضسسان .ويبسسدأ
شهر رمضسسان بظهسسور
الهللا بعد غروب آخر يوم من شعبان ,فيتسحرون للصيام قبل الفجسر ثسم
يصومون بعده.
ماهو المساك يوم رمضان؟
يمسك الصائمون كأل يوم من الكأل والشسسرب وغيرهمسسا مسسن المفطسسرات,
فإذا غربت الشمس أكألوا وشربوا ,وهسسو يفرحسسون .قسسالا رسسسولا اللسسه ص.
م )للصائم فرحتان :فرحة عند الفطار وفرحة عند لقاء ربه(.
من يجوز له الفطار يوم رمضان؟
والمريض والمسافر والحامل والمرضع والشسيخ الكسبير يفطسرون إذا كأسان
الصيام يضرهم .وإذا شفي المريض صسسام بعسسد رمضسسان أيامسسا بعسسدد اليسسام
التى افطرهم من رمضان .وكأذلك المسافر إذا أقام ,والحامل إذا ولدت,
والمرضع إذا فطمت .أما الشيخ الكبير فيؤدي إلى الفقراء فديسسة عسسن كأسسل
يوم من اليام التى يفطرها ول يصوم بدلها .وكأذلك المريض إذا لم يشسسف
من مرضه.
ما الفدية ؟ والفدية وجبة كاملة من الطعام عن كل يوم يفطره المريض أو الشيخ الكبير.
.1ظهسسسسسسسسسسسسسر هلل
رمضان
.2قبل الفجر
.3في النهار
.4غربت الشمس
.5ليلة العيد
.6شهر عظيم
Lihat Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa Arab (Pendekatan, Metode, Strategi,
][1
Ibid.
][4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
[5]
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), cet. IV, hlm. 16.
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
[6]
Komentar
TONY EL-NOORY
Saya salah seorang pegiat & pecinta Bahasa Arab. Bagiku, Bahasa Arab memiliki spirit keilmuan
tersendiri yang menyimpan berjuta makna & hikmah. Maka selamilah & pelajarilah
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
منتدى لغة الضاد