Anda di halaman 1dari 24

‫منتدى لغة الضاد‬

PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA ARAB


Desember 03, 2014

A. Pendahuluan
Kualitas program pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kualitas
siswa, kualitas guru, kualitas dan ketersediaan bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan
sarana, pengelolaan, dan sebagainya. Dalam hal bahan ajar, belum semua sekolah
mempunyai kesempatan memperoleh bahan ajar yang cukup, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Pengadaan bahan ajar di sekolah masih terbatas pada alokasi dana,
guru lebih banyak menggunakan bahan ajar yang sudah jadi. Padahal para guru dapat
mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam
memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sebagai bahan ajar.
Al-Mawâd al-Dirâsiyah atau ada juga yang menyebutnya dengan Al-Mawâd al-
Ta’lîmiyah (materi pembelajaran/materi ajar) merupakan hal yang penting dalam
sebuah proses belajar mengajar, dan merupakan factor yang berpengaruh terhadap
mutu pendidikan. Dengan adanya Al-Mawâd al-Dirâsiyah, maka peran guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar menjadi berubah. Guru tidak lagi menjadi sumber utama
dan satu-satunya dalam memperoleh informasi tentang materi pembelajaran, demikian
juga siswa, mereka bisa lebih leluasa dan longgar dalam memperoleh informasi tentang
materi pembelajaran, karena materipembelajaran dapat diperoleh dari berbagi sumber
dimana para siswa berada, seperti dari media massa, buku pelajaran, kaset, CD, VCD
dan lain sebagainya. Sumber-sumber informasi tersebut bisa dijadikan sebagai Al-
Mawâd- al-Dirâsiyah.[1]
Maka secara bijak, tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan dan menguraikan
mengenai konsep-konsep dasar pengembangan bahan ajar secara umum, sekaligus
dapat memberikan stimuli dalam mengasah kreativitas guru dalam menyusun dan
mengembangkan bahan ajar bahasa Arab. Sehingga pada gilirannya pembelajaran
bahasa Arab tidak hanya mengandalkan satu arah atau satu sumber atau bahan belajar
saja (one way traffic education) melainkan banyak arah dan sumber belajar (multiway
traffic education) yang dapat dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
B. Pengertian dan Urgensi Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik
melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan
manfaat bahan ajar atau materi itu setelah mempelajarinya. [2] Menurut Pannen, bahan
ajar (al-mawâd al-dirâsiyyah) adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. [3] Sementara itu
Sadjati mengemukakan bahwa bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik artinya
bahan ajar tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian
rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu dan sistematika cara
penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik siswa yang menggunakannya.[4]
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun tidak tertulis.[5] Sementara menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi,
bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai
kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. [6] Abdul Majid
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan ajar tertulis maupun bahan ajar tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. [7]
Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar.Bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.[8] Dengan demikian, bahan ajar Bahasa Arab adalah materi pelajaran bahasa
arab yang merupakan gabungan antara pengetahuan, keterampilan dan faktor sikap
yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
Sedangkan pentingnya bahan ajar dalam proses belajar mengajar sudah dipastikan
sangat penting, Bahan ajar menduduki posisi yang sangat penting dalam proses
pembelajaran baik bagi guru maupun bagi siswa. Guru akan mengalami kesulitan
dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran tanpa adanya bahan ajar. Begitu pula
halnya siswa, tanpa bahan ajar akan menemui hambatan untuk menyesuaikan diri
dalam pembelajaran, apalagi jika guru menyampaikan dan mengemukakan materi
dengan cepat dan kurang jelas. Murid akan kehilangan arah dan jejak, sehingga tidak
mampu mencerna dan menyelusuri kembali apa yang telah diajarkan oleh guru. Oleh
karena itu, bahan ajar merupakan bahan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
guru maupun siswa sebagai salah satu usaha untuk membenahi dan memperbaiki
mutu pembelajaran.
Al-Mawâd al-Dirâsiyah sebagai media dan sumber informasi dalam pembelajaran
sangat penting artinya dalam menambah dan meningkatkan efektifitas pembelajaran.
Bermanfaat tidaknya suatu bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat tergantung
pada kemampuan guru dalam mengembangkan dan memanfaatkanya, sehingga
langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang baik dan memenuhi syarat perlu
dikuasai. Selain itu, guru juga dituntut untuk mengetahui dan menguasai macam-
macam bahan ajar, dan mengorganisasikan bahan ajar.[9]

C. Fungsi Bahan Ajar


Bahan ajar juga mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran.
Fungsi bahan ajar tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: Pertama,
fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar. Berdasarkan pihak-
pihak yang menggunakannya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi
pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
a. Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain[10]:
1) Menghemat waktu bagi pendidik dalam mengajar;
2) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator;
3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif;
4) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang semestinya diajarkan
kepada peserta didik; serta
5) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau pengasaan hasil pembelajaran.

b. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain[11]:


1) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang
lain;
2) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki;
3) Peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing;
4) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri;
5) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri; dan
6) Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari dan dikuasainya.
Kedua, Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikan; fungsi dalam
pembelajaran individual; dan fungsi dalam pembelajaran kelompok.[12]
a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
1) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses
pembelajaran (dalam hal ini peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai dengan
kecepatan pendidik mengajar; dan
2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:
1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran;
2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik
dalam memperoleh informasi; dan
3) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara
memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-
orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses
pembelajaran kelompoknya sendiri; dan
2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian
rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Para ahli mengklasifikasikan bahan ajar kepada beberapa jenis. Heinich dkk. (1996)
mengklasifikasikan jenis bahan ajar yang didasarkan atas cara kerjanya menjadi lima
kelompok besar, yaitu: 1) bahan ajar yang tidak diproyeksikan, seperti foto, diagram,
display, dan model; 2) bahan ajar yang diproyeksikan,
sepertislide, filmstrips, overhead, transparencies, proyeksi komputer; 3) bahan ajar sudio,
seperti kaset dan compact disc; 4) bahan ajar video, misalnya video dan film; dan 5)
bahan ajar komputer.[13]
Menurut Abdul Majid, bahan ajar dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu[14]:
a. Bahan cetak (Printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart,foto/gambar, model/maket;;
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio;
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video copact disc, film.;
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disc interaktif.
Ellington dan Race (1997) mengklasifikasikan jenis bahan ajar yang didasarkan
atas bentuknya menjadi tujuh macam, yaitu: 1) bahan ajar cetak dan duplikatnya; 2)
bahan ajar display yang tidak diproyeksikan; 3) bahan ajar display diam yang
diproyeksikan; 4) bahan ajar audio; 5) bahan ajar audio yang dihubungkan dengan
bahan visual tidak bergerak; 6) bahan ajar video; dan 7) bahan ajar komputer. [15]
Menurut Rowntree (1994) jenis bahan ajar berdasarkan sifatnya dapat
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu: 1) bahan ajar berbasiskan cetak; 2)
bahan ajar berbasiskan teknologi; 3) bahan ajar yang digunakan untuk praktek atau
proyek; dan 4) bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama dalam pendidikan jarak jauh).[16]
Berdasarkan klasifikasi jenis-jenis bahan ajar di atas, dan dilihat dari bentuk dan
cara penggunaannya, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar secara garis besarnya
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non
cetak. Bahan ajar cetak adalah bahan ajar yang yang diberikan dalam bentuk cetakan
di kertas, seperti buku, lembar kerja siswa, modul, foto, gambar, dan lain-lain.
sedangkan bahan ajar non cetak adalah bahan ajar bahan ajar yang tidak dicetak
dalam bentuk kertas, tetapi hanya dibaca, didengarkan dan ditampilkan, seperti
bahan ajar komputer, bahan ajar OHT (Overhead Transparancies), slide, kaset, compact
cisc, video compact disc, dan lain-lain.

E. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar


Dalam pemilihan dan penyusunan bahan ajar, terdapat beberapa prinsip yang
harus dipenuhi, yaitu[17]:
1) Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Misalnya jika kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa
berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta
atau bahan hafalan;
2) Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus disiapkan dan harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam;
3) Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi yang diajarkan.
Nur Sholeh dan Ulin Nuha menambahkan bahwa prinsip yang harus diperhatikan
dalam penyusunan materi bahan ajar adalah prinsip cakupan dan prinsip kecukupan
(adequacy). Prinsip cakupan materi pembelajaran menyangkut keluasan dan kedalaman
materi pembelajaran, dan prinsip kecukupan adalah memadai atau tidaknya materi
tersebut untuk membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditentukan. [18]
Selain itu, bahan ajar ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan
strategi tertentu harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Relevan dengan standar
kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik; 2)
Bahan ajar merupakan isi pembelajaran dan penjabaran dari standar kompetensi serta
kompetensi dasar tersebut; 3) Memberikan motivasi peserta didik untuk belajar lebih
jauh; 4) Berkaitan dengan bahan sebelumnya; 5) Bahan disusun secara sistematis dari
yang sederhana menuju yang kompleks; 6) Praktis; 7) Bermanfaat bagi peserta didik; 8)
Sesuai dengan perkembangan zaman; 9) Dapat diperoleh dengan mudah; 10) Menarik
minat peserta didik; 11) Memuat ilustrasi yang menarik hati peserta didik; 12)
Mempertimbangkan aspek-aspek linguistik yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik; 13) Berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; 14) Menstimulasi
aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang menggunakannya; 15) Menghindari
konsep yang samar-samar agar tidak membingungkan peserta didik; 16) Mempunyai
sudut pandang yang jelas dan tegas; 17) Membedakan bahan ajar untuk anak dan
untuk orang dewasa; 18) Menghargai perbedaan pribadi para peserta didik
pemakainya.[19]
Dari sisi lain, kriteria bahan ajar yang baik dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu
aspek penampilan segi material, aspek buku pendukungnya, aspek linguistik, aspek
kebudayaan yang terkandung di dalamnya, aspek filosofis, dan aspek evaluasinya. [20]

F. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar Bahasa Arab


Dalam pemilihan dan penyusunan bahan ajar, terdapat beberapa langkah yang
ditempuh. Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa diperlukan karena
setiap aspek dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut memerlukan
jenis materi yang berbeda. Materi untukmahârah qirâ’ah berbeda dengan materi
untuk mahârah kitâbah atau mahârah kalâm atau mahârah istimâ’. Dengan perbedaan
materi tersebut, maka bahan ajar yang digunakan atau yang akan disampaikan akan
berbeda.
2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran
juga dapat dibedakan menjadi jenis materi kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara
terperinci, materi pembelajaran aspek kognitif dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987). [21]
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa, sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Materi jenis
prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, dan teorema. Materi jenis
prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut. Materi
pembelajaran aspek afektif meliputi pemberian respons, penerimaan (apresiasi),
internalisasi, dan penilaian. Sedangkan materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari
gerakan awal, semi rutin, dan rutin. [22]
3) Memilih materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Setelah mengidentifikasi jenis materi yang akan disampaikan dengan disesuaikan
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, maka dapat
diketahui materi apa yang akan disampaikan, apakah berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Untuk menentukan materi materi apa yang
akan disampaikan, maka dapat dilihat dari Kompetensi Dasar apa yang ingin dicapai
atau dikuasai siswa. Berikut ini ada beberapa pertanyaan penuntun untuk
mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu
objek, simbol atau suatu peristiwa? Jika “ya”, maka materi pembelajaran yang harus
diberikan adalah “fakta”. Misalnya seorang guru bahasa Arab mengajarkan jenis-jenis
pekerjaan, bercerita tentang hobi, bercerita pada saat di pasar (ta’bir) dan lain
sebagainya. [23]
b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk
menyatakan suatau definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, atau mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Jika
jawabannya “ya”, materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Misalnya seorang
guru mengajarkan definisi khabar muqaddam, menjelaskan ciri-ciri kalimatism,
menunjukkan beberapa kalimat, kemudian siswa diminta mengklasifikasikannya, dan
lain-lain.[24]
c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut, atau membuat sesuatu? Bila
“ya”, maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Misalnya seorang guru
bahasa Arab menjelaskan bagaimana membuatism nakirah dan ism ma’rifat, langkah-
langkah menulis khat atau kaligrafi, membuat makalah atau karya ilmiah berbahasa
Arab, dan lain sebagainya. [25]
d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan
antara beberapa konsep atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep?
Jika “ya”, maka materi yang harus diajarkan termasuk kategori “prinsip”. Misalnya
seorang guru menjelaskan hubungan antaramubtada’ dan khabar, menjelaskan
kehidupan keluarga, perkenalan, dan lain sebagainya. [26]
e. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau
tidak berbuat berdasarkan pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak
indah? Jika “ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif,
sikap, atau nilai. Misalnya siswa diminta menyampaikan gagasan atau pendapat secara
lisan sesuai konteks tentang ta’aruf, melakukan dialog dengan lancar sesuai konteks
tentang ta’aruf, dan lain sebagainya. [27]
f. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika “ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek
motorik. Misalnya bagaimana carata’aruf dengan sesama teman, cara menulis khat
riq’ah, khat tsulisi, cara bermain peran (dialog), dan lain sebagainya
4) Memilih sumber bahan ajar
Sumber bahan ajar yang dipilih didasarkan kepada jenis materi yang telah
ditentukan. Berbagai sumber bahan ajar dapat digunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran yang telah ditentukan melalui identifikasi sandar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.

G. Asas Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab


Pembuatan buku ajar bahasa Arab harus memperhatikan landasan atau asas-asas
penyusunannya, hal ini penting dilakukan agar buku ajar yang dihasilkan dapat
menjadi bahan rujukan yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang
menggunakannya. Asas-asas yang harus diperhatikan dalam membuat buku ajar
bahasa Arab sebagaimana disebutkan Al-Ghalli sebagai berikut[28]:
1. Asas Sosial-Budaya (Al-Asâs al-Ijtimâ’i-Al-Tsaqâfî)
Ketika kita akan membicarakna aspek sosio-kultural sebagai salah satu asas
penyusunan buku ajar bahasa Arab, maka poin-poin penting sebagai pokok
bahasannya meliputi; pengertian kebudayaan secara umum dan kebudayaan Islam
secara khusus, karakteristik kebudayaan, dan hubungan kebudayaan dengan
pengembangan bahan ajar (bahasa Arab).[29]
Seorang yang mempelajari bahasa asing tertentu tidak akan dapat memahaminya
dengan baik tanpa memahami kebudayaan masyarakatnya, bahasa Arab misalnya,
seorang yang mempelajari bahasa Arab tanpa memahami sosio-kultural Arab, maka dia
tidak dapat memahaminya dengan sempurna, karena itu, ada ungkapan bahwa “al-
lughah wi’â al-tsaqâfah” Bahasa adalah bejana kebudayaan.
Untuk memahami mufrâdat dengan pemahaman yang baik dan cermat, tidak cukup
dengan bantuan kamus saja, tetapi kebudayaan juga mempunyai peran yang cukup
penting. Kosakata ‘Qomar al-din’misalnya, jika dilihat di dalam kamus, maka terdiri dari
dua kata yaitu ‘qomar’ (bulan) dan ‘al-din’ (agama) sehingga dapat diartikan ‘bulan
agama’. Bahkan disebagian orang Indonesia ada juga yang diberi nama “Qomaruddin”
dengan harapan kelak seseorang tersebut menjadi penerang bagi kehidupan beragama
laksana bulan yang menerangi kegelapan malam. Namun arti yang sebenarnya dari
“Qomar al-din” di Saudi Arabia adalah nama sebuah kue seperti dodol yang dijual
bebas di supermarket. Lebih jauh bagaimana mungkin syi’ir Arab dapat dipahami
dengan cermat dan mendalam, jika tidak dikaitkan dengan konteks sosio-kultural
dimana syi’ir itu diciptakan dan seterusnya.[30]
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam mengembangkan bahan Ajar bahasa Arab
perlu mempertimbangkan kebudayaan pemilik bahasa tersebut yakni bahasa Arab. Rusydi
Ahmad Thu’aimah memberikan kesimpulan dari hasil penelitiannya di tigabelas negara
Arab, bahwa dalam mengembangkan materi bahasa Arab bagi non Arab, paling tidak harus
mengandung duapuluh pokok bahasan, yaitu[31]:

No Bahasa Indonesia Bahasa Arab

1 Identitas diri ‫البيانات الشخصية‬


2 Tempat tinggal ‫السكن‬
3 Pekerjaan ‫العمل‬
4 Waktu luang ‫وقت الفراغ‬
5 Travelling ‫السفر‬
6 Hubungan dengan sesama ‫العلقات مع الخآرين‬
7 Peristiwa umum dan khusus ‫المناسبات العامة والخاصة‬
8 Kesehatan dan penyakit ‫الصحة والمرض‬
9 Pendidikan dan pengajaran ‫التربية والتعليم‬
10 Di pasar ‫في السوق‬
11 Di rumah makan ‫في المطعم‬
12 Pelayanan umum ‫الخدمات‬
13 Negara dan tempat-tempat ‫البلدان والماكن‬
14 Bahasa asing ‫اللغة الجأنبية‬
15 Cuaca ‫الجو‬
16 Lambang peradaban ‫المعالم الحضارية‬
17 Perekonomian ‫الحياة القتصادية‬
18 Agama, dogma dan spiritual ‫الدين والقيم والروحية‬
Politik dan hubungan luar ‫التإجاهات السياسية والعلقات الدولية‬
19
negeri
20 Hubungan waktu dan tempat ‫العلقات الزمانية والمكانية‬

Selanjutnya Thu’aimah menyebutkan judul-judul yang berkaitan dengan budaya Arab


dan Islam yang harus diperhatikan dalam membuat buku ajar bahasa Arab, ada 157 judul ia
sebutkan. Dari judul-judul tersebut dapat diringkas menjadi delapan tema berikut ini:

No Bahasa Indonesia Bahasa Arab

1 Islam dan rukun-rukunya ‫مفهوم السلم وأركانه‬


2 Al-Qur’an ‫حول القرآن الكريم‬
3 Al-Sunnah ‫حول السنة النبوية‬
4 Sejarah Nabi saw ‫سيرة الرسول صلى ا عليه وسلم‬
5 Cerita para Nabi ‫قصص النبياء‬
6 Sumber-sumber ajaran Islam ‫مصادر التشريع السلمي‬
Hubungan antara bahasa Arab ‫العلقة بين اللغة العربية والسلم‬
7 dengan agama islam

Hak suami dan istri dalam ‫حقوق الزوج والزوجأة في السلم‬


8 islam

Oleh karena itu, ketika mengembangkan buku ajar bahasa Arab, maka unsur sosial-
budaya baik Arab dan Islam sudah harus terkandung di dalamnya, hal ini dapat
dilakukan melalui teks bacaan. Jika membahas tentang ‘Makkah al-Mukarramah’
misalnya, maka di dalam teks tersebut dapat dibahas tentang tradisi masyarakatnya,
kebudayaannya, agama dan kepercayaannya dan lain sebagainya.
2. Asas Psikologis (al-Asâs al-Nafsî)
Siswa merupakan bagian yang penting dalam proses belajar-mengajar. Hal itu
dikarenakan siswa adalah sasaran pencapaian tujuan pembelajaran, disamping
merupakan subyek dan obyek belajar. Hampir semua para ahli pendidikan sepakat
bahwa motivasi siswa merupakan faktor penting dalam keberhasilan proses belajar-
mengajar, semakin tinggi motivasi mereka, maka semakin tinggi pula keberhasilannya.
Sebaliknya semakin rendah motivasi siswa, maka semakin rendah pula tingkat
keberhasilannya.[32]
Jika mengetahui dan memahami ciri khas psikologis siswa atau pembelajar
dianggap sebagai salah satu pilar menyiapkan buku ajar atau memilih materinya, maka
hal itu tidak memungkinkan untuk dibahas secara detail mengenai ciri khas setiap
fasenya, karena hal itu telah dirinci dalam buku-buku psikologi. Akan tetapi yang
menjadi perhatian kita di sini adalah mengetahui motivasi-motivasi yang mendorong
siswa belajar bahasa Arab dan syarat-syarat psikologis yang perlu diperhatikan dalam
merancang buku ajar bahasa Arab.[33]
a. Motivasi Siswa Belajar Bahasa Arab
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan.[34] Motivasi adalah perasaan yang terjadi di diri individu dan
tidak dapat diindra secara langsung, akan tetapi dapat dikenali melalui perilaku yang
tampak. Ada perbedaan motivasi siswa ketika mereka belajar bahasa Arab
yaitu, Pertama, motivasi tertingginya adalah menguasai kemahiran berbahasa, agara
dapat berkomunikasi dengan penutur aslinya (native speaker) dan mengetahui budaya
mereka. Siswa seperti ini didorong oleh motivasi untuk memperkaya budayanya
dengan budaya orang lain, dan biasa berpandangan luas, moderat, banyak mendalami
dan belajar hal-hal baru dari budaya orang lain, karena itu perbedaan orientasi dan cara
pandang tidak menghalanginya untuk berkomunikasi dengan penutur asli, bahkan ia
dapat menghormati orang lain, jika tidak menerimanya.
Kedua, motivasi siswa yang didorong oleh kepentingan atau tujuan tertentu, seperti
ingin menduduki jabatan tertentu, belajar dan bekerja di luar negeri, traveling dan lain-
lain. Siswa seperti ini, motivasinya bersifat temporal dan terbatas, dalam arti dia akan
merasa cukup jika tujuannya telah tercapai meski dengan penguasaan bahasa yang
terbatas.[35]
Pada tahun 1979, Fathi Yunus melakukan sebuah penelitian mengenai tujuan-tujuan
yang dapat mendorong dan memotivasi pembelajar untuk belajar bahasa Arab sebagai
bahasa kedua yaitu sebagai berikut[36];
1) Membaca Al-Qur’an dan Hadits;
2) Membaca ilmu-ilmu keislaman (fikih, tafsir, sejarah, dll);
3) Komparasi Islam dengan agama lain;
4) Melancong ke negara-negara Arab;
5) Bekerja di negara-negara Arab di berbagai bidang dan profesi;
6) Mendirikan pabrik atau perusahaan di negara-negera Arab; dan
7) Bekerja di kedutaan-kedutaan besar di negera Arab.
b. Hal-hal Psikologis yang Perlu diperhatikan dalam pengembangan buku ajar bahasa
Arab
Menurut an-Naqah ada beberapa syarat psikologis yang perlu diperhatikan dalam
merancang buku ajar bahasa Arab, yaitu sebagai berikut[37]:
1) Buku ajar hendaknya sesuai dengan kemampuan intelektual siswa;
2) Memperhatikan perbedaan individual antar siswa;
3) Mampu merangsang daya pikir siswa sehingga dapat membantu proses pembelajaran
dan pemerolehan bahasa Arab;
4) Materi buku ajar disesuaikan dengan tingkat persiapan dan kemampuan berbahasa
Arab siswa;
5) Memperhatikan tingkat usia siswa, setiap buku ajar bahasa Arab diperuntukkan bagi
usia berapa, karena setiap usia tertentu memerlukan perlakuan yang berbeda;
6) Materi buku ajar mampu memotivasi siswa untuk menggunakan bahasa Arab secara
alami;
7) Adanya integrasi (penyesuaian) antara buku siswa, buku pengangan guru dan lain-
lain;
8) Buku ajar bahasa Arab mampu menciptakan orientasi dan norma-norma yang
diharapkan dimiliki siswa.
3. Asas Kebahasaan dan Pendidikan (al-Asâs al-Lughawî wa al-Tarbawî)
Adapun yang dimaksud dengan asas kebahasaan dalam pengembangan bahan ajar
bahasa Arab adalah memperhatikan bahasa yang akan diajarkan kepada siswa meliputi
unsur-unsur bahasa (al-Anâshir al-Lughawiyah) yakni aswât, mufradât dan tarâkib dan
keterampilan bahasa (al-Mahârah al-Lughawiyah) meliputiistimâ’, kalâm, qirâ’ah dan
kitâbah. Sehingga materi yang disajikan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.[38]
Sedangkan asas pendidikan adalah hal-hal yang terkait dengan teori pendidikan
dalam pengembangan buku ajar, seperti materi dimulai dari yang mudah kepada yang
komplek, dari yang konkret ke yang abstrak, dari detail ke suatu konsep, bergerak dari
permulaan proses menuju kepada kesimpulan, dimulai dari bahan yang sudah
diketahui dan secara berangsur-angsur bergerak kepada bahan yang baru dan
seterusnya sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan dalam pengembangan bahan ajar.
[39]

Asas-asas tersebut di atas penting untuk diperhatikan agar buku ajar bahasa Arab
yang dikembangkan betul-betul telah memenuhi kriteria buku ajar yang baik yang
ditandai dengan kesesuaian antara materi yang dikembangkan dengan kondisi siswa;
sosio-kulturalnya, psikologisnya, kebahasaan dan pembelajarannya.

H. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengembangan Buku Ajar Bahasa Arab
Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebelum melakukan pengembangan ada faktor-
faktor yang perlu diperhatikan, agar buku ajar yang dihasilkan dapat memenuhi
kriteria buku ajar yang baik. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan buku ajar bahasa Arab.
1. Isi buku ajar (al-Madmûn)
Isi buku ajar berhubungan dengan validitas atau kesahihan isi atau kebenaran isi
berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. dengan
validasi isi, maka isi bahan ajar bahasa arab yang dikembangkan seyogyanya
berdasarkan konsep dan teori pembelajaran bahasa Arab, perkembangan mutakhir, dan
hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu bahasa arab.
Adapun dalam keselarasan isi, isi bahan ajar bahasa Arab disesuaikan dengan
system nilai dan falsafah hidup yang berlaku dalam Negara dan masyarakat
dilingkungan tempat sekolah berada. Misalnya saja, untuk pembelajaran bahasa arab di
Indonesia maka tema dan judul teks yang dijadikan bahan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia.
2. Ketepatan cakupan
Ketepatan cakupan berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan dan
kedalaman isi materi, serta keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu bahasa Arab.
Kedalaman dan keluasan isi bahan ajar sangat menentukan kadar bahan ajar yang akan
dikembangkan bagi siswa sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan yang
sedang ditempuh. Adapun acuan utama dalam penentuan kedalaman dan keluasan isi
bahan ajar adalah kurikulum dan silabus.[40]
Sebagai contoh, jika siswa diharapkan mampu memahami teks yang didengar,
maka bahan ajar yang tepat adalah berupa teks yang didengarkan baik dari kaset, CD
atau dari guru sendiri yang membacakanya. Demikian seterusnya pada materi yang
lain seperti qira’ah, kitabah, mufrodat dan lain-lainya. Yang jelas bahwa materi harus
tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan silabus.

3. Ketercernaan materi
Kecermatan bahan ajar berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut
dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna. Sedikitnya terdapat enam hal
yang mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar sebagaimana dikemukakan berikut
ini:[41] (a)Pemaparan yang logis; (b) Penyajian materi yang runtut; (c) Ada contoh dan
ilustrasi yang memudahkan pemahaman; (d) Alat bantu yang memudahkan; (e) Format
yang tertib dan konsisten; dan (f) Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar.
4. Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar berkaitan dengan pemilihan
ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph
yang bermakna. Bahasa arab yang digunakan dalam bahan ajar adalah bahasa
arab fushah atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes.
Sementara itu pemilihan kata dalam bahan ajar hendaknya jenis kata yang lugas
dan singkat bukan kata atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal siswa.
Adapun penggunaan kalimat efektif dalam bahan ajar menekankan penggunaan
kalimat positif dan aktif dalam menyampaikan informasi dan sebaliknya
menghindarkan penggunaan kalimat negatif dan pasif. Hal ini dikarenakan
penggunaan kalimat positif dan aktif bisa memberikan dorongan dan motivasi kepada
siswa untuk mempelajari bahan ajar tersebut dan mengerjakan tugas-tugas yang telah
ditentukan.[42]
5. Perwajahan atau pengemasan
Perwajahan dan pengemasan dalam bahan ajar berhubungan dengan penataan
letak informasi dalam satu halaman cetak dan pengemasan dalam paket bahan ajar
multimedia.[43]
6. Ilustrasi
Ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar menarik, memotivasi, membantu
retensi dan pemahaman siswa terhadap isi pesan. Dalam hal ini ilustrasi dapat
dilakukan dengan menggunakan table, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa,
symbol, dan skema.

I. Penutup
Pembelajaran bahasa Arab akan menjadi menarik dan menyenangkan apabila
bahan ajar yang disajikan dapat menjawab kebutuhan belajar siswa dan sesuai dengan
tingkat intelektual pembelajar bahasa Arab. Maka merangcang dan mengembangkan
bahan ajar menjadi urgen untuk dilakukan dalam upaya meningkatkan efektivitas
belajar mengajar bahasa Arab.
Oleh sebab itu, pengembangan bahan ajar termasuk salah satunya yaitu
penyusunan buku ajar harus memperhatikan landasan atau asas-asas penyusunannya
yang meliputi asas sosio-kultural, asas psikologi, asas kebahasaan dan pendidikan. Hal
ini penting dilakukan agar buku ajar yang dihasilkan dapat menjadi bahan rujukan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang menggunakannya.

Daftar Pustaka
Al-Ghalli, 1991. Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair al-Nathiqîna bihâ. Riyadh: Dar al-
I’tisham.
An-Naqah, Mahmud Kamil, Asas I’dâd Mawâd Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah wa
Ta’lîfihâ,http://uqu.edu.sa/page/ar/148309. Diakses pada Mei 2014.
Ali Mudhofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan Agama Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Hamid, Abdul., dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab; Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media.
Malang; UIN Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, Yogyakarta: Diva Press, 2013.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yoyakarta: Diva Press.
. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta:
Penerbit Kencana.
Tha’imah, Rusydi Ahmad, 1985. Dalîl fi I’dâd al-Mawâd al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm
al-‘Arabiyah. Makkah al-Mukarramah: Dar al-Marîkh.
Tim Pustaka Yustia. 2007. Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
SD, SMP dan SMA. Jakarta:PT. Buku Kita.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gramedia.
Yunus, Fathi., dkk. 1984. Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah. Cairo: Dar al-Nahdah.

Sample Materi Ajar Bahasa Arab untuk Kelas XI[44]

‫ صوم رمضان‬: ‫الدرس الول‬

‫المفردات والقراءة‬
1. Menyebutkan arti mufradat baru tentang (‫ )صوم رمضان‬dengan benar;
2. Membaca teks qira’ah tentang (‫ )صوم رمضان‬dengan mufradat baru dan struktur kalimat
fi’liyah maupun ismiyah yang mengandung (‫)اضافة‬, dengan makhraj serta intonasi yang
benar;
3. Menjodohkan ungkapan-ungkapan sesuai dengan kandungan qira’ah;
4. Menggunakan mufradat baru dalam melengkapi kalimat sesuai dengan kandungan qira’ah;
5. Memilih kalimat sesuai dengan gambar yang disediakan.

‫التركيب‬
1. Membaca ungkapan (‫ )اضافة‬dalam kalimat dengan harakat yang benar;
2. Membedakan antara ungkapan (‫ )اضافة‬dan ungkapan (‫ )نعت منعوت‬dari segi lafadz dan
makna;
‫‪) dalam kalimat dan paragraf.‬اضافة( ‪3. Mendaftar ungkapan‬‬

‫الحوار‬
‫;‪) sesuai dengan kandungan bahan qira’ah‬صوم رمضان( ‪1. Bertanya-jawab tentang‬‬
‫‪) dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.‬صوم رمضان( ‪2. Bertanya-jawab tentang‬‬

‫الكتابة‬
‫;)اضافة( ‪1. Menggabungkan dua kalimat dengan menggunakan ungkapan-ungkapan‬‬
‫‪) menjadi paragraf.‬اضافة( ‪2. Menyusun ungkapan-ungkapan yang mengandung‬‬

‫المفردات‬
‫! اقرأ‬

‫يتسسسسسسسحرون – يمسسسسسسسكون عسسسسسسن‬ ‫يستسسسحَحررونن س– يرنمسسركنوسن سعسن انلرمنفسطسرا س‬


‫ت‬
‫المفطرات‬ ‫يسنفسررح فسنرسحتسنيسن – يرنفسطرر انلرمسسافسرر‬
‫يفرح فرحتين – يفطر المسافر‬ ‫ضرَّر‬ ‫ضرع – الحَشرَّر يس ر‬ ‫نالسحاسمرل سوانلرمنر س‬
‫الحامل والمرضع – الشر يضر‬ ‫ض – يرسؤرَّدنوسن انلفسنديسةس‬‫رشفسسي انلسمسرني ر‬
‫شفي المريض – يؤدون الفدية‬

‫وجأبة كاملة – الجوع والعطش‬ ‫ع سوانلسعطس ر‬


‫ش‬ ‫سونجأبسةة سكاسملسةة – انلرجنو ر‬
‫يستسسححَمرل انلسمسشقحَةس – يرنحسسنرنوسن إسسلى انلرفقسراسء يتحمسسسل المشسسسقة – يحسسسسنون إلسسسى‬
‫الفقراء‬

‫صسياما م – سمنسسع صام – يصوم صوما صياما – منع‬ ‫صنومما س‬ ‫صنورم س‬‫صاسم – يس ر‬ ‫س‬
‫يمنع منعا‬ ‫يسنمنسرع سمننمعا‬
‫طسر يرنفسطرر امسك – يسمك امساكا – افطر‬
‫ك انمسسامكا – اسنف س‬
‫ك – يرنمسس ر‬ ‫اسنمسس س‬
‫يفطر افطارا‬ ‫طامرا‬‫انف س‬

‫القراءة‬
‫متى يبدأ صوم رمضان؟‬
‫يجب على المسسسلمين‬
‫صسسوم رمضسسان‪ .‬ويبسسدأ‬
‫شهر رمضسسان بظهسسور‬
‫الهللا بعد غروب آخر يوم من شعبان‪ ,‬فيتسحرون للصيام قبل الفجسر ثسم‬
‫يصومون بعده‪.‬‬
‫ماهو المساك يوم رمضان؟‬
‫يمسك الصائمون كأل يوم من الكأل والشسسرب وغيرهمسسا مسسن المفطسسرات‪,‬‬
‫فإذا غربت الشمس أكألوا وشربوا‪ ,‬وهسسو يفرحسسون‪ .‬قسسالا رسسسولا اللسسه ص‪.‬‬
‫م )للصائم فرحتان‪ :‬فرحة عند الفطار وفرحة عند لقاء ربه(‪.‬‬
‫من يجوز له الفطار يوم رمضان؟‬
‫والمريض والمسافر والحامل والمرضع والشسيخ الكسبير يفطسرون إذا كأسان‬
‫الصيام يضرهم‪ .‬وإذا شفي المريض صسسام بعسسد رمضسسان أيامسسا بعسسدد اليسسام‬
‫التى افطرهم من رمضان‪ .‬وكأذلك المسافر إذا أقام‪ ,‬والحامل إذا ولدت‪,‬‬
‫والمرضع إذا فطمت‪ .‬أما الشيخ الكبير فيؤدي إلى الفقراء فديسسة عسسن كأسسل‬
‫يوم من اليام التى يفطرها ول يصوم بدلها‪ .‬وكأذلك المريض إذا لم يشسسف‬
‫من مرضه‪.‬‬
‫ما الفدية ؟ والفدية وجبة كاملة من الطعام عن كل يوم يفطره المريض أو الشيخ الكبير‪.‬‬

‫الصوم يعود الصائمين الخألقا العظيمة‬


‫الصائمون يصبرون على الجوع والعطش والمشقة‬
‫ويشعرون بقربهم من خالقهم‪ ,‬ويحسنون إلى الفقراء والمساكأن‬
‫ويمنعون عن الشهوات ويتحملون المشقات بقوة نفوسهم‪.‬‬
‫وفي ليلة العيد يؤدون زكأاة الفطر‪ .‬هكذا فإن الصوم يعود‬
‫الصائمين الصبر والحسان ويقربهم من خالقهم ومن اخوانهم الناس‪,‬‬
‫ويعلم قوة النفوس والمنع عن الشهوات‪.‬‬
‫رمضان شهر عظيم‬
‫إن رمضان شهر عظيم‪ ,‬فيه تغفر الذنوب ويضاعف الثواب ويستجاب‬
‫الدعاء‪ .‬قالا تعالى ‪) :‬ياأيها الذين آمنو كتب عليكم الصيام كما‬
‫كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون( )البقرة‪(183 :‬‬
‫أ – مزاوجة‬
‫‪-‬‬

‫‪ .1‬ظهسسسسسسسسسسسسسر هلل‬
‫رمضان‬
‫‪ .2‬قبل الفجر‬
‫‪ .3‬في النهار‬
‫‪ .4‬غربت الشمس‬
‫‪ .5‬ليلة العيد‬
‫‪ .6‬شهر عظيم‬

‫يفطرون فيأكألون ويشربون‬


‫يؤدون زكأاة الفطر‬ ‫‪-‬‬
‫يستجاب الدعاء ويضاعف الثواب‬ ‫‪-‬‬
‫الصيام يضرهم‬ ‫‪-‬‬
‫يمسكون من المفطرات‬ ‫‪-‬‬
‫يتسحرون للصيام‬ ‫‪-‬‬
‫يبدأ شهر رمضان‬ ‫‪-‬‬
‫ب – اخأتر كلمة مناسبة من الكلمات التية !‬
‫يفطر – يصبر – يؤدى – يشعر – يتحمل – يقرب‬
‫الصائم ‪ . . .‬على الجوع والعطش‪.‬‬ ‫‪.1‬‬
‫الصوم يعود الصائم أن ‪ . . .‬المشقات‪.‬‬ ‫‪.2‬‬
‫الصوم ‪ . . .‬الصائم من الله ومن اخواته الناس‪.‬‬ ‫‪.3‬‬
‫‪ . . .‬المسافر والحامل والمريض إذا كأان الصوم يضرهم‪.‬‬ ‫‪.4‬‬
‫الشيخ الكبير ‪ . . .‬الفدية عن كل يوم يفطره‪.‬‬ ‫‪.5‬‬
‫ج – اخأتر جملة تناسب الصورة‬
‫يبدأ شهر رمضان‬ ‫‪.1‬‬
‫شفي المريض من مرضه‬ ‫‪.2‬‬
‫ل يأكأل الصائم ول يشرب‬ ‫‪.3‬‬

‫أ – رتب العبارات التية لتكون فقرة كاملة ابتداء من الكلمة‬


‫!الملونة‬
‫‪ .1‬من الكأل والشرب وغيرهما – فسسإذا غربسست الشسسمس – للصسسائم فرحتسسان‪,‬‬
‫فرحة عند الفطار – يمسك الصائمون كأسسل يسسوم – كأمسسا قسسالا رسسسولا اللسسه‬
‫ص‪.‬م – أكألوا واشربوا وفرحوا – وفرحة عند لقاء ربه‪.‬‬
‫‪ .2‬فيتحملون المشقات – يؤدون زكأاة الفطر – والصائمون يشعرون بسسالجوع‬
‫والعطش – ويحسنون إلى الفقراء والمساكأين – وفي ليلة العيد‪.‬‬
‫‪ .3‬وكأذلك المسافر إذا أقام – يفطر المريض والمسافر – صام بعسسد رمضسسان‬
‫أياما – وإذا شفي المريض – بعد اليام التى أفطرها من رمضان‪.‬‬

‫‪Lihat Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa Arab (Pendekatan, Metode, Strategi,‬‬
‫]‪[1‬‬

‫‪Materi, dan media), (Malang;UIN Press, 2008), hlm. 69‬‬


‫‪Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:‬‬
‫]‪[2‬‬

‫‪Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 4, hlm. 171.‬‬


‫‪Pannen dalam Abdul Hamid dkk., Pembelajaran Bahasa..., hlm. 71.‬‬
‫]‪[3‬‬

‫‪Ibid.‬‬
‫]‪[4‬‬
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
[5]

Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), cet. IV, hlm. 16.
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
[6]

Gramedia, 2008), hlm. 40.


Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
[7]

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 5, hlm. 173.


[8]
Tim Pustaka Yustia,Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) SD, SMP dan SMA(Jakarta:PT. Buku Kita,2007), hlm.194.
[9]
Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa...,hlm. 70.
[10]
Andi Prastowo, Panduan Kreatif ...., 24.
[11]
Ibid.
[12]
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik,
(Jakarta: Penerbit Kencana, 2014), hlm. 140-141.
[13]
Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa..., hlm. 89.
[14]
Ibid., hlm. 174.
[15]
Ibid.
[16]
Ibid.
[17]
Ali Mudhofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 130.
[18]
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2013), cet. 1, hlm. 190.
[19]
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran...., hlm. 172.
[20]
Ibid.
[21]
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum..., hlm. 186.
[22]
Ali Mudhofir, Aplikasi Pengembangan...., hlm. 141.
[23]
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum..., hlm. 187.
[24]
Ibid.
[25]
Ibid., hlm. 188.
[26]
Ibid.
[27]
Ibid., hlm. 189.
[28]
Al-Ghalli, Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair al-Nathiqîna bihâ, (Riyadh: Dar
al-I’tisham, 1991), hlm. 19.
[29]
Maka di sini, penulis tidak akan membahas tentang pengertian dan karakteristik
kebudayaan baik secara umum maupun secara khusus tentang kebudayaan Islam, tetapi
hanya akan menjelaskan apa hubungannya antara kebudayaan dengan pengembangan
bahan ajar bahasa Arab.
[30]
Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa...,hlm. 97.
[31]
Rusydi Ahmad Tha’imah, Dalîl fi I’dâd al-Mawâd al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm
al-‘Arabiyah, (Makkah al-Mukarramah: Dar al-Marîkh, 1985), hlm. 214.
[32]
Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa...,hlm. 100.
[33]
Al-Ghalli, Usus al-I’dâd..., hlm. 9.
[34]
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), hlm.
220.
[35]
Menurut pandangan penulis, bahwa jenis motivasi yang pertama akan mendorong
dan menuntun pelakunya untuk terus belajar dan perhatian terhadap bahasa asing yang
dipelajarinya, berusaha meluangkan waktunya untuk terus berimprovisasi dalam belajar
bahasa keduanya. Sementara jenis kedua mendorong pelakunya untuk belajar bahasa
keduanya hanya sekedarnya saja. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa adanya motivasi
dalam diri siswa (intrinsik) dalam belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing merupakan hal
yang urgen. Karena dapat membantu dan mendorongnya untuk tekun dan sabar. Semakin
kuat dan tinggi motivasi pada diri siswa/pembelajar, maka akan semakin bermanfaat dan
efektif sebuah proses belajar-mengajar.
[36]
Fathi Yunus., dkk, Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah, (Cairo: Dar al-Nahdah, 1984), hlm.
182.
[37]
Mahmud Kamil an-Naqah, Asas I’dâd Mawâd Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah wa
Ta’lîfihâ, http://uqu.edu.sa/page/ar/148309. Diakses pada Mei 2014.
[38]
Abdul Hamid., dkk, Pembelajaran Bahasa...,hlm. 101.
[39]
Ibid.
[40]
Ibid., hlm. 103
[41]
Ibid., hlm. 104.
[42]
Ibid., hlm. 107.
[43]
Ibid., hlm. 108.
[44]
Materi ajar bahasa Arab ini diadaptasikan dari buku Pelajaran Bahasa Arab;
Madrasaha Aliyah XI karya D. Hidayat

Komentar

Postingan populer dari blog ini


Pendidikan Islam Perspektif Syekh Nawawi Al-Bantani (Tinjauan Filosofis)
Desember 03, 2014
BACA SELENGKAPNYA
STUDI HADIST TENTANG FITRAH MANUSIA (Sebuah Kajian Ontologi)
Desember 03, 2014
BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Veronica Olson

TONY EL-NOORY
Saya salah seorang pegiat & pecinta Bahasa Arab. Bagiku, Bahasa Arab memiliki spirit keilmuan
tersendiri yang menyimpan berjuta makna & hikmah. Maka selamilah & pelajarilah
KUNJUNGI PROFIL

Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
‫منتدى لغة الضاد‬

Anda mungkin juga menyukai