Menurut Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 seorang guru harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya antara lain : Pertama, kompetensi pedagogic, maksudnya adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.Kedua, kompetensi kepribadian, maksudnya adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Ketiga, kompetensi profesional, maksudnya adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Keempat, kompetensi sosial, maksudnya adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar guru profesional tidak akan bisa terus bertahan (survive), bila ia tidak terus menerus memperdalam pengetahuannya, mengasah keterampilannya, dan memperkaya wawasan dan pengalamannya. Untuk itulah para profesional membutuhkan proses belajar (termasuk praktek) yang berkesinambungan (continual), dengan bermacam- macam cara. Mulai dari membaca buku, menganalisa pengalaman orang lain, mengikuti seminar atau diskusi (bukan untuk mencari sertifikat tapi cari ilmu), kerja praktek hingga mengikuti program reedukasi (retraining) mungkin juga melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi.
Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
menurut Wina Sanjaya (2007) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan adalah salah satu tingkat keprofesionalan seorang guru. Kemampuan penguasaan materi memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.
Menurut Muhammad Ali (1996:44) kehadiran seorang guru haruslah seorang yang memang professional dalam arti memiliki ketrampilam dasar mengajar yang baik, memahami atau menguasai bahan dan memilliki loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru. Dengan demikian guru dituntut harus memiliki kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi professional. Kompetensi professional yang dimaksud disini adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing para peserta didik . 2. Jenis-jenis bahan ajar
Menurut Tim Sosialisasi KTSP (Depdiknas, 2009) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut Ahmad Sudrajad (pengembangan-bahan-ajar http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/01/24) bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Abdul Majid (Perencanaan Pembelajaran 2007:174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan antara lain : a. fakta, b. konsep, c. prinsip,
d. prosedur, e. Sikap.
a. materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dan sebagainya. (Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).
b. Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya).
c. Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan jika..maka., misalnya Jika logam dipanasi maka akan memuai, rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
d. Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah- langkah mengoperasikan peralatan mikroskup, cara menyetel televisi.
e. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dan sebagainya.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
3. Pengorganisasian Sumber Belajar
Pengorganisasian Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional. PSB juga merupakan tempat bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan bahan-bahan pengajaran dengan bantuan multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atas unsur-unsur perpustakaan, workshop, audio-visual dan laboratorium (Zainuddin : 1984).
4. Kemampuan mengajar
Penguasaan Pengetahuan adalah penguasaan terhadap kemampuan yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman pengetahuan. Kompetensi dimaksud meliputi pemahaman terhadap wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi peserta didik, dan penguasaan akademik (Rusmini, 2003). Kemampuan mengajar guru sebenarnya merupakan pencerminan penguasan guru atas kompetensinya. Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
5. Metode mengajar
Ada beberapa metode yang dapat di gunakan dalam mengajar antara lain : a. Metode ceramah
Wina Sanjaya mendefinisikan metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 147.) Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. (Yatim Riyanto, Pengembangan Kurikulum, h. 27.)
b. Metode Diskusi
(Ibid, hal. 87.) Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Menurut Wina Sanjaya, (Strategi Pembelajaran, hal. 154.) Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat secara lisan.
c. Metode Tanya jawab
Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, (Strategi Belajar, hal. 94.) metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
d. Metode demonstrasi
Wina Sanjaya (, Strategi Pembelajaran, hal. 152.) Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
e. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
(Ibid, h. 85.) Metode Pemberian tugas dan resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
f. Metode Eksperimen
Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain mengemukakan (Strategi Belajar, hal. 84.) Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
g. Metode Pemecahan Masalah (Metode Problem Solving)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa, Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
6. Penutup
Demikian pokok-pokok pikiran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini untuk dikaji lebih lanjut sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Disadari bahwa dalam makalah ini belum lengkap dan belum operasional, bahkan mungkin belum dapat menjawab permintaan pembaca. Namun, paling tidak makalah ini memberikan masukan dalam hal apa dan bagaimana kemampuan guru dan penguasaan materi dalam mengajar. Sudah tentu disertai suatu harapan langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut diatas. Pada akhirnya ingin kami sampaikan bahwa menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkanya.
DAFTAR PUSTAKA DIKNAS. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Guru Sekolah Dasar http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/download-pengembangan- bahan-ajar/ Slide Sosialisasi KTSP, Depdiknas, 2009. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung,: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.174. Tim Pustaka Yustia,Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD, SMP dan SMA (Jakarta:PT. Buku Kita,2007), hlm.194. Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs.Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, jakarta, Cet III, 2006. AD. Rooijakkers, mengajar dengan sukses, Gramedia, Jakarta, Cet. VII, 1990.
B. cara menarik perhatian dari peserta didik. Tinggalkan komentar Maaf kepada pengunjung karena baru bisa isi blog ini sekarang,karena kesibukan kampus dan mengurus side blog yang lain. Kemarin saya mendapat komentar dari saudara Adev yang ingin agar saya membahas tentang cara menarik perhatian dari peserta didik. Saya akan mencoba membahasnya sedikit. Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Membuka pelajaran adalah salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Komponen ketrampilan itu adalah menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan. Nah pertanyaannya bagaimanakah cara menarik perhatian siswa? Yang harus diperhatikan seorang guru tersebut ada tiga hal. Yang pertama Gaya Mengajar Guru Perhatian siswa dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi guru dalam mengajar, atau guru melakukan kegiatan yang berbeda dari biasanya. Yang kedua Penggunaan Alat Bantu Mengajar Penggunaan alat bantu mengajar yang biasa kita kenal dengan media sangatlah berpengaruh dalam menari perhatian perserta didik. Kita dapat mensiasati penggunakan media seperti : gambar, model, skema. Bisa juga menggunakan alat peraga baik itu flash (media flash yang saya maksud bisa seperti ini) maupun media konvensional (biasanya terbuat dari bahan begas, ataubarang yang ada disekitar kita, ini dapat dibuat tergantung kreatifitas guru yang bersangkutan) disamping menarik perhatian memungkinkan terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari. Yang ketiga Pola Interaksi Yang Bervariasi. Jadi interaksi yang terjadi tidak hanya guru saja yang mendominasi, biarkan siswa itu berkembang ciptakan pola interaksi Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru. Nah selanjutnya apabila kita ingin menjadi guru yang disayangi dan dirindukan muri, setelah kita melakukan langkah diatas maka hal berikutnya yang mesti kita lakukan adalah menimbulkan motivasi. Cara untuk menimbulkan motivasi a. Dengan Hangat dan Antusias Hendaknya menciptakan suasana yang ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul. b. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari Contoh : Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi. c. Dengan Memperhatikan Minat Siswa. Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya. Selanjutnya yang harus kita lakukan adalah Memberi Acuan (Structuring) Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu cara yang dilakukan adalah : a. Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa. Contoh sederhanannya seperti ini : Guru : hari ini kita belajar mengarang cerita perhatikan tiga buah gambar berikut lalu berdasarkan gambar itu tulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata b. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Dilakukan Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya : Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius air mendidih langkah yang harus kalian kerjakan adalah : Mengukur temperature yang belum dipanasi Lalu nyalakan lampu spirtus ini dan panaskan air dalam gelas ini Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan pada temperatur. c. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas Misalnya : Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap. Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak. Untuk memancing pemikiran siswa kita dapat mengajukan pertanyaan Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut. nah apabila guru menjelaskan tentang materi guru baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait. Contoh sederhana : Usaha guru untuk membuat kaitan. 1. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi pelajaran terdahulu secara singkat. 2. Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama. Contoh : Guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian. Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci. Menutup Pelajaran Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok sebuah materi yang diajarkan. Cara yang dapat dilakukan adalah : Meninjau Kembali Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM). Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali). Mengevaluasi Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi. Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi Mendemonstrasikan ketrampilan Contoh : Setelah selesai mengarang puisi guru dapat meminta siswa untuk membacakan di depan kelas. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain Contoh : Guru merupakan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal persamaan. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.Soal-soal tertulis Uraian Tes objektif Melengkapi lembar kerja
C. INDIKATOR PENGUASAAN KELAS Penguasaan kelas adalah kemampuan guru untuk membuat sekelompok siswa mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksinya. Ketrampilan ini memungkinkan guru mengarahkan, menggerakkan dan mengontrol siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengertian kelas dalam hal ini tidak selalu berkonotasi ruang, tetapi sekelompok siswa dalam suatu kegiatan baik di dalam ruang maupun luar ruang kelas. Pembelajaran hanya akan berlangsung efektif bilamana guru menguasai ketrampilan penguasaan kelas. Penguasaan kelas yang baik memungkinkan guru menyampaikan materi atau membawa siswa mengikuti kegiatan pembelajaran atau kegiatan sekolah lainnya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Program studi keguruan pada umumnya tidak menjadikan penguasaan kelas sebagai disiplin ilmu atau bidang studi tersendiri. Padahal penguasaan kelas merupakan ketrampilan pembelajaran paling dasar dan pertama-tama perlu dikuasai oleh setiap pengajar. Pendidikan keguruan pada umumnya hanya mengajarkan didaktik-metodik yang bersifat teknis dan prosedural, berupa pendekatan, strategi dan metode pembelajaran. Ketrampilan penguasaan kelas dipandang melekat pada bidang-bidang studi tersebut, meski faktanya tidak selalu demikian. Pendekatan, strategi dan metode pembelajaran baru dapat diterapkan dalam situasi kelas yang terkendali, dikuasai oleh guru. Penerapan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran justeru sering kali mengalami hambatan karena kegagalan guru dalam menguasai kelas. Penguasaan kelas oleh guru dapat dicermati berdasarkan beberapa indikator. Di antara tanda-tanda penguasaan kelas yang baik oleh guru adalah: 1. Pembelajaran berlangsung efektif. Ini merupakan pertanda utama penguasaan kelas. Keberhasilan pembelajaran dengan sendirinya menunjukkan penguasaan kelas yang baik di samping penguasaan bahan dan pendekatan pembelajaran. Guru tidak mungkin mampu membuat siswa berhasil dalam pembelajaran bilamana kurang menguasai kelas. 2. Siswa aktif. Penguasaan kelas juga ditandai dengan sikap siswa terhadap kegiatan atau pembelajaran yang tengah dikendalikan oleh guru. Penguasaan kelas yang baik memungkinkan guru membawa siswa pada kondisi yang diinginkan. 3. Guru dihormati, menjadi panutan atau idola siswa. Guru yang menguasai kelas dengan baik berarti mampu menempatkan dirinya sebagai sosok yang dihormati dan menjadi panutan siswa. Kemampuan mengendalikan kelas membuat guru sebagai orang terpercaya dan dihormati oleh siswanya. Kesediaan siswa mendengar, memperhatikan dan mengikuti instruksi guru bukan karena rasa takut. Sebaliknya, kurangnya penguasaan kelas oleh guru dapat dicermati berdasarkan beberapa indicator, di antaranya: 1. Pembelajaran kurang efektif. Ini merupakan salah satu pertanda awal penguasaan kelas yang rendah oleh guru. Efektivitas pembelajaran juga ditentukan oleh penguasaan materi dan pendekatan pembelajaran. Guru mungkin saja menguasai kelas dengan baik, tetapi tidak mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik. 2. Ungkapan atau alasan apologetik. Tanda paling jelas dari rendahnya penguasaan kelas adalah munculnya ungkapan- ungkapan apologetik, yaitu ungkapan yang bernada menyalahkan siswa. Ketika pembelajaran kurang berhasil, banyak guru yang bilang, Ini karena anak-anak kurang memperhatikan, tidak mau belajar, dan sebagainya Guru yang demikian menujukkan bahwa dia tidak menyadari bahwa kemampuannya dalam penguasaan kelas masih rendah. Guru yang memahami hakekat belajar tidak akan mengatakan hal-hal semacam itu, sebab guru merupakan kunci penentu keberhasilan pembelajaran. Profesionalitas guru ditandai dengan kemampuannya mengatasi keadaan siswa. 3. Guru ditakuti atau tidak dihargai oleh siswa. Penguasaan kelas yang rendah ditandai dengan sikap siswa yang kurang memperhatikan instruksi guru, bahkan pada tingkat tertentu bersikap meremehkan. Siswa hanya mengikuti guru karena takut atau keterpaksaan. Pertanda paling jelasnya adalah siswa hanya diam bila guru sudah bernada keras. Ketundukan siswa yang terjadi karena takut hanya terjadi pada saat siswa merasa tertekan dan terancam oleh sikap dan ucapan guru. Indikatornya sederhana, yaitu bila siswa baru diam setelah guru membentak atau bersuara tinggi. Itu merupakan pertanda bahwa siswa hanya takut, dan bukan hormat pada guru. Kesediaan siswa diam hanyalah kesadaran sementara, karena di bawah tekanan. Oleh karena itu, selain berbekal ijasah dan kemampuan akademik seyogyanya setiap guru menyadari seberapa kemampuannya dalam menguasai kelas, bersedia dan membuka diri untuk selalu belajar meningkatkan kemampuannya.
Kangiwan19's Blog D. Sikap mengajar guru serta pengaruh dalam pendidikan Ditulis oleh Sungging Handoko A. Pendahuluan Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena siikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap dari seorang guru tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagai faktor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan. karenanya masalah sikap guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua. Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan atau tujuan, pendidikan merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajar didalam kehidupan. Yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, dalam mencukupi kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagi anggota masyarakat. Bila mana ditinjau secara luas akan jelas nampak bahwa manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu adalah hasil belajar. Hanya soalnya tidak semua peristiwa belajar itu berlangsung secara sadar dan terarah. Malahan pada dasarnya lebih banyak hal-hal yang dipelajari manusia dengan tak sadar dan terencana . Menyadari bahwa perubahan yang tak disadari dan tak diarahkan lebih banyak memberikan kemungkinan perubahan tingkah laku yang berada di luar titik tujuan. Pendidikan menurut hakekatnya memang adalah suatu peristiwa yang mempunyai aspek normatif yang artinya, bahwa di dalam peristiwa pendidikan, pendidik dan anak didik berlangsung pada ukuran, norma atau nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu yang baik. Karena dalam pendidikan ini biasanya dilakukan dalam keadaan sadar antara pendidik dan anak didik. Memang ada juga pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dengan anaknya dan itu terjadi di rumah. Pada dasarnya pendidikan ini sangat penting bagi umat manusia dalam mencapai taraf hidup yang mulia. Sebab pendidikan ini sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Karena dengan mencapai pendidikan yang tinggi manusia akan dihormati, disegani dan dijunjung tinggi martabatnya di masyarakat. Dalam pada itu perlu ditegaskan, bahwa seseorang yang ingin mempengaruhi orang yang belum dewasa, belum tentu ia dapat disebut seorang pendidik. Sebab sifat yang khas pada seorang pendidik ialah bahwa setiap usaha, mempengaruhi, dan memeberi bantuan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih cepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas kehidupannya sendiri. Hanya usaha mempengaruhi yang demikian saja yang dapat disebut pendidik dan mendidik ialah mempengaruhi dengan maksud mencapai tujuan yang bersesuaian dengan pembentukan pribadi anak. Bukanlah dengan mudah dapat dilihat bahwa pendidik mengingini atau menolak sesuatu, memperoleh/mengharuskan atau memberantas atau sikap tertentu. Memberi contoh mengenai suatu tindakkan sedang suatu hal yang lain dijauhkan dari alam sekitar anak. Walaupunn tidak semuanya dilakukannya menurut suatu rencana tertentu. Namun dari sikap dan tindakkanya telah mungkin diperoleh suatu gambaran dari seorang pendidik tidak hanya cukup menguraikan tapi harus memperhatikan sifat lahirnya (bentuk). Hendaknya turut diperhatikan segala sesuatu yang mengandung arti bagi seorang pendidik atau suatu lingkungan pendidikan, yang mana semuanya ini bersifat memberi bantuan kepada anak dalam perkembangannya mencapai tujuan hidupnya. A. Sikap-sikap dan pengaruhnya dalam pendidikan Kalau kita tinjau pengertian sikap ini, maka pengertian itu relatif adanya. Karena mengingat sikap itu terdapat di dalam diri manusia, maka sikap itupun tergantung pada manusia itu sendiri bagaimana caranya manusia itu menggunakannya dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun sikap itu muncul dalam hubungan antara manusia yang mempunyai hubungan, bahwa manusia bersama-sama dengan manusia lainnya yang memerlukannya. Jadi bukan hanya bersama-sama pada suatu tempat, itu sebabnya mengapa sikap itu tidak dapat dilepaskan dari diri/pribadi pemangku sikap itu, bahwa mulanya tidak dapat dilepaskan dari hadirnya pemangku sikap itu sendiri. Dalam sikap seseorang itu selalu terdapat suatu ketegangan antara milik pribadi yang tunduk pada sikapnya dengan perasaan bersatu dengan pemangku kesikapannya. Perasaan bersatu itu dapat merupakan pengikat antara orang tua dan anak, antara murid dan guru dan dapat juga merupakan rasa kekeluargaan yang berdasarkan kepentingan bersama antara orang-orang yang menurut alamnya bukan satu keluarga dan banyak lagi bentuk lain. Sikap sesorang itu susah dipengaruhi oleh orang lain bila ia telah menentukan sikapnya, bisa sikap itu berubah bila sikapnya itu dianggap salah olehnya. Tetapi tidak dengan begitu saja ia akan merubh sikapnya itu tanpa ia mentelaah lagi kesalahan dari sikapnya itu. Memang sikap adalah hak seseorang untuk menentukan sesuatu. Jadi sikap itu sangat berpengaruh dalam diri sesorang, dan sikap adalah salah satu faktor yang terdapat di dalam diri seseorang. Karena dengan sikap bahwa orang itu mempunyai yang dapat dipertanggung jawabkan. B. Sikap-sikap guru dalam mengajar serta pengaruhnya. 1. Sikap berpakaian. Sebenarnya hal ini tidak perlu dibicarakan akan tetapi mengingat keadaan sekarang, dimana orang sering sempat berani dan bebas serta progresif dalam hal berpakaian, maka hal ini kita bicarakan. Sebaiknya seorang guru berpakaian hendaknya sopan, sederhana tetapi terpelihara. Jangan bercelana Napoleon atau bergaun you can see di muka kelas. Tak usah berpakaian yang gemerlapan atau dari bahan yang sangat mahal. Ingat bahwa seorang guru yang ganjil dalam berpakaian dapat menerbitkan geli hati dan celaan murid-murid. Akibatnya seorang guru tidak dapat mengajar dengan tenang. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang menggelisahkan dan meragukan hatinya dengan sendirinya ia tidak dapat menyatukan segala perhatiannya dan pikirannya pada pelajaran yang sedang ia berikan. Ia makin bertambah bingung dan pelajaran menjadi kacau dan gagal sama sekali, padahal ia telah membuat persiapan dengan sungguh-sungguh. 2. Sikap di muka kelas. Sering suasana kelas dipengaruhi oleh sikap guru di muka kelas. Kelas menjadi gaduh, kalau guru ragu-ragu dan kelas menjadi tentang kalau guru bersikap tegas dan bijaksana. Bersikap tegas tidak sama dengan bersikap keras, bersikap tegas berarti begini: kalau guru menyuruh murid-muridnya supaya tenang, mereka harus mengidahkan suruhannya. Kalau mereka belum tenang dan jangan mulai mengajar atau melanjutkan pelajaran, kalau murid-murid belum tenang sungguh-sungguh. Kalau masih ada murid-murid yang bercanda, bercakap-cakap dan guru terus melanjutkan mengajar, maka percakapan itu akan menjadi menjalar dan kelas akan menjadi gaduh. Kerena itu peganglah teguh disiplin kelas, berbicaralah dengan tenang dan tegas, jangan menggangap. Mengenai sikap di muka kelas perlu diperhatikan hal-hal yang lain, yaitu, jangan terlalu banyak menggunakan gerak-gerak tangan waktu berbicara, jangan berbicara terlalu keras dan jangan pula berbicara terlalu pelan atau lemah. Bergeraklah dengan tengan dan berbicaralah dengan suara yang sedang dan jangan ribut, kalau guru ribut kelas akan segera ribut pula. Bergembiralah selalu (sebagai seorang guru harus pandai bermain sandiwara), mungkin guru, sedang susah namun janganlah kesusahannya itu ditunjukkan kepada murid-murid. Tunjukkanlah semua pertanyaan kepada semua kelas seluruhnya dan baru kemudian tunjukkanlah seorang murid-murid menjawab. Bagi seorang guru kita haris berani: a. Berani memandang tiap-tiap murid, matanya. b. Jangan bersikap putus asa. c. Usahakanlah murid-murid bekerja sendiri. d. Jangan mengajak murid-murid. e. Ciptakan suasana kelas yang baik. f. Jangan memberi hukuman badan. Dalam kelas yang suasananya baik, murid-murid dapat bekerja bersma-sama, saling tolong menolong. Mereka giat bekerja dan merasa suatu keluarga, cintailah murid-nurid seperti ibu bapak mencintai anak-anaknya. 3. Sikap sabar. Sering guru merasa, bahwa ia telah mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Asas- asas didaktik teleh diprektekkan Ia mengajar dengan penuh kegembiraan dan enthousianisme, namun demikian hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Guru selalu kecewa dan kekecewaan yang terus menerus dapat menjadikan guru mudah putus asa. Karena itu harap sabar, karena hasil pengajaran dan pendidikan kita tidak selalu segera kelihatan oleh kita. Anak-anak tidak selalu segera mengerti akan maksud kita dan mengindahkan keinginan kita. 4. Sikap yang mengejek murid. Guru yang kecewa mudah berbuat hal-hal yang tidak baik umpamanya mengejek, mencela, mengeluarkan kata-kata yang kasar yang dapat mematahkan semangat belajar murid. Seorang guru ilmu pasti pernah melemparkan kata-kata demikian kepada seorang murid meskipun kamu bekajar 10 tahun lagi kamu tak akan mengerti juga, kata-kata yang demikian dapat membuat murid-murid bersikap acuh tak acuh dan menjadi putus asa. Dan kata-kata demikian ini secara paedagogis dan psychologis tidak dapat dipertanggung jawabkan. Lebih berbahaya lagi kalau seorang murid dijadikan sasaran ejekan teman-temannya. Banyak anak murid yang menjadi sakit hati dan tak mau berbuat lagi sesuatu, hal ini sangat merugikan bagi perkembangan anak murid selanjutnya. 5. Sikap yang lekas marah Banyak hal yang dapat mengecewakan guru, umpamanya: murid yang tidak sopan , yang tolol, yang selalu gaduh, yang kotor, dan sebagainya. Janganlah guru lekas marah karena itu, orang yang lekas marah mudah bertindak yang kurang baik. Guru mudah marah menghukum anak, mengejek, mencelanya, memukulnya dan sebagainya. 6. Sikap yang memberi hukuman badan. Menurut peraturan sekolah, guru dilarang memberi hukuman badan, umpamanya: memukul, menedang, melempar dsb. Dengan hukuman yang demikian itu murid dapat dirugikan/disakiti karenanya. Murid yang lebih kecil itu biasanya tidak berani melawan, tetapi dalam hatinya timbul rasa tidak senang terhadap guru, atau ia menjadi takut kepada guru, dan kedua-duanya tidak baik. Lagi pula kalau guru sudah sering atau biasa memberi hukuman badan ia tidak segan- segan memberi hukuman yang lebih berat lagi kepada murid. Memang masih ada guru-guru yang memberi hukuman badan, dan hukuman yang diberikan sesungguhnya tidak begitu dipertimbangkan. Memukul murid dengan tongkat kecil, bukan hak itu tidak jarang dilakukan. Secara personlijk sesungguhnya tidak memberi larangan mutlak, untuk memberi hukuman badan. Menurut hemat penulis, guru boleh memberi hukuman badan, kalau ia sebagai orang tua terhadap anaknya, bertanggung jawab penuh atas tindakannya itu, artinya: kalau ia sudah mempertimbangkan hukuman itu masak-masak, bahwa hukuman itu satu-satunya obat yang manjur untuk memperbaiki murid. Jadi hukuman itu tidak diartikan pada waktu guru bernyala-nyala marahnya, dan tidak diberikan untuk membalas dendam. 7. Sikap yang banyak memberi larangan. Guru yang banyak mengadakan larangan membuktukan bahwa perinta-perintahnya tidak dituruti oleh murid-muridnya. Dan itu membuktikan bahwa tidak ada ketertiban. Guru yang baik, jarang melarang, sebab biasanya perintahnya dituruti. Larangan yang banyak dapat menimbulkan kemungkinan besar untuk melanggar peraturan tanpa disadari oleh murid-murid. Larangan biasanya merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi murid, karena itu jangan banyak melarang. 8. Bersikap jujur dan adil. Murid-murid akan lekasa mengerti, apakah guru itu bertidak adil dan jujur, mereka lekas melihat, bahwa guru memperlakukan mereka tidak sama. Yang satu diperlakukan lebih manis dari pada yang lain, ini adalah suatu bahaya bagi mereka, mereka lekas- lekas mengecap gurunya dengan kata-kata: tidak adil, tidak jujur, pilih kasih dan sebagainya. Dan mereka sendiri yang diperlakukan lebih manis itu merasa tidak senang akhirnya. Suasana kelas akan menjadi lebih buruk karena sikap guru yang demikian. 9. Sikap guru yang bertanggungjawab Sama halnya dengan dokter, ahli hukum, insinyur, montir, gurupun membutuhkan sejumlah pengetahuan, metode dan kecakapan dasar lainya yang perlu dapat untuk melaksanakan tugasnya. Ada jenis pekerjaan yang lebih banyak menuntut syarat fisik, ada yang meminta lebih banyak syarat-syarat emosi, ada pula pada syarat intelek, sosial dan sebagainya. Yang menyebabkan perbedaan-perbedaan jenis pekerjan itu adalah tuntutan yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. Yang kemudian dianalisa dan dikembangkan melalui sebuah masa pendidikan. Begitu pula keadaannya dengan tugas mengajar bila ditinjau sebagi tugas yang memperoleh gambaran mengenai jenis pengetahuan dan ketrampilan dasar yang dibutuhkan setiap orang yang mempersiapakan diri untuk terjun dalam bidang ini. Salah satu caranya ialah dengan mengamati dan menganalisa berbagai situasi pendidikan. Dalam pendidikan hendaknya seorang guru harus dapat bertanggung jawab demi masa perkembangan anak didiknya. Memang dalam mendidik, seorang guru harus mempunyai rasa tanggung jawab yang dalam. Bila seorang guru tidak mempunyai rasa tanggung jawab maka banyak pengaruhnya pada anak didik itu. Karena dengan tidak adanya rasa tanggung jawab dari guru maka anak didik itu akan berbuat hal-hal yang tidak dibenarkan dalam pendidikan. Dengan tidak adany rasa tanggung jawab dari seorang guru maka tidak mustahil bila tujuan pendidikan yang akan dicapai akan tidak tercapai apa yang diharapkan oleh guru itu sendiri maupun oleh orang tua sekolah dan negara. Memang kenyataan-kenyataan itu membenarkan teori didaktik yang meletakkan berbagai pertanggungan jawab pada pundak seorang guru disamping tugasnya mengajar suatu pengetahuan. Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang segar yang memelihara dan mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbangan mental murid-muridnya. Dan guru memjadi orang tua mereka di dalam mempelajari dan membangun sistem nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat, serta menjadikan murid-muridnya menjadi manusia dewasa susial serta bertanggung jawab moral. C. Penutup Daripembahasan diatas ini, maka dapat diambill beberapa kesimpulan Bahwa pendidikan merupakan unsur yang terpenting dalam kehidupan manusia. Bahwa sikap guru dalam mendidik memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak didik sehinggaGuru, dituntut memiliki sikap yang tepat sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab. Karena seringkali anak didik akan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh pendidiknya. Daftar pustaka Abu Ahmad. Didaktik Metodik, cv. Toha Putra, Semarang 1995. Bambang Laksono., Majalah Mahasiswa No.33 Thn. VI Januari 1993 M.J. Langevld, Beknopte Theoretische Paedagogiek, diterjemajkan, Prof. DR. I. P. Simanjuntak M. A., nasco, Jakarta 1989. Mashoed, Pedoman Mengajer Oleh Raga Pendidikan Di sekolah Dasar, cv. Baru Jakarta 1996. Otang Kardi Saputra, Belajar dan Pembelajaran , FKIP-UNLA 2000. Winarno Surakhmad, Dasar Dan Teknik Instraksi Mengajar dan Belajar, Tarsito, Bandung 1993, cetakan ketiga. Ciri ciri guru yang baik dan disukai oleh siswa A.Pengertian Guru adalah sebagai sumber utama bagi semua anak didik dikelas dan prilaku guru dikelas juga memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan mental anak apabila guru yang berprilaku guru tidak baik akan merusak citra sebagai guru. Jadi oleh sebab itu jika ada siswa yang berprilaku gurunya yang tidak memberi teladan yang baik kepada peserta didiknya tersebut. Dengan demikian jelas bahwa didalam suatu proses belajar mengajar sebagai ilmu atau seni bahwa guru memiliki kebutuhan untuk membantu siswa mengembangkan kebiasaan berfikir rasional dan belajar mengenangkan. 1.Persepektif guru yang baik Istilah baik dalam kontek ini sebenarnya relatif. Karena hal itu amat tergantung kepada orang atau siapa yang menilainya, adakalanya kebaikan guru dinilai karena ia tidak pernah marah, sabar, berwibawa, dan sayang kepada anak anak didiknya dan karena ia tidak pernah menghukum siswa, walhasil orang bisa menilai kebaikan guru dari berbagai sudut pandang. Ciri ciri Guru Yang Baik 1. Memahami dan menghormati anak didik. Mengajar merupakan suatu proses kemanusian. Anak didik sebagai manusia yang semestinya diperlakukan sebagai manusia pula, bukan sebagai tong kosong atau sebagai makhluk yang lebih rendah dari dirinya. Anak didik adalah manusia penuh hak atas perlakuan hormat dari guru agar kelak mereka tumbuh manusia dewasa yang dihormati dan menghormati orang lain. 2. Menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. Guru dalam mengjar harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. Menguasai bahan pelajaran tidak identik dengan menghafakan akan tetapi lebih baik bila guru yang hafal bahan pelajaran yang diajarkan serta mampu mengembangkan dan menjelaskannya. 3. Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. Bahan pelajaran biasa disampaikan dengan metode tertentu seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, karya wiasata dan lain lain. 4. Mengesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu. Siswa sebagai aindividu memiliki kemampuan yang berbeda beda. Biasanya guru mencoba menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan rata rata didalam kelas. Bagi anak yang pandai anggap menganggap pelajaran yang dijabarkan sangat mudah sementara anak yang lambat dianggap nya sanyat sulit, jadi seorang guru harus menyesuikan pelajaran dengan kesanggupan individu peserta didik. 5. Mengaktifkan siswa dalam kontek belajar. Bukan proses pembelajaran namanya tampa aktivitas siswa. Agar proses pembelajaran tidak berkesan pasif, guru harus senantiasa berusaha mengaktifkan siswa, dengan upaya memunculkan dalam kontek belajar yang lebih luas. 6. Memberi pengertian dan bukan hanya kata kata belaka. Maksudnya anak hanya mengenal kata kata tetapi tidak memahami artinya serta maknanya (verbalisme). Siswa dapat menyatakan pelajaran diluar kepalanya (hafal), tetapi tidak mampu memahami isinya. 2.Guru yang baik Semua guru harus baik dimata siswanya. Seperti Marie F. Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru, fokosnya berkaitan dengan masalah masalah teknik konten dan prestasi, tapi banyak orang yang tahu bahwa guru yang memiliki pengetahuan yang luar biasa. Guru yang baik bercirikan sebagai berikut. Memiliki kesadaran dan tujuan Memiliki harapan dan keberhasilan bagi semua siswa Mentelerir ambiguitas Melanjutkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui Mencerminkan kometmen pada pekerjaan mereka Belajar dari berbagai modal 3.Kualitas guru yang baik Semua guru harus menjadi guru yang baik, guru itu harus memilki misi untuk memperoleh Pengalaman hidup melalui mengajar orang lain. Dan kita semua tahu guru itu dikatagorikan baik atau buruk ketika melihatnya tampil dikelas dan diluar kelas. Berikut ini beberapa ungkapan kualitas guru yang baik. Onfidence atau keyakinan diri sendiri. Guru yang baik akan tetap memiliki kepercayaan diri meski sekali merasakan kemunduran. Pantience atau kesadaran Guru terbaik bisa membantu siswa yang mengalami gangguan mental. True compassion for their students, atau memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya Guru yang baik itu peduli kepada siswanya mereka sebagai individu dan ingin membantunnya. Guru memilik indra keenam ketika siswa membutuhkan perhatian eksta dan memberikannya dengan senang hati, serta guru guru lain jika perlu mereka peduli tentang siswanya meski berada diluar tembok kelas. Understanding atau pemahaman Guru yang baik memiliki pemahaman benar prima bagaimana mengajar. The ability to lock of life in a different way and to exsplain a topic in a different way atau kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda. Ada banyak gaya belajar yang berbeda dikalangan siswa. Karena tidak semua siswa dapat menyerap materi pelajaran yang dapat diajarkan oleh setiap guru itu secara cepat. Guru itu harus memberi perlakuan yang berbeda untuk siswa yang berbeda, guru yang baik tidak hanya menggunakan satu buku untuk semua pokok pembahasan yang disajikan tapi guru yang baik melakukan pembuatan mengajar berdasarkan bagaimana siswa belajar. Dedication to excellence atau dedikasi untuk keungugulan. Guru yang baik memiliki dedikasi dan keinginan pencapain yang terbaik dari siswanya dan diri mereka sendiri. Seorang guru tidak puas dengan nilai siswanya yang kecil, melainkan mengabdikan diri untuk secara penuh menuju kemampuan siswa untuk unggul. Guru guru terbaik mendorong berbagi ide dan menawarkan insintif tidak harus melakukkan pekerjaan rumah setiap hari untuk siswa bisa berfikir diluar kotak sekolah. Unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan Guru mendorong siswa yang frustasi untuk berprestasi dan memberikan keyakinan besar kepada siswanya bahwa ia bisa memahami materi pelajaran dengan baik. Guru guru yang terbaik selalu ada disamping siswa jika dia memerlukan bantuan dan dorongan exstra. Willing ness to help student achieve atau kesedian untuk membantu siswa mencapai prestasi Guru terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis berhenti mengajarar ketika mereka mengadakan sisi tambahan untuk persiapan tes prestiwa siswa (Tps/Sat).dan guru melaksanakan pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak mendapatkan nilai bagus pada ujian tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran dan mereka bersedia berkerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu. Pride in student s accmpllishment atau bangga atas prestasi siswa yang mendapatkan nilai yang baik atau memproleh kehormatan dari masyarakat. Dan guru terbaik merayakan keberhasilan untuk siswa terbaik tersebut. 4.Guru yang disukai siswa. 1) Suka membantu dalam pekerjaan sekolah menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas serta mendalam menggunakan contoh sewaktu belajar. 2) Riyang, gembira, mempunyai persaan humor dan punya lelucun atas dirinya. 3) Bersikap akrap seperti sahabat merasa seorang anggota dalam kelompok kelas. 4) Menunjukan perhatian kepada murid dan memahami mereka. 5) Berusaha agar pekerjaan menguasai kelas membangkitkan rasa hormat pada murid. 6) Tegas, sanggup menguasai kelas. membangkitkan rasa hormat pada murid 7) Tidak pilih kasih tidak mempunyai anak kesayangan. 8) Tidak suka marah, mencela, mengejek dan mengindir. 9) Betul betul mengajarkan sesuatu kepada murid, yang berharga bagi mereka. 10) Mempunyai pribadi yang mengenangkan. B.penjelasan Guru adalah sebagai sumber utama bagi semua anak didik dikelas dan prilaku guru dikelas juga memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan mental anak apabila guru yang berprilaku guru tidak baik akan merusak citra sebagai guru. Jadi oleh sebab itu jika ada siswa yang berprilaku gurunya yang tidak memberi teladan yang baik kepada peserta didiknya tersebut. Guru merupakan sumber utama bagi anak didik dan merupakan harapan juga bagi kedua orang tua dari anak didik tersebut, karena kecuali orang tua guru sangat berperan aktif dalam proses kesuksesan seoarang anak, dalam proses belajar mengajar guru harus selalu memberikan motivasi yang terbaik untuk siswanya. Menjadi guru yaang baik bukan lah mudah hal ini lah yang harus diyakinkan dalam pribadi seorang guru karena dalam praktik sehari hari lah yang menjadi contoh seorang murid dalam hal inilah guru harus selalu memberikan contoh yang tepat kepada anak didiknya baik dalam lingkungan sekolah maupun luar dari lingkungan sekolah. Guru terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis berhenti mengajarar ketika mereka mengadakan sisi tambahan untuk persiapan tes prestiwa siswa (Tps/Sat), dan guru melaksanakan pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak mendapatkan nilai bagus pada ujian tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran dan mereka bersedia berkerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu. Dalam hal inilah guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan diri siswa.
C.Kesimpulan Semua guru itu harus baik dimata siswanya kerena seorang guru adalah motivasi utama bagi anak didik. Apabila gurunya berprilaku buruk maka anak didiknya pun sulit untuk diatur maupun prilakunya terhadap orang lain akan berpengaruh. Jadi hendak lah bagi seorang guru dalam mendidik anak murid itu harus benar, benar benar mendidk anak didik tersebut agar menjadi anak yang berguna serta berprestasi dimasyararakat. Dan adapun diri guru yang baik itu dapat diambil contoh yaitu memahami dan menghormati anak didik dapat diartikan bahwa mengajar merupakan suatu proses kemanusian. Anak didik sebagai manusia yang mestinya diperlakukan sebagai manusia pula bukan sebagai tong kosong atau sebagai makhluk yang lebih rendah dari dirinya. Anak didik yang berhak penuh atas perlakuan hormat dari guru mereka kelak akan tumbuh menjadi dewasa yang dihormati dan menghormati orang lain.
Daftar Bacaan Drs Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan agama islam, (Jakarata : PT Raja Grafindo Persada,) 2005. Drs Saiful Bahri, Djamariah, Guru dan anak didik dalam interaksi idukatif,(Jakarta : Rhinika cipta) 2002. Ali Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar baru ),1987. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka cipta, 1997), Sumardi Suryabrata , Psikologi pendiddkan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
ciri - ciri guru yang tidak disukai muridnya SEMUA ORANG PERNAH BERSEKOLAH DAN MASIH BERSEKOLAH... ADA GURU YANG DISAYANGI DAN ADA GURU YANG TIDAK DISUKAI...
Wah.....Mau Tau Dong..
Diantaranya Adalah. : 1. Mengajar sekedar mau menghabiskan silibus, bukan mau anak faham. Guru yang macam ini selalunya tidak mempunyai perencanaan yang betul, atau terlalu sibuk dengan tugas. Atau ada buat part time, agak-agaknya.
2. Mengajar tak ikhlas. Semata-mata mengharapkan gaji. <_< Ada sesetengah orang bila dah menganggur atau tak dapat cari kerja, akhirnya pilih kerja sebagai guru. Malangnya, apabila udah jadi guru, dia tidak mengajar dengan bersungguh-sungguh, sebaliknya cuma mengharapkan cukup bulan dan dapat gaji.
3. Mengajar sok sendiri. :angry: Mengajar tanpa mempedulikan pelajar-pelajar di dalam kelas. Ada yang 'bercakap dengan papan tulis' . Tension betul, jadi bete...ata seorang pelajar
4. Pilih kasih. Sebenarnya, bukan pelajar yang kurang, diperhatian ...malah Pelajar yang diberi perhatian lebih disebab oleh kelebihannya (mungkin cantik/comel, atau mungkin pandai) kasihan siswa ini sebab pasti akan menjadi mangsa iri hati rakan-rakan sekelasnya. Justru, guru harus memberi perhatian yang sama rata/bisa adil kepada sema siswanya.
5. Suka geregetan dengan pelajar. Ada guru yang suka membawa masalah di rumah ke sekolah dan mungkin sebaliknya. Jadi bawaannya mau marah aja kepada siswa....ditanya marah..diam marah...ribut tambah...murka dech... ss