Anda di halaman 1dari 15

NAMA : SALSABILA YUMIATI PUTRI

NIM : 23041060102

MATKUL : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

REVIEW BUKU

Judul Buku :MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Pengarang :Jusmawati, S. Pd., M. Pd.

:Satriawati, S. Pd., M. Pd.

:Irman R, S. Pd., M. Pd.

:Prof. Dr. Abdul Rahman, M. Pd

: Prof. Dr. Nurdin Arsyad, M. Pd.

Kategori buku :Ensiklopedia

Bidang Ilmu :Pendidikan Sekolah Dasar

ISBN :9786232611375

Ukuran :15.5 x 23 cm.

Halaman :96 Hal

Harga :

Tahun terbit :2020

Penerbit :Samudra Biru

BAB 1

PEMBELAJARAN

A.Belajar
Belajar merupakan hal yang kompleks karena melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Belajar pada hakikatnya adalah proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada individu baik dari bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap atau
tingkah laku, keterampilan, kecalapan, mental, kemampuan dan aspek-aspek lainnya yang ada
pada individu belajar. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, proses yang di arahkan pada suatu tujuan,
proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses
melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan tugas belajar, yang umunya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar.

B. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajarann
adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Pembelajaran menjadi
sebuah upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Hal ini tentu
berbeda dengan pengertian belajar, yang dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.

BAB II

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

A.Hasil belajar

Hasil belajar merupakan tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
pembelajaran. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah peserta didik yang berhasil
menguasai kompentensi yang diharapkan. Parta (2011) berpendapat bahwa hasil belajar yang
dicapai peserta didik dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni:

1) Domain kognitif terdiri dari: pengetahuan, pemahaman, aplikasi atau


penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru, analisis, sintesis dan
evaluasi.
2) Domain kemampuan sikap (affective) terdiri dari: menerima atau
memperhatikan, merespons, penghargaan, mengorganisasikan dan mempribadi
(mewatak).
3) Domain psikomotorik terdiri dari: menirukan, manipulasi, keseksamaan
(precision), artikulasi (articulation) dan naturalisasi.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki


siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
ranah efektif, kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi
yang bertujuan untuk mendapatkan data pendidikan yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik

Jika pada prinsip belajar antara lain belajar harus menjangkau banyak segi, baik dari
segi, baik segi penerapan konsep, pemahaman konsep, menjabarkan dan menarik kesimpulan
serta menilai kemamfaatan konsep, hasil belajar diperoleh berkat pengalaman suatu kegiatan
dan belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan yang sepatutnya dirasakan dan
dimiliki oleh setiap peserta didik harus memenuhi prinsip-prinsip belajar tersebut dengan cara
misalkan menggunakan metode dan media yang menarik yang sesuai dengan materi dan
keadaan peserta didik, yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dengan aktif tanpa
paksaan dan tanpa merasakan kejenuhan saat belajar, sehingga belajar seperti terasa bermain,
dan setiap peserta didik dapat ikut serta secara aktif belajar didalamnya.

C. Unsur-Unsur Hasil Belajar

Hasil belajar seluruh Kecakapan yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor yang diperoleh melalui proses belajar mengajar disekolah dinyatakan dengan
angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar dan pengamatan guru.

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Menurut shabri (2005), hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa. Faktor yang datang
dari diri siswa seperti kemampuan belajar (intelegensi), motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis.

Adapun variabel karakteristik kelas antara lain:

a. Ukuran kelas
b. Suasana belajar
c. Fasilitas dan sumber belajar

BAB III

MODEL PEMBELAJARAN

A.Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian sistematis yang digunakan
oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar tercapai tujuan dari
sebuah pembelajaran. Model juga diartikan sebagai seluruh rangkaian penyajian materi yang
meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar dan mengajar.

B. Jenis-Jenis model pembelajaran

Ada berbagai jenis model pembelajaran, baik yang bersifat kekinian maupun klasikal,
jenis model pembelajaran antara lain sbb:

1) Koperatif (CL, cooperative learning)


2) Kontekstual (CTL, Contektual Teaching And Learning)
3) Pembelajaran langsung (DL, Direct learning)
4) Pembelajaran berbasis masalah (PBL, problem bassed learning)
5) Realistik (RME, Realistik mathematics education)
6) Team-Work
7) Problem posing
8) Problem terbuka
9) Probing-prompting
10) Pembelajaran bersiklus
11) Examples non examples
12) DLL

BAB IV

METODE PEMBELAJARAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan
belajar dan mengajar dikelas yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Seorang guru harus
menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar, sesuai dengan karakter para
siswanya. Dengan begitu, proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa
dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah.

B.Macam-Macam Metode Pembelajaran

1.Metode ceramah

Metode ini merupakan cara konvensinal, yaitu dengan menyampaikan informasi secara
lisan kepada siswa. Metode ceramah di anggap sebagai metode yang paling praktis dan
ekonomi

2. Metode Pelajaran Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode pengajaran yang mengedepankan aktivitas diskusi
dalam belajar memecahkan masalah. Metode ini dilakukan dengan membentuk
kel;ompok diskusi untuk membahas suatu masalah.

3. Metode Demonstrasi

Metode ini adalah metode pengajaran yang di dilakukan dengan cara bentu praktikum
sehingga siswa melihat langsung apa yang sedang dipelajari. Metode ini biasanya lebih
menarik dan membuat siswa lebih fokus terhadap materi pembelajaran.
4. Metode Ceramah Plus

Mirip dengan metode ceramah pada umumnya, namun disertai dengan metode lain
dalam penyampaian materi pelajaran. Misalnya metode ceramah plus tanya jawab, plus
tugas, diskusi, demonstrasi dan latihan.

5. Metode Pembelajaran Resitasi

Metode mengharuskan para siswa membuat suatu resume mengenai pembelajaran


materi yang sudah disampaikan oleh pengajar. Resume tersebut ditulisan di dalam
kertas dengan menggunakan kata-kata sendiri dari para murid.

6. Metode Eksperimen

Metode ini dilakukan dengan kegiatan praktikum atau percobaan lab sehingga siswa
dapat melihat materi pembelajaran secara langsung.

7. Metode karya wisata


Dengan cara memanfaatkan lingkungan atau tempat-tempat tertentu yang memiliki
sumber ilmu bagi siswa.

8.Metode latihan
Adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara melatih keterampilan (soft
skill) para siswa dengan cara merancang, membuat, dan memanfaatkan sesuatu.

9. Metode perancangan
Metode ini dirancang untuk mampu membuat suatu proyek yang nantinya akan diteliti.

10.Metode Debat
Dalam metode ini siswa saling beradu argumentasi, baik secara perorangan maupun
berkelompok. Debat tersebut dilakukan secara formal dengan aturan tertentu dimana
tujuannya untuk membahas sesuatu permasalahan dan cara penyelesaian masalah.

11. Metode Skrip Kooperatif


Metode pembelajaran ini memasangkan siswa dan menuntut siswa untuk
menyampaikan intisari dari materi pelajaran secara lisan.
12. Metode Pembelajaran Mind Maping
Metode ini menerapkan cara berfikir yang runtun terhadap suatu permasalahan,
bagaimana terjadinya masalah, dan bagaimana penyelesaiannya.
13. Metode Pembelajaran Inquiri.
Metode pembelajaran ini dapat mendorong para siswa untuk menyadari apa saja yang
telah diperoleh selama belajar.

14.Metode Pembelajaran Discovery.


Metode Discovery dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar siswa aktif,
mandiri, dan memiliki pemahaman yang lebih baik.

15. Metode Berbagi Peran


Metode pembelajaran dengan berbagai peran (role playing) dilakukan dengan
melibatkan siswa untuk memerankan suatu karakter atau situasi tertentu.

C. Fungsi Metode Belajar


Metode dalam kegiatan belajar meliputi fungsi tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat komnikasi ekstrinsik
Suatu metode belajar dapat berperan sebagai alat motivasi dari luar (Ekstrinsik)
kepada siswa. Dengan begitu, maka siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan
baik.

2. Sebagai strategi pembelajaran


Dengan menerapkan metode belajar tertentu, setiap siswa dalam satu kelas
dapat menangkap ilmu yang disampaikan oleh pengajar dengan baik.

3. Sebagai alat untuk mencapai tujuan


Metode belajar berperan sebagai fasilitas pendidikan yang berfungsi untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Dengan kata lain, metode
pembelajaran adalah suatu alat agar siswa dapat mencapai tujuan belajar.

B. Tujuan Metode Pembelajaran


Pada dasarnya tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa secara individu
sehingga mampu menyelesaikan masalahnya. Adapun beberapa tujuan metode belajar adalah
sebagai berikut:
1) Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan individualnya sehingga
dapat mengatasi permasalahannya dengan terobosan solusi alternatif.
2) Untuk membantu menemukan, menguji, dan menyusun data yang dibutuhkan
dalam upaya pengembangan disiplin suatu ilmu.
3) Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal dengan tepat, cepat,
dan sesuai dengan yang diharapkan
4) Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal dengan tepat, cepat,
dan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana menyenangkan dan penuh
motivasi sehingga materi pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh siswa.

BAB V
MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SALVING
Model Pembelajaran Creative Problem Solving – Menurut Karen Pepkin (2009: 3), “Model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang
melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti
dengan penguatan keterampilan”. Sedangkan Menurut Pepkin (Muslich, 2007:221),“creative
problem solving adalah ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan atau permasalahan, siswa
dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan
tanggapannya’’. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan
masalah memperluas proses berpikir.
Tujuan Model Pembelajarann Creative Problem Solving Model Creative
Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada keterampilan
pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas.Tujuan model Creative Problem
Solving (CPS) menurut Hudojo (2008: 155) adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar pada
hasil belajar, keaktifan dan keterampilan berpikir dan proses siswa. Adapun tujuan model
creative problem solving sebagai berikut:
-Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya.
-Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.Potensi
intelektual.

B. Indikator Model Pembelajaran Creative Problem Solving


Metode CPS dalam pembelajaran Matematika dapat diukur melalui beberapa indikator. Indikator
merupakan sasaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Indikator Menurut
Pepkin (2012:63) adalah Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.
Artinya siswa dapat membuat langkah-langkah proses pemecahan masalah dengan
memperkirakan keadaan konteks soal.
Adapun langkah-langkah dari metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menurut
Pepkin (2009: 221) adalah sebagai berikut:
1. Klarifikasi masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan,
agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.

2. Brainstorming / Pengungkapan pendapat


Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam
strategi penyelesaian masalah.

3. Evaluasi dan pemilihan


Pada tahap evaluasi dan pemilihan, setiap kelompok mendiskusikan pendapat atau strategi mana
yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

4. Implementasi
Pada tahap ini siswa menentukaan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan
maslah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesian dari masalah tersebut.

Kelebihan dan kelemahan model Creative Problem Solving

(Kelebihan model Creative Problem Solving Pepkin (2012))

adalah :

1. Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah.


2. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan
menyeluruh.

3. Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

4. Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.

(Kelemahan model Creative Problem Solving Menurut Pepkin)

(2012) adalah :

1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa
itu tidak mudah.

2. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu
maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan
tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa.

3. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama.

4. Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru.

5. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar fisika di sekolah (Tao dalam Suma, 2006). Pengajaran dengan model pembelajaran
pemecahan masalah di sekolah dapat membantu siswa mempelajari konsep-konsep dan
prinsip-prinsip utama sehingga mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran pemecahan masalah dalam hal ini model pembelajaran pemecahan
masalah kreatif (creative problem solving) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pengajaran pemecahan masalah dan keterampilan memecahkan masalah, yang
diikuti dengan penguatan ketrampilan memecahkan masalah tersebut (Pepkin, 2004) Suatu soal
yang dianggap sebagai “masalah” adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya
contoh penyelesaian sebelumnya. Masalah berbeda dengan soal latihan. Pada soal latihan,
siswa telah mengetahui cara menyelesaikannya, karena telah jelas hubungan antara yang
diketahui dengan yang ditanyakan, dan biasanya telah ada contoh soal. Pada masalah siswa
tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya, tetapi siswa tertarik dan tertantang untuk
menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya,
dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah (Suyitno dalam Nuriana,
TT. 2012). Masalah diberikan di awal pembelajaran, sehingga terkadang siswa belum memiliki
informasi yang lengkap untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun demikian siswa harus
menyelesaikan masalah dengan menggunakan solusi yang terbaik dari data yang tersedia.
Siswa akan berusaha mengaitkan prinsip atau konsep fisika yang terkait untuk memecahkan
permasalahan. Apabila ada konsep yang belum mereka peroleh sebelumnya yang berkaitan
dengan pemecahan masalah, maka konsep itu akan dipelajari sendiri oleh siswa secara mandiri,
sehingga siswa akan menjadi lebih ingat terhadap konsep yang mereka pelajari sendiri tersebut.

Adapun proses dari model pembelajaran pemecahan masalah kreatif (creative problem
solving), terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Klarifikasi Masalah

Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang
diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.

2. Pengungkapan Pendapat

Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai
macam solusi/penyelesaian masalah.

3. Evaluasi dan Pemilihan

Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-
pendapat atau solusi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

4. Implementasi

Pada tahap ini siswa menentukan solusi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan
masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.

BAB VI

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Guru yang professional adalah mengerti cara memberikan pelajaran anak sd dengan
baik. Mereka dapat menyampaikan materi secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut memang
bukan hal yang mudah. Hal ini mengingat bahwa anak sekolah dasar masih berada tahap yang
masih kecil sekali. Kadangkala, ketika pembelajaran berlangsung, masih ada anak yang
keluyuran di luar kelas atau menjahili temannya.

Model pembelajaran anak sd juga bisa dikatakan sebagai desain yang menggambarkan
proses rincian dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
siswa untuk bisa berinteraksi dengan aktif yang akan membuat mereka mengalami
pengembangan diri. Kompetensi Yang Diharapkan Memahami peserta didik dengan:

1. Memanfaatkan prinsip perkembangan kognitif

2. Memanfaatkan prinsip kepribadian

3. Mengidentifikasi peserta didik

4. Mengidentifikasi gaya belajar visual, auditif, dan kinestesik

5. Membedakan teori belajar behavior, kognitif, kontruktivis dan sosial

6. Mendeskripsikn strategi pembelajaran.

Di bawah ini adalah kecenderungan model pembelajaran matematika:

A. Pakemi

Pakemi adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan islami. Model
ini menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.

B. CTL

CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari
sejumlah kegiatan seperti konstruktivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat belajar,
refleksi serta penilaian.

Tujuan komponen utama CTL:

1. Konstruktivisme

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan
awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan.

2. Menemukan

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman dan Siswa belajar menggunakan
keterampilan berpikir kritis.

3. Bertanya

Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.

4. Masyarakat belajar

Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar, Bekerjasama dengan orang lain lebih
baik daripada belajar sendiri, Tukar pengalaman dan berbagi ide.

5. Pemodelan

Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Mengerjakan apa
yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya

6. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa, Penilaian produk (kinerja), dan Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual.

7. Refleksi

Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari, Mencatat apa yang telah dipelajari, Diskusi
kelompok.

C. Metode Collaborative Learning

Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang bekerja
sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu tujuan.

D. Metode Quantum Learning

Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah yang paling
sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.
E. Metode Realistic Mathematics Education (RME) Lima Karakteristik Utama dari
Pendekatan RME

1. Menggunakan pengalaman siswa di dalam kehidupan sehari- hari

2. Mengubah realita ke dalam model, kemudian mengubah model melalui matematisasi vertikal
sebelum sampai kepada bentuk formal

3. Menggunakan keaktifan siswa

4. Dalam mewujudkan matematika pada diri siswa diperlukan adanya diskusi, tanya-jawab

5. Adanya keterjalinan konsep dengan konsep, topik dengan topik sehingga pembelajaran
matematika lebih holistik dari pada parsial (Ruseffendi, 2003).

Hal yang saya sukai dari buku ini yaitu:

Buku ini memberikan penjelasan mengenai setiap metode pembelajaran dengan rinci
yang sesuai dengan judul buku ini. Buku ini juga menjelaskan bagaimana cara penyampaian
sebuah metode pembelajaran yang efektif untuk para siswa mulai dari metode ceramah hingga
ke metode pembelajaran Discovery, kemudian juga ada fungsi dan tujuan dari sebuah metode
pembelajaran.

Teknik yang digunakan penulis:

Penulis menyajikan buku ini sesuai dengan keadaan macam-macam model


pembelajaran yang dipakai disekolah dasar dan menggabungkannya.

Penilaian Buku menurut saya: 85/100

Karena buku mudah untuk cepat dimengerti oleh pembaca karena penulis tidak banyak
memberikan pernyataan yang tidak berkenaan dengan buku.

Kesimpulan :

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Jadi, buku ini berisi model dan metode pembelajaran yang baik
dan sebaiknya diterapkan disekolah dasar, meskipun kita tau tidak ada metode yang paling
efektif digunakan untuk suatu pembelajaran. Buku ini membantu ini membantu kita untuk
menemukan sisi terangnya.

Anda mungkin juga menyukai