PENDAHULUAN
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik
pengajaran yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di
dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang
kepada siswa berbeda degnan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa
1
Kita mengenal bermacam-macam teknik penyajian dari yang tradisional,
yang diguakan dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru
akhir-akhir ini.
dipandang paling efektif untuk pelajaran tertentu, apakah hal itu akan terjawab,
peranan guru yang utama dalam pelaksanakaan penyajian, tetapi ada pula yang
menekankan pada media hasil teknologi modern seperti televise, radio, kasset,
video-tape, film, head projector, mesin belajar dan lain-lain, bahkan telah
digunakan untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dna pemeragaan semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bias membuahkan
2
Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
pelajaran…………………………….
B. Rumusan Masalah
3
1. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan
………………………………………………….?
kelas……………………………………….?
C. Tujuan Penelitian
……………………………..?
4
D. Kegunaan Penelitian
berguna bagi:
Kewarganegaraan.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka
dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih
5
3. Motivasi belajar adalah:
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
………………………………………………..tahun pelajaran………….
pelajaran…………………………………
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
suatu proses yanbg tidak dapat dilihat dengan nyata prose situ terjadi dalam
diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan
belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara
hubungan baru.
7
2. Pengertian Prestasi Belajar
ynag telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasul yang
tertentu.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
belajar menginginkan hasil yang baik mungkin. Oleh karena itu setiap
degna baik. Sedan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau
materi pelajaran.
Oleh Karen itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
8
factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
a. Factor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut factor
pribadi.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor social
atas, bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan
belajar akan dapat dilalui dengan lancer dan pada gilirannya akan
9
faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan
usaha untuk membekali peserta didk dengan kemampuan dan sikap serta
bangsa dan Negara dengan didasari nilai dan norma Pancasila. Sejalan
pada ayat (3) bukan nama mata pelajaran, melainkan sebuatan yang
satu unsure tersebut dapat digabungkan dalam satu mata pelajaran atau
10
sebaliknya satu unsur dapat dibagi menjadi lebih dari satu mata
pelajaran.
(Kewarganegaraan)
kehidupan sehari-hari.
11
2. Mengambangkan dan membina siswa agar sadar akan hak dan
luhur.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
dalam stimulus tindakan kea rah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak
ada gerakan menuju kea rah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa
atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses
Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu
dirinya kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi para siswa tidak selalu
12
guru adalah menolong mereka untuk memilih topic, kegiatan atau tujuan
dalam arti tidak tercapai tujuan atau sukses dalam arti berhasil apa yang
untuk bekerja pada saat itu. Individu yang berprestas akademi tinggi
13
Menurut teori Eston yang sejalan teori Lewi, bila dalam diskusi para
pengelola selalu membicarakan masa akan yang akan dating, berarti mereka
rendah.
dasar untuk setiap usaha dan berpengaruh terhadap pihak lain. Contohnya
Begitu pula guru harus disukai oleh ynag lain. Motivasi itu sangat penting
dan menentukan kegiatan dalam belajar. Bila remaja tidak punya motivasi
maka guru tidak menjamin penepatan siswa di kelas tertentu, baik kegiatan
dan kekuatan intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini.
Motivasi sangat penging karena suatu kelompok yang tidak punya motvasi
(mungkin0 orang yang sudah tua dan orang yang sedang sakit.
4. Dorongan Aktivitas
14
Hampir setiap orang menyukai situasi yang menyediakan pekerjaan.
hal ini dapat kita lihat misalnya anak kecil biasanya suka berlari, meloncat,
berarti bahwa guru harus melihat dan memperhatikan siswa mana yang aktif
dan kreatif sehigga perlu diberi kesempatan untuk aktif. Guru membantu
15
d. Memecahkan masalah bersama siswa. Guru jangan memecahkan masalah
dorongan ini guru harus memberi semangat kepada mereka, antara lain
dengan cara :
b. Pada masa sekolah anak mempunyai kondisi yang kuat untuk dikenal
oleh teman-temannya.
16
8. Dorongan untuk Merasa Memiliki (The for Belonging)
Hal ini perlu dikembangkan sejak kecil sejak anak masuk sekolah mereka
menyukai setiap orang. Hal ini dapat dijadikan modal guru dalam
E. Prinsip Motivasi
Prinsip ini di susun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
dilakukan. Oleh karena itu pujial lebih besar nilainya bagi motifasi belajar.
dalam berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa yang dapat memenuhi
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai
17
4. Jawaban ( perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) memerlukan
mencapai tujuan maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa
5 Motivasi mudah menjalar luar terhadap orang lain. Guru yang berminat
tinggi dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehingga mereka juga
berminat tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi
7. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendir akan menimbulkan minat yang
Berkat dorongan orang lain misalnya untuk memperoleh angka yang lebih
tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.
18
9. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk
10.Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari
hal-hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya
minat bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam
bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
kurang tidak ada artinya bagi para siswa ynag tergolong pandai. Hal ini
kreatif. Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa apabila diberi semacam
efektif.
19
15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi
16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat
menuju kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa
17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan.
Ada siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak
masing.
20
Apabila pemberian angka atau grade didasarkan atas perbandingan
interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal :
anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada
anak yang mendapat angka jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri
inteligensi, status social ekonomi, hubungan dan harapan orang tua. Akan
21
tetapi faktor yang paling kuat adalah perbandingan besar-kecilnya
Oemar, 2000:185)
tujuna harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan
mampu mencapainya.
4. Pemberian Pujian
diingat bahwa efek pujian itu tergantung pada siapa yang memberi pujian
dan siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan
para orang lain akan responsive terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan
baik secara verbal maupun secara non verbal. Dalam bentuk nonverbal
dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat
semangat persaingan.
22
b. Kompetisi kelompok di mana setiap anggota dapat memberikan
kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi
dengan cara kerja sama. Menurut lowry dan Rankin (1969) kerja sama
adalah fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari
6. Pemberian Harapan
para siswa.
23
G. Simulasi
sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang
dikehendaki.
yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih
mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa
- Menyenangkan siswa.
yang sebenarnya.
24
- Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan
sehat.
- Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/ kurang cakap.
Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga
riset.
batas.
- Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
(2000) (dalam Sukidin, dkk 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung
pada (1) tujuaan utamanya atau pada tekanannya (2) tingkat kolaborasi antara
pelaku peneliti dan penelitia dari luar (3) proses yang digunakan dalam melakukan
guru angat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk
in, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-
praktif pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
26
penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran
pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil.
suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refreksi. Siklus
ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah
cukup.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Subyek penelitian
27
B. Rancangan Penelitian
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi criteria yitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidakj memboroskan waktu dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunalkan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah
pembuktiannya.
28
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
29
Putar
an 1
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
30
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
berikutnya:
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2, dan 3 dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)
dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu : (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana
TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka
31
sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar.
D. Analisis Data
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan
yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan
secara individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari
32
BAB IV
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%
sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
33
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus
sudah tuntas belajar. Hasil ter sebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klalsik siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 65 hanya sebesar 70,00% lebih kecil dari persentase
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
c. Refleksi
poembelajaran.
34
3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
1. Minat
2. Perhatian
3. Partisipasi
e. Refisi
siklus berikutnya.
35
2. Guru perlui mendistribusikan waktu secara baik dengan
catatan.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
mengajar.
36
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Dari tabel di ata diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
75,50 dan ketuntasan belajar mencapai 82,50% atau ada 33 siswa dari 40
siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II
lebih baik dari siklus I. adanya peningkatan hasil belajar sisw ini karena
untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mengerti apa yang dimaksud
1. Minat
37
Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 27 anak (67,50%)
2. Perhatian
3. Partisipasi
d. Refleksi
1. Memotivasi siswa
3. Pengelolaan waktu
e. Refisi Rancangan
38
1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, scan tes formatif 3 dan alat-alat
dan siswa.
39
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
jumlah siswa 40 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
80,50 dan dari 40 siswa yang telah tuntas sebanyak 37 siswa dan 3 siswa
40
Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.
Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh
diberikan.
1. Minat
2. Perhatian
3. Partisipasi
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
41
penerapan pembelajaran kontektual model pengajaran Gabungan
e. Refisi Pelaksanaan
dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses
42
B. Pembahasan
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,II dan III)
43
antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
a. Minat
cukup dan 7 siswa (17,50%) memiliki minat kurang. Dan siklus III
kurang.
b. Perhatian
44
(77,50%) memiliki minat baik, 5 siswa (12m50%) memiliki minat cukup,
c. Partisipasi
45
BAB V
A. Simpulan
penelitian yang telah dipaparkan selama tigas siklus, hasil seluruh pembahasan
setiap siklus, yaitu siklus I (70,00%), siklus II (82,50%), siklus III (92,50%)
46
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
optimal.
memberikan keuntungan lebih baik bagi siswa dari segi akademik maupun
non akademik.
lanjut dalam waktu yang lebih lama misalnya triwulan atau satu semester
47
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
Baru Algesindo
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar Baru
Algesindo.
Melvin. L. Siberman. 2004. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif .
Bandung Nusamedia dan Nuansa.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya University Press
Universitas Negeri Surabaya.
48
Rustiyah, N.K. 1991 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Sardiman, A.M. 1996 Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, universitas Terbuka.
49
Lampiran 1
RENCANA PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI DASAR
Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai dan norma( agama,
kesusilaan, kesopanan dan hukum)
D. PENGALAMAN BELAJAR
Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat
1. Merumuskan pengertian nilai
2. Merumuskan macam-macam nilai
3. Merumuskan pengertian norma dan macam norma
4. Mengidentifikaskan sanksi dari masing-masing norma melalui studi
pustaka
5. Kecakapan hidup:
- Menggali informasi
- Mengolah informasi
- Komunikasi tertulis atau lisan, kerjasama
- Menghubungkan variable
- Merumuskan macam-macam norma
- Mendiskipsikan sanksi norma yang ada di sekolah dan masyarakat
melalui persepsi hasil tugas clipping.
E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi
2 Metode : Ekspsitori
F. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Teks
2. LKS
3. Koran
4. Majalah
50
Lampiran 2
RENCANA PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI DASAR
Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai dan norma( agama,
kesusilaan, kesopanan dan hukum)
D. PENGALAMAN BELAJAR
Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat
1. Menganalisis hubungan antara nilai, norma dan sanksinya
2. Mengkaji nilai sebagai sumber norma melalui diskusi kelompok
3. Menguraikan nilai sebagai sumber norma
4. Menunjukkan contoh nilai sebagai sumber norma
5. Kecakapan hidup:
- Menggali informasi
- Mengolah informasi
- Komunikasi tertulis
- Menghubungkan variable
E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi
2 Metode : Ekspsitori
F. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Teks
2. LKS
3. Koran
4. Majalah
51
Lampiran 3
RENCANA PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI DASAR
Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai norma,kesopanan dan
hukum
D. PENGALAMAN BELAJAR
Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat
1. Merumuskan pengertian hukum
2. Mendiskripsikan penggolongan hukum melalui pengkajian referensi di
kelas.
E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi
2 Metode : Ekspsitori
F. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Teks
2. LKS
3. Koran
4. Majalah
52
Lampiran 4
53
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
54
Lampiran 5
55
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
56
Lampiran 6
57
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
58
Lampiran 7
59
Keterangan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
60
Lampiran 8
Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa Putaran II
No Nama siswa Minat Perhatian Partisipasi
B C K B C K B C K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jumlah 27 6 7 25 7 8 25 9 6
61
Keterangan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
62
Lampiran 9
63
Keterangan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
64
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI
GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA
KELAS……….
TAHUN ………………………
OLEH
………………………………………….
NIP……………………..
65
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH
BERJUDUL
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI
GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS…….
TAHUN………
OLEH
…………………………………………………..
Telah disetujui,
……………………… …………………
NIP: NIP
66ii
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam
dalamnya kepada :
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
iii
67
ABSTRAKSI
iv
68
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
D. Kegunaan Penelitian......................................................................
E. Definisi Operasional Variabel.......................................................
F. Batasan Masalah ......................................................................
v
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus.................................................
B. Pembahasan ......................................................................
vi
70
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran 1 ..........................................................
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran 2 ..........................................................
Lampiran 3 Rencana pembelajaran 3 ..........................................................
Lampiran 4 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .......................................
Lampiran 5 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .......................................
Lampiran 6 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .......................................
Lampiran 7 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa
Paratan I. ......................................................................
Lampiran 8 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa
Puratan II ......................................................................
Lampiran 9 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa
Paratan III ......................................................................
71vii