Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PROFESI KEGURUAN LISA LIANA, M.Pd

KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DALAM MENGGUNAKAN


METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN

OLEH
KELOMPOK 6
NOR ISMAH : 210101010214
SITI JUAIRIAH: 210101010151

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
TAHUN 2023 M/1444 H
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah
dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut
untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus
menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta
didik. Metode lebih penting dari pada materi, dan guru lebih penting dari
pada metode dan materi.
Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Oleh karena itu, adalah penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan
belajar yang tepat dan serasi bagi para siswa.
Dan juga guru harus mempunyai metode-metode dalam proses
pembelajaran, agar terjadi pendekatan yang bermutu pada siswa atau
pelajar. Berbicara proses pembelajaran, di dalamnya terdapat media-media
khusus pembelajaran, yang dapat memperlancar aktivitas pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam metode mengajar?
2. Bagaimana mempraktekkan berbagai metode dalam kegiatan pemelajaran?
3. Apa saja jenis media pembelajaran?
4. Bagaimana cara meggunakan berbagai media dalam kegiatan
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan macam-macam metode mengajar
2. Mampu mempraktekkan berbagai metode dalam kegiatan pemelajaran
3. Mampu menjelaskan jenis media pembelajaran
4. Mampu menejelaskan cara meggunakan berbagai media dalam kegiatan
pembelajaran

1
BAB II
KAJIAN TEORI DAN ANALISIS

A. Macam-macam Metode Mengajar


Metode mengajar adalah proses yang teratur dan sistematis yang
dilakukan guru kepada siswanya dalam emnyampaikan materi pelajaran.
Metode mengajar digunakan oleh guru agar siswa menguasai dan
memahami apa yang diajarkan. Sejumlah metode yang dikemukakan oleh
para ahli.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di
hadapan siswa. Metode ceramah akan berhasil apabila mendapatkan
perhatian yang serius dari siswa, disajikan secara sistematis,
menggairahkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk merespons
serta mendorong motivasi belajar yang kuat dari siswa.
Metode ceramah termasuk yang paling banyak digunakan karena
biayanya cukup murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyaknya
materi yang dapat disampaikan, adanya kesempatan bagi guru untuk
menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat dilakukan
dengan cara sederhana.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dan harus dijawab oleh siswa.
Metode ini banyak digunakan karena dapat menarik perhatian,
merangsang daya pikir, membangun keberanian, melatih kemampuan
berbicara dan berpikir secara teratur, serta alat untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa secara objektif.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya

2
maupun tiruannya. Dengan metode ini, pengajaran menjadi semakin
jelas, mudah diingat dan dipahami, proses belajar lebih menarik,
mendorong kreativitas siswa, dan lain-lain.
4. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara penyajian pelajaran dengan
membawa siswa keluar untuk mempelajari berbagai sumber belajar
yang terdapat di luar kelas. Istilah lain metode ini dengan study tour.
Metode ini memiliki banyak kelebihan, antara lain menerapkan
prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran, menjadikan sesuatu yang dipelajari di sekolah menjadi lebih
relevan, dapat merangsang kreativitas siswa, memperluas informasi
sebagai bahan pengajaran, serta mendorong, siswa untuk mencari dan
mengolah sendiri bahan pengajaran.
5. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Kelebihan metode ini, antara lain dapat lebih merangsang dan
menumbuhkan kreativitas para siswa, me- ngembangkan kemandirian,
memberikan keyakinan tentang materi yang dipelajari di kelas,
membina kebiasaan siswa untuk selalu mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi, membuat siswa lebih bergairah dalam
belajar, membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
6. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pem- bahasan untuk
dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan dalam usaha mencari
pemecahan atau jawabannya oleh siswa.
Kelebihan motode ini, di antaranya dapat membuat situasi
pengajaran di sekolah menjadi relevan dengan kehidupan, khususnya
yang berkaitan dengan dunia kerja, membiasakan siswa menghadapi dan
memecahkan masalah secara 'terampil, serta merangsang kemampuan
berpikir secara kreatif dan menyeluruh.

3
7. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu cara penyajian pelajaran dengan
cara menghadapkan siswa pada suatu masalah yang dapat berbentuk
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
Dilihat dari segi sifat dan bentuknya, metode diskusi dapat dibagi
menjadi diskusi kuliah, kelas, kelompok kecil, simposium, diskusi
panel, seminar, sarasehan, lokakarya, dan brainstorming (sumbang
saran).
Peran guru ketika menerapkan metode diskusi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas yaitu; memfasilitasi proses diskusi dan mengatur
lalu lintas gagasan dan komentar atau tanggapan siswa agar berjalan
secara lancar.1
8. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar,
dengan tujuan memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep,
prinsip, atau keterampilan tertentu. Agar pelaksanaan metode ini dapat
berjalan dengan baik, guru harus melakukan penetapan topik atau
masalah pokok dan tujuannya, peranan yang harus dimainkan oleh tiap-
tiap siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Adapun pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok siswa yang
memerankan permainan, mengikuti dengan penuh perhatian,
memberikan bantuan, dorongan, serta diskusi tentang pelaksanaan
simulasi untuk dilakukan perbaikan, laporan, kritik, saran, dan
sebagainya untuk kemudian disimpulkan.
9. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan
menugaskan siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri tentang sesuatu yang dipelajari. Melalui metode

1
Husniyatus Salamah Zainiyati, Model dan Strategi Pembelajaran Aktif, (Surabaya:
Putra Media Nusantara, 2010), hlm 209

4
ini, para siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan
sendiri, mengamati proses, mengamati objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,
keadaan, atau proses sesuatu.
10. Metode Penemuan
Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak
melibatkan siswa dalam proses mental dalam rangka menemukan
sesuatu yang diperlukan untuk pengembangan, penyempurnaan, dan
perbaikan konsep.
Kelebihan metode ini hampir sama dengan metode diskusi, simulasi,
dan lainnya. Metode ini juga dapat memberikan kepuasan dan
kebanggaan bagi guru dan siswa karena telah menemukan sesuatu yang
dapat disumbangkan bagi kepentingan masyarakat dan perkembangan
ilmu pengetahuan.
11. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang
bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi
yang berhubungan sehingga pemecahannya dapat dilakukan secara
keseluruhan dan bermakna. Kelebihan metode ini, antara lain
memberikan wawasan yang luas dan mendalam kepada para siswa
tentang suatu masalah, mendidik berpikir sistematis dan mendetail,
melatih kesabaran dalam menemukan masalah. Adapun kekurangannya,
antara lain adanya peserta didik yang kurang siap, baik secara mental
maupun teknis, banyak membutuhkan waktu, biaya, sarana prasarana,
dan lain-lain yang kadang-kadang kurang dapat dipenuhi oleh lembaga
pendidikan.2
12. Metode Debat Aktif
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa

2
Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan dan Profesi Keguruan (Menjadi Guru
Inspiratif dan Inovatif), (Bandung: CV Pustaka Setia 2015) hlm 238-241

5
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari
empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil
posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing
kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan
kepada guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan
mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. 3
13. Metode sosiodrama
(bermain peran yang juga disebut role playing), yaitu suatu metode
yang memainkan suatu peran tertentu sehingga yang bermain harus
mampu berbuat (berbicara atau bertindak) seperti peran yang
dimainkan, mirip dengan simulasi. Tujuan metode ini untuk
memberikan gambaran yg lebih nyata pada peserta didik.4
B. Metode Dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Ceramah
• Tahap awal
a) Menciptakan hubungan dengan peserta didik, misal perkenalan
bagi guru baru, dan menginformasikan prosedur ceramah.
b) Menarik perhatian peserta didik, misal menginformasikan bahwa
setelah ceramah akan diadakan tes.
c) Mengekspos isi materi yang penting, misal ringkasan/resume
materi, menghubungkan materi ceramah dengan materi yang telah
disajikan sebelumnya
• Tahap pengembangan ceramah sebagai kegiatan inti ceramah, yaitu
penyajian materi yang tetapi diorganisasikan dengan memperhatikan:
a) Agar peserta didik mudah memahami materi, penjelasan
hendaknya singkat dan jelas dengan menggunakan kata-kata
sederhana dan kalimat pendek.

3
Sifa Siti Mukrimah, Metode Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi Siliwangi
2014) hlm 81
4
Abdul Halik, “Metode Pembelajaran: Perspektif Pendidikan Islam” , Jurnal Al-Ibrah:
Vol 1 No 1, 2012

6
b) Sebagai visualisasi, gunakan papan tulis untuk mencatat
penjelasan yang penting. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
membuat catatan sehingga mengurangi kelupaan sekaligus
memotivasi peserta didik agar mengembangkannya melalui
sumber lain yang ditunjukkan
c) Untuk memantapkan materi ceramah perlu diulang beberapa
materi yang dianggap penting.
d) Untuk memperjelas isi ceramah perlu diberikan ilustrasi atau
contoh konkret dari sekitar kehidupan peserta didik
e) Agar ceramah berhasil, perlu pengaturan alokasi waktunya, yaitu
setiap 10/20 menit diselingi dengan ceritera menarik, lucu, dan
segar atau diajukan pertanyaan sekaligus untuk mengecek
pemahaman peserta didik.
• Tahap akhir
a) Bersama peserta didik rnembuat kesimpulan tentang materi yang
telah disajikan
b) Mengecek umpan balik peserta didik tentang materi yang telah
disajikan
2. Demonstrasi
• Tahap awal dan isi
a) Mengecek persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan.
b) Memberikan pengantar demonstrasi agar peserta didik
mengamati, kemudian menirukan.
c) Di samping itu, dijelaskan prosedur dan keamanannya. Peragaan
tindakan yang disertai penjelasan, ilustrasi, dan tanya jawab.
• Tahap akhir
a) Mendiskusikan hasil demonstrasi
b) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba
melakukan menirukan apa yang telah didemonstrasikan.
Misalnya mendemonstrasikan cara ruku yang baik

7
3. Diskusi
• Pelaksanaan
a) 10 menit pertama, masing-masing kelompok memilih topik
diskusi berkenaan dengan masalah yang dibahas.
b) 10 menit kedua sampai 10 menit keenam, berturut -turut seorang
peserta dari setiap kelompok pindah ke kelompok lain searah
jarum jam, sampai dimana setiap kelompok hanya ada seorang
anggota yang asli dan 5 anggota berasal dari kelompok lain serta
anggota asli kelompok berperan sebagai pemimpin diskus
c) Setiap anggota baru memberikan pendapat berdasarkan apa yang
telah didiskusikan dalam kelompok asal
d) Anggota kelompok asli yang tidak berpindah sebagai pemimpin
diskusi sampai selesai dan berupaya membangun ide dari diskusi
yang lama semakin terintegrasi (snow botting process,)
• Tindak lanjut.
a) Hasil diskusi setiap kelompok akan diperoleh rumusan ide yang
searah sebagai jawaban atas permasalahan yang ditetapkan pada
awal kegiatan
b) Membandingkan hasil diskusi dari setiap kelompok, jika terdapat
banyak perbedaan, mintalah pendapat dari pimpinan setiap
kelompok
c) Ungkapan kesan-kesan para peserta diskusi berkenaan dengan
proses adaptasi pemikiran pada saat memasuki kelompok lain dan
bagi pemimpi diskusi menjaga kekompakan (cohesiveness) dari
diskusi masing-masing kelompok.
d) Membandingkan apa yang telah dicapai dalam diskusini dengan
esensi kompetensi dasar yang ingin dicapai.
4. Tanya jawab.
• Tahap pelaksanaan
a) Menginformasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
b) Menginformasikan topik/materi pokok yang akan dibahas
c) Mengajukan pertanyaan secara klasikal:

8
1) Pertanyaan dapat juga berasal dari peserta didik untuk
ditanggapi peserta didik lainnya atau guru
2) Usahakan setiap pertanyaan mengandung suatu permasalahan
3) Usahakan setiap peserta didik secara merata untuk
mengalukan dan menanggapi pertanyaan
4) Usahakan untuk selalu memberikan jawaban yang tepat dan
segera memperbaiki jawaban yang kurang tepat
• Tahap lanjutan
Untuk mengakhiri pembelajaran usahakan membuat kesimpulan
tentang materi yang telah dibahas. Apabila dipandang perlu dapat
diajukan pertanyaan ulang tentang inti materi yang telah disajikan.
Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan sajian sekaligus untuk
mendapatkan balikan dari peserta didik.
5. Debat aktif
• Tahap pelaksanaan
a) Siapkan sebuah pernyataan yang kontraversial\
b) Guru menginformasikan masalah yang kontroversial yang akan
dibahas, kemudian siswa mengembangkan sebuah pernyataan
yang controversial yang berkaitan dengan materi pelajaran.
c) Membagi kelas ke dalam dua tim. Satu kelompok yang “pro” dan
kelompok lain yang “kontra”. Setiap kelompok dibagi lagi
menjadi 3-4 kelompok. Memilih salah satu anggota sebagai
ketua/juru bicara
d) Memilih salah satu siswa sebagai moderator untuk memimpin
debat
e) Mempersiapkan kursi untuk para juru bicara pada kelompok yang
pro dan kontra. Siswa yang lain duduk di belakang juru bicara.
Memulai debat dengan para juru bicara mempresentasikan
pandangan mereka. Proses ini disebut argument pembuka.
f) Setelah mendengar argument pembuka, siswa menghentikan
debat dan kembali ke kelompok masing-masing untuk
mempersiapkan argument mengkounter/melawan argument

9
pembuka dari kelompok lawan. Setiap kelompok memilih juru
bicara yang baru (lain) untuk bergantian.
g) Melanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan
diminta untuk memberikan Counter argument. Ketika debat
berlansung,peserta yang lain dapat memberikan catatan yang
berisi usulan argumen atau bantahan untuk mendukung argument
kelompoknva
h) Meminta mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk
masing-masing argumen dari para wakil kelompok.
i) Pada saat yang tepat, akhiri debat. Tidak perlu menentukan
kelompok mana yang menang. Memastikan bahwa kelas
terintegrasi/menyatu dengan meminta mereka duduk
berdampingan dengan mereka yang berasal dari kelompok lawan
mereka
j) Meminta kepada siswa untuk mengidentifikasi argumen yang
paling baik menurut mereka
k) Menyampaikan point-point penting dari debat tersebut dan
menghubungkan dengan materi pelajaran.
6. Kerja kelompok
• Tahap pelaksanaan
a) Menetapkan kompetensi dasar yang ingin dicapai
b) Penetapan topik bahasan yang kompleks dan cukup luas isinya,
sehingga dapat dibagi sesuai jumlah kelompok
c) Pembentukan kelompok yang lebih besifat homogen dalam hal
kemampuan
d) Penjelasan topik yang menladi tugas kelompok berikut cara
penyelesaian dan sumber belajarnya.
e) Proses kerja kelompok, (penjajagan dan pemahaman topik serta
penyelesaian tugas). Se|ama proseS, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan seperlunya dan menilai kerja sama peserta
didik dalam kelompok.
f) Pelaporan hasil kerja kelompok secara lisan atau tertulis

10
g) Melakukan penilaian atas hasil dan proses kerja kelompok.
7. Karya wisata
• Tahap pelaksanaan
a) Mengadakan pertemuan dengan penguasa atau petugas objek
karyawisata
b) Peserta didik secara kelompok melakukan observasi dan
wawancara sesuai tugasnya masing-masing. Selama melakukan
kegiatan, peserta didik harus mematuhi tata tertib untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
c) Selesai melakukan observasi dan wawancara, peserta didik
dikumpulkan dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dengan
petugas objek. Kemudian seluruh rombongan dengan tertib
meninggalkan objek.
• Tahap lanjutan
a) Guru memberikan ulasan tentang jalannya karyawisata dab
hubungan objek dengan materi yang telah diajarkan
b) Membuat chektis berisikan nilai-nilai perjalanan yang telah
dilakukan
c) Secara klasikal peserta didik mengadakan diskusi tentang hasil
karyawisata termasuk beberapa masalah yang tak dapat
dipecahkan selama perjalanan sebagai sumbangan untuk
pelaksanaan karyawisata selanjutnya pada objek yang sama
d) Menetapkan siapa yang harus menulis ucapan terima kasih untuk
disampatkan kepada penguasa objek karyawisata.
e) Menyusun bahan-bahan yang diperoleh dari objek, baik berupa
benda asli,tiruan, gambar, catatan termasuk membuat laporan
tentang perlalanan yang dilakukan sebagai bahan dokumentasi
sekolah yang berupa pajangan(disptay) Sebagian laporan
disampaikan kepada penguasaiinstansi di objek karyawisata.

11
8. Sosiodrama
• Tahap pelaksanaan
a) Bila sosiodrama baru di terapkan dalam pengajaran, maka
hendaknya guru menerangkan terlebih dahulu teknik
pelaksanaannya, dan menentukan di antara siswa yang tepat untuk
memerankan lakon tertentu, secara sederhana di mainkan di depan
kelas.
b) Menerapkan situasi dan masalah yang akan di mainkan dan perlu
juga di ceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang
akan di pentaskan tersebut.
c) Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat di lakukan
sedemikian rupa.
d) Setelah sosiodrama itu dalam puncak klimaks maka guru dapat
menghentikan drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara
umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan
menilai sosiodrama yang di mainkan. Sosiodrama dapat pula di
hentikan bila menemui jalan buntu.
e) Guru dan siswa dapat memberikan komentar kesimpulan atau
berupa catatan jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan
selanjutnya.5
C. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Sedangkan menurut Briggs media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras. Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:
1) Media Visual grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2) Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

5
Milan Rianto, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran, (Malang: PPG IPS
dan PMP, 2006) hlm 48-73

12
3) Projected still media: slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4) Projected motion media film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.6
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat
dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah
tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja
dirancang. Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut
Heinich and Molenda (2005) yaitu:
1. Teks
Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu
informasi yang. Mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang
berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2. Media Audio.
Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan.
Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau
rekaman suara dan lainnya.
3. Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan
visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun,
poster, papan buletin dan lainnya.
4. Media Proyeksi Gerak.
Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV,
video kaset (CD, VCD, atau DVD)
5. Benda-benda Tiruan/miniature
Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan
diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan

6
Marliat dan Dwi Budiarto, Media Dan Metode Pembelajaran, (Palembang: CV.
Amanah 2019) hlm 2-3

13
baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan dengan baik.
6. Manusia
Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di
bidang/materi tertentu. Jenis media yang digunakan dalam
pembelajaran cukup beragam, mulai dari yang sederhana sampai
pada media yang cukup rumit dan canggih. 7
Jenis media yang lazim Dipergunakan dalam pembelajaran antara
lain : media nonproyeksi, media Proyeksi, media audio, media gerak, media
komputer, komputer multimedia, Hipermedia, dan media jarak jauh. Setiap
jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang Berbeda-
beda satu sama lain. Masing-masing media tentu memiliki kelebihan Dan
kelemahan. Jenis dan karakteristik media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Media grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan
pesan lewat simbol-simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan
jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak
konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada
menggunakan kata kata verbal. Ingat ungkapan “Satu gambar
berbicara seribu kata”. Media grafis banyak jenisnya, misalnya:
1) Gambar/foto
Menurut Kristanto (2013) media gambar/foto adalah media
yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang
sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang,
suasana, tempat, barang, pemandangan, curahan pemikiran, ide-
ide, dan benda-benda yang lain yang divisualisasikan ke dalam
bentuk dimensi.

7
Sanasintani, Pengantar Profesi Keguruan PAK, (Malang: Selaras Media Kreasindo
Perum 2015), hlm 40

14
Ada beberapa macam jenis gambar, antara lain: a). Flash
Card (kartu kecil yang berisi gambar/ teks yang mengingatkan
siswa kepada suatu materi pelajaran. Biasanya berukuran 8 X 12
cm. Semisal, (1) kartu abjad dapat digunakan untuk melatih
siswa agar dapat mengeja secara lancar, (2) kartu gambar, dapat
digunakan untuk memperkaya kosa kata siswa. B). Strip Story.
Yaitu, merupakan potongan-potongan teks yang sering
digunakan dalam pengajaran bahasa asing.
2) Poster
Poster adalah gagasan yang dicetuskan dalam bentuk
ilustrasi gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam
berbagai ukuran, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk,
memotivasi atau memperingatkan pada gagasan pokok, fakta
atau peristiwa tertentu. Poster sangat penting untuk digunakan
untuk menyampaikan informasi/kesan tertentu dan berfungsi
untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku seseorang
yang melihatnya.
2. Media proyeksi
1) Media proyeksi diam (still projected medium)
Media proyeksi diam adalah media yang disajikan dengan
rangsangan-rangsangan visual dengan diproyeksikan
menggunakan suatu alat proyeksi OHP (overhead projector).
Ada kalanya media jenis ini disertai dengan rekaman audio,
tetapi ada pula yang hanya disajikan secara visual saja. Media
ini sudah jarang digunakan pada zaman sekarang ini,
dikarenakan adanya perkembangan peralatan seperti LCD
Projector.
2) Media proyeksi gerak
a) Film
Film adalah media yang disajikan dengan
menggunakan film dengan bantuan alat proyektor. Bentuk

15
yang lama adalah film bisu dan bentuk yang lain ada
suaranya.
3) Slide powerpoint
Slide powerpoint adalah media yang disajikan dengan
rangsangan-rangsangan multimedia, meliputi teks, audio,
visual, video, animasi, dan lain sebagainya.
4) Media Komputer multimedia
Komputer multimedia sangat relevan, guru dapat
memanfaatkaannya dalam dua model. Dalam hal ini, guru dapat
memanfaatkan komputer untuk mengelola informasi mengenai
kemajuan siswa dan pilihan sumber belajar agar tetap berada
pada jalur yang telah ditentukan dan mengendalikan pelajaran
per individu meskipun dalam jumlah yang besar. 8
D. Media Dalam Kegiatan Pembelajaran
Menciptakan sebuah aktivitas pembelajaran yang sukses diperlukan
adanya sebuah proses perencanaan atau desain yang sistematik dan holistik.
Demikian pula halnya dengan aktivitas belajar yang menggunakan media.
Langkah – langkah penting yang perlu dilakukan dalam sistem
pembelajaran meliputi beberapa aktivitas yaitu:
➢ Melakukan analisis karakteristik siswa / analyze learners
➢ Menetapkan tujuan pembelajaran / state objectives
➢ Memilih media dan metode pembelajaran dan bahan ajar
➢ Memanfaatkan bahan ajar
➢ Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
➢ Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran 9
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam pemilihan media
pembelajaran. Pendapat Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Mohammad
Ali menyarankan langkah-langkah dalam memilih media pengajaran yaitu:
1) merumuskan tujuan pembelajaran, 2) mengklasifikasi tujuan berdasarkan

8
Andi Kristanto, Media Pembelajaran, (Surabaya: Bintang Surabaya Anggota IKAPI
2016), hlm 31-70
9
Benny A. Pribadi dan Sudarwo, Pemanfaatan Metode, Media dan Strategi Untuk
Pembelajaran Sukses, 2010, hlm 6-7

16
domein atau tipe belajar, 3) memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang
akan berlangsung, 4) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa, 5)
mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam
pengajaran, 6) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media
yang dipakai. 7) Menentukan media yang terpilih akan digunakan, 8)
menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut, 9) Menuliskan tata
cara pemakaiannya pada setiap peristiwa, dan 10) Menuliskan script
pembicaraan dalam penggunaan.media.
Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran yang telah
dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh
langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat
dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
1. Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar
yang akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada
langkah persiapan diantaranya: a) membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran/perkuliahan sebagainiana bila akan mengajar
seperti biasanya. Dalam - rencana pelaksanaan
pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan
digunakan. b) mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta
yang telah disediakan, c) menyiapkan dan mengatur peralatan
yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak
terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat
melihat dan mendengar dengan baik.
2. Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran perlu
mempertimbangkan seperti: a) yakinkan bahwa semua media
dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan. b)
jelaskan tujuan yang akan dicapai, c) jelaskan lebih dahulu apa
yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses

17
pembelajaran, d) hindari kejadian-kejadian yang sekiranya
perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik. dapat
mengganggu
3. Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan
pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan
menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah
dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.10
E. Analisis
Yang dapat kami analisi dari materi diatas bahwa jika pembelajraan
tidak ada media dan metode makaa sebuah pembelajaraan itu tidak akan
berjalan lancar. Karena media dan pembelaajaran itu termasuk salah satu
janan menuju sebuah tujuan pembelajaraann yang ada di ruang kelas. Dari
pada itu pembelajaraan sangat penting adanya sebuah media dan metode.
Untuk mencapainya suatu Tujuan.
Dan dalam sebuah pembelajraan guru harus siap dengan media yang
akan diajarkan di dalam kelas, jika media tersebut tidak ada atau belum
disusun maka pembelajraan tersebut akan membingungkan bagi siswa.
Dan disebuah pembelajaran seharusnya guru mempunyai keahlian
dalam menggunakan metode peembelaran karena karakteristik semua siswa
yang ada didaalam kelas berbeda-beda. Jika guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam kelas tentu itu akan membuat siswa yang didalam
kelas merasakan bosan. Dan guru bisa saja menggunakan dalam satu judul
atau tema menggunakan 2 metode atau lebih agar menghindari siswa merasa
bosan.

10
Sungkono, “ Pemilihan dan Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran”, Vol
4, Majalah Ilmiah Pembelajaran no 1, 2008, hlm 74-78.

18
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Macam-
macam metode pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
kaya wisata, penugasan, pemecahan masalah,diskusi, simulasi,
eksprimen, penemuan, proyek, sosiodrama dan debat aktif.
Dimana media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Jenis-jenis media
pemebelajaran adalah teks, media audio, media visual, media proyeksi
gerak, miniatur dan manusia.
Metode dan media pembelajaran saling terkait satu sama lain,
dimana Pada proses belajar mengajar guru harus mempunyai metode atau
cara yang efisien untuk menyampaikan materi dan juga harus mempunyai
keahlian dalam menggunakan berbagai macam media pembelajaran,
terutama media yang digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga
materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik
pula.
B. Saran
Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran, dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
kami pada waktu yang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA

Halik, Abdul . 2012. Metode Pembelajaran: Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal


Al-Ibrah: Vol 1 No 1.
Kristanto, Andi. 2016. Media Pembelajaran, Surabaya: Bintang Surabaya Anggota
IKAPI.
Marliat dan Dwi Budiarto. 2019. Media Dan Metode Pembelajaran, Palembang:
CV. Amanah.
Mukrimah, Sifa Siti. 2014. Metode Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Bumi
Siliwangi.
Pribadi, Benny Agus dan Sudarwo. 2010. Pemanfaatan Metode, Media dan Strategi
Untuk Pembelajaran Sukses, Teknodik XIV.
Rianto, Milan. 2006. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran. Malang:
PPG IPS dan PMP.
Rusdiana dan Yeti Heryati. 2015. Pendidikan dan Profesi Keguruan (Menjadi Guru
Inspiratif dan Inovatif). Bandung: CV Pustaka Setia
Sanasintani. 2015. Pengantar Profesi Keguruan PAK. Malang: Selaras Media
Kreasindo Perum.
Sungkono. 2008. Pemilihan dan Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran,
Vol 4, Majalah Ilmiah Pembelajaran no 1.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2010. Model dan Strategi Pembelajaran Aktif,
Surabaya: Putra Media Nusantara.

20

Anda mungkin juga menyukai