Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu: Dr. Wahyudin, M.

Si

Sosiologi Pendidikan

Konflik
Kelompok 2:
Nor Ismah(210101010214)
Nurafni(210101010133)
Zahra Amelia Safitri(210101010192)
Pengertian Konflik
Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti bersama
dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.1 konflik adalah merupakan suatu
proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok
yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.2 Kalau dikaitkan dengan istilah
sosial, maka konflik sosial bisa diartikan sebagai suatu pertentangan antar anggota
masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Sehingga, secara ringkas konflik
dimaksudkan sebagai proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan,
tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.3
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar konflik terjadi
karena terjadinya pertentangan, perjuangan, dan berimplikasi dalam bentuk horizontal
dan vertical. Dengan demikian konflik dalam perspektif generalis adalah bahwa konflik
didasari oleh adanya nilai-nilai yang bergeser dalam struktur sosial dilingkungan
kemasyarakatan.
1
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 345
2
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jaka rta: Kencana Prenada Media Group, 2005), 68
3
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 99
Jenis-Jenis Konflik
Gillin menyebutkan terdapat lima jenis konflik, yaitu:
1. Konflik pribadi adalah konflik antara dua orang dalam satu kelompok. Konflik
antara dua siswa, konflik antara suami dan istri, konflik antara customer service
dengan pelanggan, pertikaian antar pengurus partai, merupakan konflik pribadi.
2. Konflik rasial antara kulit putih dan negro
“ThisdiisAmerika
a quote,Serikat
words merupakan
full of contoh
konflik rasial. Sikap rasis di pertandingan
wisdom that sepak bola important
someone yang berujung pada
penghinaan pada ras tertentu dan said and can
berujung padamake the reader
bentrok get merupakan
antar ras,
inspired.”
contoh lain konflik rasial. Kerusuhan antar ras pernah terjadi di Malaysia pada
13 Mei 1969. Kelompok dari ras Melayu bersitegang dengan kelompok
Tionghoa di Kuala Lumpur, Malaysia. Keduanya saling serang dengan
menggunakan senjata tajam, parang, dan bahkan pistol. Korban berjatuhan dan
mengakibatkan banyaknya kerusakan di kota tersebut.
3. Konflik kelas adalah konflik antara dua kelas. Menurut Karl Marx,
masyarakat selalu terbagi antara dua kelas ekonomi yaitu kelas borjuis dan kelas
proletar. Kelas pengeksploitasi dan tereksploitasi, yang selalu bertentangan satu
sama lain. Kelas penguasa dan kelas massa, yang terlibat konflik karena kebijakan
kelas penguasa dianggap merugikan kelas massa.
4. Konflik politik adalah konflik antar partai untuk memperebutkan kekuasaan
politik. Misalnya, konflik antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika
Serikat. Sikap sebagai partai oposan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai
Demokrat (PD) dalam kepemimpinan Joko Widodo - Ma’ruf Amin juga merupakan
varian dalam konflik politik.
5. Konflik internasional adalah konflik antara dua negara. Konflik antara negara
Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan pulau Sipadan dan Ligitan. Konflik
antara India dan Pakistan atas masalah Kashmir. Konflik antara Israel dan Palestina
terkait perbatasan kedua negara. Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan
merupakan sebagian contoh-contoh dari konflik internasional.
Fungsi-Fungsi Konflik
fungsi Antar kelompok Di dalam Kelompok

Koneksi Menegaskan hubungan dengan kelompok atau Memelihara hubungan antar anggota dengan
pihak lain melepaskan ketegangan

Demarkasi Mempertajam batas luar dengan kelompok atau Menegaskan dan memperkokoh batas internal
pihak lain kelompok

Revitalisasi Merevitalisasi adat istiadat, tradisi, dan atribut Memperkuat nilainilai dan/atau normanorma
sosial lain yang sebelumnya dinilai konstruktif yang mendasari keanggotaan
atas eksistensi kelompoknya

Pengintaian Mendapat informasi untuk dijadikan Mendapat informasi untuk dijadikan


konsideran, apakah berlanjut pada perdamaian konsideran apakah akan dilakukan tindakan
atau kah perang kooptasi atau kah sanksi terhadap para
penyimpang
Replikasi Tata nilai yang dimiliki oleh pihak lawan yang Menghasilkan kesamaan sikap, tindakan, dan
dianggap unggul, untuk diterapkan di perilaku dari para anggota kelompok
kelompoknya dengan tujuan kelompoknya akan
memilki kekuatan yang seimbang
Tokoh-tokoh Teori Konflik
tokoh-tokoh teori konflik sosiologi klasik adalah sebagai berikut :
1. Polybus
Polybus lahir pada tahun 167 SM. Teori konflik yang dikemukakan oleh Polybus
bertolak dari keinginan manusian membentuk suatu komunitas sehingga teori
konflik yang dikemukakan polybus diformulasikan sebagai berikut: Monarki atau
sistem pemerintahan dengan penguasa tunggal adalah kekuasaan terkuat yang
merupakan bentuk pertama komunitas manusia.
2. Ibnu Khaldun
Nama lengkapnya adalah Abu Zaid ‘Abdul Rahman Ibn Khaldun dilahirkan di
Tunisia pada tahun 1332 Masehi. Ibnu Khaldun adalah Sosiolog sejatiprinsip pokok
untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa sosial dan peristiwa-peristiwa sejarah.
Prinsip yang sama juga dijumpai dalam analisis Ibnu Khaldun terhadap timbul dan
tenggelamnya Negara negara.4

4
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Hlm 110-111
3. Nicolo Machiavelli
adalah seorang berkebangsaan Italia (1469-1527). Menurut Machiavelli pada awalnya manusia hidup liar
bagaikan binatang buas, ketika ras manusia semakin meningkat jumlahnya mulai dirasakan kebutuhan
akan adanya hubungan dan kebutuhan pertahananan untuk menentang satu dengan yang lainnya dan
memilih seseorang yang sangat kuat dan berani untuk dijadikan sebagai pemimpin mereka yang harus
dipatuhinya. Kemudian mereka mengenal baik dan buruk dan dapat membedakan mana yang baik dan
yang jahat.5
4. Jean Bodin
Inti pemikiran Jean Bodin pada konsepsi titah kedaulatan sebagai esensi dari masyarakat sipil. Namun
demikian, kedaulatan tidak pernah bisa dipisahkan dari prerogative formal. Hukum diperlakukan sebagai
titah kedaulatan. Hukum adat dipandang sah apabila didukung oleh kedaulatan, karena kedaulatan
memiliki wewenang tak terhingga untuk membuat hukum. 6
5. Thomas Hobbes
pada tingkatan pertama manusia dengan keinginannya terus-menerus dan kegelisahannya akan kekuasaan
setelah berkuasa, artinya rasa ingin berkuasa akan berhenti bilamana sudah masuk liang kubur. Hal ini
terwujud dalam dua hal, seorang raja dan problematikanya karena keinginan untuk berkuasa adalah
sesuatu hal yang tak pernah mengalami kepuasan. 7
5
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Hlm 112
6
Ibid, Hlm. 113
7
9 Ibid, Hlm. 115
Adapun tokoh sosiologi modern yang mengemukakan tentang teori konflik adalah
sebagai berikut:

1. Karl Marx

Karl Marx berpendapat bahwa Konflik kelas diambil sebagai titik sentral dari masyarakat. Tetapi kelas-kelas itu juga berlawanan antara satu

dengan yang lainnya. Masyarakat menjadi terpecah ke dalam dua kelas besar yaitu borjuis dan proletar. Dasar analisis kalangan marxis adalah

konsep kekuatan politik sebagai pembantu terhadap kekuatan kelas dan perjuangan politik sebagai bentuk khusus dari perjuangan kelas.Hal itu

memperkirakan bahwa kelas menengah pada akhirnya akan hilang. Sehingga proletar direkrut dari semua kelas populasi. Konflik akan sering

muncul di antara dua kelas ini.

2. Lewer A. Coser

Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat

menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Seluruh fungsi positif konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu

kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan pemisahan gereja kaum tradisional dan gereja Anglo-

Katolik . Coser melihat katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di

antara pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam. 8

3. Ralf Dahrendorf
8
Lewis Coser , The Function of Social Conflict. New York: Free Press. 1956. Hlm. 151-210
9
Bukan
Ralf hanyaClass
Dahrendorf, Coser sajaConflict
and Class yang tidak puasSociety,
in Industrial dengan pengabaian
Calif.: konflikPress.
Stanford University dalam1959.pembentukan
Hlm. 142-189 teori sosiologi. Dahrendorf tidak menggunakan teori
Teori Konflik Dari Karl Max
Teori konflik muncul sebagai bentuk reaksi atas tumbuh suburnya teori fungsionalisme
struktural yang dianggap kurang memperhatikan fenomena konflik sebagai salah satu
gejala di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian. “Pemikiran yang paling
berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx dan
pada tahun 1950-an, teori konflik yang semakin mulai merebak

Teori ini bertujuan untuk menganalisis asal usulnya suatu kejadian terjadinya sebuah
pelanggaran peraturan atau latar belakang seseorang yang berperilaku menyimpang.
Konflik disini menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan
distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompok, karena kekuasaan yang
dimiliki kelompok-kelompok elit maka kelompok-kelompok itu juga memiliki
kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang bisa melayani
kepentingan-kepentingan mereka.
Teori Konflik Dari Lewer A. Coser
Teori konflik Lewis Coser sering disebut teori fungsionalisme
konflik karena ia menekankan fungsi konflik bagi sistem sosial.
 Dipendamnya konflik dapat menyebabkan putusnya hubungan
 Mengelakkan konflik itu dari sumber yang sebenarnya
 Konflik realistik dan konflik non realistik
 Konflik realistik adalah konflik yang diarahkan ke obyek
konflik itu.
 Konflik non realistik adalah konflik yang dibelokkan dari
obyek konflik. Tindakan semacam ini merupakan katup
pengaman agar sikap agresif atau permusuhan dapat
diungkap dengan cara-cara yang tidak mengancam atau
merusak solidaritas
Teori Konflik Dari Ralf Dahrendorf
Teori konflik Dahrendorf sering disebut teori konflik dialektik. Menurut Dahrendorf
masyarakat memiliki dua wajah yaitu konflik dan konsensus.
Inti teori konflik Dahrendorf adalah distibusi kekuasaan yang berbeda-beda merupakan
faktor yang menentukan bagi terciptanya konflik yg sistematis
Contoh : Indonesia yang pernah berperang lawan Belanda jaman dulu, sekarang
sudah kerjasama dlm beberapa hal dengan Indonesia.

Menurut Dahrendorf, berbagai posisi yg ada di dlm masyarakat memiliki otoritas atau
kekuasaan dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada orang yg sangat kuasa dan ada yang
tidak. Kekuasaan atau otoritas tidak melekat (intrinsik) pada diri pribadi individu atau
kelompok, tetapi melekat pada posisi-posisi yang ditempati oleh individu atau
kelompok tersebut.
Thank You
Daftar Pustaka
Alwi, Habib. Pengatar Studi Konflik Sosial: Sebuah Tinjauan Teoritis. Mataram: IAIN
Mataram. 2016
Tualeka, Wahid Nur. Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern . Volume, 3 Nomor, 1,
Januari 2017
Razak, Zulkifli. Perkembangan Teori Sosisal. Makassar: cv sah media. 2017
Wahyudi. Teori Konflik Dan Penerapannya pada Ilmu-Ilmu Sosial. Malang: UMMPress.
2021.

Anda mungkin juga menyukai