AKHLAK ISLAMI
KELOMPOK 10:
Nor Ismah (210101010214)
Siti Juairiah (210101010151)
KELAS :
PAI-21’ B
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Akhlak Islami”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Akhlak Islami”
ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena
kebohongan esensinya buruk
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.
2
2.2.1 Sumber dan Ciri-Ciri Akhlak Islami
Persoalan “Akhlak” di dalam islam banyak dibicarakan dan dimuat pada
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam
tindakan sehari-hari bagi manusia. Ada yang menjelaskan arti baik dan buruk.
Memberi informasi kepada umat, apa yang semestinya harus diperbuat dan
bagaimana harus bertindak. Sehingga dengan mudah dapat diketahui, apakah
perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.
Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam adalah merupakan system
moral/akhlak yang berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang
diwahyukan Allah pada nabi/Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada
umatnya.
Akhlak islam, karena merupakan system akhlak yang berdasarkan
kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada
agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar/sumber pokok daripada akhlak islam
adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama islam
itu sendiri.
Dalam ajaran Islam memelihara terhadap sifat terpuji. Dan ada ciri-ciri
akhlak islamiyah yaitu:
3. Kemantapan
Akhlak Islamiayah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri
manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan
yang bijaksana, yang selalu memliharanya dengan kebaikan yang mutlak. Akan
tetapi akhlak/etika ciptaan manusia bersifat berubah-rubah dan tidak selalu sama
sesuai dengan kepentingan masyarakat dalam satu jaman atau satu bangsa.
Sebagai contoh aliran materialism, hati nurani dana lain sebagainya.
3
4. Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia sebab ia
mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan
suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk
tetap berpegang kepadanya. Juga sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan
yang diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan jahat, karena takut skan
siksaan Allah SWT.
1. Akhlak Pemimpin
Sebagai contoh seorang pemimpin sejati adalah Rasullah Saw dan para
sahabatnya seperti Abu bakar sebagai orang yang berwibawa dan tenang.
Orangnya penuh ramah tamah, cinta sesama dan selalu membenarkan dan
menepati pada rasul yang agung. Umar bin khotob sebagai pemimpin yang
mempunyai pendapat yang berbobot. Dia adalah orang yang terpercaya terhadap
rahasia-rahasianya. Utsman sebagai pengumpul firman Kitab Allah. Dia adalah
seorang pemimpin yang meluruskan akida. Sedangkan Ali bin Abi Thalib sebagai
pemimpin yang pandai menyusun pasukan perang untuk mengalahkan orang-
orang jahat. Dan Ali adalah seorang pemimpin yang mampu sebagai pewaris ilmu
rasullah dan pemelihara janjinya.
4
Imam Al-Ghazali menggunakan juga istilah “munjiyat” untuk akhlak mahmudah
dan “muhlihat” untuk yang mazmumah.Di kalangan ahli tasawuf, kita mengenal
system pembinaan mental, dengan istilah: Takhalli, tahalli dan tajalli.Takhalli
adalah mengosongkan atau membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, karena
sifat-sifat tercela itulah yang dapat mengotori jiwa manusia. Dan tahalli adalah
mengisi jiwa ( yang telah kosong dari sifat-sifat tercela) dengan sifat-sifat yang
terpuji (mahmudah).
Jadi dalam rangka pembinaan mental, pensucian jiwa hingga dapat berada
dekat dengan Tuhan, maka pertama kali yang dilakukan adalah pengosongan atau
pembersihan jiwa dari sifat-sifat tercela, hingga akhirnya sampailah pada tingkat
berikutnya dengan apa yang disebut “tajalli”, yakni tersikapnya tabir sehingga
diperoleh pancaran Nur Ilahi.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan
perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian.
Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal,
perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan
yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Oleh karena itu kita sebagai muslim, haruslah menanamkan sifat-sifat yang baik,
agar akhlak yang keluar dari diri kita, merupakan akhlak yang terpuji, yang
disukai oleh Allah, dan hanya Rasulullah yang pantas kita jadikan idola dalam
kehidupan.
6
DAFTAR PUSTAKA