Anda di halaman 1dari 19

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

AQIDAH DAN AKHLAK

Dosen Pengampu:
H. Nasrudin, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Ana Atika Rahayu
Prodi : Pendidikan Fisika
NIM : 222150012

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2022/2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak H. Nasrudin, MSI
sebagai dosen pengampu mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang
telah
membantu memberikan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua
pihak yang membutuhkan.

Purworejo, 10 Desember 2022

Ana Atika Rahayu

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Akhlak adalah sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri


seseorang. Dari sana akan terpancar sikap dan tingkah laku seseorang
seperti sifat sabar, kasih sayang atau sebaliknya pemarah, benci, serta
sifat-sifat lainnya. Orang yang bersifat sabar, penyayang dan ramah
tentu kan disenangi dalam pergaulan dan sifat-sifat itu disebut dengan
akhlak yang mulia. Kehidupan umat manusia sejak zaman Nabi Adam
As. sampai sekarang bahkan yang akan datang akan lebih baik apabila
manusianya mempunyai akhlak yang baik pula. Akhlak manusia
akan tercipta dan terbentuk dengan baik apabila kita mengamalkan
Al-Qur'an dan sunnah Nabi sebagai pedoman dalam kehidupan.
Ajaran Islam membimbing umat manusia dimulai dengan
memperbaiki akhlaknya. Apabila akhlak manusia baik, maka
keluarga, masyarakat dan bangsanya akan baik pula. Karena itu
agama Islam senantiasa mengajarkan agar setiap umat Islam berusaha
memperbaiki akhlak pribadi dan masyarakatnya. Kita harus
mempunyai perhatian yang serius dalam upaya menyempurnakan
akhlak karena nilai manusia bukanlah terletak pada bentuk fisik, suku,
keturunan, gelar ataupun kedudukan. Akan tetapi terletak pada Iman,
takwa dan akhlak seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Mengapa akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia?
3. Apa yang dimaksud akhlak pribadi “siddiq, amanah dan istiqomah, iffah, dan
mujahadah” ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Akhlak

Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sinonim kta akhlak adalah budi pekerti, tata krama,
sopan santun, moral dan etic.

Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali


adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang
manusiayang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan
suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka
disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan
yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk. di maksud melahirkan tindakan dan
kelakuan  ialah suatu yang dijelmakan anggota lahir manusia, misalnya tangan, mulut,
demikian juga yang dilahirkan oleh anggota bathin yakni hati yang tidak dibuat-buat.
Kalau kebiasaan yang tidak dibuat-buat itu baik disebut akhlak yang baik dan kalau
kebiasaan yang buruk disebut akhlak yang buruk.

Jadi dapat kita simpulkan awal perbuatan yang itu lahir malalui kebiasaan yang mudah
tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu . contohnya jika seseorang
memaksakan dirinya untuk mendermakan katanya / menahan amarahnya dengan terpaksa
, maka orang yang semacam ini belum disebut dermawan / orang yang sabar. Seseorang
yang memberikan pertolongan kepada orang lain belumlah dapat dikatakan ia seorang
yang berakhlak baik.

Apabila ia melakukan hal tersebut karena dorongan oleh hati yang tulus, akhlas, dari
rasa kebaikannya / kasihannya sesama manusia maka ia dapat dikatakan berakhlak dan
5
berbudi pekerti yang baik. Jadi akhlak adalah masalah kejiwaan, bukan masalah
perbuatan, sedangkan yang tampak berupa perbuatan itu sudah tanda / gejala akhlak.

Sedangkan akhlak menurut Ibrahim Anis adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa
yang dengannya malahirkan macam-macam perbuatan baik / buruk tampa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan akhlak adalah nilai-nilai
dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatan baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan /
meninggalkannya.

Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa akhlak / khuluq
itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara
spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran / pertimbangan terlebih
dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Sifat spontanitas dari akhlak tersebut ccontohnya adalah apabila ada seseorang yang
menyumbang dalam jumlah besar untuk pembangunan mesjid setelah mendapat
dorongan dari seorang da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadist-hadist tentang
keutamaan membangun mesjid di dunia), maka orang tadi belum bisa dikatakan
mempunyai sifat pemurah, karena kemurahannya itu lahir setelah mendapat dorongan
dari luar dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan yang lain.

Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tida akan menyumbang. Dari keterangan di
atas jelaslah bagi kita bahwa akhlak itu brsifat spontan dan tidak memerlukan pemikiran
dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Menurut terminologi, filosofis akhlak Islam yang terpengaruh oleh filsafat Yunani ia
memberikan defenisi akhlak yaitu suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia
melakukan tindakan. Dari keadaan itu tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan.
Keadaan ini terbagi 2 ada yang berasal dari tabiat aslinya  ada pula yang diperoleh dari
kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi tindakan itu pda mulanya hanya melalui

6
pemikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu
bakat dan akhlak.

Di samping istilah akhlak juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-
sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Akhlak itu ada yang
bersifat tabrat / alami, maksudnya bersifat fitrah sebagai pembawaan sejak lahir,
misalnya sabar, penyayang, malu, sebagaimana di dalam hadist Abdil Qais disebutkan
bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku “sesungguhnya pada diri kamu ada dua
tabiat yang di sukai Allah”, Aku berkata “Apa yang dua itu ya Rasulullah?”, rasulullah
SAW menjawab “Sabar dan malu”.

Kata akhlak dipakai untuk perbuatan terpuji dan perbuatan tercela. Oleh karena itu
akhlak memerlukan batasan agar bisa dikatakan akhlak terpuji / akhlak tercela.

B. Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah
saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu Zahrah
dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau
moral yang mulia adalah satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia
yang berhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan
benci kepada kejahatan.

Sungguh akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan bermasyarakat.dapat


dibayangkan sperti apa jadinya bila suatu masyarakat tidak di bangun dengan asas akhlak
yang mulia?sungguh akan terjadi suatu kehancuran pada masyarakat itu.

1. SHIDDIQ

Shiddiq ( ash-sidqu ) artinya benar atau jujur. Lawannya adalah dusta/bohong


( al-kazib ). Seorang Muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir dan batin.
Benar hati ( shidq al-qalb ) , benar perkataan ( shidq al- hadits ) dan benar perbuatan
( shidq al-amal ). Antara hati, perkataan , dan perbuatan harus sama.

7
Rasulullah SAW melarang umatnya berbohong karena kebohongan akan
membawa kepada kejahatan , akan berakhir di neraka.

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa pada


kebaikan, dan kebaikan membawa ke Surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari
kejujuran , akan ditulis oleh Allah sebagai seorang yang jujur ( Shiddiq ) . Dan jauhilah
sifat bohong karena kebohongan membawa kepada kejahatan. Dan kejahatan membawa
ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari cari kebohongan akan ditulis oleh
Allah sebagai pembohong ( kadzdzab.)” ( HR. Bukhari)

Bentuk-bentuk Shiddiq

Ada lima macam bentuk bentuk Shiddiq :

1. Benar Perkataan ( Shidq al haditz )


2. Benar Pergaulan ( Shidq al-muamalah )
3. Benar Kemauan ( Shidq al-azam )
4. Benar Janji ( Shidq al-wa’ad )
5. Benar Kenyataan       ( Shidq al-hal )

Bentuk-bentuk Kebohongan

Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela .

1. Khianat

Sifat khianat adalah sejelek jelek sifat bohong yang dimiliki seseorang.

2. Mungkir Janji

Sifat mungkir janji menunjukkan pelakunya memiliki kepribadian yang lemah. Sifat itu
mencabut kasih sayang dan mendatangkan kemudharatan.  Oleh sebab itu Rasulullah
SAW memasukkan mungkir janji sebagai salah satu sifat orang orang munafik. ( HR.
Muslim ).

3. Kesaksian Palsu

Kebohongan jenis ini mendatangkan kemudharatan besar bagi masyarakat . orang yang
tidak bersalah bisa dijatuhkan hukuman berat, nyawa bisa melayang, harta benda bisa
hilang, semuanya karena kesaksian palsu.

4. Fitnah

8
Fitnah akan mendatangkan mudharat yang besar bagi mesyarakat. Allah memberitahukan
kepada orang orang yang beriman untuk tabayyun ( menyelidiki kebenaran suatu berita ),
sebelum mempercayai berita yang disampaikan oleh orang fasik.

5. Gunjing

Sifat ini menunjukan bahwa pelakunya memiliki jiwa yang sakit, tidak ada yang menjadi
keiinginannya kecuali melihat orang bertengkar dan bermusuhan. Allah memberikan
perumamaan orang yang menggunjingkan orang lain seperti memakan bangkai
saudaranya.

“dan janganlah sebagin kamu, menggunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah  salah
seorang dari kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik padanya.” (QS. Al-Hujarat 49:12).

Ciri-ciri Orang yang Bersifat Shiddiq

Orang-orang yang siddiq memiliki beberapa fitur, di antara fitur-fitur mereka yang Allah
gambarkan dalam Al-Quran adalah:

1. Teguh pendiriannya terhadap apa yang dicita-citakan (diyakininya). Firman Allah


SWT: “Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
(membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah,  maka di antara
mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu
dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya). ” (QS Al-Ahzab: 23)

2. Tidak ragu untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah SWT berfirman
dalam Al-Quran: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,
mereka itulah orang-orang yang benar. ”(QS Al-Hujurat: 15)

3. Memiliki keimanan kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, bersedekah,


mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji dan
sabar. FirmanNya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.  ”(QS Al-Baqarah: 177)

9
4. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam. Firman Allah SWT: “… barang
siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh ia telah
mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus …”(QS Ali Imran: 101).

Cara Memcapai Sifat Shiddiq

           Setelah kita melihat urgensitas sifat sidiq ini, maka setidaknya muncul dalam hati
kita keinginan untuk melengkapi diri dengan sifat ini. Karena sifat ini benar-benar
merupakan intisari dari kebaikan. Dan sifat ini pulalah yang dimiliki oleh sahabat yang
paling dicintai Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar Asidiq. Penulis melihat ada beberapa
cara yang semoga dapat membantu menumbuhkan sifat ini:

1. Senantiasa memperbaharui keimanan dan keyakinan kita (baca; ketsiqahan)


kepada Allah SWT. Karena pondasi dari sifat sidiq ini adalah kuatnya keyakinan
kepada Allah.
2. Melatih diri untuk bersikap jujur diamana saja dan kapan saja serta kepada siapa
saja. Karena kejujuran merupakan karakter mendasar sifat sidiq.
3. Melatih diri untuk senantiasa membenarkan sesuatu yang datang dari Allah (Al-
Qur’an dan sunnah) , meskipun hal tersebut terkesan bertentangan dengan rasio.
Karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah. Sementara ijtihad manusia masih
sangat memungkinkan adanya kesalahan.
4. Senantiasa melatih diri untuk komitmen dengan Islam dalam segala aspeknya;
aqidah, ibadah, akhlaq dan syari’ah. Karena salah satu ciri siddiqin adalah
memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam:
“…barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh dia
telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus…”
5. Sering mentadaburi ayat-ayat Allah, hadits-hadits Rasulullah SAW mengenai
sifat sidiq. Karena mentadaburi ayat dan hadits juga merupakan cara tersendiri
yang sangat membekas dalam jiwa manusia.
6. Senantiasa membuka-buka lembaran-lembaran sejarah kehidupan salafu shaleh,
terutama pada sikap-sikap mereka yang menunjukkan kesiddiqannya.
7. Memperbanyak dzikir dan amalan-amalan sunnah. Karena dengan hal-hal
tersebut akan menjadikan hati tenang dan tentram. Hati yang seperti ini akan
mudah dihiasi sifat sidiq.

2. AMANAH

Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir dari
kekuatan iman. Semakin menipis keimanan sesesorang semakin pudar pula sifat amanah
pada dirinya. Rasulullah bersabda “Tidak(sempurna) iman seseorang yang tidak
amanah,dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak menunaikan janji”. (HR. Ahmad)

10
Amanah adalah memelihara titipan dan mengebalikannya kepada pemiliknya
dalam bentuk semula, makhluk-makhluk Allah yang besar seperti langit bumi matahari
bulan bintang bintang lautan pohon-pohon dan lainnya tidak sanggup memikulnya

Bentuk-bentuk Amanah

1. Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula


2. Menjaga rahasia
3. Tidak menyalahgunakan jabatan
4. Menunaikan kewajiban dengan baik
5. Memeihara semua nikmat yang diberikan Allah

Khianat

Sifat khianat adalah sifat kaum munafik yang sangat dibenci oleh Allah
SWT,apalagi kalau yang dikhianatinya adalah Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu Allah
melarang orang-orang yang beriman mengkhianati Allah SWT.firman nya:

“Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul dan juga
janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang di percayakan
kepadamu,sedangkan kamu mengetahui.”(QS.Al-anfal 8:27)

Bahkan pengkhianatanpun tidak boleh dibalas dengan pengkhianatan.Rasulullah


SAW bersabda:

“tunaikan lah amanah terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat
terhadap orang yang mengkhianatimu.”(HR.Ahmad dan Abu Daud)

dalam doa-doanya Rasulullah saw sering meminta agar di lindungi dari sifat
khianat.misalnya Do’a seperti di bawah ini:

“ya Allah aku berlindung kepada –Mu daripada kelaparan,karena lapar merupakan
sejelek-jelek teman berbaring,dan aku mohon perlidungan –Mu daripada khianat,karena
ia adalah kawan dekat yang paling buruk.”(HR. Abu Daud)

3. ISTIQAMAH

Secara etimologi, istiqamah berasal dari kata istaqama-yastaqimu, yang berarti tegak


lurus. Istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Dalam terminology Akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan


keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Seorang yang istiqamah laksana batu karang di tengah-tengah lautan yang tidak bergeser
sedikitpun  walau dipukul oleh gelombang yang bergulung-gulung.

11
Perintah supaya ber Istiqamah di nyatakan dalam Al-Qur’an dan sunnah.Allah
berfirman:

“katakanlah:”bahwa sanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,di wahyu kan
kepadaku bahwa sanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa,maka Istiqamah lah
menuju kepada –Nya dan memohonlah ampun kepada –Nya.dan kecelakaan yang besar
lah bagi orang-orang yang bersekutukan –Nya.” (QS.Fushshilat 41:06)

Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi : hati,lisan dan
amal perbuatan. Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut.
Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataannya dan kesesuaian
perbuatannya dengan ajaran islam.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ad-Daarami dari iIbnu Mass’ud ra,
diterangkan bahwa Rasulullah  SAW pada suatu hari membuat satu ggaris lurus
dihadapan beberapa sahabat. Kemudian beliau menunjuk pada garis-garis yang banyak
yang ada di kiri kanangaris lurus itu dan berkata:”Inilah jalan-jalan yang bersimpang,
pada setiap jalan itu adda syaitan yang selalu menggoda.

Ujian Keimanan

Seorang mukmin yang istiqamah tentu akan tetap teguh dengan keimanannya
menghadapi dua macam ujian tersebut.Dia tidak akan mundur oleh ancaman,siksaan dan
segala macam hambatan lainnya.Tidak terbujuk oleh harta,pangkat,kemegahan,pujian
dan segala macam kesenangan semu lain nya.

Rasulullah SAW adalah contoh teladan utama dalam istiqamah.Baik dengan


siksaan,ancaman,dan celaan,maupun dengan bujukan,beliau tidak bergeser sedikitpun
dari jalan Allah.Keteguhan hati itu pulalah yang di perlihatkan oleh Bilal ibn Rabbah
tatkala disiksa oleh majikannya.

Buah dari Istiqamah

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah”,kemudian


mereka istiqamah ,maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih;dan bergembiralah
kamu dengan memperoleh surge yang telah di janjikan Allah kepadamu.Kamilah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di Akhirat;di dalamnya kamu
memperolaeh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalmnya apa yang kamu
minta.Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi maha
Penyayang.”(QS.Fuhsilat 41: 30-32).

12
Rasa sedih yang harus di hindari adalah rasa sedih yang berlarut-larut yang
menyebabkan rasa kehilangan semangat dan selalu diliputi penyesalan.Orang yang
istiqamah tidak akan hanyut dengan kesedihan.

Dalam ayat di atas juga di janjikan oleh Allah SWT perlindungan-Nya bagi
orang-orang yang ber istiqamah. Demikianlah,sikap istiqamah memang sangat di
perlukan dalam kehidupan ini.Karena tanpa sikapp seperti itu seseorang akan cepat
berputus asa dan cepat lupa diri,dan mudah terombang ambing oleh berbagai macam
arus.Orang yang tidak ber istiqamah ibarat baling-baling di atas bukit yang berputar
menuruti arah angin yang berhembus.

4. IFFAH

Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu- ‘iffah yang


berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga berarti kesucian
tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal
yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya.

Iffah  (al-iffah) juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk memelihara kesucian diri
(al-iffah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara
kehormatan.

IFFAH dalam Kehidupan

iffah hendaklah dilakukan setiap waktu agar tetap berada dalam keadaan


kesucian. Hal ini dapat dilakukan dimulai memelihara hati (qalbu) untuk tidak
membuat rencana dan angan-angan yang buruk. Sedangkan kesucian diri terbagi ke
dalam beberapa bagian:

 Kesucian Panca Indra; (QS. An-Nūr [24] : 33)

Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. (QS. An-Nūr [24] : 33)
13
 Kesucian Jasad; (QS. Al-AZzāb [33] : 59)

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang mukmin: «Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka». yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-AZzāb [33] : 59)

 Kesucian dari Memakan Harta Orang Lain; (QS. An-Nisa [4] : 6)

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. ke mudian jika
menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka
serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak
yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara
itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu)
dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang
patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah
kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah
sebagai Pengawas (atas persaksian itu). (QS. An-Nisā’ [4] : 6)

 Kesucian Lisan

Dengan cara tidak berkata menyakitkan orang tua seperti firman Allah Swt.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia (QS. Al Isrā’ [17] : 23)
14
Keutamaan Iffah

Dengan  demikian,  seorang  yang  ‘afif   adalah  orang   yang bisa menahan diri
dari perkara-perkara yang dihalalkan ataupun diharamkan walaupun jiwanya
cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya. Sebagaimana sabda
Rasulullah:. Artinya; “Apa yang ada padaku dari kebaikan (harta) tidak ada yang
aku simpan dari kalian. Sesungguhnya siapa yang menahan diri dari meminta-minta
maka Allah akan memelihara dan menjaganya, dan siapa yang menyabarkan
dirinya dari meminta-minta maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan siapa yang
merasa cukup dengan Allah dari meminta kepada selain-Nya maka Allah akan
memberikan kecukupan padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih
baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Agar seorang mukmin memiliki sikap iffah, maka harus melakukan usaha-usaha


untuk membimbing jiwanya dengan melakukan dua hal berikut:

 Memalingkan jiwanya dari ketergantungan kepada makhluk dengan menjaga


kehormatan diri sehingga tidak berharap mendapatkan apa yang ada di tangan
mereka, hingga ia tidak meminta kepada makhluk, baik secara lisan (lisānul
maqal) maupun keadaan (lisanul h.āl).
 MerasacukupdenganAllah,percayadenganpencukupan-Nya.Siapa yang
bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupinya. Allah itu mengikuti
persangkaan baik hamba-Nya. Bila hamba menyangka baik, ia akan beroleh
kebaikan.

Untuk mengembangkan sikap ‘iffah ini, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh seorang muslim untuk menjaga kehormatan diri, di
antaranya:

15
 Selalu mengendalikan dan membawa diri agar tetap menegakan sunnah
Rasulullah,
 Senantiasa mempertimbangkan teman bergaul dengan teman yang jelas
akhlaknya,
 Selalau mengontrol diri dalam urusan makan, minum dan berpakaian secara
Islami,
 Selalu menjaga kehalalan makanan, minuman dan rizki yang diperolehnya,
 Menundukkan pandangan mata (ghadul bashar) dan menjaga kemaluannya,
 Tidak khalwat (berduaan) dengan lelaki atau perempuan yang
bukanmahramnya,
 Senantiasa menjauh diri dari hal-hal yang dapat mengundang fitnah.

’Iffah merupakan akhlak paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itulah
sifat ini perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga memiliki kemampuan dan
daya tahan terhadap keinginan- keinginan yang tidak semua harus dituruti karena akan
membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat ’iffah akan lahir sifat-sifat mulia seperti:
sabar, qana’ah, jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.

5. MUJAHADAH
Mujahadah adalah sinonim dari kata jihad. Mujahadah berasal dari bahasa arab yaitu dari
kata jahada yang artinya berperang melawan musuh. Dalam kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyyah
disebutkan:

“Al-Jihad itu adalah berperang melawan musuh seperti Al-Mujahadah. Allah


taala berkalam: “Dan berperanglah kalian (Jaahidu) karena Allah dengan sebenar-
benarnya perang.” Dan pada hadits yang mulia: “Tidak ada hijrah setelah Al-Fath,
akan tetapi jihad dan niat. Dikatakan: Jahadal aduwwu mujahadatan dan jihaadan,
bila dia memeranginya.” [Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 16/124]

16
Termasuk dalam definisi ini adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan
mengerahkan segala kemampuan untuk melawan musuh dengan tangan, lisan, atau
dengan apapun yang dia mampu.

Dalam hal ini, musuh yang dimaksud terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Musuh yang tampak (Mujahadah Al-Aduw)


Musuh yang dimaksud di sini adalah orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Ketika telah diumumkan perang, maka seorang muslim wajib untuk melawan
mereka.

2. Setan (Mujahadah Asy-Syaithon)


Setan juga merupakan musuh yang nyata bagi seorang manusia. Tidak hanya bagi
orang-orang yang ada di zaman kita sekarang, bahkan sejak Nabi Adam alaihis
salam kedudukannya sudah seperti itu. Oleh karenanya, kita wajib berhati-hati dan
melawan segala bujuk dan rayuan dari setan.

3. Nafsu atau diri sendiri (Mujahadah Annafs)


Selain dari godaan setan, manusia berbuat maksiat adalah karena keinginan nafsu
yang ada pada dirinya sendiri. Dalam istilah alquran, nafsu ini disebut dengan
ammarah bissu’.

Adapun secara istilah, mujahadah artinya:

“Perangnya seorang muslim melawan orang kafir yang tidak memiliki perjanjian
(ahdi) setelah menyerunya kepada Islam dan keengganannya, karena meninggikan
kalimat Allah.” [Al-Mausu’ah 16/124]

Manfaat Mujahadah
Setelah mengetahui arti mujahadah, kita juga perlu mengetahui manfaat darinya.

Ada banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari perbuatan mujahadah. Berikut
ini kami sebutkan beserta dalil darinya:

1. Syarat Masuk ke Dalam Syurga


“Apakah kalian menyangka akan masuk ke dalam syurga, padahal Allah belum
mengetahui orang-orang yang berjihad dari kalian dan mengetahui orang-orang yang
sabar.” [Qs Ali Imran (3) ayat 142]

2. Kunci Kebaikan dan Keberuntungan


“Akan tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad
dengan harta-harta dan jiwa-jiwa mereka. Mereka adalah orang-orang yang bagi
mereka kebaikan-kebaikan. Dan mereka adalah orang-orang yang beruntung.” [Qs.
At-Taubah (9) ayat 88]
17
3. Pembuka Ampunan Allah
“Kemudian sesungguhnya Pemeliharamu kepada orang-orang yang berhijrah setelah
mereka terfitnah, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sesungguhnya
Pemeliharamu setelah itu sungguh Mahamengampuni dan Mahamenyayangi.” [Qs.
An Nahl (16) ayat 110]

4. Mendapat Petunjuk dari Allah


“Dan sesungguhnya orang-orang yang berjihad karena Kami, sungguh kami akan
tunjukkan kepada mereka akan jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Ankabut (29) ayat 69]

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah ilmu


yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat
penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat dari akhlak seseorang tersebut.
Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad saw adalah agama yang
sempurna dan menghendaki kesempurnaan akhlak manusia. Akhlak itu terbagi
menjadi dua, yaotu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia seringkali melakukan akhlak terpuji tapi dibarengi juga dengan akhlak
tercela.

Jadi perilaku Shiddiq,Amanah dan Istiqamah merupakan contoh akhlak yang


terpuji dan wajib dimiliki setiap umat di dunia,karena dengan adanya contoh-contoh
dari akhlak diatas bisa menciptakan kedamaian dunia dan akhirat.

C. Saran

Baiknya shiddiq,amanah,istiqamah yang merupakan contoh-contoh dari akhlak


ada dalam pribadi setiap umat mausaia yang ditanamkan sejak dini dan bertahan
hingga ajal menjemput.

19

Anda mungkin juga menyukai