Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI KEISLAMAN

STUDI AKIDAH DAN AKHLAK

DOSEN PENGAMPUH

HUSIN RIANDA, SH.M.H

DISUSUN OLEH :

LINDA APRILLIA ( 23041030082 )

DEVA NOVA LINGGA (23041030071))

DIVA JANUARTA (23041030080)

RITO PRANATA (23041030075)

HUKUM PIDANA ISLAM 2

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang studi
“Studi Akidah dan Akhlak”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junnjungan
nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sekaligus pula penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebanyak;banyaknya untuk bapak. Husin Rianda, S.H
M.H Selaku dosen mata kuliah Studi Keislaman yang telah menyerahkan
kepercayaan kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Penulis juga berharap dengan sungguh;sungguh supaya makalah ini


mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus
wawasan terkait materi tentang Akidah dan Akhlak. Di akhir penulis berharap
makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca penulis
memohon maaf yang sebesar;besarnya dalam makalah ini terdapat perkataan
yang tidak berkenan di hati.

Palembang, 01 September 2023

Hormat Kamii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah………………………………1


B. Rumusan Masalah……………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN………………………….....................

A. Pengertian Akidah dan Akhlak………………………..3


B. Hubungan Akidah dan Akhlak………………………...4
C. Metode Akidah dan Akhlak…………………………....5

BAB III PENUTUP……………………………………………...

A. Kesimpulan…………………………………………….6
B. Kritik dan Saran………………………………………..6
C. Daftar Pustaka………………………………………….7
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aqidah dan Aqhlak merupakan pondasi dasar yang wajib ditanamkan
kepada peserta didik sejak dini khususnya di tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
Sebagai seoramg calon guru yang akan dicetak sebagai yang Profesional, sudah
semestinya kita sebagai calon guru mengenal bagaiman pembelajaran Aqidah
dan Aqhlak di tingkat madrasah ibtidaiyah. Seperti yang kita ketahui bahwa
pada peserta didik khususnya di tingkat MI masih membutuhkan pondasi akan
pentingya aqida dan akhlak tersebut.

Nilai suatu prilaku itu ditemtukan oleh kandungan moral yang terpatri
dinalik perilaku tersebut semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin
penting untuk dipelajarinya. Perilaku yang paling penting adalah akhlakul
karimah yang mengenalkan kita kepada Allah SWT. Sang Pencipta Sehingga
orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor,
pada hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada prang yang
tidak mengenal yang menciptakanya. Allah menciptakan Manusia dengan
seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan
makhluk/ciptaan lainya. Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus
para Rasul-Nya.

Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi
dan Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di mekkah
pada bagian ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Di dalam tubuh
mabusia seperti kepadanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian
yang harus direhabilitasi adalah akhlak dan aqidahnya terlebih dahulu. Disinilah
pentingnya aqidah ini apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan
dunia dan akhirat. Dialah kunci menuju surga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Aqidahh dan Akhlak
2. Apa hakekat pembelajaran aqidah dan akhlak
3. Bagaimana konsep dasar pembelajaran Aqidah dan Akhlak
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Aqidah Aqkhlak
2. Mengetahui hakekat pembelajaran Aqidah Akhlak
3. Mengetahui konsep dasar pembelajaran Aqidah Aqhlak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah dan Akhlak

Secara etimologi (Bahasa) akidah berasal dari kata “aqadaya’qidu –


aqdan”, berarti ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh. Disebut demikian,
karena ia meikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala Sesuatu. Dalam
pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan. Menurut istilah
(terminology) aqidah ialah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati
seorang muslim yang bersumbar ajaran islam yang wajib dipegang oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri menyatakan bahwa aqidah adalah kumpulan


dari hokum-hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal,
pendengeran dan perasaan yang diyakini oleh hati manusia dan dipujinya,
dipastikan kebenaranya, ditetapkan kesalahanya dan tidak melihat ada yang
menyalahinya dan bahwa itu benar serta berlaku selamanya. Seperti keyakinan
manusia akan adanya sang pencipta, keyakinan akan ilmu kekuasaan nya,
keyakinan manusia akan kewajiban ketaatan kepada-nya dan menyempurnakan
akhlak yang dimaksud aqidah dalam Bahasa arab (dalam Bahasa Indonesia
ditulis aqidah). Kata akhlak secara etimologi berasal dari Bahasa arab, bentuk
jamak kata khuluq atau al-khulq yang secara Bahasa antara lain berarti budi
pekerti, perangkat, tingkah laku, atau tabiat.

Menurut pengertian di atas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-


Ghazali harus mencakup 2 syarat:

a. Perbuatan itu harus konstan yaitu dilakukan berulang kali


(kontinu) dalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.

b.Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud


refleksi dari jiwanya dan pertimbangan dan pikiran, yaknibukan adanya
tekanan atau paksaan dari orang lain.

B. Hubungan Akidah dan Akhlak


Aqidah adalah gudang aqhlak yang kokoh, ia mampu menciptakan
kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-
nilai aqhlak yang luhur. Aqhlak mendapatkan perhatian istimewa dalam aqidah
islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya.

“Aku diutus untuk menyempurnakan aqhlak yang mulia” (HR. Ahmad


dan al-Baihaqi).

Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori
ini, agama menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan
menjadikanya sebagai kewajiban (taklif) di atas pundaknya yang dapat
mendatangkan pahala atau siksa baginya. Atas dasar ini agama tidak
mengutarakan akhlak semata tanpa dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan
agama menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajaranya karena agama
tersusun dari keyakinan (aqidah) dan perilaku.

Oleh karena itu akhlak dalam pandangan islam harus berpijak pada
keimanan. Iman tidak cukup hanya disimpan dalam hati, namun harus
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak yang baik.
Dengan kata lain bahwa untuk mempergunakan dan menjalankan bagian aqidah
dan ibadah, perlu pula berpegang kuat dan teguh dalam mewujudkan bagian
lain yang disebut dengan baik akhlak. Sejarah risalah ketuhanan dalam seluruh
prosesnya telah membuktikan bahwa kebahagian di segenap lapangan
kehidupan hanya diperoleh dengan menempuh budi pekerti (berakhlak mulia).

Aqidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat
dijadikan tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang
dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah hanya merupakan layang-layang
bagi benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh karena itu islam
memberikan perhatian yang srius terhadap pendidikan akhlak. Rasulullah SAW
menegaskan bahwa kesempurnaan iman seorang terletak pada kesempurnaan
dan kebaikan akhlaknya yang paling bagus akhirnya”, (HR. Muslim)

Dengan demikian, untuk melihat kuat tau lemahnya iman dapat diketahui
melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut
merupakan perwujudan dari imanya yang ada di dalah hati. Jika perbuataanya
baik, pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka
dapat dikatakan ia, mempunyai iman yang lemah. Dengan kata lain bahwa iman
yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk. Nabi Muhammad SAW telah
menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangi yang mulia dan
rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman, orang yang berperangi tidak
baik dikatakan oleh Nabi sebagai orang yang kehilangan iman. Beliau
Bersabda:

“Malu an iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah satunya,


maka hilang pula yang lain”.(HR. Hakim)

Hubungan manusia dengan Allah SWT dan kelakuanya terhadap Allah


SWT ditentukan dengan mengikuti nilai-nilai aqidah yang ditetapkan. Karena
barangsiapa mengetahui. Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan
dengan mudah berperilaku baik sebagaiman aperintah Allah SWT. Sehingga ia
tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah
ditetapkan-Nya.

C.Metode Akidah dan Akhlak

1. Pengertian Metode Pembelajaran Akidah dan Akhlak

Bahasa metode berasal dari Bahasa Yunani yaitu “methodos”, terdiri dari
dua kata “meta” dan “hodos” . Kata meta artinya melalui, sedangkan kata hodos
artinya jalan atau acara. Jadi, metode adalah jalan yang harus dilalui, atau cara
untuk melakukan sesuatu atau prosedur untuk mencapai tujuan tertentu.

Anwar Arifin juga memberikan definisi bahwa, metode mengajar adalah


cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan. Sementara itu Djamaludin dan Abdullah Aly dalam kapita
selekta pendidikan islan, menyatakan bahwa metode adalah jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
KESIMPULAN

Menurut Etimologi(Bahasa) Aqidah dapa diartikan sebagai kepercayaan


dasar atau Keyakinan pokok. Dan menurut Terminologi (Istilah) Aqidah bisa
dikatakan sebagai keimanan yang terdapat di dalam jiwa. Keberadaanya terikat
dan sangat kokoh. Dan apabila terdapat keraguan atau prasangka, maka tidak
dapat dikatakan sebagai aqidah. Pada hakikatnya aqidah tetap bersumber pada
Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugrahkan kebijakan dan kecerdasan
berfikir kepada manusia untuk mengenalkan Allah SWT dengan
memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan kekuasaanya. Dalam
keseluruhan bangunan islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai pondasi. Dimana
seluruh ajaran Islam berada di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah sesorang untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah SWT melalui wahyu
kepada Nabi-Nya. Muhammad Saw. Semoga apa yang kita sampaikan dapat
diterima dan bermanfaat, semoga berguna bagi kehidupan kita sekarang dan di
masa yang akan dating

KRITIK DAN SARAN

“Dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak, salah dan kurangnya.
Untuk itu demi kemajuan dan perbaikan kedepan penulis mengharap saran dan
kritiknya.”
DAFTAR PUSTAKA

Yunus H. Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung,


1972), hlm.274.

Daud Ali Muhammad, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo


Persada, 2000), hlm.199.

Zainuddin dkk. Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara,


1991), hlm.102.

Arifin Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam


undamg-undang sisdiknas, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag,
2003),h.36

Supadie, D.A. (2015). Studi Islam II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai