DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami buat dengan judul
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”. Dan tak lupa juga kami ucapkan kepada pihak yang
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon
kesempurnaan terutama ilmu kami. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
ta’ala membalas kebaikan kalian semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, termasuk akidah dan akhlak. Akidah merupakan keyakinan
yang tertanam dalam hati manusia terhadap Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk. Akhlak adalah
tingkah laku manusia yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan agama.
Agama Islam mengajarkan bahwa akidah dan akhlak merupakan 2 hal yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Akidah merupakan dasar dari akhlak.
Iman yang kuat akan melahirkan akhlak yang baik. Sebaliknya, akhlak yang baik
akan memperkuat akidah.
Dalam kehidupan sehari-hari, realisasi iman dapat dilihat dari perilaku dan
perbuatan manusia. Orang yang beriman akan senantiasa berusaha untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan
yang buruk.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan.
Iman tidak cukup hanya disimpan dalam hati, namun harus dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak yang baik. Dengan kata lain bahwa
untuk mempergunakan dan menjalankan bagian aqidah dan ibadah, perlu pula
berpegang kuat dan teguh dalam mewujudkan bagian lain yang disebut dengan
bagian akhlak. Sejarah risalah ketuhanan dalam seluruh prosesnya telah
membuktikan bahwa kebahagiaan di segenap lapangan kehidupan hanya
2
Para muslim tidak dibenarkan sedikit juga menyia-nyiakan akhlaknya, bahkan tak
boleh memudah-mudahkannya (Shiddieqy, tth).
Aqidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat
dijadikan tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang
dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah hanya merupakan layang-layang
bagi benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh karena itu Islam
memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan akhlak. Rasulullah SAW
menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan
dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna
imannya ialah mereka yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Muslim)
Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui
melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat
dikatakan ia mempunyai iman yang lemah. Dengan kata lain bahwa iman yang
kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk.Nabi Muhammad SAW telah
menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangai yang mulia dan
rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman.
Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang
kehilangan iman. Beliau bersabda:”Malu dan iman itu keduanya bergandengan,
jika hilang salah satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim) Kalau
diperhatikan hadits di atas, nyatalah bahwa rasa malu sangat berpautan dengan
iman hingga boleh dikatakan bahwa tiap orang yang beriman pastilah ia
mempunyai rasa malu; dan jika ia tidak mempunyai rasa malu, berarti tidak
beriman atau lemah imannya.
3
ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika diimbangi dengan
keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat dipisahkan,
seperti halnya antara jiwa dan raga.Hal ini dipertegas oleh Allah SWT dalam Al-
Quran, yang mengemukakan bahwa orang-orang yang beriman yang melakukan
berbagai amal shaleh akan memperoleh imbalan pahala disisi-Nya.
Hubungan antara aqidah dan akhlak ini tercermin dalam pernyataan Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang artinya: “Dari Abu
Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda, ‘orang mukmin yang sempurna
imannya ialah yang terbaik budi pekertinya’”.Dasar pendidikan akhlak bagi
seorang muslim adalah aqidah yang benar, karena akhlak tersarikan dari aqidah
dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar,
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika
aqidah
salah maka akhlaknya pun akan salah.Dengan akhlak yang baik seseorang akan
bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan benar,
dengan itu ia akan mampu mengimplementasikan tauhid ke dalam akhlak yang
mulia (akhlaqul karimah). Hubungan manusia dengan Allah SWT dan
kelakuannya terhadap Allah SWT ditentukan dengan mengikut nilai-nilai aqidah
yang ditetapkan. Karena barangsiapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar,
niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah.
Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku
yang telah ditetapkan-Nya.1
1
https://mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/jehss/article/download/23/pdf
4
2.2 Realisasi Iman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Iman dalam konteks kehidupan sosial memberi pengertian bahwa iman tidak
hanya mencakup aspek keyakinan beragama, yang meliputi keimanan kepada
Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulNya, Hari Kiamat,
dan Qadha’ dan Qadar. Iman juga memberi petunjuk dan tuntunan serta
menaruh perhatian besar terhadap realitas kehidupan manusia. Dengan kata
lain, iman yang benar-benar sebagai aspek keyakinan berkorelasi positif dan
memberi pengaruh kuat dan signifikan terhadap kualitas kehidupan sosial dan
kemanusiaan.
Iman yang berasal dari bahasa Arab ini memang mempunyai arti keyakinan,
dan tersirat adanya perbuatan. Iman yang diucapkan dengan lisan saja belum
menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, dalam realisasinya iman itu perlu
adanya perbuatan sesuai dengan yang kita yakini. Misalnya kita beriman
adanya Allah Swt, maka untuk membuktikannya kita harus mematuhi segala
yang diperintahkan oleh Allah Swt.
5
Dalam surat Al-Hujurat ayat 15 Allah Berfirman:
Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa iman yang diterima dan benar
adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang
diantaranya berupa jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah Swt. Jadi iman
yang benar adalah yang meliputi dua hal, yaitu pertama, keyakinan kuat yang
tidak dicampuri dengan keraguan; Kedua perbuatan yang membuktikan
keyakinan itu dan ia merupakan buahnya.
2
https://osf.io/t5yur/download/?format=pdf
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama Islam mengajarkan bahwa akidah dan akhlak merupakan dua hal yang
saling berkaitandan tidak dapat dipisahkan. Akidah merupakan dasar dari akhlak.
Iman yang kuat akan melahirkan akhlak yang baik. Sebaliknya, akhlak yang baik
akan memperkuat akidah.
Realisasi iman dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari perilaku dan
perbuatan manusia. Orang yang beriman akan senantiasa berusaha untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuata yang
buruk.
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA