Anda di halaman 1dari 11

“HUBUNGAN AKIDAH DENGAN AKHLAK DAN REALISASI

IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

Rara Pingkan Anindita (10100123019)

Sitti Nurhalisa (10100123017)

Dzakiyyah Salsabila (10100123035)

Noor Asikin (10100123001)

Dosen Pengampu : Dr. Arif Rahman, S,H,I,. M.H.I

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami buat dengan judul

“HUBUNGAN AKIDAH DENGAN AKHLAK DAN REALISASI IMAN DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI”. Dan tak lupa juga kami ucapkan kepada pihak yang

terkait dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan

kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon

saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk

kesempurnaan terutama ilmu kami. Semoga makalah yang kami buat ini dapat

bermanfaat bagi kita semua untuk kedepannya. Semoga Allah Subhanallahu wa

ta’ala membalas kebaikan kalian semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Aamiin.

Gowa, 9 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................

1.1 Latar belakang ......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................

1.3 Tujuan Pembahasan ..............................................................................................

BAB II Pembahasan .......................................................................................................

2.1 Hubungan Akidah dengan Akhlak........................................................................

2.2 Realisasi Imam Dalam Kehidupan Sehari- Hari....................................................

BAB III Penutup..............................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................................

3.2 Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, termasuk akidah dan akhlak. Akidah merupakan keyakinan
yang tertanam dalam hati manusia terhadap Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk. Akhlak adalah
tingkah laku manusia yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan agama.

Agama Islam mengajarkan bahwa akidah dan akhlak merupakan 2 hal yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Akidah merupakan dasar dari akhlak.
Iman yang kuat akan melahirkan akhlak yang baik. Sebaliknya, akhlak yang baik
akan memperkuat akidah.

Dalam kehidupan sehari-hari, realisasi iman dapat dilihat dari perilaku dan
perbuatan manusia. Orang yang beriman akan senantiasa berusaha untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan
yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang di dapatkan


adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan akidah dengan akhlak


2. Bagaimana realisasi iman dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui hubungan akidah dengan akhlak


2. Mengetahui realisasi iman dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Akidah Dengan Akhlak

Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran


diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak
yang luhur. Akhlak mendapatkan perhatian istimewa dalam aqidah Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi). Islam menggabungkan antara
agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini, agama

menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya


sebagai kewajiban (taklif) di atas pundaknya yang dapat mendatangkan pahala
atau siksa baginya. Atas dasar ini agama tidak mengutarakan akhlak semata tanpa
dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap akhlak sebagai
penyempurna ajaran-ajarannya karena agama tersusun dari keyakinan (aqidah)
dan perilaku.

Oleh karena itu akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan.
Iman tidak cukup hanya disimpan dalam hati, namun harus dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak yang baik. Dengan kata lain bahwa
untuk mempergunakan dan menjalankan bagian aqidah dan ibadah, perlu pula
berpegang kuat dan teguh dalam mewujudkan bagian lain yang disebut dengan
bagian akhlak. Sejarah risalah ketuhanan dalam seluruh prosesnya telah
membuktikan bahwa kebahagiaan di segenap lapangan kehidupan hanya

diperoleh dengan menempuh budi pekerti (berakhlak mulia).Hasbi Ash


Shiddieqy di dalam bukunya Al Islam mengatakan bahwa kepercayaan dan Budi
pekerti dalam pandangan Al-Quran hampir dihukum satu, dihukum setaraf,
sederajat. Lantaran demikianlah Tuhan mencurahkan kehormatan kepada akhlak
dan membesarkan kedudukannya. Bahkan Allah memerintahkan seorang muslim
memelihara akhlaknya dengan kata-kata perintah yang pasti, terang, dan jelas.

2
Para muslim tidak dibenarkan sedikit juga menyia-nyiakan akhlaknya, bahkan tak
boleh memudah-mudahkannya (Shiddieqy, tth).

Aqidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat
dijadikan tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang
dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah hanya merupakan layang-layang
bagi benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh karena itu Islam
memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan akhlak. Rasulullah SAW
menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan
dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna
imannya ialah mereka yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Muslim)

Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui
melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat
dikatakan ia mempunyai iman yang lemah. Dengan kata lain bahwa iman yang
kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk.Nabi Muhammad SAW telah
menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangai yang mulia dan
rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman.

Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang
kehilangan iman. Beliau bersabda:”Malu dan iman itu keduanya bergandengan,
jika hilang salah satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim) Kalau
diperhatikan hadits di atas, nyatalah bahwa rasa malu sangat berpautan dengan
iman hingga boleh dikatakan bahwa tiap orang yang beriman pastilah ia
mempunyai rasa malu; dan jika ia tidak mempunyai rasa malu, berarti tidak
beriman atau lemah imannya.

Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan


dasar pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari
seorang mukalaf, baik hubungannya dengan Allah, sesama manusia, maupun
lingkungan hidupnya. Berbagai amal perbuatan tersebut akan memiliki nilai

3
ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika diimbangi dengan
keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat dipisahkan,
seperti halnya antara jiwa dan raga.Hal ini dipertegas oleh Allah SWT dalam Al-
Quran, yang mengemukakan bahwa orang-orang yang beriman yang melakukan
berbagai amal shaleh akan memperoleh imbalan pahala disisi-Nya.

Dia akan dimasukkan ke dalam surga Firdaus. Penegasan ini dikemukakan


dalam firman Allah SWT. sebagai berikut:“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat
tinggal, Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya”
(QS. Al-Kahfi: 107-108).Ayat di atas memperlihatkan betapa pentingnya aqidah
dan akhlak, dengan keterpaduan keduanya seseorang akan memperoleh pahala
yang besar disisi Allah dengan jaminan surga Firdaus.

Hubungan antara aqidah dan akhlak ini tercermin dalam pernyataan Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang artinya: “Dari Abu
Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda, ‘orang mukmin yang sempurna
imannya ialah yang terbaik budi pekertinya’”.Dasar pendidikan akhlak bagi
seorang muslim adalah aqidah yang benar, karena akhlak tersarikan dari aqidah
dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar,
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika
aqidah

salah maka akhlaknya pun akan salah.Dengan akhlak yang baik seseorang akan
bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan benar,
dengan itu ia akan mampu mengimplementasikan tauhid ke dalam akhlak yang
mulia (akhlaqul karimah). Hubungan manusia dengan Allah SWT dan
kelakuannya terhadap Allah SWT ditentukan dengan mengikut nilai-nilai aqidah
yang ditetapkan. Karena barangsiapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar,
niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah.
Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku
yang telah ditetapkan-Nya.1

1
https://mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/jehss/article/download/23/pdf

4
2.2 Realisasi Iman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Iman dalam konteks kehidupan sosial memberi pengertian bahwa iman tidak
hanya mencakup aspek keyakinan beragama, yang meliputi keimanan kepada
Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulNya, Hari Kiamat,
dan Qadha’ dan Qadar. Iman juga memberi petunjuk dan tuntunan serta
menaruh perhatian besar terhadap realitas kehidupan manusia. Dengan kata
lain, iman yang benar-benar sebagai aspek keyakinan berkorelasi positif dan
memberi pengaruh kuat dan signifikan terhadap kualitas kehidupan sosial dan
kemanusiaan.

Berdasarkan riwayat hadits dari berbagai jalur periwayatan (sanad),


Rasulullah secara eksplisit menjelaskan keterkaitan antara iman dan kehidupan
sosial Maka disini penulis akan menyampaikan hadits-hadits yang berkaitan
dengan aspek sosial kemanusiaan. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana
operasional iman dalam aktivitas sosial sehari-hari sebagaimana terekam dalam
literature-literatur hadits. Tentu sangat banyak segi-segi sosial kemanusiaan
yang terekam dari kehidupan pribadi Rasulullah, yang menjadi model (uswah
dan qudwah) dan behavior (sunnah) bagi umatnya. Paling tidak kita dapat
mengambil

nilai-nilai esensial yang bersifat universal, sehingga memungkinkan untuk


dimanifestasikan dalam konteks kehidupan. Allah Swt., telah menjelaskan
kepada hamba-Nya mengenai hakikat keimanan yang menjadi syarat
diterimanya amal dan terwujudnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah Swt.
Selanjutnya dikatakan bahwa hakikat iman adalah:

a) Iman adalah Keyakinan dan Perbuatan

Iman yang berasal dari bahasa Arab ini memang mempunyai arti keyakinan,
dan tersirat adanya perbuatan. Iman yang diucapkan dengan lisan saja belum
menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, dalam realisasinya iman itu perlu
adanya perbuatan sesuai dengan yang kita yakini. Misalnya kita beriman
adanya Allah Swt, maka untuk membuktikannya kita harus mematuhi segala
yang diperintahkan oleh Allah Swt.

5
Dalam surat Al-Hujurat ayat 15 Allah Berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang


percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S Al-Hujurat:15).

Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa iman yang diterima dan benar
adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang
diantaranya berupa jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah Swt. Jadi iman
yang benar adalah yang meliputi dua hal, yaitu pertama, keyakinan kuat yang
tidak dicampuri dengan keraguan; Kedua perbuatan yang membuktikan
keyakinan itu dan ia merupakan buahnya.

Dari Anas r.a. berkata bahwa nabi saw bersabda:

“ Tidakah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai


saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (H.R Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan Nasa`i)

Hadis di atas menegaskan bahwa di antara ciri kesempurnaan iman


seseorang adalah bahwa ia mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya
sendiri. Kecintaan yang dimaksudkan disini termasuk di dalam rasa bahagia
jika melihat sesamanya muslim mendapatkan kebaikan yang ia senangi, dan
tidak senang jika sesamanya muslim mendapat kesulitan dan musibah yang ia
sendiri membencinya. Ketiadaan sifat seperti itu menurut hadis di atas
menunjukkan kurang atau lemahnya tingkat keimanan seseorang.2

2
https://osf.io/t5yur/download/?format=pdf

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Agama Islam mengajarkan bahwa akidah dan akhlak merupakan dua hal yang
saling berkaitandan tidak dapat dipisahkan. Akidah merupakan dasar dari akhlak.
Iman yang kuat akan melahirkan akhlak yang baik. Sebaliknya, akhlak yang baik
akan memperkuat akidah.

Realisasi iman dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari perilaku dan
perbuatan manusia. Orang yang beriman akan senantiasa berusaha untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuata yang
buruk.

3.2 Saran

Setiap muslim hendaknya senantiasa berusaha untuk meningkatkan keimanan


dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mempelajari dab memahami ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah SWT, dan
menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, iman dan akhlak seorang muslim akan
semakin baik dan ia akan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masayrakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai