DOSEN PENGAMPU :
Gariyanto.M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
1. Yosita (21130005)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Ibadah”.Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi Islam di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui bahwa komponen utama agama islam adalahakidah, syariah
dan akhlak . kategorisasi ini didasarkan pada penjelasan Nabiketika melakukan dialog dengan
malaikat Jibril berkenaan dengan pengertianiman, Islam dan Ihsan. Kata yang terakhir
kerapkali disejajarkan dengan termakhlak. Terminologi ihsan diambil dari kata ahsana,
yuhsinu, ihsanan yang berarti berbuat baik.Ketika kita merujuk pada kalamullah maka
banyak kita temukan perkataan ihsan yang berarti berbuat kebajikan atau kebaikan seperti
dalamsurat An-Nahl ayat 90, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Ayat kebajikan lain juga dapat kita lihat dalam surat Arrahman ayat 60,yang artinya:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”.
Tentunya kebaikan atau kebajikan inilah yang memiliki hubungan yangerat dengan
peristilahan akhlak. Perkataan akhlak sendiri memiliki persesuaian dengan kata “kholik” dan
“mahluk” atau pencipta dengan yang dicipta.Dari sinilah asal ilmu akhlak dirumuskan, yang
memungkinkanterjadinya hubungan baik antara khalik dengan mahkluk serta antara
makhlukdengan makhluk lainnya. Dalam bahasa yang lebih islami kita dapatmengatakan
bahwa akhlak adalah sikap kepribadian manusia terhadap Allah,manusia, diri sendiri dan
makhluk lainnya, sesuai dengan petunjuk dantuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ini berarti
akhlak merujuk pada seluruh tindak tanduk manusia dalam segala aspek baik yang bersifat
Ubudiyah dan muamalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa macam macam akhlak ?
2. Apa pengertian akhlak terhadap Allah dan Rasulullah
3. Apa pengertian akhlak individual dan sosial
4. Apa pengertian akhlak terhadap lingkungan
5. Apa akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui macam macam akhlak
2. Kita dapat mengetahui akhlak terhadap Allah dan Rasulullah
3. Kita dapat mengetahui akhlak individual dan sosial
4. Kita dapat mengetahui akhlak terhadap lingkungan
5. Kita dapat mengetahui akhlak terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN
A. MACAM MACAM AKHLAK
a.Akhlak kepada Allah
Akhlak yang baik kepada Allah adalah ridha terhadap hukum-Nya baik secara syar’i
maupun secara takdir. Ia menerima hal itu dengan lapang dada dan tidak mengeluh. Jika
Allah menakdirkan sesuatu kepada seorang muslim yang tidak disukai oleh muslim itu, dia
merasa ridha, menerima, dan bersabar. Ia berkata dengan lisan dan hatinya: Aku ridha Allah
sebagai Rabbku. Jika Allah menetapkan hukum syar’i, ia pun ridha dan menerima. Ia tunduk
kepada syariat Allah Azza Wa Jalla dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
Sebagimana sabda Rasulullah saw, yang artinya, ”Tidak beriman salah seorang diantara
kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya
dan manusia semuanya, (HR. Bukhari Muslim).
B. AKhlak INDIVIDUAL DAN SOSIAL
-Akhlak individual
Pengertian Akhlak Pada Diri Sendiri Menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab
اخالقbentuk jamak dari mufradnya khuluq خلقyang berarti “budi pekerti”. Sedangkan menurut
terminologi, kata “budi pekerti”, budi adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan
kesadaran yang didorong oleh pemikiran, ratio. Budi disebut juga karakter. Pekerti adalah apa
yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behaviour.Jadi,
budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan
tingkah laku manusia.Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap
dirinya sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada
Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai
dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Keyakinan
pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia bagi
dirinya untuk keselamatannya. Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang
harus ditunaikan untuk memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk
mementingkan dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia
mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Selain itu manusia juga
dikaruniai akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya.
Tiap-tiap unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya mempunyai kewajiban
yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-masing. Jadi, yang dimaksud dengan
akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani
sifatnya atau rohani . Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita , dan jangan pernah
memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan
jiwa.
- Akhlak sosial
Akhlak sosial Islam bermula dari kesalehan pribadi/individu. Dari kesalehan pribadi itulah
yang akan membentuk keluarga yang saleh. Dan, keluarga yang saleh merupakan salah satu
indikator bagi suatu tatanan masyarakat/sosial yang bermoral.
Kesalehan pribadi seorang Muslim berawal dari kebersihan jiwa yang terhindar dari berbagai
macam penyakit hati, seperti iri, hasut, dengki, dan benci. Dalam jiwa yang bersih, cinta tulus
ikhlas terhadap sesama manusia akan tumbuh dan terpancar jelas pada penampilan dan raut
wajah serta lisan yang senantiasa berkata baik/benar.
Rasulullah saw menjelaskan, ''Tersenyum di depan wajah saudaramu adalah sedekah.'' (HR
Tirmidzi). Pada hadis lain beliau mengatakan, ''Orang Muslim itu adalah orang yang
membuat orang lain terbebas dari gangguan lidah dan tangannya.'' (HR Muslim).Saat ini,
ketika bangsa kita sedang menghadapi berbagai macam permasalahan sosial, selaku Muslim
kita dituntut untuk senantiasa bersikap proaktif yang prinsipnya: 'Jangan cela kegelapan, tapi
nyalakanlah pelita'.Dengan kata lain, seorang Muslim senantiasa berpartisipasi langsung
dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang baik.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah
mengajarkan kita, "Tebarkanlah salam, berikanlah makan kepada orang yang kelaparan,
sambunglah hubungan silaturahmi dan shalatlah (Tahajjud) tatkala semua orang terlelap
tidur. Niscaya kamu akan masuk surga dengan aman dan sejahtera.'' (HR Tirmidzi).Jadi,
segala tindakan yang dilakukan oleh setiap individu Muslim seharusnyalah selalu dihiasi
dengan akhlak yang mulia. Sehingga, ia menjadi, ''Mukmin yang dapat meraih derajat takwa
karena keluhuran akhlaknya.''Jika akhlak sosial Islam telah dihayati oleh setiap individu
masyarakat dan teraplikasikan dalam derap langkah kehidupan, maka hal tersebut merupakan
salah satu indikasi terwujudnya tatanan masyarakat madani yang kita cita citakan bersama.
2. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan olehal quran
3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam yang
bersifat umum dan yang khusus
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَوَّا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍم َعلَ ٰى َأاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا
َهَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون
BAB lll
PENUTUP
KESIMPULAN
Ajaran Islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini banyak
Menentukan karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan kemasyarakat.Seseorang yang
berakhlak rendah, ia dibenci dan diasingkan dari masyaraakat. Sebaliknya, ia dihargai,
disegani, bahkan menjadi panutan dalam masyarakat.Keberadaan dan kehancuran suatu umat
ditentukan oleh akhlak itu sendiri.Selama masih berakhlak mulia, berarti umat manusia utuh
dan jika akhlakmulai lenyap itulah pertanda hancurnya umat.Akhlak kepada Allah
merupakan perwujudan dari keimanan kita yang kitatujukkan dengan ibadah kita. Akhlak
kepada sesama manusia berarti kitaharus berbuat baik kepada sesama manusia tanpa
memandang kepada siapaorang tersebut, sehingga kita mampu hidup dalam masyarakat yang
aman dantenteram. Akhlak kepada lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab danrasa
syukur kita kepada Allah dengan segala sesuatu yang Ia berikan, selainitu karena Allah telah
menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi inimaka kita harus menjaga, melestarikan dan
memanfaatkan segala yang ada dialam ini tanpa berlebih-lebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. 2007.Studi Akhlak dalam Perspektif Islam.
Jakarta :AMZAHAsmaran. 1999. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Lembaga Studi
Islam danKemasyarakatanMustofa, Ahmad. 1997 Akhlak Tasawuf . Bandung : Pustaka
SetiaSurin, Bachtiar. 1978.Terjemah dan Tafsir Al Quran 30 Juz . Bandung :
Fa.SumatraZaini, Syahminan. 1989. Isi Pokok Ajaran Islam. Jakarta : Kalam Mulia