Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IBADAH, AKHLAK DAN MUAMALAH UNTUK MENCIPTAKAN PRIBADI


BERKUALITAS, KELUARGA SAKINAH, DAN MASYARAKAT UTAMA.

DISUSUN OLEH :

Muhammad Naufal Irfani (2002010199)

Mata kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah

Kelas G

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Saya berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun,

27 Desember 2021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………

BAB I…………………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………...

BAB II……………………………………………………………………………………………

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………

A. Pengertian Ibadah, Akhlak dan Muamalah……………………………………………...


B. Pribadi yang berkualitas…………………………………………………………………
C. Pengertian keluarga sakinah…………………………………………………………….
D. Karakteristik keluarga sakinah………………………………………………………….
E. Peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi, keluarga, dan masyarakat
utama……………………………………………………………………………………

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap
terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif
lainnya.Menurut Fazlur Rahman secara eksplisit dasar ajaran Alquran adalah moral yang
memancarkan titik beratnya pada monoteisme dan keadilan social, dapat dilihat misalnya
pada ajaran tentang ibadah yang penuh dengan muatan peningkatan keimanan, ketaqwaan
yang diwujudkan dalam akhlak yang mulia.

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar nilai
manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling utama
adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang
yang tidak kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena tidak ada orang yang lebih
bodoh dari pada orang yang tidak mengenal penciptanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ibadah, Muamalah dan akhlak?
2. Bagaimana menciptakan pribadi berkualitas?
3. Pengertian keluarga sakinah?
4. Apa karakteristik keluarga sakinah?
5.Apa peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi, keluarga, dan
masyarakat utama ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Ibadah, Muamalah dan akhlak
2. Untuk mengetahui pribadi berkualitas
3. Untuk mengerti pengertian keluarga sakinah
4. Untuk mengetahui karakteristik keluarga sakinah
5. Untuk Mengetahui peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi, keluarga,
dan masyarakat utama

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah, Akhlak dan Muamalah


• Pengertian Ibadah
Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah
memiliki makna yang luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik
maupun budaya. Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena
pusatnya ajaran agama terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya. Allah
SWT dengan jelas dalam surah Annisa : 36 menyatakan :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”.

• Pengertian Akhlak
Secara bahasa Kata akhlak secara bahasa berasal dari bahasa Arab “Al Khulk”
yang diartikan sebagai perangai, tabiat, budi pekerti, dan sifat seseorang. Jadi akhlak
seseorang diartikan sebagai budi pekerti yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan
sifat-sifat yang ada pada dirinya.
Secara istilah kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan
sebagai sifat atau perangai seseorang yang telah melekat dan biasanya akan tercermin
dari perilaku orang tersebut. Seseorang yang memiliki sifat baik biasanya akan memiliki
perangai atau akhlak yang baik juga dan sebaliknya seseorang yang memiliki perangai
yang tidak baik cenderung memiliki akhlak yang tercela.
Kata akhlak disebutkan dalam firman Allah pada ayat berikut ini “Sesungguhnya
Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang
tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat “.(QS Shad : 46)

• Pengertian Muamalah
Muamalah" berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti perlakuan
atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua pelaku, yang
satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif, sehingga kedua pelaku
tersebut saling menderita dari satu terhadap yang lainnya.
Secara terminologi, Mu’amalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
pengertian mu’amalah dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pengertian mu’amalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan dunia dalam pergaulan sosial.
Pengertian mu’amalah dalam arti sempit yaitu semua akad yang memperbolehkan
manusia saling menukar manfaatnya dengan cara-cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan Allah dan manusia wajib mentaatiNya.

B. Pribadi Berkualitas
Keberadaan akhlak mulia bagi setiap pribadi berkualitas, adalah buah dari
keimanan yang kental. Dan ini merupakan kekayaan yang tinggi nilainya dalam
kehidupan manusia. Untuk itu, sejak awal kita harus berusaha memburu keilmuan tentang
itu sebagai bekal dalam membangun kehidupan berumah tangga.
Dalam hal ini, kita telah sepakat bahwa kemuliaan akhlak bangsa ini akan tumbuh dengan
baik, bila individu-individu dalam keluarga itu telah memiliki akhlak mulia. Dan
Rasulullah Saw adalah contoh utama pembentuk akhlak dalam kehidupan setiap muslim.
Dalam sebuah hadits, Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya aku diutuskan untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).
Harapan demikian, insya Allah akan terwujud, manakala setiap diri kita meniatkan secara
sungguh-sungguh lagi ikhlas mengharap ridha-Nya. Sehingga dari sini akan terbentuk
sebuah tatanan yang terjalin dengan nilai-nilai akhlakul karimah. Dan melalui nilai-nilai
ini dan disiplin yang diamalkan oleh anggota masyarakat, maka akan lahirlah sebuah
masyarakat yang aman, damai, harmonis dan diselimuti ruhiah Islam. Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan -
keikhlasan- kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
1. Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota
masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan
dunia-akherat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan,
perdamaian serta kesejahteraan. Nabi Saw bersabda, "Bahagialah dengan limpahan
kebaikan bagi orang-orang yang bila dihadiri (berada dalam kumpulan) tidak dikenal,
tetapi apabila tidak hadir tidak pula kehilangan. Mereka itulah pelita hidayah. Tersisih
daripada mereka segala fitnah dan angkara orang yang zalim." (HR. Imam al-Baihaqi).
2. Kedua, amanah. Yaitu sifat mulia yang mesti diamalkan oleh setiap orang. Dalam
suatu sumber menyebutkan, amanah adalah asas ketahanan ummat, kestabilan negara,
kekuasaan, kehormatan dan roh kepada keadilan. Singkatnya, amanah berarti sesuatu
yang dipercayakan sehingga kita harus menjaga amanah tersebut. Dalam hal ini, Allah
berfirman dalam Alquran, yang artinya: "….maka tunaikanlah oleh orang yang
diamanahkan itu akan amanahnya dan bertakwalah kepada Allah Tuhannya;…." (QS. Al
Baqarah: 283).
3. Ketiga, adil. Bersifat adil, berarti menempatkan/ meletakan sesuatu pada tempatnya.
Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama
menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan,
atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda, "Tiga perkara yang
menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai,
berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang;
dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan
kagum seseorang dengan dirinya sendiri." (HR. Abu Syeikh).

4. Keempat, bersyukur. Bersyukur pada tataran menjadi pribadi unggul berlaku pada
dua keadaan. (1) Sebagai tanda kerendahan hati terhadap segala nikmat yang diberikan
oleh Sang Pencipta adalah sama, baik sedikit atau banyak. (2) Bersyukur sesama makhluk
sebagai ketetapan daripada Allah, supaya kebajikan senantiasa dibalas dengan kebajikan.
Allah berfirman, "…. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan sekiranya kamu mengingkari -kufur- (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).
5. Kelima, tekun. Ketekunan ini tidak lain adalah usaha dengan rajin, keras hati dan
bersungguh-sungguh. Islam sendiri, jauh-jauh hari telah menggalakan umatnya untuk
tekun apabila melakukan sesuatu pekerjaan. Sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan
berjaya. Nabi Saw dalam sabdanya menyebutkan, "Sesungguhnya Allah SWT menyukai
apabila seseorang bekerja, dia melakukan dengan tekun." (HR. Abu Daud).Perilaku
ketekunan seseorang ini, maka akan meningkatkan produktivitasnya, melahirkan suasana
kerja yang aman, dan memberi kesan yang baik kepada masyarakat sekitarnya.
6. Keenam, disiplin. Yaitu ketaatan pada aturan dan tata tertib. Untuk itu, berdisiplin
dalam menjalankan suatu kerja akan dapat menghasilkan mutu kerja yang cemerlang.
Sehingga perilaku disiplin ini, akan mengantarkan hasrat negara untuk menjadi maju dan
unggul dapat dicapai lebih cepat lagi, bila dibandingkan dengan perilaku tidak
disiplin.Lebih dari itu, dengan berdisiplin diri, seseorng itu akan dapat menguatkan
pegangannya terhadap ajaran agama dan menghasilkan mutu kerja yang cemerlang serta
prestatif unggul
7. Ketujuh, sabar. Yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah; tidak lekas
patah hati; tidak lepas putus asa; dsb) -tenang--. Di dalam menghadapi cobaan hidup,
ternyata kesabaran ini sangat penting untuk membentuk individu/ pribadi unggul. Hal ini
seperti dikehendaki Allah SWT dalam QS. Ali Imran: 200, "Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-
perkara kebajikan) dan kuatkanlah kesabaranmu (lebih dari kesabaran musuh di medan
perjuangan) dan tetaplah bersiap siaga (dengan kekuatan pertahanan di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (berjaya)."Akhirnya,
dengan dimilikinya sifat-sifat unggul tersebut, maka seseorang akan sangat beruntung
karena ia mampu mengemudi hidupnya dengan "kesempurnaan". Dan kondisi demikian,
membuat seseorang dapat berperan dengan baik kepada dirinya dan alam sekitarnya.
8. kedelapan, jujur. yaitu sifat yang apabila berkata ia selalu berkata jujur, benar dan apa
adanya atau sesuai dengan realita(apa yang telah dilakukan).Jujur adalah ketika kita
mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataannya. Jujur juga bisa berarti sikap kita
menyikapi suatu keadaan. Atau bisa juga jujur di katakan apa yang kita pikirkan dan kita
rasakan di dalam hati sesuai apa yang kita ucapkan di mulut.“Hendaklah kamu semua
bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke
sorga. Seorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai
orang yang jujur (shidiq).Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa
kepada kejahatan,dan kejahan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan
mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong (kadzdzab). (H.R.
Bukhari)

C. Pengertian Keluarga sakinah


Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS : Ar-Ruum:21)
Dalam ayat diatas, Allah menyampaikan bahwa manusia diciptakan berpasangan antara
istri dan suaminya untuk mendapatkan keternangan, keterntraman, dan kasih sayang. Hal
tersebut merupakan tanda kuasa Allah dan nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa
mengambil pelajarannya.
Keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah istilah sekaligus doa yang sering
kali dipanjatkan dan diharapkan oleh para muslim yang telah menikah dan membina
keluarga. Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah tentunya bukan hanya sekedar
semboyan belaka dalam ajaran islam. Hal ini menjadi tujuan dari pernikahan sekaligus
nikmat yang Allah berikan bagi mereka yang mampu membina keluarganya.

D. Karakteristik keluarga Sakinah


Berikut merupakan ciri-ciri atau karakterstik yang bisa menggambarkan seperti
apakah keluarga tersebut.
1. Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama lain.
2. Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau mengarah pada
perceraian.
3. Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota keluarga, baik
peran dari suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu juga megelola amanah
suami, serta anak anak yang menjadi amanah dari Allah untuk diberikan pendidikan yang
baik .
4. Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan hanya
kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata.
5. Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar pasangan.
6. Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan saling
menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain.
7. Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan apalagi
pengkhianatan sesama pasangan.
8. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mulai dari
rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama lain.
9. Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama
membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT

E. Peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi, keluarga, dan masyarakat utama
• Peran Akhlak
a. Akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia
Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika
berhubungan dengan Allh SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan
alam lingkungan.
b. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan
Manusi diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapatan
atau pikiran yang semata didasarkan atas akal manusia, kadang menyesatkan manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh akhlak agar manusia terbebas
atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
c. Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan
Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang krieria
perbautan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang
baik dan perbuatan yang buruk.
d. Ilmuan akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai
berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang.
Seseorang yan memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu
pengetahuan yang ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup
manusia.
e. Terhindar dari perbuatan buruk
Demikian juga dengan mengetahui akhlak yan buruk serta bahayabahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggann untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan
yang dapat membahayakan dirinya.
f. Dapat membedakan mana yang baik dan buruk
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan
makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik maupun buruk, soal halal dan
haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah
elemen syahwat (nafsu)nya yang telah dapat megalahkan elemen akal pikiran
mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya diatas malaikat.
g. Akhlak kehidupan masyarakat menjadi makmur
Suatu masyarakat yang penduduknya berakhlak mereka akan berbat sebaik-baiknya
untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan bekerja dan berusaha untuk sebesar-besar
kemakmuran masyarakat secara nyata. Orang yang berakhlak belum merasa senang dan
gembira jika masyarakat belum mencapai kemakmuran, sebagaimana telah digambarkan
dalam QS. Ibrahim ayat 24.
h. Akhlak menjadikan tindaka kejahatan tidak akan terjadi didalam masyarakat
Tidak pernah kita jumpai dalam sejarah manapun hingga sekarang bahwa orang-orang
yang berbuat jahat itu memiliki akhlak. Karena tiap ada satu pun ajaran akhlak yang
mentolerir perbuatan jahat sekecil apapun. Jika sampai ada ajaran akhlak yang
megajarkan kita berbuat jahat maka ang demikian itu adalah ajaran sesat dan
menyesatkan yang harus diberantas sampai tuntas. Ajaran islam telah secara lengkap dan
sempurna mengajarkan akhlak kepada kaum muslim. Maka setiap muslim yang taat
kepada allah pasti ia memiliki akhlak yang luhur. Maka ironis sekali jika yang mayoritas
muslim tetapi moralnya rusak dan hancur. Itu artinya agama islam belum menjiwai
masyarakat kita atau masyarakat kita belum menjadi muslim yang taat.
• Hikmah Akhlak
a. Memajukan rohani
Dengan mempelajari ilmu akhlak, rohani manusia menjadi terdidik dan secara otomatis
menjadi kuat dalam menangkis sekian banyak godaan yang dapat menurunkan kwalitas
rohani manusia.
b. Menuntut kepada kebaikan
Ilmu akhlak juga mempelajari dan mendorong manusia supaa memiliki kebiasaan dan
tingkah laku yang baik, sehingga dapat menjalani hidup dengan bermanfaat dan
memproduksi kebaikan yang mendatangkan manfaat bagi sesama manusia.
c. Memberi kesempurnaan iman
Keindahan akhlak merupakan manivestasi dari pada kesempurnaan iman, seseorang tidak
dikatakan sungguh-sungguh beriman apabila akhlak jelek.
d. Memperoleh keutamaan di akhirat
Orang orang yang berakhlak, yang berusaha mengaplikasikan dalam kehidupannya, maka
ia akan hidup dengan penuh keberkahan, damai, tenang dan di ridhai oleh Alla, dan akan
selamat hidup diakhirat.
e. Merupakan kebutuhan primer dalam keluarga
Apabila setiap keluarga sudah dapat mengaplikasikan akhlak mulia dan selalu berada
pada ajaran Allah, maka tidak diragukan lagi akan berdiri tegak dan jaya.
f. Menajadi asas kerukunan antar tetangga
Dalam kehidupan bertetangga, akhlak islam memang sangat menentukan. Seseorang
yang bergaul dengan tetangga yang baik, maka ia tidak akan menyakiti hati tetangganya.
Ia akan selalu berusaha untuk saling menghormati, menghargai, membantu dan berlaku
sopan. Karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita setelah keluarga
dan kita juga harus mengetahui batas-batas apa yang tidak boleh dilanggar dalam
bertetangga, dan kita dapat menghormati hak-hah tetangga.
g. Mempunyai perasaan dalam pembinaan remaja
Ilmu akhlak dapat menuntun kaum muda untuk selalu berbuat baik, berfikir positif, dan
mennggunakan waktu sebaik-baiknya. Ilmu akhlak juga dapat mempengaruhi tingkah
laku pemuda agar tidak berjerumus pada perbuatan jahat dan keji, sehingga keharmonisan
hiidup dapat terjaga dan masyarakat tidak akan terepotkan oleh ulah pemuda pemudanya.
h. Berperan dalam pergaulan umum
Ilmu akhlak juga berperan dalam menjaga keharmonisan antar manusia. Ia dapat
menciptakan pergaulan hidup yang damai, baik, dan serasi bila setiap anggota masyarakat
dapat menerapkan akhlak terpuji kepada anggota masyarakat lainnya.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah
memiliki makna yang luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik
maupun budaya. Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena
pusatnya ajaran agama terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya.
Secara istilah kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan sebagai sifat
atau perangai seseorang yang telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku
orang tersebut. Seseorang yang memiliki sifat baik biasanya akan memiliki perangai atau
akhlak yang baik juga dan sebaliknya seseorang yang memiliki perangai yang tidak baik
cenderung memiliki akhlak yang tercela.
Muamalah" berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti perlakuan atau
tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua pelaku, yang
satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif, sehingga kedua pelaku
tersebut saling menderita dari satu terhadap yang lainnya.
Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam yang lain:
akhlaq, ibadah dan Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang benar,
akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat. Selain sebagai pondasi,
hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain bisa juga bersifat
resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan
bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.

Anda mungkin juga menyukai