KEBERHASILAN
NAMA : RISKY MAULANA NPM : 2021.02.01.00059
NAMA : ABD.KODIR JAILANI NPM : 2021.02.01.00062
A. HARAPAN DAN KEBERHASILAN
6h4Menurut arti katanya, "harapan" artinya
keinginan supaya sesuatu itu menjadi
kenyataan atau tercapai. Kata "keinginan"
menunjuk pada citacita manusia yang
realistis agar sesuatu itu menjadi kenyataan.
Dalam kata keinginan itu terselip doa untuk
sesuatu yang masih akan datang agar
terkabul, atau tercapai, atau menjadi
kenyataan. Kata "sesuatu" menunjuk pada
kebutuhan hidup yang terdiri dari kebutuhan
ekonomi, kebutuhan biologis, dan kebutuhan
rohani. Agar keinginan itu tercapai atau
menjadi kenyataan, perlu ada usaha yang a. Keinginan, yaitu cita-cita man
diukur dengan kemampuan yang
meyakinkan. Usaha itu sudah dirintis atau
dijalankan, tetapi belum tentu berhasil karena b. Kebutuhan hidup, yaitu segal
masih ada kekuasaan yang menentukan, hidup.
yaitu Tuhan Yang Mahakuasa.
Dalam konsep harapan dapat diinventarisasi
beberapa unsur, yaitu:
1. KONSEP HARAPAN
Menurut arti katanya, "harapan" artinya keinginan supaya sesuatu itu menjadi
kenyataan atau tercapai. Kata "keinginan" menunjuk pada citacita manusia yang
realistis agar sesuatu itu menjadi kenyataan. Dalam kata keinginan itu terselip doa
untuk sesuatu yang masih akan datang agar terkabul, atau tercapai, atau menjadi
kenyataan. Kata "sesuatu" menunjuk pada kebutuhan hidup yang terdiri dari kebutuhan
ekonomi, kebutuhan biologis, dan kebutuhan rohani. Agar keinginan itu tercapai atau
menjadi kenyataan, perlu ada usaha yang diukur dengan kemampuan yang
meyakinkan. Usaha itu sudah dirintis atau dijalankan, tetapi belum tentu berhasil
karena masih ada kekuasaan yang menentukan, yaitu Tuhan Yang Mahakuasa.
Dalam konsep harapan dapat diinventarisasi beberapa unsur, yaitu:
"Harapan adalah keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi kenyataan
karena usaha yang dilandasi kemampuan yang meyakinkan."
"Harapan adalah cita-cita manusia yang realistis agar segala keperluannya untuk dapat
bertahan hidup, mungkin terkabul atau tercapai atau terpenuhi atas karunia Tuhan, karena
kegiatan mewujudkan kebutuhan hidup itu sudah dirintis atau dijalankan, yang dilandasi
kesanggupan fisik dan intelektual, dengan penuh percaya diri karena didukung oleh usaha
dan kemampuan
2. KEINGINAN DAN KEBUTUHAN
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia harus hidup bermasyarakat. Hidup bermasyarakat adalah
wadah alamiah hubungan antara sesama manusia agar kebutuhan hidup yang diinginkannya dapat
terpenuhi dengan sempurna. Namun, kesempurnaan itu hanya merupakan harapan, yang akan
terwujud dalam kenyataan apabila ditindaklanjuti dengan usaha konkret. Walaupun demikian, usaha
konkret tidak akan berlangsung mulus dan meyakinkan apabila tidak didukung oleh kemampuan.
Kemampuan merupakan kata kunci keberhasilan usaha manusia dalam mewujudkan keinginannya
itu dan umumnya ketidakmampuan pula yang menjadi hambatannya.
Keinginan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis secara berurutan, yaitu angan-angan, cita-cita,
dan harapan. Berikut ini disajikan uraian setiap jenis keinginan, sehingga dapat dipahami dengan
jelas makna dan perbedaannya satu sama lain.
a. Angan-angan
Angan-angan adalah suatu keinginan yang tidak mungkin tercapai karena tidak didukung oleh
usaha dan kemampuan. Angan-angan merupakan lamunan kosong hiasan pikiran, namun
bukan berarti tidak bermanfaat sama sekali. Manfaatnya ada juga walaupun tidak realistis dan
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi setidak-tidaknya menjadi ajang latihan berpikir kreatif.
Orang dewasa yang berangan-angan mungkin menimbulkan kepuasan batin baginya, tetapi
mungkin juga menimbulkan dampak negatif menjadi orang malas bekerja. Pikirannya
melambung tinggi. Cukup dengan tidur-tiduran, dia sudah sampai ke mana saja dan menikmati
apa saja buah lamunannya, tetapi hanya semacam mimpi di siang bolong, tidak ada suatu
wujud hasil apa pun, kecuali semacam "pepesan kosong". Angan-angan tersebut dilukiskan
dengan ungkapan sastra: "Bagai katak hendak menjadi lembu" atau "Bagai pungguk
merindukan bulan". Berikut ini disajikan petikan cerita rakyat menggambarkan orang yang
berangan-angan:
b. Cita-cita
Cita-cita adalah suatu keinginan yang masih dalam pikiran, mungkin tercapai dengan usaha,
karena didukung oleh kemampuan. Dalam hal ini, cita-cita masih dalam pikiran, belum terwujud
dalam usaha, kemampuan yang mendukung sudah ada. Apabila angan-angan itu merupakan
ketidakmungkinan, cita-cita itu merupakan kemungkinan karena syarat kemampuan dipenuhi.
Cita-cita adalah keinginan realistis berdasarkan pertimbangan akal sehat berbasis kemampuan
intelektual, syaratnya bergantung pada realisasi usaha. Walaupun masih dalam pikiran, cita-
cita orang dewasa merupakan keinginan yang terarah, lebih bermanfaat karena dapat dijadikan
acuan penyusunan program kerja. Akan tetapi, cita-cita anak kecil lebih dekat pada angan-
angan karena anak kecil belum memiliki kemampuan intelektual.
c. Harapan
Harapan adalah suatu keinginan yang mungkin tercapai dengan usaha yang sudah dimulai (sudah
dirintis) karena didukung oleh kemampuan Keinginan di sini sudah lebih realistis dari cita-cita.
Apabila cita-cita masih dalam pikiran, harapan sudah diwujudkan/sudah dimulai dalam usaha yang
dirintis. Usaha yang dirintis itu didukung oleh kemampuan, sehingga kemungkinan berhasil lebih
realistis dan lebih mendekati kenyataan. Pada harapan, keinginan menjadi kenyataan hampir dapat
dipastikan, tinggal finishing touch pada kekuasaan Tuhan. Jika Tuhan menghendaki, keinginan
menjadi kenyataan alias berhasil. Sebaliknya, jika Tuhan belum menghendaki, walaupun usaha
didukung oleh kemampuan, belum membuahkan hasil karena kemampuan masih terbatas. Manusia
hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
B. PERCAYA DIRI MENGATASI KESULITAN
1.Percaya Diri
Untuk mewujudkan harapan menjadi kenyataan, mungkin manusia banyak mengalami kesulitan
atau hambatan. Kesulitan atau hambatan itu antara lain kurang pengalaman, kurang pendidikan
dan pelatihan, kurang komunikasi dengan pihak lain, kurang banyak memperoleh informasi, dan
tidak takwa kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Untuk mencapai keberhasilan, maka semua
kesulitan atau hambatan tersebut harus diatasi dengan cara meningkatkan kemampuan, yang
berarti memupuk sikap percaya diri, membangkitkan gairah dan kreativitas serta semangat kerja.
Cara meningkatkan kemampuan itu, antara lain adalah:
a. Berusaha keras meningkatkan pendidikan dan pelatihan, tidak hanya formal, tetapi juga
nonformal, baik dengan belajar sendiri ataupun dengan magang pada orang lain yang sudah
berhasil.
c. Banyak berkomunikasi, bekerja sama, dan ikut serta dengan manusia yang sudah berhasil
dalam usaha untuk memperoleh masukan yang dapat dijadikan acuan atau contoh, sehingga
membangkitkan kreativitas dan semangat usaha yang memberi harapC. an
d. Banyak memperoleh informasi tentang keberhasilan. Hal ini mendorong untuk berusaha keras
dan membangkitkan gairah kerja yang memberi harapan, misalnya informasi kiat-kiat keberhasilan
pengusaha tertentu atau kehidupan keluarga yang sukses
e. Banyak mengamati gejala kehidupan manusia dalam segi kebutuhan, segi
pasar, segi usaha, atau segi keberhasilan, yang dapat menumbuhkan
kreativitas usaha dan harapan, sehingga dapat dijadikan acuan untuk
menentukan jenis usaha apa yang patut dijalankan dan memberi harapan.
a. menyejahterakan individu dan masyarakat luas; berdasarkan fakta, bukan hanya angka statistik.
b. menciptakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dengan alam lingkungan; serta
c. Apabila tidak memenuhi kriteria ini, keberhasilan itu disebut keberhasilan semu.
3. Dampak Keberhasilan
Keberhasilan usaha atau pembangunan dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif adalah manfaat atau hikmah yang dapat dipetik dari keberhasilan tersebut.
Dampak positif dapat berupa:
Kebalikan dari keberhasilan adalah kegagalan. Faktor pendukung pada keberhasilan tidak
dipenuhi pada kegagalan. Kegagalan adalah usaha yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan.
Ada 2 (dua) jenis kegagalan, yaitu kegagalan total dan kegagalan semu. Kegagalan total adalah
usaha yang tidak mencapai tujuan atau tidak memperoleh hasil sama sekali. Contohnya tidak
lulus ujian, yang menjadi tujuan adalah lulus ujian. Dalam hal ini hanya terdapat 2 (dua)
kemungkinan yang bersifat absolut, yaitu lulus dikatakan berhasil dan tidak lulus dikatakan gagal.
Tidak ada setengah lulus ataupun hampir lulus.
a. frustrasi atau putus asa karena tidak sanggup menghadapi kenyataan hidup;
b. merasa rendah diri, malu, ataupun terasing karena kurang kemampuan;
c. memperlemah iman kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. yang paling tragis adalah murtad atau bunuh diri.
Terima kasih