Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FILSAFAT KETUHANAN

Dosen Mata Kuliah

Cecep Sutardi, S. Sos. I

Disusun Oleh

Ayu Rahayu
Derry Yulfiana
Enggar Satriani Pratiwi
Jesyca
Muhammad Krisnadi Wibowo
Nabilla Putri Wibowo
Oki Farhillah
Salma Dhea

UNIVERSITAS MH. THAMRIN

FAKULTAS KESEHATAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan sang mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut. Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa
agama memiliki peranan signifikan bagi kehidupan manusia, disebabkan agama terdapat
seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal
moral. Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk.

Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih sepesifik adalah budi pekerti. Akhlak merupakan
perilaku dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu
akhlakn kajian sistematis tentang baik dan buruk, bisa juga dikatakan bahwa etika merupakan
ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan etika dan ilmu akhlak (etika islam) bahwa pertama
hanya berdasar pada akal, sedangkan disebut terakhir berdasarkan pada wahyu, akal hanya
membantu terutama pada perumusan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud agama ?

2. Bagaimana hubungan agama dengan moral?

3. Bagaimana hubungan moral, akhlak dan etika ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuannya adalah :

1. Untuk memahami agama dari teori dan keyakinan yang dianut, tidak hanya mengikuti dan
menganut agama sebagai keturunan.

2. Untuk mengetahui bahwa agama memiliki norma-norma yang berkaitan dengan moral
sebagai perilau sehari-hari

3. Untuk memperbaiki akhlak yang bertolak belakang dengan etika dan moral, karena dari
ketiganya saling berkaitan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama

Agama sudah menjadi bahasa Indonesia, secara etimologi berasal dari bahasa Sanksekerta terdiri
dari kata a artinya tidak, gama artinya kacau, agama berarti tidak kacau. Sebagian lain
mengatakan a adalah cara, gama adalah jalan, agama berarti cara jalan, maksudnya cara berjalan
untuk menempuh keridhaan Tuhan.

Dalam bahasa inggris agama disebut religion, berasal dari bahasa latin leregele artinnya
mengumpulkan, membaca. Relegion mengandung pengertian kumpulan cara-cara peribadatan
yang terdapat dalam kitab suci yang harus dibaca.

Dalam bahasa arab agama adalah din yang secara etimologis memiliki arti balasan atau pahala,
ketentuan, kekuasaan, pengaturan, perhitungan, taat, patuh dan kebiasaan. Agama memang
membawa peraturan, hukum yang harus dipatuhi, menguasai dan menuntut untuk patuh kepada
Tuhan dengan menjalankan ajarannya, membawa kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan
menjadi hutang yang akan membawa balasan baik kepada yang taat memberi balasan buruk
kepada yang tidak taat.

Secara terminologis, Hasby as-siddiqi mendefinisikan agama sebagai dustur (undang-undang)


ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia didunia
untuk mencapai kerajaan dunia dan kesejahteraan akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan yang
diberikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan, sistem penyembahan dan sistem
kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.

Menurut endang saefudin anshari (1990) Agama meliputi sistem kredo kepercayaan atas adanya
sesuatu yang mutlak diluar manusia, sistem ritus tatacara peribadatan manusia kepada yang
mutlak dan sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama
manusia dan hubungan dengan alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan tersebut.

B. Hubungan Agama Dan Moral

Berbicara tentang moral asosiasinya akan tertuju pada penentuan baik dan buruk sesuatu.
Dengan rasio atau tradisi dapat juga dengan lainnya seseorang dapat menentukan baik atau
buruk.

Aliran rasionalisme berpendapat bahwa rasiolah yang menjadi sumber moral bukanlah yang lain.
Yang menentukan baik dan buruknya sesuatu adalah akal dan pikiran manusia semata.
Aliran hedonisme berpendapat bahwa sumber kebaikan dan keburukan adalah kebahagiaan.
Sesuatu dikatakan baik jika mendatangkan kebahagiaan dan sebaliknya sesuatu dikatakan buruk
jika mendartangkan keburukan. Kebahagiian yang dimaksud adalaj kebahagiaan individu aliran
ini disebut egoistik hednisme, aliran ini antara lain digagas oleh Epicurus (341-270).

Adalagi aliran hedoisme universal yang berpandangan bahwa kebaikan dan keburukan diukur
oleh kebahagiaan. Aliran ini digagas oleh John Stuart Mill (1806-1873). Ia mengatakan ebaikan
tertinggi (summmun bonum), adalah utility is happiness for the greates number of sentimen
being (kebahagiaan untuk jumlah kebanyakan manusia yang sebesar-besarnya).

Aliran tradisionalisme berpendapat bahwa sumber kebaikan atau keburukan adalah tradisi atau
adat istiadat. Karena peradaban Barat mengalami trauma historis berkenaan dengan agama, maka
peradaban Barat berusaha menyingkirkan agama dalam kehidupan mereka. Agama tidakhanya
sekedar ritual peribadatan semata-mata, diluar itu agama tidak berperan apa-apa. Sumber utama
moral adalah akal dengan variasi yang berbeda satu sama lain, karena akal manusia terbatas dan
relatif manusia moderen kehilangan pegangan mutalk. Dalam kondisi demikian, ia mengalami
risis moral yang dalam bentuknya ekstrim berakhir dengan bunuh diri. Dalam hubungannya
dengan ini Muhammad Qhutb menulis, janganlah mudah kita ditipu oleh gagasan yang canggih
dan tidak tahu persoalan sebenarnya, sebab sepanjang moral telah diputuskan ikatannya dengan
akidah terhadap Allah, maka tidak akan kokoh (kuat) berpijak dimuka bumi ini serta memiliki
tempat bergantung terhadap akibat-akibat yang mengiringinya.

Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting usaha dalam mengahpus krisis moral
tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan agama
sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah
satunya adalah pedoman moral. Melalui kitab suci dan para rosul, Allah telah mejelaskan
prinsip-prinsip moral yang harus dijadian pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam
sumber moral itu adalah Al-Quran dan Hadist.

Mukti Ali mantan mentri agam pernah menyatakan, ‘agama menurut kami antar lain memberi
petunjuk bagaimana moral itu harus dijalankan, agamalah yang memberikan hukum-hukum
moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi semua tindakan moral, sanksi agamalah
yang membantu dan mempertahankan cita-cita etik.’

Hamka menyatakan bahwa ‘agama ibarat tali kekang, yaitu talikekang dari penguburan pikiran
(yang liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu (yang angkara murka), tali kekang
daripada ucapan dan perilaku (yang keji).

Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada
beebrapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu :

1. Agama itu mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah dan tawakal, ulet serta percaya
pada diri sendiri.
2. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi, berani berjuang menegakan
kebenaran dan keadilan dengan kesiapan mengabdi dan berkorban, serta sadar, enggan dan takut
untuk melakukan pelanggaran yang menuju dosa dan noda.

3. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan
terpuji, penyantun, toleransi dan manusiawi.

Karena itu, menempatankan agama pada posisi semula bisa menjadi penawar kebingungan
manusia moderen. Moral yang bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan
universal. Nilai-nilai moral dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa
memandang tanpa memandang latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural.

C. Hubungan Moral, Akhlak dan Etika

Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada fungsinya.
Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar seseorang mengetahui mana perbuatan yang
baik dan mana perbuatan yang buru. Dengan itu manusia diharapkan senantiasa melakukan
perbuatan-perbuatn yang baik, agar tercipta masyarakat yang warganya berperilaku baik dan
sopan.

Jika dilihat dari sisi sumber, etika bersumber pada rasio sedangan akhlak bersumber pada Al-
Quran dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh Al-
Quran dan Hadist. Sementara moral umumnya berdasarkan pada ketentuan atau kebiyasaan
umum yang berlaku dimasyarakat.

Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral
itu berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak berbicara soal baik dan buruk, benar dan
salah, layak dan tidak layak, sementara itu etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan
baik atau buruk. Etika menyelidiki, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang yang baik
dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial
tertentu, moral itu hasil dari penelitian etika.

Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Akhlak dalam islam bersifat
tetap dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa yang dikatakan baik oleh Al-
Quran dan apa yang dikatakan buruk oleh Hadist maka smapai kapanpun akan seperti itu.

Meskipun akhlak bersumber pada Al-Quran dan Hadist sedangkan moral dan etika bersumber
pada akal atau budaya sertempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang
sangat erat.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan sang mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut.

Moral yang bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan universal. Nilai-nilai moral
dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa memandang tanpa memandang
latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural.

Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada fungsi, sisi
sumber dan pada sifatnya.
DAFTAR PUSTAKA

AH. Hasanuddin. (Tanpa Tuhan). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas.

Ahmad Amin. (1983). Al-akhlak, Etika (Ilmu Akhlak). alih bahasa KH. Farid Maruf. Jakarta:
Bulan Bintang.

Abu A’lla al-Maududi. (1971). Moralitas Islam. Jakarta: Publicita.

Endang Saefudin Anshari. (1980). Kuliah Al-islam. Bandung: Pustaka salman ITB.

. (1980). Agama dan Kebudayaan. Surabaya: Bina Ilmu.

Fazlur Rahman. (1979). Islam. Chicago: The University of Chicago Press.

. (1980). Major Themes of The Qur’an. Chicago: Bibliotheca Islamic.

. (1984). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition.


Chicago: The University of Chicago Press.

Hamzah Yaqub. (1983). Etika Islam. Bandung: Diponegoro.

Imam Al-Ghazali. (1971). Ihya Ulmuddin. Juz VIII. Medan: Pustaka Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai