Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum diserahkan untuk keperluan
nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for academic credit elsewhere, and
acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing this item
a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait lainnya dalam Universitas;
dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the University; and/or,
b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme (untuk disimpan sebagai
arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang)
Communicate a copy of this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy of the final
examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).
c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan Pelanggaran Akademik
Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic Misconduct.
i
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
OLEH:
Chara Mashita
03051170080
ii
KATA PENGANTAR
Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan berkat-Nya kami dapat
menyelesaikan Puji syukur kami panjatkan makalah yang berjudul PERILAKU DAN SIKAP
ANTI KORUPSI.
Seperti kita ketahui bersama bahwa korupsi yang terjadi di negara ini harus diberantas jika
tidak, maka akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan yang seharusnya sejahtera dengan
memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Di dunia internasional, bangsa Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat dunia, citra buruk akibat korupsi menimbulkan kerugian. Kesan buruk
ini menyebabkan rasa rendah diri saat berhadapan dengan orang lain dan kehilangan
kepercayaan pihak lain. Ketidakpercayaan pelaku bisnis dunia pada birokrasi mengakibatkan
investor luar negeri berpihak ke negara-negara tetangga yang dianggap memiliki iklim lebih
baik. Kondisi seperti ini akhirnya merugikan perekonomian dengan segala aspeknya di negara
ini.Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi dengan berbagai
cara. KPK sebagai lembaga independen yang secara khusus menangani tindak korupsi,
menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak korupsi. Namun di sisi lain, upaya
penindakan membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Belum lagi jika dihitung dari dampak
yang ditimbulkan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Seperti yang kita ketahui
upaya memberantas korupsi yang paling murah dan efektif adalah dengan tindakan
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
4
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini. Bentuk-bentuk dan
Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi tumbuh suburnya berbagai
Kasus korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat,
meluas dimana–mana, dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa yang canggih
dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi dari hari kehari kian
marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai media. Bahkan
Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit
membedakan nama perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun
sudah ada komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi antikorupsi
lainnya, faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai negara terkorup di
adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui sekolah, karena
sekolah adalah proses pembudayaan. Sedikit sekali upaya untuk pencegahan korupsi,
b. Bagaimana perilaku dan sikap anti korupsi yang harus ditanamkan dalam setiap
pribadi masyarakat?
b. Untuk mengetahui perilaku dan sifat anti korupsi yang harus ditanamkan dalam
a. Manfaat teoritis
Sebagai salah satu bahan kajian dalam penelitian ilmu Hukum dan sebagai bahan
referensi dan informasi bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian dengan
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak berwenang dan
masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Andi Hamzah busuk, buruk., bejat, tidak jujur; dari kesucian, kata-kata
atau ucapan yang menghina atau memfitnah1. Korupsi merupakan gejala masyarakat
yang dapat dijumpai dimana-mana. Sejarah pembuktian bahwa hampir tiap negara
dihadapkan pada masalah korupsi. Tidak berlebihan jika pengertian korupsi selalu
Abdillah dan Anwar Syarifudin dalam kamus Bahasa Indonesia korupsi adalah
sebagainya. Jadi secara etimologis, kata korupsi berarti kemerosotan dari keadaan
1
Andi Hamzah, Korupsi Dalam Pengelotaan Proyek Pembtngunan, C.V.Akademika pressindo, Jakarta,hal 3
2
Pius Abdillah dan Anwar Syarifiddin, Kam us .Saku Bahasa Indonesia, SurabayaArlokaOffset
7
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan pemberantasan korupsi di Indonesia serta dilengkapi dengan data-data lain yang
berasal dari hasil kajian atau pendapat pakar dalam berbagai literatur yang ada baik
berupa buku, makalah seminar, surat khabar, internet dan bahan-bahan kepustakaan
lainnya.
b. Penelitian empiris untuk memperoleh data primer6. Pengumpulan data primer ini
dilakukan dengan melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung
korupsi di Indonesia.
8
IV
PEMBAHASAN
bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah
(Belanda).
sosial yang bersiftat kompleks, sehingga sulit untuk didefinisikan secara tepat ruang
kewenangan yang menyebabkan kerugian negara dan oleh karena itu dianggap sebagai
berbentuk:
1. suap menyuap
3. perbuatan pemerasan
4. perbuatan curang
9
keluaraga, perekanan, dan teman atau kelompoknya. Korupsi merupakan prilaku
a. Betrayal of Trust
Tindakanbetrayal of trust ini bisa dilakukan siapa saja tidak harus pejabat negara.
Contoh: seorang pelajar yuang dipercaya berangkat sekolah tapi malah ngebolos
b. Abuse of Power
Dalam tingkatan ini orang yang diberikan weweanag / kekuasaan berlaku tidak amanah
Contoh : Seorang kepala HRD dengan sengaja meloloskan saudaranya pada seleksi
c. Material Benefit
benefit. Hampir semua tindkan korupsi bermuara pada pencarian keuntungan materi.
harga sebenarnya.
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
10
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi,
ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan
Pengertian korupsi secara umum adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. Korupsi juga bisa
diartikan sebagai sebuah tindakan penyelewengan atau penggelapan uang baik itu uang
negara atau uang lainnya yang dilakukan untuk keuntungan pribadi, orang atau pihak-pihak
tertentu.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari struktrur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna
yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang
kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki
oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang
pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang
si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa
11
juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari
pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada
pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas
bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar
keuangan pribadi dengan masyarakat. Menurut Prof. Subekti, korupsi adalah suatu tindak
perdana untuk memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian
negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri
kepentingannya. Sementara itu, Syed Hussen Alatas memberi batasan bahwa korupsi
merupakan suatu transaksi yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kerugian uang, waktu,
dan tenaga dari pihak lain. Korupsi dapat berupa penyuapan ( bribery ), pemerasan (extortion)
dan nepotisme. Disitu ada istilah penyuapan, yaitu suatu tindakan melanggar hukum, melalui
tindakan tersebut si penyuap berharap mendapat perlakuan khusus dari pihak yang disuap.
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk tujuan pribadi.
Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi
menyangkut pula korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan
kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun
asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya yang
resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak korupsi
Antikorupsi merupakan sikap tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap
tindakan korupsi. Antikorupsi merupakan sikap yang dapat mencegah (upaya meningkatkan
kesadaran individu untuk tidak melakukan tindak korupsi) dan menghilangkan peluang bagi
12
berkembangnya korupsi. Pendidikan antikorupsi merupakan usaha sadar untuk memberi
pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan
tidak berhenti pada pengenalan nilai-nilai antikorupsi saja, akan tetapi, berlanjut pada
pemahaman nilai, penghayatan nilai dan pengalaman nilai antikorupsi menjadi kebiasaan
sehari-hari. Sikap dan perilaku anti korupsi sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah perilaku
berkarya, hal tersebut dilakukan supaya mahasiswa memahami tindakan anti korupsi dan cara
penanganan ketika adanya perbuatan korupsi di sebuah instansi. Tidak hanya di Perguruan
Tinggi saja, Pendidikan Anti Korupsi juga harus ditanamkan sejak usia dini, hal tersebut
sejalan dengan program Kemdikbud yang memutuskan untuk ikut berperan dalam mencegah
korupsi melalui jalur pendidikan. Cara yang dipilih oleh Kemdikbud adalah dengan
memasukkan perilaku dan sikap pendidikan antikorupsi ke dalam mata pelajaran di sekolah-
sekolah. Hal tersebut dilakukan dengan harapan akan menjadi senjata paling ampuh untuk
Ditanamkannya pendidikan antikorupsi sejak dini kepada siswa di sekolah juga bertujuan
agar peserta didik memiliki jiwa antikorupsi. Jiwa antikorupsi inilah yang akan menjadi
benteng bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan korupsi jika mereka sudah dewasa
kelak. Oleh sebab itulah program yang dicanangkan oleh Kemdikbud bekerjasama dengan
Pada dasarnya rencana penerapan pendidikan antikorupsi di sekolah sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
13
Inti dari pendidikan antikorupsi sebagaimana tujuan dari pendidikan nasional adalah
menanamkan karakter kepada generasi muda agar mau berlaku jujur dalam hidupnya.
Terdapat 9 nilai integritas yang berusaha ditanamkan sebagai perilaku dan sikap pada
generasi muda bangsa agar mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan korupsi, yaitu
KEJUJURAN
berkata benar sesuai yang dilihat, didengar dan dirasakan. manfaat bagi pribadi yaitu jiwa
tenang, bahagia percaya diri. selamat dari fitnah dan bernilai ibadah. sementara manfaat
KESEDERHANAAN
bersahaja tidak berlenih-lebihan, ikhlas dan selalu bersyukur. Manfaat pribadi adalah jiwa
tenang, berpikir positif dan bernilai ibadah. Manfaat sosialnya yaitu harmonis, saling
menghargai
KEGIGIHAN
melakukan upaya sungguh-sungguh hingga tercapai apa yang ditargetkan berdasarkan norma
dan nilai. Manfaat bagi pribadi adalah mendapatkan kepuasan batin, mendapatkan apa yang
dicita-citakan, menghargai waktu dan mutu. Manfaat sosial yaitu dipercaya, dihargai,
KEBERANIAN
memiliki karakter kuat, kemantapan hati, tidak takut untuk mengatakan yang benar, menolak ajakan
yang tidak baik dan semangat juang yang tinggi. Manfaat bagi pribadi adalah percaya diri, optimis,
berpeluang meraih kesuksesan dengan cara yang terhormat, dan bernilai ibadah. Sedangkan
14
manfaat sosial yaitu menjadi teladan, disegani, dihormati, menjadi sumber inspirasi dan membuat
menerima segala konskuensi akibat perkataan dan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
nilai moral, atau aturan. Manfaat bagi pribadi berhati-hati dalam melakukan tindakan dan
KEDISIPLINAN
konsisten, tertib, menepati janjikomitmen dan taat aturan. Manfaat bagi pribadi adalah jiwa
tenang, damai, bahagia, percaya diri dan terhindar dari kecemasan maupun kkekhawatiran.
Manfaat sosial yaitu kehidupan teratur, harmonis, saling menghormati dan saling
menghargai.
KEADILAN
menempatkan sesuatu pada tempatnya, konsisten, selaras, seimbang dan berpegang teguh
pada kebenaran. Manfaat pribadi adalah jiwa tenang, tentram, dihormati, disegani dan
KEPEDULIAN
memiliki sifat kasih sayang, empati dan keperpihakan kepada orang lain dan lingkungan.
manfaat pribadi adalah kepuasan batin, dihargai, disayangii, dihormat dan disegani bahkan
15
juga bernilai ibadah. Sedangkan fanfaat secara sosial yaitu kerukunan, saling menyanyangi,
KERJASAMA
memiliki karakter yang kuat, tidak menggantungkan keputusan pada orang lain. Manfaat
pribadi adalah percaya diri, optimis dan bernilai ibadah. Sedangkan manfaat sosial yaitu
dihomati, dipercaya, tercipta lingkungan kerja yang saling mendukung satu sama lainnya.
Setelah memahami perilaku dan sikap anti korupsi yang penting untuk mencegah faktor
internal terjadinya korupsi, berikut akan dibahas prinsip-prinsip Anti-korupsi yang meliputi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de
facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu)
maupun pada level lembaga. Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis,
masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor. Akuntabilitas publik secara
tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan
perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
(answerability) kepada sejumlah otoritas eksterna. Selain itu akuntabilitas publik dalam arti
yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan menjawab kepada seseorang terkait
dengan kinerja yang diharapkan. Seseorang yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang
16
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah
mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi
atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.
2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsip transparansi ini
penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua
proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh public. Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi
seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal
awal yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi. Proses
penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan proses pembahasan tentang
17
Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan peraturan yang berkaitan
dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme pengelolaan proyek mulai dari
teknis. Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan berkaitan
dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan
oleh masyarakat sendiri. Proses lainnya yang penting adalah proses evaluasi.
3. Kewajaran/ fairness
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau kewajaran ini
dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini
terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi,
4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan mengenai prinsip
ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan anti korupsi.
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
dapat merugikan Negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik
kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan
terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan.
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait
18
dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan
integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang
anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
5. Kontrol kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan upaya
agar kebijakan yang di buat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol kebijakan berupa
partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan
dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa oposisi yaitu mengontrol dengan
menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Sedangkan kontrol
kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak
sesuai. Setelah memahami prinsip yang terakhir ini, mahasiswa kemudian diarahkan agar
kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi maupun reformasi pada kebijakan-
kebijakan kehidupan mahasiswa dimana peran mahasiswa adalah sebagai individu dan juga
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
kepercayaan yang ada pada setiap orang. Korupsi bukan hanya milik pemerintah, tapi
juga sektor swasta bahkan lembaga pendidikan. Korupsi tidak hanya berlangsung
pada level struktural, tapi juga kultural. Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya
penyebab korupsi tersebut. Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-
nilai anti korupsi tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut
keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu
diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi
tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya factor eksternal, selain memiliki nilai-nilai
anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti
prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas RI
2011.
https://wartailmu.blogspot.com/2017/12/kpk-9-nilai-anti-korupsi.html
21